Anda di halaman 1dari 6

Problematika Yang Memengaruhi Minat Baca Pada

Remaja

1
Eliyana Khoirun Nisa’
2
Siti Aminatush Sholihah
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Alamat surel:eyana0195@gmail.com

ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kemampuan membaca


Remaja Indonesia masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan oleh kebiasaan
membaca yang kurang baik yang disebabkan oleh rendahnya motivasi
m0embaca. Beberapa aspek penyebab rendahnya motivasi membaca: (1)
lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mendukung kebiasaan
membaca, (2) rendahnya daya beli buku Remaja, (3) terbatasnya jumlah
perpustakaan yang baik, (4) dampak negatif perkembangan media elektronik,
(5) model pembelajaran yang pada umumnya tidak membuat siswa membaca,
dan (6) sistem pembelajaran membaca yang kurang tepat. Untuk meningkatkan
motivasi membaca dapat dilakukan beberapa upaya: (1) membiasakan Remaja
membaca sejak dini, (2) menyediakan buku-buku yang menarik, (3)
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca, (4) merekonstruksi
kinerja perpustakaan untuk menarik, dan (5) mengembangkan model
pembelajaran membaca yang menyenangkan, variatif, dan edukatif.

Kata kunci: motivasi membaca, remaja literasi

ABSTRACT
Research findings show that in general Indonesian students’ reading
ability is still low. This is attributable to, among others, poor reading habit,
which is caused by low reading motivation. Several aspects cause low
reading motivation: (1) family and neighborhood environments that do not
support reading habit, (2) society’s low book- buying power, (3) limited
number of good libraries, (4) negative effects of electronic media
development, (5) learning model that in general does not make students
read, and (6) inappropriate learning system for reading. To improve reading
motivation several attempts can be made: (1) making children get used to
reading since their early age, (2) providing interesting books, (3) creating an
environment conducive for reading, (4) reconstructing the library
performance to make it interesting, and (5) developing a learning model for
reading that is enjoyable, varied, and educative.

Keywords: reading motivation, youth literate


PENDAHULUAN

Minat baca masyarakat Indonesia termasuk Remaja kita masih rendah. Remaja
kita lebih senang budaya lisan atau tutur. Kita belum menjadi society book reader.
Kondisi ini berbeda dengan negara-negara di sekitar kita yang telah menjadikan
membaca sebagai aktivitas rutin setiap hari. Kondisi ini tentu memicu rendahnya
kemampuan membaca Remaja kita.
Sekolah yang termasuk ke dalam Remaja ilmiah, seharusnya didesain untuk
menumbuhkembangkan kegemaran membaca. Siswa sebagai kaum terpelajar
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan informasi terkini. Oleh karena itu,
sangat dibutuhkan pembiasaan membaca yang memadai. Akan tetapi, kenyataannya
tidak demikian. Dalam sebuah penelitian terungkap bahwa kebanyakan Remaja lebih
mementingkan membeli pulsa HP daripada membeli buku. Banyak ditemui, Remaja
lebih suka menikmati kegiatan berkomunikasi dengan HP dari pada menambah
koleksi bukunya.
Banyak bukti lagi yang menunjukkan bahwa dikalangan Remaja belum
terbentuk budaya atau kegemaran membaca. Banyak Remaja yang hanya membaca
atau mencari buku jika ada tugas dari guru. Tidak banyak siswa yang secara sadar
dan mandiri melakukan kegiatan membaca untuk memperluas pengetahuan mereka.
Ini menunjukkan betapa masih rendahnya minat baca mereka.
Untuk menunjang fungsi pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia, maka
peran Taman Bacaan Masyarakat Masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pelayan
dalam menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan oleh para masyarakat pengguna,
dengan demikian Taman Bacaan Masyarakat memliki peran sangat besar dalam
upaya meningkatkan kecerdasan bagi masyarakat serta sekaligus kualitas manusia.
Dengan demikian Taman Bacaan Masyarakat diharapkan akan memberikan motivasi
warga masyarakat khususnya di lingkungan yang jauh dari akses pendidikan. Oleh
karena itu, masyarakat Indonesia dituntut lebih kreatif untuk mendongkrak minat
baca dikalangan pelajar atau remaja putus sekolah.
Padahal, udah tidak ada orang yang bisa ragukan manfaat membaca. Membaca akan
membuat rasa orang-orang ingin tahu bertumbuh, mengembangkan daya imajinasi
serta ningkatkan kreatifitas, selain itu juga akan membantu masyarakat pahami pola
dan metode susunan logika. Hal-hal tersebut akan membantu para pelajar dimasa
depannya.
Sementara, dalam bergaulan manfaat dari membaca buku akan bantu mereka
agar belajar ekspresikan diri dengan lebih jelas dan penuh rasa percaya diri. Serta
mereka juga akan siap dalam hadapi hidup nyata serta belajar untuk menyikapi
situasi dan lingkungan yang asing bagi diri mereka. Di negeri-negeri maju diseluruh
dunia, budaya membaca bawa pada anak-anak usia dini.
Orangtua dan juga pemerintah paham bahwa kebiasaan baca yang sehat amat sangat
penting bagi kaum muda yang bersaing di pasar global dimasa depan. Menurut data
statistik pengunjung perpunas pada 2011, hanya 38100 orang yang datang
berkunjung.Dari sejumlah tersebut, hanya 2222 pengunjung yang asalnya dari
kalangan para pelajar Indonesia.Tentu ini bisa jadi gambaran yang tidak terlalu
menggembirakan tentang soal minat baca dinegeri ini. Amat disayangkan, pada
jaman modern saat ini , jarang kita temui remaja yang sangat gemar membaca. Lebih
banyak dari mereka lebih milih untuk hanya bermain game, pergi ke warnet untuk
main social media, nongkrong sama teman-teman, atau hanya sekedar jalan-jalan
yang tak berguna sama teman keluar rumah. Hingga pada kenyataan, minat baca
remaja saa ini amat sangatlah rendah. Banyak kali faktor yang menjadi sa;ah satu
sebab rendahnya minat baca bagi para remaja. Yaitu salah satunya ialah karna makin
berkembangnya teknologi baru. Oleh karna itu, butuh dilakukan bermacam-macam
cara dalam menangani berbagai masalah ini. Hal ini bisa dilakukan salah satunya
dimulai dari lingkungan sekitar seperti sekolah maupun dari pelajar itu sendiri.
Rendahnya minat baca dikalangan remaja khususnya remaja yang duduk
dibangku sekolah dan remaja putus sekolah dan masyarakat Indonesia pada
umumnya, berpengaruh buruk terhadap dari kualitas pendidikan para remaja itu
sendiri. Dan wajar saja, sudah lebih dari pada setengah abad bangsa Indonesia
merdeka, tapi masalah kualitas pendidikan ini masih saja yah berada dalam potret
yang sangat buram.Kualitas pendidikan bangsa Indonesia kita tercinta masih sangat
tertinggal dari beberapa negara-negara tetangganya.

