0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan7 halaman
Teks tersebut membahas tentang pentingnya penanaman budaya literasi sejak usia dini untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Budaya literasi perlu dikembangkan sejak dini karena akan berdampak positif pada perkembangan anak, namun saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih rendah karena beberapa faktor seperti lingkungan, teknologi, dan kurangnya sarana perpustakaan yang memadai.
Teks tersebut membahas tentang pentingnya penanaman budaya literasi sejak usia dini untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Budaya literasi perlu dikembangkan sejak dini karena akan berdampak positif pada perkembangan anak, namun saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih rendah karena beberapa faktor seperti lingkungan, teknologi, dan kurangnya sarana perpustakaan yang memadai.
Teks tersebut membahas tentang pentingnya penanaman budaya literasi sejak usia dini untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Budaya literasi perlu dikembangkan sejak dini karena akan berdampak positif pada perkembangan anak, namun saat ini minat baca masyarakat Indonesia masih rendah karena beberapa faktor seperti lingkungan, teknologi, dan kurangnya sarana perpustakaan yang memadai.
Kata “literasi” mungkin masih asing di telinga masyarakat Indonesia. Literasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesanggupan membaca dan menulis. Berdasarkan pengertian tersebut budaya literasi memiliki pengertian yaitu kebiasaan membaca dan menulis untuk mebangun proses berfikir yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan taersebut akan menciptakan karya. Secara singkat budaya literasi juga dapat diartikan sebagi budaya atau kebiasaan membaca. Banyak membaca tentu akan meningkatkan sumber daya manusia suatu negara sehingga negara tersebut akan memiliki penduduk yang cerdas dan berwawasan luas. Namun, apabila minat membaca penduduk pada suatu negara rendah, tentu yang terjadi akan sebaliknya. Sumber daya manusia yang dimiliki negara tersebut tentunya berkualitas rendah dan kalah saing apabila dibandingkan dengan sumber daya manusia dari negara lain yang memiliki penduduk dengan minat baca tinggi. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat minat baca yang dimiliki oleh penduduknya masih sangat rendah. Saat ini tingkat budaya literasi di Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh UNESCO bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 yang artinya pada setiap 1000 orang, hanya ada satu orang yang memiliki minat baca. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) tahun 2006 membuktikan bahwa Indonesia berada diperingkat 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel. Budaya literasi merupakan Budaya literasi perlu dikembangan sejak anak usia dini, dimana kebiasaan membaca dan menulis sejak dini tentu saja akan membawa dampak positif dalam perkembangan anak. Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keterampilan membaca dibutuhkan oleh setiap orang karena keterampilan membaca sendiri merupakan suatu hal yang mendasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat memperoleh pengetahuan. Kegiatan membaca dilakukan oleh pembaca yang bertujuan untuk mengolah dan memperoleh informasi dari teks bacaan yang dibaca. Tentunya sangat miris, bahwa bangsa Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak nomor empat dunia harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa minat membaca yang dimiliki oleh penduduknya masih sangat rendah. Hal tersebut tentu saja sangat memprihantinkan mengingat penerbitan buku, koran, dan majalah masih terus mengalami peningkatan yang signifikan beberapa tahun belakangan ini walaupun jumlahnya belum sebanyak buku-buku yang diterbitkan di luar negeri pertahunnya. Rendahnya minat baca pada masyarakat tentu saja akan berdampakpula pada sumber daya manusia yang dihasilkan. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat berdasarkan tinggi atau rendahnya budaya literasi pada negara tersebut. Tingkat budaya literasi yang tinggi mencerminkan suatu negara dengan penduduk yang berwawasan luas dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Sebagai contoh bangsa China memiliki tingkat budaya literasi yang tinggi dan perpustakaan yang memadai sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat di negara tersebut. Selain itu, Jepang juga merupakan salah satu negara yang membuktikan pesatnya kemajuan teknologinya. Kemajuan teknologi di Jepang tidak lepas dari budaya literasi berbasis budaya yang memang terus berkembang di negara Sakura tersebut. Negara Singapura sebagai negara yang dekat dengan Indonesia yang umurnya masih relatif muda dibandingkan Indonesia, mampu menyaingi dan membuktikan kemajuan di segala bidang ilmu pengetahuannya dan teknologinya dibandingkan dengan negara-negara sekitarnya. Kemajuan Singapura dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tentunya tidak terlepas dari pembangunan dan penyediaan sarana dan fasilitas perpustakaan. Penyediaan fasilitas perpustakaan yang baik tentunya berpengaruh pada budaya literasi sebuah negara. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca penduduk di Indonesia antara lain: 1. Lingkungan Lingkungan adalah faktor utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Lingkungan dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu: a. Lingkungan Keluarga Lingkungan yang pertama kali dikenal oleh seorang individu tentunya adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Kebanyakan orangtua tidak menyadari pentingnya membangun kebiasaan membaca sejak anak usia dini. b. Lingkungan Masyarakat Dalam melakukan aktivitas sehari-sehari tentnya kita lebih cenderung melakukannya dalam lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat yang dimaksud dapat berupa lingkungan teman, sahabat, sekolah, dunia kerja, dan lain sebagainya. Lingkungan masyarakat tersebut tentunya juga memiliki peranan yang penting dalam membentuk kebiasaan seseorang. Apabila orang-orang disekitar kita memiliki minat baca yang rendah, kita cenderung akan memiliki minat baca yang rendah juga. 2. Perkembangan teknologi yang semakin canggih Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini sudah semakin canggih. Namun, perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan adanya pengawasan, pengendalian, dan penggunaan yang baik. Saat ini, tersedia banyak media hiburan yang hampir setiap orang dapat memilikinya seperti TV, komputer, handphone, VCD, tape recorder, dan lain-lain yang dapat memanjakan penggunanya. Namun, tanpa sadar kemanjaan yang kita dapatkan dari berbagai fasilitas canggih tersebut sangat menyita waktu. Sehingga kita sering melupakan kegiatan membaca. 3. Kurangnya dorongan dan motivasi kepada siswa untuk lebih giat membaca Kebanyakan dari proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah ada dengan menggunakan model penjelesan, siswa kurang diarahkan untuk mencari materi atau membaca buku referensi lain sehingga siswa cenderung pasif dan tidak ada keinginan untuk berusaha membaca untuk belajar. Selain itu, di sekolah motivasi dan teladan dibawa oleh sosok guru. Akan tetapi, faktanya saat terdapat waktu senggang seperti sitirahat guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol atau melakukan hal-hal lain yang bukan membaca. 4. Kurangnya kesadaran Kesadaran dari setiap individu tentunya juga sangat dibutuhkan dalam rangka membangun minat membaca yang tinggi. Saat ini masyarakat cenderung menyepelekan kegiatan membaca karena mereka menganggap kegiatan membaca itu membuang waktu. Masyarakat kurang menyadari betul manfaat yang dapat diperoleh dengan membaca. Sangat sulit memang untuk membangun minat membaca jika tidak mulai dari diri sendiri. 5. Kondisi perpustakaan di sekolah yang kurang memadai Kondisi perpustakaan yang ada di Indonesia saat ini pada umumnya masih lemah atau kurang memadai. Kondisi-kondisi tersebut dapat dilihat dari terbatasnya jumlahbuku yang ada, ruangan yang sepi dan tidak tertata rapi, serta fasilitas yang ada kurang memadai. Ketersediaan buku merupakan salah satu faktor yang penting untuk dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk membaca. Referensi buku yang terbatas menyebabkan banyak orang yang enggan untuk mencari buku dan membaca karena mereka enggan untuk pergi ke perpustakaan. Suasana perpustkaan yang kurang nyaman juga berpengaruh pada minat baca siswa. Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, kurangnya minat membaca pada masyarakat tentu saja akan membawa dampak yang buruk. Masyarakat menjadi miskin wawasan dan ilmu pengetahuan. Pola pikir dan kreativitas masyarakat tidak berkembang. Selain itu, rendahnya minat membaca juga menyebabkan masyarakat ketinggalan jaman atau tidak update sehingga sulit untuk memajukan diri sendiri mamupun lingkungan. Untuk itu, perlu disadari bahwa budaya literasi merupakan hal penting yang seharusnya sudah ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Budaya literasi perlu dikembangan sejak anak usia dini, dimana kebiasaan membaca dan menulis sejak dini tentu saja akan membawa dampak positif dalam perkembangan anak. Kemampuan membaca yang diajarkan pada anak sejak usia dini tentu saja juga akan berpengaruh pada kemampuan membaca anak pada usia lanjut. Dampak yang akan terjadi apabila masyarakat memiliki tingkat budaya literasi yang tinggi, yaitu: 1. Meningkatkan pemahaman Membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori otak, yang semula tidak dimengerti akan menjadi lebih jekas setelah membaca. Contohnya saja seorang siswa atau mahasiswa tidak mungkin memahami materi apabila mereka tidak membaca. Dari situ jelas bahwa membaca sangat berperan dalam membantu seseorang untuk meningkatkan pemahamannyaterhadap suatu bahan atau materi yang dipelajari. 