Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324182095

Rendahnya Minat Baca

Article · April 2018

CITATIONS READS

0 12,065

7 authors, including:

Janan Witanto
Universitas Kristen Satya Wacana
5 PUBLICATIONS   28 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran View project

Teori dan Praksis Manajemen SD View project

All content following this page was uploaded by Janan Witanto on 04 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MINAT BACA YANG SANGAT RENDAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Kurikulum
Dosen Pengampu : Prof. Dr. SLAMETO, M.Pd

Oleh :
JANAN WITANTO
NIM. 942017018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
TAHUN 2018
I. PENDAHULUAN Apabila tema Hari Literasi Internasional di
A. Latar Belakang tahun 2016 adalah “Membaca Masa Lalu, Menulis
Membaca adalah jendela dunia, karena Masa Depan”, maka tema tahun ini adalah
dengan membaca maka manusia dapat “Literasi di Era Digital”. Tujuan yang ingin dicapai
mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. UNESCO pada peringatan kali ini adalah mencari
Kemampuan dan kemauan membaca akan tahu kemampuan literasi apa saja yang
mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan diperlukan masyarakat dalam menghadapi era
(skill) seseorang. Semakin banyak membaca dapat digital dan mengeksplorasi program serta
dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu kebijakan di bidang literasi.
dan banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan Baca, tulis, hitung (calistung) saja tidak
seseorang akan membantu dirinya dalam cukup untuk diterapkan pada jaman sekarang ini.
melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak Ada enam literasi dasar yang harus dikuasai
dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak orang dewasa menurut World Economic Forum,
membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yaitu baca tulis, literasi numerasi, literasi
yang sedikit membaca finansial, literasi sains, literasi budaya dan
The United Nations Educational, Scientific, kewarganegaraan, dan literasi teknologi informasi
and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi dan komunikasi atau digital.
telah mendeklarasikan setiap tanggal 8 September Poin terakhir dari enam literasi dasar tadi
diperingati sebagai Hari Literasi Internasional menjadi tema yang diangkat UNESCO dalam
(Hari Aksara Internasional). Perayaan yang tahun peringatan tahun ini. Menurut UNESCO,
ini memasuki tahun ke-52 pertama kali setidaknya saat ini ada 750 juta orang dewasa
diproklamasikan oleh UNSECO pada tanggal 17 dan 264 juta anak putus sekolah yang minim
November 1965. kemampuan literasi dasar. Oleh karena itu, tahun
ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi Malaysia yang mencapai angka 28% dan
UNESCO bekerja sama dengan pemerintah, Singapura yang mencapai angka 33%.
organisasi multilateral dan bilateral, NGO, swasta, Ada beberapa faktor yang menyebabkan
praktisi pendidikan, dan akademisi untuk minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
mempromosikan literasi di era digital yang sudah Pertama, belum ada kebiasaan membaca yang
melekat di kehidupan masyarakat. ditanamkan sejak dini. Role model anak di
Menurut data statistik dari UNESCO, dari keluarga adalah orang tua dan anak-anak
total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 biasanya mengikuti kebiasaan orang tua. Oleh
dengan tingkat literasi rendah. Peringkat 59 diisi karena itu, peran orang tua dalam mengajarkan
oleh Thailand dan peringkat terakhir diisi oleh kebiasaan membaca menjadi penting untuk
Botswana. Sedangkan Finlandia menduduki meningkatkan kemampuan literasi anak.
peringkat pertama dengan tingkat literasi yang Kedua, akses ke fasilitas pendidikan
tinggi, hampir mencapai 100%. Data ini jelas belum merata dan minimnya kualitas sarana
menunjukkan bahwa tingginya minat baca di pendidikan. Sudah menjadi fakta bahwa kita
Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura masih melihat banyak anak yang putus sekolah,
dan Malaysia. sarana pendidikan yang tidak mendukung
Dilansir dari data penelitian yang kegiatan belajar mengajar, dan panjangnya rantai
dilakukan United Nations Development birokrasi dalam dunia pendidikan. Hal inilah yang
