KELAS A
PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
menunjukkan betapa rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan
negara tetangga. Rendahnya minat membaca di Indonesia dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya kurangnya fasilitas dan pelayanan
dalam meningkatkan minat membaca seperti perpustakaan.
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari hasil riset berjudul World’s Most Literate Nations Ranked oleh
Central Connecticut State University Maret 2016, Indonesia peringkat ke-60
dari 61 negara minat membaca. UNESCO mencatat minat baca Indonesia
berada di urutan kedua terendah dalam aspek literasi yaitu 0,001%.
Rendahnya minat baca tentu akan berdampak buruk pada kualitas pendidikan.
Berdasarkan hasil survey Political and Economy Risk Consultant (PERC),
kualitas pendidikan Indonesia berada paling bawah dari 12 negara di Asia.
Rendahnya kualitas pendidikan ini akan berdampak pada kemampuan SDM
dalam mengelola masa depan.
4
sangat diperlukan. Menurut Aliyatin (2016:72) ada beberapa faktor yang
memengaruhi minat baca, antara lain:
2. Prioritas kebutuhan
Kurangnya kesadaran literasi dapat kita lihat dari sedikitnya orang
yang menyisihkan penghasilannya untuk memperbanyak koleksi bacaan.
Apabila mendapat sedikit pemasukan yang lebih, masyarakat cenderung
memilih menggunakannya untuk berbelanja tas, pakaian baru, aksesoris,
dan barang-barang lain yang dinilai lebih menarik agar tidak ketinggalan
zaman.
4. Kurikulum sekolah
Kurikulum sekolah dan strategi pembelajaran saat ini masih
banyak terpaku pada satu sumber bacaan. Padahal, bukan hanya
mahasiswa yang boleh tidak dibatasi dalam mencari sumber referensi,
5
guru pengajar juga seharusnya mendorong para siswa untuk mulai
membudayakan literasi dari berbagai sumber bacaan sejak sekolah.
5. Kurangnya Fasilitas
Jumlah fasilitas yang menampung aktivitas membaca seperti
perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, serta tempat-tempat lain seperti
sanggar baca belum sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai angka 200 juta jiwa. Tidak jarang meski telah tersedia sarana
perpustakaan yang memadai, justru hanya dialihfungsikan sebagai tempat
penyimpanan buku saja. Kebanyakan masyarakat yang berkunjung di
perpustakaan umum masih didominasi oleh mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas akhir. Sama halnya dengan perpustakaan sekolah
yang mulai beralih fungsi menjadi tempat tidur hingga sekedar tempat
mencari jaringan Wi-Fi.
B. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu ruangan, bagian dari sebuah Gedung
tempat menyimpan buku-buku bacaan. Perpustakaan berasal dari kata pustaka
yang memiliki arti kitab atau buku. Kemudian ditambah awalan per dan
akhiran an sehingga perpustakaan yang berarti kumpulan buku-buku yang
dikenal sebagai koleksi bahan pustaka. Dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Library dan berasal dari Bahasa Latin, yaitu liber atau libri yang artinya
buku. Kemudian dalam Bahasa Belanda dan Jerman perpustakaan disebut
bibliothek. Selain itu, dalam Bahasa Perancis perpustakaan dikenal dengan
bibliotheque. Sedangkan dalam Bahasa Spanyol dan Portugis dikenal dengan
bibliotheca.
6
menurut Encyclopedia Britannica perpustakaan berasal dari kata liber book
yang berarti suatu himpunan bahan-bahan tertulis atau cetak yang telah diatur
dan diorganisasikan dan bertujuan untuk studi serta penelitian atau pembacaan
umum (kedua-duanya). Menurut Kamus Istilah Perpustakaan dan
Dokumentasi yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, perpustakaan adalah koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan
lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan; tempat,
gedung, atau ruangan yang disediakan untuk pemeliharaan serta penggunaan
koleksi buku yang telah disediakan.
