GEJALA KEJIWAAN
DALAM PENDIDIKAN
• Linguistik
• Logika matematika
• Spasial
• Kinestetik-jasmani
• Musikal
• Interpersonal
• Intrapersonal
• Naturalistik
Peran inteligensi dalam
keberhasilan belajar
• Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belum
tentu memiliki kehidupan sukses dan
menyenangkan
• Hasil penelitian Harjito (1993) pada siswa SMA
menujukkan tidak selamanya siswa yang
memiliki prestasi belajar rendah dan memiliki
kesukaran belajar berasal dari siswa yang
memiliki inteligensi rendah.
• Siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata
memiliki prestasi belajar rendah dan beberapa
memiliki permasalahan dalam belajar.
Ada hubungan positip antara inteligensi
dengan prestasi belajar
Korelasi tes prestasi dengan faktor yang
mendasari tes dalam kemampuan berada di
sekitar r=0.70 (Nunnaly dalam Azwar, 1996)
Korelasi skor WISC dengan prestasi belajar
r=0.76 (Freeman, 1962)
Sumbangan inteligensi terhadap prestasi
belajar sekitar 50%
Penelitian lain sumbangannya antara
16%-36% (Whiterington)
9% - 64% (Super dalam Amrizal, 1988)
Korelasi IQ performance dengan prestasi
belajar murid kelas 1 SD diperoleh r=0.41
(16%). IQ verbal, r=0.161 (< 4%)
(Wulan, 1986)
Amrizal (1988): r=0.50 (25%)
Setinggi-tingginya IQ seseorang hanya
menyumbangkan 20% terhadap
kesuksesan hidup seseorang, sedangkan
80% diisi oleh faktor-faktor lain (Daniel
Goleman)
IQ berperan 4% dari keberhasilan dunia
nyata dan lebih 90% keberhasilan
berhubungan dengan bentuk kecerdasan
lain
5. Emosi dan Motivasi
Emosi
Diartikan tergugahnya perasaan yang disertai
dengan perubahan-perubahan dalam tubuh,
misalnya otot menegang, jantung berdebar
Kartono, 1987)
Emosi memberi warna pada perilaku sehari-hari
Dengan emosi manusia bisa merasakan senang,
sedih, cemburu, cinta, aman, takut, semangat, dsb
Motivasi
Suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi
arah dan ketahanan pada perilaku tersebut.
Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari
ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai
sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas
belajar siswa.
Motivasi tinggi dapat ditemukan
dalam sifat perilaku siswa
Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar
yang sangat tinggi
Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa
yang tinggi dalam belajar
Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara
atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi
belajar yang tinggi
Emosi berperan dalam membantu
mempercepat atau memperlambat proses
pembelajaran
Emosi membantu proses pembelajaran lebih
bermakna dan menyenangkan
Beberapa penelitian menunjukkan ada
keterkaitan antara emosi dan struktur otak
manusia
Tanpa keterlibatan emosi , kegiatan saraf
otak kurang mampu “merekatkan” pelajaran
dalam ingatan, krn emosi mempengaruhi
cara kerja struktur otak manusia.
Pada saat kondisi emosi negatif akan terjadi
downshifting, yi otak tdk dpt mengakses scr
optimal krn kapasitas otak hanya beroperasi
pada tingkat bertahan hidup. Otak dibajak
secara emosional untuk bertempur atau
kabur menghadapi ancaman atau tekanan.
Tekananpositip atau suportif dapat
membawa otak terlibat secara
emosional dan sel-sel saraf bekerja
maksimal, dikenal sbg eustress.
Eustressdapat membawa kondisi
senang dan semangat dalam
belajar
Suasana emosional positip perlu
dibangun dalam proses
pembelajaran
Perangsangan amigdala lebih kuat
mematrikan kejadian perangsangan
emosional dalam memori. Karena
itulah seseorang menjadi lebih mudah
mengingat, misalnya tempat pertama
kali bertemu.
Semakin kuat rangsangan amigdala