Anda di halaman 1dari 6

MINAT BACA YANG RENDAH

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetah
ui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan kemauan membaca akan mempengar
uhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Semakin banyak membaca dapat dipasti
kan seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan se
seorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasa
inya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang
sedikit membaca.
Dengan banyak membaca maka ilmu pengetahuan yang kita miliki pun akan semakin
bertambah kita dapat mengetahui banyak hal di dunia. Tak heran jika membaca sering disebut
selayaknya upaya membuka jendela dunia. Berbagai penelitian memperlihatkan kebiasaan
membaca bacaan bermutu berkontribusi terhadap tingkat kecerdasan seseorang. Sekalipun
banyak manfaat diperoleh dari kebiasaan membaca, tetapi banyak warga Indonesia cenderung
menghabiskan waktu didepan televisi dan bermain handphone.
Berdasarkan beberapa survei, salah satunya yang dilakukan pada tahun 2011 dilakukan
oleh UNESCO menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca rendah,
dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu
penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi). Dan survai yang
dilakukan pada tahun 2012 Indonesia berada diposisi 124 dari 187 Negara dunia dalam
penilaian indeks pembangunan Indonesia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar
penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia masih renda
h. Pertama, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Role model anak di k
eluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua. Oleh karena
itu, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk meningka
tkan kemampuan literasi anak.
Kedua, akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan.
Sudah menjadi fakta bahwa kita masih melihat banyak anak yang putus sekolah, sarana pendi
dikan yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar, dan panjangnya rantai birokrasi dala
m dunia pendidikan. Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualit
as literasi di Indonesia.
Terakhir adalah masih kurangnya produksi buku di Indonesia sebagai dampak dari belum ber
kembangnya penerbit di daerah, insentif bagi produsen buku dirasa belum adil, dan wajib paj
ak bagi penulis yang mendapatkan royalti rendah sehingga memadamkan motivasi mereka un
tuk melahirkan buku berkualitas.
Permasalahan kesulitan akses buku bukanlah satu-satunya hambatan dunia perbukuan di
Indonesia. Ada banyak hambatan dalam dunia perbukuan kita, antara lain:
1. Masih sedikitnya produksi buku, yang disebabkan karena masih belum adilnya insetif bagi
setiap produsen buku.
2. Peran pemerintah belum optimal.
Ada beberapa pihak yang semestinya terlibat dalam peningkatan minat baca, yakni
pemerintah, perpustakaan, pustakawan, dan masyarakat. Namun perpustakaan dalam hal ini
menjadi titik sentral yang paling mendominasi dalam upaya peningkatan minat baca. Hal ini
dikarenakan secara umum masyarakat kita belum memprioritaskan belanja buku dalam
agenda keluarga, sehingga ketika minat baca mulai muncul. Belum banyak keluarga yang
memiliki semacam perpustakaan kecil tempat koleksi buku yang menyediakan banyak
informasi.
Indikator rendahnya minat baca bisa dilihat dari jumlah buku yang terbit di Indonesia.
Buku yang terbit tiap tahun baru mencapai angka 5000-10.000 judul buku pertahun. Jika
masyarakat memiliki tingkat baca yang baik artinya mereka akan selalu mengikuti
perkembangan arus informasi dengan demikian diharapkan mampu merespon dengan segera
segala realitas dan fenomena soasial yang ada. Untuk itu perlu dukungan dari semua pihak
baik masyarakat maupun pemrintah.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dikemukakan
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab rendahnya minat baca pada masyarakat di Indonesia?
2. Bagaimana upaya untuk meningkatkan minat baca pada masyarakat di Indonesia?

C. Tujuan Artikel
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya minat baca pada masyarakat di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja dalam meningkatkan minat baca pada masyarakat
di Indonesia.

D. Manfaat Artikel
Adapun manfaat dari artikel ini adalah:
1. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk menumbuhkan budaya membaca di sekolah.
2. Bagi penulis memberi masukan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang pentingnya buday
a membaca sejak dini.
3. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan yang ditempuh u
ntuk peningkatan minat baca siswa.
4. Bagi orang tua, memberi gambaran tentang pentingnya menumbuhkan kebiasaaan membac
a kepada anak untuk masa depan yang lebih baik.