7
menyimpan, mengelola, dan memberikan bahan pustaka baik buku maupun
non buku kepada masyarakat tertentu maupun masyarakat umum”. Sedangkan
menurut Sulitio Basuki, “perpustakaan adalah ruangan atau bagian sebuah
ruangan Gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca.”
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perpustakaan memiliki arti yaitu
tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan
koleksi buku.
Istilah dari fasilitas dalam bahasa Inggris yaitu facility yang berarti
kemudahan atau segala sesuatu yang bersifat memudahkan semua kegiatan
yang akan kita lakukan. Maka, fasilitas dapat berupa sesuatu yang bersifat
benda atau barang dan bersifat non benda atau tenaga/uang. Jadi, sesuatu yang
bersifat benda/barang yang dapat memudahkan kita sebelum melaksanakan
kegiatan disebut prasarana. Sementara itu sesuatu yang bersifat kebendaan
8
serta yang dapat memudahkan pada saat kegiatan berlangsung disebut sarana.
Dengan kata lain fasilitas dapat disebut juga sebagai sarana dan prasarana.
9
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan
berbagai sumber pelajaran atau bacaan, maka harus dikelola oleh tenaga ahli
yang benar-benar mempunyai kemampuan atau kompetensi dalam
pengelolaan perpustakaan sekolah.
D. Hasil
10
membaca artikel elektronik, tercatat pada urutan pertama sebanyak 57,85
persen. Untuk buku nonpelajaran, Daerah Istimewa Yogyakarta
menempati urutan ketiga sebanyak 68,21 persen.
a) Faktor Internal
Indikator adanya minat membaca pada seseorang antara lain
kebutuhan terhadap bacaan, tindakan untuk mencari bacaan, rasa
senang terhadap bacaan, keinginan untuk selalu membaca,
menindaklanjuti apa yang dibaca, dan, kesiapan membaca. Menurut
Soeatminah (1991: 73-75) faktor-faktor yang memengaruhi minat
membaca secara internal yaitu pembawaan/bakat, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, kesehatan, serta kebiasaan.
b) Faktor Eksternal
a. Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas untuk menunjang minat baca siswa yang
terpenting di lingkungan sekolah adalah perpustakaan. Di dalam
perpustakaan harus dilengkapi dengan berbagai jenis buku seperti
buku pelajaran, dan buku nonpelajaran (artikel, majalah, novel,
komik, cerpen, dan buku sastra lainnya). Selain itu fasilitas yang
dapat menunjang minat baca siswa juga dipengaruhi oleh
ketersediaan fasilitas seperti meja, kursi, AC, rak buku, WiFi yang
disusun rapi guna memberikan kenyamanan untuk para siswa
Ketika diperpustakan sehingga tercipta suasana yang kondusif.
Berjalannya manajemen fasilitas di sekolah tersebut seperti
pengecekan kelayakan dan kelengkapan. Kemudian pengecekan
gedung dan ruangan yang layak pakai serta sekolah tersebut
memiliki anggaran tersendiri untuk memperbaiki fasilitas yang ada.
11
b. Pelayanan Perpustakaan
Selain fasilitas, sistem pelayanan perpustakaan juga perlu
diperhatikan, Hal tersebut meliputi tiga system pelayanan. Pertama,
Sistem Pelayanan Terbuka yang memberikan kebebasan kepada
pemustaka untuk mencari dan menemukan secara langsung koleksi
perpustakaan dan sumber informasi yang diperlukan. Kedua,
Sistem Pelayanan Tertutup dimana pemustaka tidak boleh secara
langsung mencari atau mengambil koleksi dari rak. Dengan
menggunakan sistem ini, pustakawan dan tenaga teknis
perpustakaan akan lebih sibuk bekerja karena harus bergerak terus
mencari koleksi yang diperlukan pemustaka terlebih pada saat
pemustaka banyak berkunjung. Ketiga, Sistem Pelayanan
Campuran dengan menerapkan dua sistem pelayanan sekaligus,
yaitu pelayanan terbuka dan tertutup. Perpustakaan yang
menggunakan sistem pelayanan campuran biasanya memberikan
pelayanan secara tertutup untuk pelayanan referensi.