Programme (UNDP), tingkat pendidikan secara tidak langsung menghambat
berdasarkan Indeks Penmbangunan Manusia perkembangan kualitas literasi di Indonesia.
(IPM) di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu Terakhir adalah masih kurangnya
14,6%. Persentase ini jauh lebih rendah daripada produksi buku di Indonesia sebagai dampak dari
belum berkembangnya penerbit di daerah, insentif
bagi produsen buku dirasa belum adil, dan wajib 3. Untuk mengetahui upaya apa saja dalam
pajak bagi penulis yang mendapatkan royalti meningkatkan minat baca pada masyarakat di
rendah sehingga memadamkan motivasi mereka Indonesia.
untuk melahirkan buku berkualitas.
D. Manfaat Penelitian
B. Rumusan Masalah Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan 1. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk
masalah yang dapat diambil adalah : menumbuhkan budaya membaca di sekolah.
1. Apa penyebab rendahnya minat baca pada 2. Bagi penulis memberi masukan dan tambahan
masyarakat di Indonesia? ilmu pengetahuan tentang pentingnya budaya
2. Bagaimana dampak yang timbul dari membaca sejak dini.
rendahnya minat baca pada masyarakat di 3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan
Indonesia? pemikiran terhadap arah kebijakan yang
3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan minat ditempuh untuk peningkatan minat baca
baca pada pada masyarakat di Indonesia? siswa.
4. Bagi orang tua, memberi gambaran tentang
C. Tujuan Penelitian pentingnya menumbuhkan kebiasaaan
Tujuan dari penelitian ini adalah : membaca kepada anak untuk masa depan
1. Untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya yang lebih baik.
minat baca pada masyarakat di Indonesia.
2. Untuk mengetahui dampak yang timbul dari
rendahnya minat baca pada masyarakat di
Indonesia.
II. PEMBAHASAN mengandalkan ketersediaan buku paket saja
A. faktor yang menjadi penyebab kondisi untuk kegiatan belajar di kelas, padahal
rendahnya kemampuan membaca masyarakat ketersediaan buku-buku bacaan penunjang yang
Indonesia menarik dan bermutu akan sangat memotivasi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kondisi siswa dalam memperluas pengetahuannya. Di
rendahnya kemampuan membaca masyarakat beberapa sekolah yang telah memiliki fasilitas
Indonesia diantaranya : perpustakaan juga belum memiliki pelayanan
1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah. yang baik. Koleksi buku perpustakaan masih
Sekolah (pendidikan) merupakan sebagai salah didominasi oleh koleksi buku paket. Bahkan
satu tempat yang dipercaya untuk melahirkan fasilitas beberapa ruang perpustakaan masih
masyarakat (siswa) yang mampu membaca dan sumpek, sempit, kurang ventilasi (gerah),
memiliki bermacam pengetahuan. Rendahnya penataan buku tidak teratur dan pada dasarnya
minat dan kemampuan membaca siswa akan belum memberikan kenyamanan, sehingga
memberi pengaruh pada kemampuan akademik kegiatan membaca dalam perpustakaan menjadi
siswa yang bisa berdampak pada kualitas membosankan, tidak mengasyikkan dan tidak
kelulusan. Oleh sebab itu perlu diketahui nyaman.
beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya - Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi
kemampuan membaca siswa di sekolah antara siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di
lain yaitu: luar buku-buku paket. Pembelajaran di kelas
- Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, lebih sering masih berpusat pada guru atau
seperti ketersediaan perpustakaan dan buku- sekedar kegiatan transfer ilmu dimana siswa
buku bacaan yang bervariasi. Masih banyak hanya dijejali oleh informasi/pengetahuan dari
sekolah-sekolah di Indonesia yang masih guru dan jarang diajak berdiskusi atau diberi
permasalahan tentang materi yang dibahas beragam tayangan menarik sangat mampu
untuk diselesaikan bersama sehingga siswa menyita perhatian banyak orang, namun hal
tidak termotivasi untuk mencari informasi dari ini tidak diiringi dengan gencarnya sajian
sumber yang lain dan tidak terlatih untuk yang semakin menarik dari media cetak atau
menambah pengetahuan melalui membaca. buku. Apalagi aktivitas membaca lebih
- Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi membutuhkan kemampuan kosentrasi dan