II. PEMBAHASAN
A. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca masyarakat
Indonesia :
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kondisi rendahnya kemampuan me
mbaca masyarakat Indonesia diantaranya :
1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.
Sekolah (pendidikan)merupakan sebagai salah satu tempat yang dipercaya untuk mela
hirkan masyarakat (siswa) yang mampu membaca dan memiliki bermacam pengetahu
an. Rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa akan memberi pengaruh pada
kemampuan akademik siswa yang bisa berdampak pada kualitas kelulusan. Oleh seba
b itu perlu diketahui beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan me
mbaca siswa di sekolah antara lain yaitu:
 Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan perpustakaan d
an bukubuku bacaan yang bervariasi. Masih banyak sekolah-sekolah di Indonesi
a yang masih mengandalkan ketersediaan buku paket saja untuk kegiatan belajar
di kelas, padahal ketersediaan buku-buku bacaan penunjang yang menarik dan b
ermutu akan sangat memotivasi siswa dalam memperluas pengetahuannya
 Situasi pembelajaran yang kurang memotivasi siswa untuk mempelajari buku-bu
ku tertentu di luar buku-buku paket.
 Kurangnya model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca. Beberap
a guru belum menjadikan membaca sebagai kebutuhan pendidikan, hal ini dapat
dilihat dari pemanfaatan waktu luang di sekolah bagi staf dan para guru.
2. Permasalahan Di Luar Lingkungan Sekolah
a. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi elektronik.
 Berkembangnya teknologi informasi menggeser minat masyarakat terhadap
aktivitas membaca buku. Gencarnya siaran televisi (TV) yang mampu
menawarkan beragam tayangan yanag menarik sangat mampu menyita
perhatian banyak orang, namun hal ini tidak diiringi dengan gencarnya
sajian yang semakin menarik dari media cetak atau buku.
 Berkembangnya tehnologi handphone,internet menggeser minat manusia ter
hadap buku. Munculnya perangkat komunikasi bernama hand-phone yang
menawarkan berbagai program murah berkomunikasi menjadi salah satu pe
nyebab rendahnya kemauan membaca seseorang.
b. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan tradisi wajib membaca. Untuk m
embentuk anak-anak yang memiliki kemampuan gemar membaca harus di mulai
dari lingkungan terdekat anak yaitu keluarga. Karena dalam keluargalah anak ak
an meniru apa yang telah menjadi kebiasaan anggota keluarganya terutama oran
gtua.
c. Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap buku. Selain memang harga buk
u yang masih terbilang mahal, masyarakat juga belum bisa merasakan secara lan
gsung keuntungan yang bisa didapat dari banyak membaca, terbukti belum ada s
osialisasi kalau orang yang banyak membaca hidupnya akan lebih baik dan uang
nya banyak.
B. Upaya untuk menumbuhkan minat baca di masyarakat Indonesia
Upaya untuk membangun kegemaran dan kemampuan membaca masyarakat
Indonesia pada umumnya dan siswa pada khususnya, diantaranya :
1. Meningkatkan layanan perpustakaan di sekolah dan lingkungan masyarakat
Ketersediaan bahan bacaan memungkinkan tiap orang untuk memilih apa yang
se4suai dengan minat dan kepentingannya. Dari situlah, tumbuh harapan bahwa
masyarakat kita akan semakin mencintai bahan bacaan dan memiliki pengetahuan
yang luas sehingga kemampuan berfikir kritis masyarakat akan semakin terasah.
Untuk itu selain perlu dikembangkan perpustakaan disekolah juga perlu
dikembangkan perpustakaan berbasis masyarakat yang dikelola oleh masyarakat
dengan anggaran masyarakat. Hal itu dapat dilakukan melalui:
- Dibngunnya perpustakaan Nasional dan perpustakaan daerah (di tingkat provinsi,
kecamatn dan desa).
- Penyadaran pada masyarakat sekolah dan diluar sekolah untuk bahu membahu
dalam mengatasi keterbatasan sarana perpustakaan diwilayahnya dengan
progam “donasi buku” atau “waqaf buku” atau pendanaan sukarela dari
donatur tertentu dan dari warga yang lebih mampu untuk biaya operasional
perpustakaan tersebut.
- Peningkatan kinerja kepegawaian perpustakaan. Pelayaran perpustakaan seperti
kondisi ruangan yang cukup ventilasi, tidak sumpek atau gerah, bersih, luas
dan rapi dalam penataan indeks buku akan membantu pengunjung merasa
nyaman dan bersemangakt berkunjung keperpustakaan. Fasilitas perpustakaan
juga sudah berbasis tekonologi. Koleksi ilmu pengetahuan tidak hanya dalam
bentuk buku dan kertas tetapi telah tersedia dalam berbagai sarana teknologi
seperti CD dan data online yang lebih mudah diakses.
2. Memperbaharui sistem pembelajarn di sekolah guru perlu memberikan tugas
pembelajaran menantang dan menarik untuk siswa misalnya dalam proses kegiatan
belajar guru memberikan atau memunculkan masalah yang dapat didiskusikan
bersama dengan siswa untuk menggali banyak informasi melalui aktifitas membaca.
Sekolah juga perlu membuat program membaca setiap pekan melalui
pendekatan bahasa seperti “Whole laguage” yaitu suatu pendekatan
pengajaran bahasa secara utuh, dimana keterampilan menyimak, membaca,
menulis dan berbicara diajarkan secara terpandu. Contoh kegiatan
misalnya program membaca senyap selama 15 menit yang dilakukan oleh
semua warga sekolah, lalu membuat jurnal, ringkasan atau hasil karya tent
ang isi bacaan/buku yang telah dibaca yang selanjutnya dapat di pajang da
n dikonteskan dalam bentuk tulisan atau pidato (presentasi), sehingga sisw
a termotivasi dalam membaca.
3. Membudayakan Cinta Baca Mulai Dari Keluarga
a. Menumbuhkan minat membaca anak sejak usia dini (pra sekolah)
- mengenalkan buku- buku bacaan yang menarik perhatian anak seperti buku
cerita atau buku bergambar. Minatbaca pada anak dibangun mulai dari
minat terhadap buku, ketertarikan pada buku akan membuat anak
termotivasi memiliki kemampuan membaca.
- membawa anak sesering mungkin keperpustakaan, toko buku dan lain-lain.
- membantu anak dalam kegiatan bermain yang melibatkan buku.
- memberikan hadiah atas keberhasilan anak berupa buku, majalah, novel dan
lain-lain.
b. Menyediakan perpustakaan keluarga.
Ketersediaan perpustakaan keci dikluarga akan membantu anggota keluarga
lebih akrab dengan buku saat berada dirumah. Hal ini juga dapat membantu
anak lebih menyukai buku sejak dini.
c. Menyediakan wajib baca dalam keluarga.
Orang tua perlu menetapkan jam wajib baca, sebaiknya orang tua
mencontohkan untuk membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan
mendapatkan contoh langsung dari kedua orang tuanya.
4. Mengontrol penggunaan media elektronik (televisi, video game, handphon,
internet dan lain-lain). Media elektronik yang tidak terkontrol dapat memyebabkan
hilangnya waktu belajar dan berkurangnya konsentrasi.

III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Membaca itu sangat penting karena dengan membaca kita dapat mengenal dunia
lebih luas serta memberikan banyak manfaat. Penyebab utama rendahnya minat baca
masyarakat Indonesia adalah rasa malas, hal itu dapat dirubah kuncinya adalah
kesadaran diri kita sendiri. Permasalahan yang terjadi didalam lingkungan sekolah
adalah terbatasnya sarana dan prasarana membaca, jika permasalahn diluar
lingkungan sekolah yaitu ,meningkatnya penggunaan teknologi elektronik,
berkembangnya teknologi jempol (handphon) sehingga menggeser minat manusia
terhadap buku.

B,. SARAN
Tidak dapat dipungkiri rendahnya minat baca masyarakat Indonesia menjadi masalah
yang harus diperhatikan. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian kita bisa
melakukan hal yang sederhyana dengan menanamkan kesadaran dalam diri kita
bahwa membaca itu sangat penting, selain itu kita juga harus menerapkan budaya
membaca.

Anda mungkin juga menyukai