12
3) Solusi
Dari penelitian mengenai Pengaruh Fasilitas Pelayanan
Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa SLTA di DIY, maka
dapat ditemukan beberapa solusi yang dapat diterapkan di perpustakaan
sekolah khususnya pada wilayah DIY, yaitu sebagai berikut.
1. Menanamkan atau memberikan motivasi kepada siswa tentang
seberapa penting literasi atau membaca untuk diri kita dan kaitannya
dengan Pendidikan. Jika siswa sudah termotivasi dalam dirinya, maka
yang akan terjadi adalah kebiasaan membaca sudah melekat atau
menjadi budaya pada sekolah tersebut.
2. Ketersediaan buku yang monoton juga dapat memengaruhi minat baca
siswa. Dengan memulai atau membiasakan membaca walaupun bacaan
fiksi, maka siswa akan terlatih dalam membaca. Sehingga saat guru
memerintah siswanya untuk membaca buku non fiksi atau pelajaran,
siswa tersebut akan terbiasa dengan model membaca setiap siswa.
3. Kelengkapan fasilitas di perpustakaan adalah hal utama guna
menciptakan suasana yang nyaman pada perpustakaan tersebut. Pihak
sekolah seharusnya juga lebih memerhatikan lagi apa saja kekurangan
fasilitas-fasilitas yang ada di perpustakaan, sehingga para siswa pun
akan tertarik datang ke perpustakaan dan dapat menarik minat untuk
membaca.
4. Manajemen fasilitas perpustakaan merupakan suatu hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam mewujudkan perpustakaan yang berhasil.
Dalam manejemn fasilitas perpustakaan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan segala sarana dan
prasarana atau fasilitas yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan
atau aktivitas di perpustakaan, jika hal tersebut dapat berhasil maka
yang terjadi adalah perpustakaan tersebut akan selalu terlihat rapih dan
terawat, sehingga siswa yang melihat hal tersebut akan tertarik untuk
membaca di perpustakaan tersebut.
13
5. Salah satu faktor minat baca rendah adalah pelayanan perpustakaan
yang kurang. Pelayanan perpustakaan yang baik adalah pelayanan
yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjungnya,
khususnya di lingkup Pendidikan. Maka, yang harus dilakukan adalah
sekolah tersebut harus memilih petugas perpustakaan yang benar-benar
ahli dalam bidangnya. Tidak hanya itu, petugas perpuatakaan juga
harus benar-benar dikhususkan dalam pengelolaan perpustakaan bukan
campuran dari tenaga pendidik, sehingga dapat fokus dalam
melakukan pelayanan dan penataan perpustakaan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan tingkat Minat Baca Siswa SLTA di Daerah
Istimewa Yogyakarta tergolong tinggi hal itu dibuktikan dengan data dari
Badan Pusat Statistik Indonesia, minat baca siswa di Daerah Istimewa
Yogyakarta menempati peringkat keempat dengan jumlah 91,00 persen.
Yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal sehingga
mempengaruhi tingkat minat baca siswa SLTA di DIY. Selain faktor
internal dan eksternal, terdapat solusi mengenai fasilitas perpustakaan
yang dapat diterapkan di perpustakaan sekolah khususnya pada wilayah
DIY, sehingga dapat memberikan atau menjadi bahan evaluasi agar
kedepannya perpustakaan dapat digunakan sebagai tempat yang sering
dikunjungi oleh siswa untuk membaca, dan meningkatkan kemampuan
literasi terhadap siswa.
B. Saran
1. Bagi pembaca sebagai sumber referensi dan informasi mengenai
Pengaruh Fasilitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah Terhadap Minat
Baca Siswa SLTA di DIY.
2. Bagi pustakawan agar terus mengembangkan pelayanan yang baik
guna meningkatkan minat baca siswa SLTA di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
15
DAFTAR PUSTAKA
16