Anda di halaman 1dari 7

Penanaman Budaya Literasi Sejak Usia Dini

Sebagai Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia


(Oleh: Meilani Wahyu Pangestika)

Kata “literasi” mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Literasi


menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesanggupan membaca dan menulis.
Berdasarkan pengertian tersebut budaya literasi memiliki pengertian yaitu kebiasaan
membaca dan menulis untuk mebangun proses berfikir yang pada akhirnya apa yang
dilakukan dalam sebuah proses kegiatan taersebut akan menciptakan karya. Secara
singkat budaya literasi juga dapat diartikan sebagi budaya atau kebiasaan membaca.
Banyak membaca tentu akan meningkatkan sumber daya manusia suatu
negara sehingga negara tersebut akan memiliki penduduk yang cerdas dan
berwawasan luas. Namun, apabila minat membaca penduduk pada suatu negara
rendah, tentu yang terjadi akan sebaliknya. Sumber daya manusia yang dimiliki
negara tersebut tentunya berkualitas rendah dan kalah saing apabila dibandingkan
dengan sumber daya manusia dari negara lain yang memiliki penduduk dengan minat
baca tinggi.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat minat baca
yang dimiliki oleh penduduknya masih sangat rendah. Saat ini tingkat budaya literasi
di Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh UNESCO bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai
0,001 yang artinya pada setiap 1000 orang, hanya ada satu orang yang memiliki minat
baca. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Progress in International Reading
Literacy Study (PIRLS) tahun 2006 membuktikan bahwa Indonesia berada
diperingkat 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel.
Budaya literasi merupakan Budaya literasi perlu dikembangan sejak anak usia
dini, dimana kebiasaan membaca dan menulis sejak dini tentu saja akan membawa
dampak positif dalam perkembangan anak. Membaca merupakan salah satu dari
empat keterampilan berbahasa. Keterampilan membaca dibutuhkan oleh setiap orang
karena keterampilan membaca sendiri merupakan suatu hal yang mendasar yang
dibutuhkan manusia untuk dapat memperoleh pengetahuan. Kegiatan membaca
dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk mengolah dan memperoleh informasi
dari teks bacaan yang dibaca.
Tentunya sangat miris, bahwa bangsa Indonesia yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak nomor empat dunia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa
minat membaca yang dimiliki oleh penduduknya masih sangat rendah. Hal tersebut
tentu saja sangat memprihantinkan mengingat penerbitan buku, koran, dan majalah
masih terus mengalami peningkatan yang signifikan beberapa tahun belakangan ini
walaupun jumlahnya belum sebanyak buku-buku yang diterbitkan di luar negeri
pertahunnya. Rendahnya minat baca pada masyarakat tentu saja akan berdampakpula
pada sumber daya manusia yang dihasilkan.
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat berdasarkan tinggi atau rendahnya
budaya literasi pada negara tersebut. Tingkat budaya literasi yang tinggi
mencerminkan suatu negara dengan penduduk yang berwawasan luas dan memiliki
kualitas sumber daya manusia yang baik. Sebagai contoh bangsa China memiliki
tingkat budaya literasi yang tinggi dan perpustakaan yang memadai sehingga ilmu
pengetahuan berkembang pesat di negara tersebut. Selain itu, Jepang juga merupakan
salah satu negara yang membuktikan pesatnya kemajuan teknologinya. Kemajuan
teknologi di Jepang tidak lepas dari budaya literasi berbasis budaya yang memang
terus berkembang di negara Sakura tersebut.
Negara Singapura sebagai negara yang dekat dengan Indonesia yang umurnya
masih relatif muda dibandingkan Indonesia, mampu menyaingi dan membuktikan
kemajuan di segala bidang ilmu pengetahuannya dan teknologinya dibandingkan
dengan negara-negara sekitarnya. Kemajuan Singapura dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi tentunya tidak terlepas dari pembangunan dan penyediaan
sarana dan fasilitas perpustakaan. Penyediaan fasilitas perpustakaan yang baik
tentunya berpengaruh pada budaya literasi sebuah negara.
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca penduduk di
Indonesia antara lain:
1. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor utama dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Lingkungan dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seorang individu tentunya
adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga memiliki peran yang
sangat penting dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Kebanyakan
orangtua tidak menyadari pentingnya membangun kebiasaan membaca
sejak anak usia dini.
b. Lingkungan Masyarakat
Dalam melakukan aktivitas sehari-sehari tentnya kita lebih cenderung
melakukannya dalam lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat
yang dimaksud dapat berupa lingkungan teman, sahabat, sekolah, dunia
kerja, dan lain sebagainya. Lingkungan masyarakat tersebut tentunya juga
memiliki peranan yang penting dalam membentuk kebiasaan seseorang.
Apabila orang-orang disekitar kita memiliki minat baca yang rendah, kita
cenderung akan memiliki minat baca yang rendah juga.
2. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini sudah
semakin canggih. Namun, perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan
adanya pengawasan, pengendalian, dan penggunaan yang baik. Saat ini,
tersedia banyak media hiburan yang hampir setiap orang dapat memilikinya
seperti TV, komputer, handphone, VCD, tape recorder, dan lain-lain yang
dapat memanjakan penggunanya. Namun, tanpa sadar kemanjaan yang kita
dapatkan dari berbagai fasilitas canggih tersebut sangat menyita waktu.
Sehingga kita sering melupakan kegiatan membaca.
3. Kurangnya dorongan dan motivasi kepada siswa untuk lebih giat membaca
Kebanyakan dari proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah ada dengan
menggunakan model penjelesan, siswa kurang diarahkan untuk mencari
materi atau membaca buku referensi lain sehingga siswa cenderung pasif dan
tidak ada keinginan untuk berusaha membaca untuk belajar. Selain itu, di
sekolah motivasi dan teladan dibawa oleh sosok guru. Akan tetapi, faktanya
saat terdapat waktu senggang seperti sitirahat guru lebih banyak
menghabiskan waktu untuk mengobrol atau melakukan hal-hal lain yang
bukan membaca.
4. Kurangnya kesadaran
Kesadaran dari setiap individu tentunya juga sangat dibutuhkan dalam rangka
membangun minat membaca yang tinggi. Saat ini masyarakat cenderung
menyepelekan kegiatan membaca karena mereka menganggap kegiatan
membaca itu membuang waktu. Masyarakat kurang menyadari betul manfaat
yang dapat diperoleh dengan membaca. Sangat sulit memang untuk
membangun minat membaca jika tidak mulai dari diri sendiri.
5. Kondisi perpustakaan di sekolah yang kurang memadai
Kondisi perpustakaan yang ada di Indonesia saat ini pada umumnya masih
lemah atau kurang memadai. Kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat dari
terbatasnya jumlahbuku yang ada, ruangan yang sepi dan tidak tertata rapi,
serta fasilitas yang ada kurang memadai. Ketersediaan buku merupakan salah
satu faktor yang penting untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif
untuk membaca. Referensi buku yang terbatas menyebabkan banyak orang
yang enggan untuk mencari buku dan membaca karena mereka enggan untuk
pergi ke perpustakaan. Suasana perpustkaan yang kurang nyaman juga
berpengaruh pada minat baca siswa.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, kurangnya minat
membaca pada masyarakat tentu saja akan membawa dampak yang buruk.
Masyarakat menjadi miskin wawasan dan ilmu pengetahuan. Pola pikir dan
kreativitas masyarakat tidak berkembang. Selain itu, rendahnya minat membaca juga
menyebabkan masyarakat ketinggalan jaman atau tidak update sehingga sulit untuk
memajukan diri sendiri mamupun lingkungan.
Untuk itu, perlu disadari bahwa budaya literasi merupakan hal penting yang
seharusnya sudah ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Budaya literasi perlu
dikembangan sejak anak usia dini, dimana kebiasaan membaca dan menulis sejak dini
tentu saja akan membawa dampak positif dalam perkembangan anak. Kemampuan
membaca yang diajarkan pada anak sejak usia dini tentu saja juga akan berpengaruh
pada kemampuan membaca anak pada usia lanjut. Dampak yang akan terjadi apabila
masyarakat memiliki tingkat budaya literasi yang tinggi, yaitu:
1. Meningkatkan pemahaman
Membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori otak, yang semula
tidak dimengerti akan menjadi lebih jekas setelah membaca. Contohnya saja
seorang siswa atau mahasiswa tidak mungkin memahami materi apabila
mereka tidak membaca. Dari situ jelas bahwa membaca sangat berperan
dalam membantu seseorang untuk meningkatkan pemahamannyaterhadap
suatu bahan atau materi yang dipelajari.
2. Berdampak pada kemampuan berpikir
Menurut para ahli, keuntungan dari membaca dapat memberikan dampak
yang positif bagi otak kita. Seperti pepatah mengatakan, apabila besi diasah
tentunya akan semakin tajam. Begitu pula kemampuan berpikir manusia,
apabila terus diisi dengan berbagai ilmu tentunya akan semakin baik.
Membaca juga dapat membantu meningkatkan keahlian kognitif dan
meningkatkan perbendaharaan kosakata.
3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
Dampak yang satu ini mungkin sudah sangat sering kita dengar sejak dulu.
Dengan membaca, secara otomatis pengetahuan yang ditampung dalam
pikiran manusia akan bertambah, sehingga wawasan dan ilmu pengetahuan
orang tersebut akan meningkat. Dengan memiliki wawasan dan ilmu
pengetahuan yang luas, kita tentunya akan merasa lebih percaya diri untuk
menatap dunia, mampu menyesuaikan diri dalam berbagai lingkungan dan
pergaulan.
4. Kemampuan berbicara menjadi lebih baik
Membaca merupakan aktivitas yang mampu membuka cakrawala dan
pengetahuan terhadap dunia. Seperti pepatah mengatakan bahwa membaca
adalah jendela dunia. Dengan membaca kita dapat mengetahu berbagai hal
yang terjadi dari seluruh dunia. Terbatasnya jangkauan diri kita terhadap
dunia atau lingkungan sekitar dapat kita atasi dengan membaca. Selain
mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi, membaca juga mampu
meningkatkan pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal, karena dengan
membaca dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Meningkatnya pola pikir
dan penguasaan kosakata akan sangat mendukung dalam kemampuan
berbicara di depan umum.
5. Membaca dapat meningkatkan kemampuan menulis
Dengan membaca tentu saja kita juga dapat mempelajari berbagai gaya tulisan
orang lain. Wawasan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui membaca
tentunya juga mampu memunculkan ide dan gagasan untuk membuat sebuah
tulisan.
Berdasarkan penjelasan dari berbagai dampak yang diperoleh dengan
membaca di atas, masyarakat seharusnya mampu menyadari betapa pentingnya
membaca. Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak.
Ketika membaca, otak akan mendapatkan rangsangan dan stimulasi secara teratur
sehingga kemampuan yang dimiliki otak akan terus terasah dan semakin meningkat.
Hal yang didapat dengan peningkatan budaya literasi atau kebiasaan membaca
pada masyarakat Indonesia dapat juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia. Permasalahan yang saat ini tengah dihadapi bangsa Indonesia yaitu
rendahnya kualitas tenaga kerja, sedangkan kualitas dari tenaga kerja tersebut
merupakan hal yang penting yang berdampak langsung pada persaingan kualitas
tenaga kerja antar negara ASEAN. Rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia ini
selain disebabkan oleh minat baca yang kurang, disebakan juga oleh kurangnya
tingkat pendidikan. Jalur pendidikan merupakan kunci utama pengembangan sumber
daya manusia yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, tentunya dibutuhkan
konsep, strategi, dan kebijakan yang tepat supaya pengembangan sumber daya
manusia di Indonesia dapat mencapai sasaran yang yang tepat secara efektif dan
efisien. Salah satu strategi yang tentunya dapat memberikan dampak positif terhadap
sumber daya manusia di Indonesia yaitu adalah dengan pengembangan dan
peningkatan budaya literasi.
Pemerintah seharusnya menyadari bahwa peningkatan budaya literasi tidak
hanya dilakukan dengan sosialisasi atau dengan kegiatan di sekolah. Tetapi
pemerintah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, yang
mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan bahan bacaan misalnya dengan
membangun perpustakaan di setiap daerah atau di taman-taman kota di Indonesia,
meningkatkan eksistensi perpustakaan keliling yang saat ini sudah semakin
berkurang, dan memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berhasil karena
membaca buku.
Dengan membaca seseorang menjadi lebih cerdas dan berpengaruh terhadap
kepribadian dan kemampuannya untuk berinteraksi sehingga menjadikan manusia
yang siap menciptakan kemajuan bangsa dan negaranya. Budaya literasi yang terus
berkembang merupakan gerbang menuju negara yang lebih maju karena rakyatnya
cerdas dan berwawasan luas.

Anda mungkin juga menyukai