siswa dalam hal membaca. Beberapa guru belum keaksaraan/kebahasaan dari pada aktivitas
menjadikan membaca sebagai kebutuhan menonton TV atau mendengar radio, sehingga
pendidikan, hal ini dapat dilihat dari menjadikan aktivitas membaca terkesan lebih
pemanfaatan waktu luang di sekolah bagi staf berat (sulit).
dan para guru. siswa lebih sering melihat b. Berkembangnya tehnologi ‘jempol’ (hand-
gurunya main catur, merokok, ngorol, bersendau phone, internet) menggeser minat manusia
gurau, dan sebagainya pada saat waktu luang. terhadap buku. Munculnya perangkat
Sehingga siswa tidak memiliki tauladan dari komunikasi bernama hand-phone yang
guru dalam hal gemar membaca. menawarkan berbagai program murah
berkomunikasi menjadi salah satu penyebab
2. Permasalahan Di Luar Lingkungan Sekolah rendahnya kemauan membaca seseorang
- Meningkatnya penggunaan teknologi informasi karena orang lebih sering menghabiskan
elektronik. waktunya untuk mengirim sms dan ngobrol
a. Berkembangnya teknologi informasi lewat handphone dari pada menghabiskan
menggeser minat masyarakat terhadap waktu untuk membaca, walaupun isi
aktivitas membaca buku. Gencarnya siaran komunikasi tersebut boleh dibilang kurang
Televisi (TV) yang mampu menawarkan penting. Demikian juga dengan maraknya
program komunikasi yang menggunakan Demikian juga dengan prilaku orang orangtua
internet seperti Twitter, friendster dan yang lebih menyukai nonton TV, ngobrol dan
facebook ternyata juga mampu mengalihkan ngerumpi dari pada membaca buku. Masih
perhatian sebagian besar orang dari sangat sedikit orangtua yang mau
kebutuhan membaca buku. menyempatkan diri membaca buku saat berada
- Banyaknya keluarga yang belum menanamkan dalam rumah, orangtua lebih sering menyuruh
tradisi wajib membaca. anaknya belajar atau membaca buku tetapi
Untuk membentuk anak-anak yang memiliki anak tidak mendapatkan contoh nyata
kemampuan gemar membaca harus di mulai bagaimana orangtuanya juga belajar/membaca
dari lingkungan terdekat anak yaitu keluarga. buku.
Karena dalam keluargalah anak akan meniru - Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap
apa yang telah menjadi kebiasaan anggota buku.
keluarganya terutama orangtua. Tapi kenyataan Selain memang harga buku yang masih
yang banyak terjadi kebanyakan orangtua terbilang mahal, masyarakat juga belum bisa
terutama ibu dari anak-anak indonesia lebih merasakan secara langsung keuntungan yang
suka menonton TV dari pada membacakan buku bisa didapat dari banyak membaca, terbukti
untuk anak-anaknya di rumah, mereka lebih belum ada sosialisasi kalau orang yang banyak
sering membiarkan anak menonton TV dari pada membaca hidupnya akan lebih baik dan
harus repot-repot melatih kebiasaan membaca uangnya banyak. Masyarakat menganggap buku
yang mungkin dapat dimulai dengan bukan sebagai kebutuhan, harga buku yang
membacakan buku cerita, sehingga anakpun melebihi harga sembako dan manfaat membeli
lebih akrab dengan TV dari pada dengan buku. buku belum sebanding dengan manfaat dalam
membeli sembako, buku masih menjadi barang
mewah bagi sebagian besar masyarakat 3. Kurang membaca akan menyebabkan
indonesia. kreatifitas seseorang tak berkembang. Seperti
yang kita ketahui bahwa pola pikir kreatif akan
B. Dampak kurangnya minat baca di masyarakat terwujud bila yang bersangkutan
Sangat memprihatinkan bila rendahnya Minat baca mengembangkan pola pikir serta mampu
ini terjadi pada generasi muda tanah air kita. Hal ini merespon lingkungan sekitar dengan cepat dan
karena di pundak merekalah nanti beban berat hal ini bisa dilatih dengan kegiatan membaca.
untuk memajukan negara kita ini diletakkan. Tentu Ide-ide kreatif yang muncul tentu bisa
para penerus bangsa ini akan kesulitan bersaing membuat seseorang menjadi lebih produktif
dengan negara-negara lain bila kualitas SDM-nya atau memberikan manfaat tak hanya bagi diri
tidak optimal karena keengganan dalam menambah sendiri melainkan juga orang-orang di
ilmu pengetahuan melalui membaca. sekitarnya.
Inilah dampak bila tidak memiliki Minat baca yang 4. Dampak bila tidak memiliki Minat baca
sangat merugikan terutama bagi masyarakat : berikutnya adalah tak mengetahui informasi
1. Banyak mengalami masalah dalam memahami, teraktual sehingga mengalami kesulitan untuk
menguasai, meneruskan, serta menggunakan meningkatkan kualitas diri.
ilmu pengetahuan serta teknologi untuk 5. Ketidaktahuan karena enggan menambah ilmu
menghasilkan produk-produk berkualitas. pengetahuan serta meng-upgrade diri dengan
2. Minimnya wawasan dan keilmuan yang informasi terbaru akan menimbulkan
terbatas akan mengkerdilkan pola pikir ketidakpedulian. Lambat laun hal ini akan
sehingga mereka mudah dipengaruhi oleh membuat yang bersangkutan menutup diri dan
berbagai doktrin dan pemahaman negatif. sibuk dengan dunianya sendiri serta abai
dengan lingkungan sekitarnya.
6. Mereka yang tak berwawasan luas cenderung Ketersediaan bahan bacaan memungkinkan tiap
akan mengalami kesulitan pada kehidupan orang untuk memilih apa yang sesuai dengan
sosialnya, karena tak dapat berkomunikasi minat dan kepentingannya. Dari situlah, tumbuh
dengan baik karena input yang dimilikinya tak harapan bahwa masyarakat kita akan semakin
sebanyak teman-teman di sekitarnya. Orang mencintai bahan bacaan dan memiliki
yang menyenangkan dalam pergaulan pada pengetahuan yang luas sehingga kemampuan
umumnya adalah mereka yang enak diajak berfikir kritis masyarakat akan semakin terasah.
berdiskusi karena memiliki pengetahuan luas Untuk itu selain perlu dikembangkan
atas berbagai topik. perpustakaan di sekolah juga perlu dikembangkan
7. Pada efek yang lebih besar atas keengganan perpustakaan berbasis masyarakat yang dikelola
untuk membaca pada generasi muda ini oleh masyarakat dengan anggaran swadaya
adalah kerugian negara yang kehilangan aset- masyarakat. Hal itu dapat dilakukan melalui :
aset penyumbang dalam kemajuan bangsa - Dibangunnya Perpustakaan Nasional dan
yang berkualitas dan mempunyai produktifitas perpustakaan daerah (di tingkat propinsi,
yang tinggi kecamatan dan desa).
- Penyadaran pada masyarakat sekolah dan
C. Upaya untuk menumbuhkan minat baca di diluar sekolah untuk bahu membahu dalam
masyarakat mengatasi keterbatasan sarana perpustakaan
upaya untuk membangun kegemaran dan di wilayahnya dengan program ”donasi buku”
kemampuan membaca masyarakat Indonesia pada atau “waqaf buku” atau pendanaan sukarela
umumnya dan siswa pada khususnya, diantaranya : dari donatur tertentu dan dari warga yang lebih
1. Meningkatkan Layanan Perpustakaan Di Sekolah mampu untuk biaya operasional perpustakaan
Dan Lingkungan Masyarakat tersebut.
- Penyediaan bahan bacaan yang variatif yang pepustakaan juga sudah berbasis teknologi.
mendukung pembelajaran dan mendorong Koleksi ilmu pengetahuan tidak hanya dalam
siswa menyukai buku. Beberapa siswa bentuk buku dan kertas tetapi telah tersedia
memiliki minat yang berbeda pada bentuk, dalam berbagai sarana teknologi seperti CD
cover, tampilan, dan desain buku yang berbeda dan data online yang lebih mudah diakses.
dari tampilan buku-buku paket pelajaran 2. Memperbaharui Sistem Pembelajaran Di Sekolah
walaupun tema dan pembahasannya sama. Guru perlu memberikan tugas pembelajaran yang
Karena mungkin juga minat baca siswa tidak menantang dan menarik untuk siswa misalnya
hanya pada materi yang tertuang dalam dalam proses kegiatan belajar guru
pelajaran tetapi pada pengetahuan lain yang memberikan/memunculkan masalah yang dapat
belum tersaji dalam pembelajaran dikelas. Oleh diskusikan bersama dengan siswa sehingga dapat
sebab itu pemerintah perlu menyediakan buku- mendorong siswa untuk menggali banyak
buku bacaan yang variatif, menarik dan informasi melalui aktivitas membaca.
bermutu, khususnya di tingkat SD sebagai Sekolah juga perlu membuat program membaca
penentu minat baca siswa dan tahap awal setiap pekan melalui pendekatan bahasa seperti
siswa memahami manfaat buku. “whole language” yaitu suatu pendekatan
- Peningkatan kinerja kepegawaian pengajaran bahasa secara utuh, dimana
perpustakaan. Pelayanan perpustakaan seperti keterampilan menyimak, membaca, menulis dan
kondisi ruangan yang cukup ventilasi, tidak berbicara diajarkan secara terpadu. Contoh
sumpek/gerah, bersih, luas dan rapi dalam kegiatan misalnya program membaca senyap
penataan indeks buku akan membantu selama 15 menit yang dilakukan oleh semua warga
pengunjung merasa nyaman dan bersemangat sekolah, lalu membuat jurnal, ringkasan atau hasil