2. Berdampak pada kemampuan berpikir Menurut para ahli, keuntungan dari membaca dapat memberikan dampak yang positif bagi otak kita. Seperti pepatah mengatakan, apabila besi diasah tentunya akan semakin tajam. Begitu pula kemampuan berpikir manusia, apabila terus diisi dengan berbagai ilmu tentunya akan semakin baik. Membaca juga dapat membantu meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan perbendaharaan kosakata. 3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan Dampak yang satu ini mungkin sudah sangat sering kita dengar sejak dulu. Dengan membaca, secara otomatis pengetahuan yang ditampung dalam pikiran manusia akan bertambah, sehingga wawasan dan ilmu pengetahuan orang tersebut akan meningkat. Dengan memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas, kita tentunya akan merasa lebih percaya diri untuk menatap dunia, mampu menyesuaikan diri dalam berbagai lingkungan dan pergaulan. 4. Kemampuan berbicara menjadi lebih baik Membaca merupakan aktivitas yang mampu membuka cakrawala dan pengetahuan terhadap dunia. Seperti pepatah mengatakan bahwa membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita dapat mengetahu berbagai hal yang terjadi dari seluruh dunia. Terbatasnya jangkauan diri kita terhadap dunia atau lingkungan sekitar dapat kita atasi dengan membaca. Selain mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi, membaca juga mampu meningkatkan pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal, karena dengan membaca dapat meningkatkan penguasaan kosakata. Meningkatnya pola pikir dan penguasaan kosakata akan sangat mendukung dalam kemampuan berbicara di depan umum. 5. Membaca dapat meningkatkan kemampuan menulis Dengan membaca tentu saja kita juga dapat mempelajari berbagai gaya tulisan orang lain. Wawasan dan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui membaca tentunya juga mampu memunculkan ide dan gagasan untuk membuat sebuah tulisan. Berdasarkan penjelasan dari berbagai dampak yang diperoleh dengan membaca di atas, masyarakat seharusnya mampu menyadari betapa pentingnya membaca. Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan mendapatkan rangsangan dan stimulasi secara teratur sehingga kemampuan yang dimiliki otak akan terus terasah dan semakin meningkat. Hal yang didapat dengan peningkatan budaya literasi atau kebiasaan membaca pada masyarakat Indonesia dapat juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Permasalahan yang saat ini tengah dihadapi bangsa Indonesia yaitu rendahnya kualitas tenaga kerja, sedangkan kualitas dari tenaga kerja tersebut merupakan hal yang penting yang berdampak langsung pada persaingan kualitas tenaga kerja antar negara ASEAN. Rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia ini selain disebabkan oleh minat baca yang kurang, disebakan juga oleh kurangnya tingkat pendidikan. Jalur pendidikan merupakan kunci utama pengembangan sumber daya manusia yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Untuk meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia, tentunya dibutuhkan konsep, strategi, dan kebijakan yang tepat supaya pengembangan sumber daya manusia di Indonesia dapat mencapai sasaran yang yang tepat secara efektif dan efisien. Salah satu strategi yang tentunya dapat memberikan dampak positif terhadap sumber daya manusia di Indonesia yaitu adalah dengan pengembangan dan peningkatan budaya literasi. Pemerintah seharusnya menyadari bahwa peningkatan budaya literasi tidak hanya dilakukan dengan sosialisasi atau dengan kegiatan di sekolah. Tetapi pemerintah juga harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, yang mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan bahan bacaan misalnya dengan membangun perpustakaan di setiap daerah atau di taman-taman kota di Indonesia, meningkatkan eksistensi perpustakaan keliling yang saat ini sudah semakin berkurang, dan memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang berhasil karena membaca buku. Dengan membaca seseorang menjadi lebih cerdas dan berpengaruh terhadap kepribadian dan kemampuannya untuk berinteraksi sehingga menjadikan manusia yang siap menciptakan kemajuan bangsa dan negaranya. Budaya literasi yang terus berkembang merupakan gerbang menuju negara yang lebih maju karena rakyatnya cerdas dan berwawasan luas.