Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Literasi

Bila dilihat secara sederhana, literasi adalah kemampuan untuk membaca serta menulis.
Membaca bisa diartikan sebagai sebuah proses menerjemahkan lambang bahasa sampai
diproses menjadi sebuah pengertian.

Dengan perkembangannya, pemaknaan terhadap kemampuan literasi menjadi semakin luas.


Bahkan, di negara kita kemampuan ini jauh lebih populer bila dibandingkan dengan
kemahirwacanaan, keberaksaraan dan lainnya.

Sehingga, bukan hanya kata, tetapi menjadi gerakan untuk pegiat pendidikan, baik di sektor
formal atau sektor informal. Sayangnya, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Progress in
International Reading Literacy Study, prestasi membaca siswa kelas 4 di Indonesia berada di
posisi 41 dari 45 negara yang menjadi peserta.

Selain itu, pada tahun 2012 lalu, UNESCO menunjukkan data statistik yang menyebut bila
indeks minat baca yang berada di Indonesia berada di angka 0,001 sehingga dalam 1000 orang,
hanya ada 1 orang saja yang mempunyai minat tersebut.

Sebenarnya, mengapa pemaknaan dari kata ini semakin lama menjadi semakin berkembang?
Bahkan, hingga kemampuannya juga difokuskan menjadi parameter penilaian pada peserta didik
dan guru.

Hal ini disebabkan karena munculnya kesadaran mengenai kemajuan serta masa depan
bangsa. Mengingat, kebiasaan baik ini menjadi faktor yang mendukung sebuah bangsa dengan
masyarakat yang maju dan unggul.

Kemudian, masyarakat serta pemerintah Indonesia semakin lama menjadi semakin sadar jika
kemajuan serta keunggulan individu masyarakat serta bangsa ditentukan dengan adanya tradisi
serta budaya yang baik.
Terakhir, terdapat faktor pendukung yang berasal dari komunitas dan peduli serta memiliki
semangat agar bisa menyebarluaskan kegiatan, budaya dan tradisi membaca di lingkungan
masyarakat serta lingkungan.

Tujuan Literasi
Sebagai sebuah hal baik, tentu saja kegiatan ini memiliki tujuan, antara lain:

1. Dengan melakukannya, tingkat pemahaman seseorang untuk mengambil kesimpulan


serta informasi yang diterima akan menjadi semakin baik
2. Dapat membantu orang berpikir dengan lebih kritis, tidak cepat bereaksi (impulsif)
3. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan membaca
4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan nilai budi pekerti seseorang

Jenis-jenis Literasi
Selain memiliki tujuan, kebiasaan baik ini juga memiliki jenisnya tersendiri, antara lain:

 Literasi Media

Literasi yang pertama adalah media. Media merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami sejumlah bentuk media. Tidak hanya memahami bentuk media, kemampuan ini juga
bisa membuat seseorang menyerap informasi yang disampaikan media, sehingga bisa memilih
mana yang baik serta buruk.

 Literasi Dasar

Untuk literasi dasar, merupakan kemampuan dasar dalam membaca, mendengarkan, menulis
dan berhitung. Tujuannya ialah mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
membaca, berhitung, menulis serta berkomunikasi dengan sesama.

 Literasi Teknologi

Literasi ini merupakan kemampuan untuk mengetahui dan memahami berbagai hal yang erat
kaitannya dengan teknologi seperti hardware dan software. Bukan hanya itu, dapat memahami
serta menggunakan internet yang baik dan benar sekaligus etika dalam menggunakan
teknologi.

 Literasi Perpustakaan

Literasi ini merupakan kemampuan untuk memahami serta membedakan karya tulis yang
memiliki bentuk fiksi dan non fiksi. Selain itu, juga memahami cara menggunakan katalog serta
indeks, dan kemampuan memahami informasi saat membuat sebuah karya tulis maupun karya
ilmiah.

 Literasi Visual

Terakhir adalah literasi visual. Visual merupakan pemahaman yang lebih dalam untuk
menangkap dan mengimplementasi sebuah makna dari informasi yang memiliki bentuk gambar
atau visual. Literasi ini ada karena muncul pemikiran bila sebuah gambar bisa dibaca dan
memiliki makna, artinya dapat dikomunikasikan dari proses membaca.

Pentingnya Literasi untuk Generasi Muda


Bagi generasi Z, tentu saja kebiasaan baik ini memiliki peran penting, antara lain:

 Membentuk Generasi yang Kreatif

Dengan adanya kebiasaan baik ini, dapat membentuk generasi yang cerdas, kreatif, inspiratif,
dan inovatif. Bahkan dapat memberi kemampuan pada SDM yang bisa membangun prestasi
bangsa.

Generasi Z diharapkan mempunyai inovasi dan kreativitas yang tinggi, sehingga dapat
membangun kehidupan bangsa serta negara lebih maju.

 Membentuk Manusia Berkarakter

Dengan adanya kebiasaan baik ini, dapat membentuk generasi yang berbudaya dan
berkarakter. Kebiasaan ini menjadi awal penciptaan generasi yang berbudaya. Bahkan, dengan
mengkaji pentingnya kebiasaan ini, minat ini harus diterapkan ketika generasi muda berada
di pendidikan dasar.

Harapannya, agar generasi ini semakin “melek” pada kebiasaan baik ini serta mewujudkan
sumber daya manusia yang bertoleransi, jujur, religious serta bisa diaplikasikan dalam
kehidupan masyarakat.
 Selektif, Bijak dan Bertanggung Jawab

Kebiasaan baik ini juga membuat generasi jauh lebih selektif, bijak serta bertanggung jawab
menggunakan sejumlah teknologi. Bila semakin banyak generasi yang mengerti budaya dan
peradaban, semakin banyak pula yang memanfaatkan teknologi secara bijak, bertanggung
jawab dan selektif.

Kebiasaan baik ini menjadi sebuah benteng untuk masyarakat sehingga lebih kritis dengan
berbagai persoalan serta bisa memilah isi serta informasi yang berada di dalam media. Bahkan,
bisa menentukan informasi mana saja yang diperlukan dari media.

Kebiasaan baik ini begitu diperlukan di tengah kejenuhan informasi, serta tingginya berbagai
masalah yang mengepung kehidupan masyarakat pada era digital.

Manfaat Literasi Bagi Generasi Muda


Setelah mengetahui peran pentingnya, berikutnya adalah manfaat. Kebiasaan baik ini tentu saja
memiliki manfaat tersendiri, seperti:

 Menambah Wawasan Pengetahuan

Dengan melakukan kebiasaan baik ini, generasi muda akan memperoleh wawasan pengetahuan
dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber bacaan. Di berbagai literatur tidak sedikit
informasi yang diperoleh sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan.

 Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Bukan hanya itu, membaca juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir serta analisis
seseorang. Bahkan, seseorang dapat berpikir lebih baik.

 Meningkatkan Kemampuan Interpersonal

Kemampuan interpersonal seseorang juga akan semakin meningkat menjadi lebih baik ke
depannya. Dengan mengetahui peran penting di lingkungan sosial, kita bisa menjadi individu
yang jauh lebih bijak serta efektif menggunakan media sosial.
Cara Menumbuhkan Minat
Agar bisa menumbuhkan minat melakukan kebiasaan baik ini, kita harus memulai dari diri
sendiri, agar menyadari pentingnya memperbanyak bacaan. Bukan hanya bagi siswa serta
pelajar. kamu dapat menetapkan tujuan untuk membaca, agar memiliki minat baca lebih baik.

Selain itu, tanamkan di dalam diri mengenai pentingnya kebiasaan membaca. Dengan
menanamkan keyakinan tersebut, seseorang bukan hanya sekadar membaca agar bisa
memenuhi kewajiban, tetapi akan menjadi aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan.

Akhirnya, semakin lama kebiasaan akan menjadi semakin meningkat. Tentu saja dampak
baiknya bisa membuat kualitas SDM semakin meningkat. Seseorang yang menyukai aktivitas
membaca akan memperoleh sejumlah kosakata dan ilmu pengetahuan baru.

Menumbuhkan kebiasaan literasi tentu menjadi hal yang tidak mudah. Tetapi, pasti akan menjadi
lebih baik dan mudah bila hal tersebut dimulai dari kita sendiri terlebih dahulu.
Menuju Indonesia Emas pada tahun 2045, maka Indonesia perlu meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) agar tujuan tersebut dapat terwujud. Berdasarkan situs Kementerian
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENKO
PMK) ada tiga aspek yang perlu dipenuhi guna meningkatkan SDM, yaitu literasi dasar,
karakter, dan kompetensi. Namun, literasi ini masih menjadi persoalan yang sulit dipenuhi di
Indonesia.

Lalu apakah yang dimaksud dengan literasi? Mengapa hal menjadi persoalan yang penting
bila tak dapat dipenuhi?

Literasi sendiri merupakan istilah yang cukup sering kita dengar dan familiar bagi banyak
orang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa literasi
merupakan sebuah konsep yang memilki makna kompleks, dinamis, lalu ditafsirkan dan
didefinisikan dengan beragam cara dan sudut pandang. Selain itu, literasi dapat juga diartikan
sebagai kemampuan seseorang (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) untuk
berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Literasi sulit untuk dipenuhi di Indonesia dikarenakan berdasarkan hasil survei duta baca
Perpustakaan Nasional Indonesia menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia
sangatlah rendah. Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara terkait minat baca. Hal
ini sesuai dengan survei yang dilakukan Program for Internasional Student
Assessment (PISA) yang menunjukkan Indonesia berada dalam urutan 10 terbawah negara
yang memiliki tingkat literasi.
Lalu dampak apakah yang akan terjadi jika hal ini berlanjut?

Dampak Negatif dari kurangnya minat literasi yang dinyatakan dalam buku generasi emas
karya Ahmad Rifa’I, yaitu: (1) Banyak generasi muda yang menjadi generasi pemalas, (2)
Kurangnya pengetahuan yang dimiliki, sehingga tidak mampu bersaing dengan daerah lain
bahkan negara luar, (3) Sulit mendapatkan pekerjaan karena minimnya pengetahuan, (4)
Generasi muda yang malas membaca akan sulit dalam bersosial karena wawasan yang
kurang, (5) Generasi muda akan sulit mengembangkan potensi dalam diri karena sempitnya
pengetahuan, (6) Banyak generasi muda yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar dan
cenderung egois karena sibuk dengan gawainya.

Dilansir dari penerbitbukudeeppublish.com ada beberapa tips untuk meningkatkan minat


membaca mahasiswa, yaitu: 1) Mahasiswa harus bisa melawan kemalasan untuk membaca,
(2) Biasakan membaca, dengan rutin membaca Kamu akan terbiasa membaca dalam keadaan
apapun, 3) Berkumpul dengan sesama yang hobi membaca jika kemalasan untuk membaca
datang lagi, mulailah bertanya bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut, (4) Berdiskusi
dan bergabung di Komunitas, (5) Memiliki list buku populer atau rekomendasi.
Kurangnya literasi pada saat ini sangat berdampak untuk masa depan negara ini. Terlebih
lagi, dampak ini sangat dirasakan pada generasi sekarang. Adapun dampak dari kurangnya
literasi yaitu, rendahnya pengetahuan analisis, problem solving dan critical thinking yang
menjadi pondasi utama untuk kecerdasan intelektual. Tidak hanya itu dampak yang terjadi
bila kurangnya literasi, banyak dampak lain yang bisa membuat negara Indonesia ini
tertinggal jauh dibanding negara lain.

Dampak kurangnya literasi di kalangan masyarakat sekarang dapat dilihat dari banyaknya
hoaks yang tersebar di media sosial yang memicu perpecahan antara pihak satu dengan pihak
yang lain, hal ini juga dapat menghasilkan kriminalitas dari kebodohan yang diakibatkan oleh
hoaks yang tersebar di kalangan masyarakat. Lalu, dampak yang sangat fatal dari kurangnya
literasi adalah buta huruf, tidak sedikit masyarakat Indonesia yang buta huruf.

Literasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan literasi pikiran kita akan terbuka
untuk menemukan solusi dari hal-hal yang terjadi di sekitar kita sekaligus menambah
wawasan dan pengetahuan. Dengan literasi kita tidak gampang ditipu oleh hoaks, sehingga
kita lebih selektif dalam menerima informasi. Literasi ataupun membaca buku dapat
bermanfaat bagi kesehatan, yaitu memperlambat proses penyakit alzheimer dan
meningkatkan daya ingat.

Tidak hanya itu, literasi mempunyai peran penting bagi pertumbuhan anak, bahkan pada saat
sebelum memasuki sekolah dasar hal yang pertama diajarkan adalah membaca huruf, yang
merupakan dasar-dasar literasi. Dengan literasi, anak bisa tumbuh dengan kecerdasan
intelektual yang sudah dilatih dari masa pertumbuhannya. Maka dari itu, mari kita sama-sama
tingkatkan literasi, karena dengan literasi satu langkah lebih baik menuju hal positif yang
akan berdampak bagi diri sendiri dan negara ini.

Anda mungkin juga menyukai