berkunjung keperpustakaan. Fasilitas karya tentang isi bacaan/buku yang telah dibaca
yang selanjutnya dapat di pajang dan dikonteskan - Memberikan reward atas keberhasilan anak
dalam bentuk tulisan atau pidato (presentasi), dengan hadiah buku.
sehingga siswa termotivasi dalam membaca. b. Menyediakan perpustakaan keluarga.
3. Membudayakan Cinta Baca Mulai Dari Keluarga Ketersediaan perpustakaan kecil keluarga akan
a. Menumbuhkan minat membaca anak sejak membantu anggota keluarga terbiasa akrab
usia dini (pra sekolah) dengan buku saat berada di rumah dan pada
- Mengenalkan buku-buku bacaan yang waktu-waktu berkumpul bersama anggota
menarik perhatian anak seperti buku cerita keluarga, hal ini juga membantu anak
atau buku bergambar. Minat membaca mengenali dan menyukai buku sejak dini
pada anak dibangun mulai dari minat walaupun buku tersebut sudah pernah
terhadap buku, ketertarikan pada buku dilihat/dibacanya, terkadang anak tidak bosan
akan merangsang anak termotivasi untuk membaca ulang.
memiliki kemampuan membaca dan c. Menyediakan program wajib baca dalam
membaca lebih banyak. keluarga.
- Membawa anak sesering mungkin ke pusat- Orangtua perlu menetapkan jam wajib baca.
pusat buku, seperti perpustakaan, toko Tiap anggota keluarga; orangtua, anak-anak
buku, bursa buku (book fair), dll. dan semua yang tinggal dalam rumah diminta
- Membantu anak merancang kegiatan untuk mematuhinya. Sebaiknya orangtua
bermain yang melibatkan buku, seperti menyisihkan waktunya untuk membaca buku,
bermain peran menjadi pelayan di toko atau sekadar menemani anak-anaknya
buku, membuat kliping bergambar dari membaca buku. Dengan begitu, anak-anak
buku, majalah atau koran tentang sesuatu akan mendapatkan contoh langsung dari
misalnya buah-buahan, binatang , dll. kedua orang tuanya.
4. Mengontrol Penggunaan Media Elektronik (TV, III. PENUTUP
vidio game, handphone, internet). A. SIMPULAN
Peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan Membaca itu sangat penting karena dengan
dalam upaya ini, dimana guru dan orangtua membaca kita dapat mengenal dunia lebih luas
bekerjasama memberi pemahaman kepada serta memberikan banyak manfaat. Namun
siswa/anak tentang dampak buruk penggunaan bagaimanapun juga minat membaca Masyarakat
media elektronik yang tidak terkontrol dapat Indonesia masih tergolong rendah penyebab
meyebabkan hilangnya waktu belajar dan utama rendahnya minat membaca masyarakat
menurunnya kosentrasi. Indonesia adalah rasa malas dan akibat dari itu
5. Memperbaiki Kerjasama Dengan Penerbit Dan semua bukan hanya berdampak buruk bagi kita
Percetakan Buku Dalam Pengadaan Buku Murah namun juga bagi bangsa dan Negara. Tentunya
Berkualitas. hal demikian dapat diubah, kuncinya adalah
Pemerintah perlu mengupayakan kerjasama kesadaran diri kita.
dengan penerbit dan percetakan buku bacaan
dalam menekan harga buku yang belum sesuai B. SARAN
dengan kemampuan daya beli masyarakat, hal ini Tidak dapat dipungkiri lagi rendahnya minat
mungkin dapat dilakukan dengan mengurangi membaca masyarakat Indonesia menjadi
atau bahkan membebaskan beban pajak dan biaya permasalahan yang harus diperhatikan. Untuk
penerbitan atau percetakan, pemberian subsidi mengatasi permasalahan yang demikian kita bisa
bagi penerbit buku sehingga harga buku dapat melakukan hal sederhana dengan menanamkan
lebih terjangkau oleh masyarakat. kesadaran dalam diri kita bahwa membaca itu
sangat penting, selain itu kita juga harus
menerapkan budaya membaca, untuk
meningkatkan sumber daya manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Baderi, Athaillah (2003). Gerakan Nasional Membaca ;


Suatu Pemikiran Ke Arah Akuntabilitas Pemerintah.
Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.

Delly H. Dadang, DR. M.Si (2005). Strategi Dinas


Pendidikan, Dalam Meningkatkan Budaya Baca
Masyarakat. Bandung : Ikatan Pustakawan
Indonesia (IPI) Daerah Jawa Barat.

Dwi Novita, E. 2007. Pembinaan Minat Baca bagi Siswa


Sekolah Dasar. Makalah. Malang: SD Purwoasri II
Singosari
Ibrahim. 2002. Peningkatan Minat Baca. Jakarta :
Erlangga.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhyiddin, dkk. (2005). Gerakan Pemasyarakatan


Budaya Baca. Jakarta:Intermedia.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai