Anda di halaman 1dari 24

BENTUK-BENTUK

GEJALA KEJIWAAN
DALAM PENDIDIKAN

Inteligensi, Emosi dan Motivasi


4. INTELIGENSI
Pengertian Inteligensi
a. Berhubungan dengan
kemampuan menyesuaikan diri
b. Sebagai kemampuan untuk
belajar
c. Kemampuan berpikir abstrak
a. Kemampuan menyesuaikan diri
 Inteligensi berkaitan dengan pengetahuan
penalaran, kemampuan berbuat secara
efektif dalam menghadapi situasi baru dan
kemampuan mendapatkan dan
memanfaatkan informasi secara tepat (Tyler,
1956)
 Inteligensi merupakan kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan bertujuan, berpikir secara
rasional dan kemampuan menghadapi
lingkungan secara efektif (Wechsler, 1958)
 Orang yang inteligensinya tinggi akan cepat
mengerti atau memahami situasi yang
dihadapi serta memiliki kecepatan berpikir
(Sorenson, 1977)
 Kesimpulan:

inteligensi sebagai kemampuan untuk


memahami dan bertindak dengan tepat pada
situasi yang dihadapi. Jadi inteligensi lebih
terkait dengan kemampuan untuk
menyesuaikan diri pada situasi yang
dihadapi.
b. Kemampuan untuk belajar
 Inteligensi merupakan kemampuan untuk
belajar (Freeman, 1971)
 Inteligensi merupakan kemampuan untuk
berpikir abstrak dan kesiapan untuk belajar
dari pengalaman (Flynn dlm Azwar, 1996)
 Kesimpulan:

inteligensi sebagai kemampuan belajar.


Semakin tinggi inteligensi seseorang semakin
mudah untuk dilatih dan belajar dari
pengalaman
c. Kemampuan berpikir abstrak
 Inteligensi merupakan kemampuan berpikir
abstrak, yakni kemampuan untuk memahami
simbol-simbol verbal, numerikal, dan
matematika (Mehrens, 1973)
 Inteligensi merupakan kemampuan berpikir
abstrak (Terman dlm Crider dkk, 1983)
 Stoddardd (dlm Azwar, 1996): inteligensi
merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang
memiliki karakteristik:
 kesulitan
 kompleks
 abstrak
 ekonomis
 terarah pada tujuan
 memiliki nilai sosial
 berasal dari sumbernya
Kesimpulan:
 Inteligensi sebagai kemampuan
untuk memahami dan berpikir
tentang ide-ide, simbol-simbol atau
hal-hal tertentu yang abstrak
 Intligensi dipandang sebagai kemampuan
umum (general faktor)
 Faktor G ini berbeda dengan specific factor
atau kemampuan khusus yang lebih melihat
kemampuan manusia pada bidang-bidang
atau keahlian yang dikuasai, misalnya
kemampuan matematika, bahasa, mekanik,
musik, dll.
 Kemampuan khusus bisa diungkap dengan
tes kemampuan khusus atau tes bakat.
Multiple Intelligence (Gardner,1983)

• Linguistik
• Logika matematika
• Spasial
• Kinestetik-jasmani
• Musikal
• Interpersonal
• Intrapersonal
• Naturalistik
Peran inteligensi dalam
keberhasilan belajar
• Anak yang memiliki kecerdasan tinggi belum
tentu memiliki kehidupan sukses dan
menyenangkan
• Hasil penelitian Harjito (1993) pada siswa SMA
menujukkan tidak selamanya siswa yang
memiliki prestasi belajar rendah dan memiliki
kesukaran belajar berasal dari siswa yang
memiliki inteligensi rendah.
• Siswa yang memiliki IQ di atas rata-rata
memiliki prestasi belajar rendah dan beberapa
memiliki permasalahan dalam belajar.
 Ada hubungan positip antara inteligensi
dengan prestasi belajar
 Korelasi tes prestasi dengan faktor yang
mendasari tes dalam kemampuan berada di
sekitar r=0.70 (Nunnaly dalam Azwar, 1996)
 Korelasi skor WISC dengan prestasi belajar
r=0.76 (Freeman, 1962)
Sumbangan inteligensi terhadap prestasi
belajar sekitar 50%
Penelitian lain sumbangannya antara
16%-36% (Whiterington)
9% - 64% (Super dalam Amrizal, 1988)
Korelasi IQ performance dengan prestasi
belajar murid kelas 1 SD diperoleh r=0.41
(16%). IQ verbal, r=0.161 (< 4%)
(Wulan, 1986)
Amrizal (1988): r=0.50 (25%)
 Setinggi-tingginya IQ seseorang hanya
menyumbangkan 20% terhadap
kesuksesan hidup seseorang, sedangkan
80% diisi oleh faktor-faktor lain (Daniel
Goleman)
 IQ berperan 4% dari keberhasilan dunia
nyata dan lebih 90% keberhasilan
berhubungan dengan bentuk kecerdasan
lain
5. Emosi dan Motivasi
Emosi
 Diartikan tergugahnya perasaan yang disertai
dengan perubahan-perubahan dalam tubuh,
misalnya otot menegang, jantung berdebar
Kartono, 1987)
 Emosi memberi warna pada perilaku sehari-hari
 Dengan emosi manusia bisa merasakan senang,
sedih, cemburu, cinta, aman, takut, semangat, dsb
Motivasi
 Suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi
arah dan ketahanan pada perilaku tersebut.
 Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari
ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai
sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.
 Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas
belajar siswa.
Motivasi tinggi dapat ditemukan
dalam sifat perilaku siswa
 Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar
yang sangat tinggi
 Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa
yang tinggi dalam belajar
 Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara
atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi
belajar yang tinggi
 Emosi berperan dalam membantu
mempercepat atau memperlambat proses
pembelajaran
 Emosi membantu proses pembelajaran lebih
bermakna dan menyenangkan
 Beberapa penelitian menunjukkan ada
keterkaitan antara emosi dan struktur otak
manusia
 Tanpa keterlibatan emosi , kegiatan saraf
otak kurang mampu “merekatkan” pelajaran
dalam ingatan, krn emosi mempengaruhi
cara kerja struktur otak manusia.
 Pada saat kondisi emosi negatif akan terjadi
downshifting, yi otak tdk dpt mengakses scr
optimal krn kapasitas otak hanya beroperasi
pada tingkat bertahan hidup. Otak dibajak
secara emosional untuk bertempur atau
kabur menghadapi ancaman atau tekanan.
 Tekananpositip atau suportif dapat
membawa otak terlibat secara
emosional dan sel-sel saraf bekerja
maksimal, dikenal sbg eustress.
 Eustressdapat membawa kondisi
senang dan semangat dalam
belajar
 Suasana emosional positip perlu
dibangun dalam proses
pembelajaran
 Perangsangan amigdala lebih kuat
mematrikan kejadian perangsangan
emosional dalam memori. Karena
itulah seseorang menjadi lebih mudah
mengingat, misalnya tempat pertama
kali bertemu.
 Semakin kuat rangsangan amigdala

semakin kuat pula pematrian.

Anda mungkin juga menyukai