B. GAMBARAN KEM MPUAN MEMBACA SISWA INDONESIA


Minat baca di Indonesia memang masih saja selalu jadi masalah tanpa pernah
diketahui kapan semua ini akan berakhir. Namun demikian, berbagai upaya harus
terus diperjuangkan untuk meningkatkan budaya baca di masyarakat. Salah satu cara
untuk terus mensosialisasikan pentingnya budaya baca, bisa dimulai dari anak-anak
hingga remaja dan dewasa. Budaya membaca wajib dimulai sedini mungkin di
lingkungan keluarga karena akan lebih mudah menanamkan kebiasaan atau sesuatu
yang baik dari sejak kecil agar menjadi suatu kebiasaan. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia terkait dengan minat baca yang membudaya karena usaha
tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Hambatan yang
muncul berkaitan dengan minat baca adalah terbatasnya publikasi buku yang sesuai
dengan usia remaja dan dewasa yang menarik, Pengaruh lingkungan keluarga dan
masyarakat cukup penting, karena keteladanan orang tua memanfaatkan waktu
senggang dengan membacakan buku akan meningkatkan motivasi dan kemauan
minat baca anak-anaknya, serta analisis dari segi harga buku yang dipasarkan tidak
dapat terjangkau.
Dalam era pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat
ini, peran perpustakaan dan pusat informasi makin dirasakan kegunaannya oleh
masyarakat sebagai sumber informasi pembangunan maupun sarana belajar dan
mengajar untuk meningkatkan kecerdasan serta keterampilan. Selain itu
perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan non formal yang dapat memberi
kesempatan kelangsungan pendidikan sepanjang hayat .Adapun tantangan yang
dihadapi di rumah sekarang ini adalah terutama kehadiran media elektronik
semacam TV, video dan lain-lain. Budaya monitor inilah yang sering menghambat
tujuan memacu minat baca anak di rumah, sehingga disiplin belajar diabaikan
akibatnya akan merugikan semua pihak. Keluarga berkewajiban menegakkan
disiplin belajar putra-putrinya sedini mungkin. Selain buku-buku pelajaran mereka
juga dianjurkan membaca buku-buku cerita yang dapat menambah imajinasi masing-
masing. Oleh karena harga buku masih relatif mahal harganya, mereka
diperkenalkan dengan kehadiran perpustakaan, diantaranya Perpustakaan Nasional
RI yang ada di tiap Provinsi.
Mengapa membudayakan membaca mewajibkan dimulai sedini mungkin di
lingkungan keluarga ? karena lebih mudah menanamkan kebiasaan sesuatu yang
baik dari sejak kecil agar menjadi suatu kebiasaan agar tertanam di usia selanjutnya,
dengan bacaan suatu cerita atau mengenai ilmu pengetahuan seseorang akan
merenung atau timbul pemikiran baru untuk mencoba melakukan yang memberi
dampak positif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Remaja
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam diri seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri.
Faktor internal Faktor internal meliputi intelegensi, usia, jenis kelamin,
kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis. Intelegensi merupakan
kemampuan keseluruhan atau global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan,
berpikir logis atau rasional, dan berbuat secara efektif terhadap keadaan. Sementara
faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar atau faktor lingkungan,
baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan. Faktor eksternal ini
mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu
membaca.
Faktor eksternal Faktor eksternal meliputi belum tersedianya bahan bacaan yang

sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman sebaya, orang tua,
guru, televisi, serta film. Belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, maksudnya
masih memilih-milih bahan bacaan, padahal, sebetulnya untuk dapat meningkatkan
minat membaca, tidak harus membaca buku yang sangat kita senangi, karena dengan
cara membaca bahan bacaan apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri
agar terbiasa untuk membaca, sehingga kita akan senang membaca, karena membaca
adalah untuk mendapat informasi, dan informasi itu dapat diperoleh dari berbagai
macam bahan bacaan.

SOLUSI MENGATASI RENDAHNYA MINAT DAN KEMAMPUAN

MEMBACA

Menumbuhkan minat dan kegemaran membaca memang dapat dilakukan di


mana saja dan kapan saja, baik di rumah, di tempat kerja, di sekolah, serta minat
baca juga dapat dilakukan di dalam perjalanan. Oleh karena itu, tempat yang sangat
tepat dan terbaik dimulai di lingkungan keluarga sendiri.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat terkait dengan minat baca
yang membudaya, sebab usaha tersebut berhubungan langsung dengan proses belajar
mengajar. Dalam hal ini peranan orang tua sangat menentukan bagi pertumbuhan
minat baca anak sejak dini dalam meningkatkan disiplin belajar di rumah. Budaya
baca dapat membentuk kepribadian individual dalam menghayati kehidupan.
Dengan membaca minimal ada waktu merenung untuk aktif berfikir. Dampak
orang tua yang suka membaca akan memacu putra-putrinya untuk mengikuti
jejaknya, karena berbagai jenis bacaan mengandung ilmu pengetahuan dari yang
dasar hingga yang canggih. Kalau anak-anak kita gemar membaca buku-buku
bermutu akan dapat berdampak pada sikap dan perilakunya pula. Selain itu 
mendorong anak menentukan cita-cita hidupnya serta mempersiapkan masa depan
yang cerah.
Untuk itu orang tua berkewajiban mengetahui bahan bacaan anak-anaknya, karena
buku-buku yang mengandung nilai hidup yang negatif dapat mempengaruhi perilaku
mereka. Pada umumnya anak usia remaja masih memerlukan “figur” seseorang yang
dikagumi untuk dijadikan panutan.
Masa remaja masih mencari identitas sebagai bagian proses perkembangan
jiwa atau mentalnya. Usia remaja ialah usia yang sangat peka terhadap lingkungan
terutama pengaruh keluarga, khususnya dari orang tuanya sendiri atau saudara-
saudaranya yang lebih tua karena berbagai jenis bacaan mengandung pengetahuan
yang dasar hingga yang kompleks.
Motivasi baca yang baik dan benar pada anak akan mendorongnya dalam
kegemaran membaca, yang dampaknya membudaya. Perlu diperhatikan bahan
bacaan yang disesuaikan dengan tingkat penalaran atau pemahaman bagi anak-anak.
Program yang berkelanjutan mengenai “Gemar membaca” telah dicanangkan oleh
para pendidik dan pustakawan juga dianjurkan, bahwa yang paling tepat dimulai di
lingkungan keluarga. Bila sendini mungkin anak diperkenalkan manfaat buku
dengan diawali isi cerita yang sesuai usia masing-masing, maka sejak remaja akan
mengenal faedah buku.

SIMPULAN
Tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang, terutama bagi kalangan
remaja. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai cara untuk meningkatkan minat baca di
kalangan remaja ini. Memiliki peran yang sangat besar dalam menarik dan
menumbuh kembangkan minat membaca di kalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA

Hafni. 1981. Pemilihan dan Pengembangan Buku Pengajaran Membaca. Jakarta:

Departemen Pendidikan danDepartemen Pendidikan

d a n Minat B a c a dan Pendidikan K i t a , (Online)/diakses 1 Juli

2006.

Grabe, W. & Kaplan R. (Eds.) 1992. Introduction to Applied Linguistics.

New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Kelas-kelas Awal Sekolah Dasar.

Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pengajaran Bahasa

Indonesia pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Malang tanggal 7 Desember.

Tollefson, J.W. 1989. A System for Improving Teachers Question. Forum. 27 (1): 6 —

Diana Risa. Pengertian Membaca dan faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Siswa. http://diana-risa.blogspot.com/2012_08_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai