Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 2 MATA KULIAH FILSAFAT PENDIDIKAN DASAR MPDR 5101

NAMA MAHASISWA : EKO TRIONO

NIM : 501173151

1. Tuliskan 3 masalah Pendidikan yang tertulis dalam artikel di atas. Sesuai


dengan pengalaman Anda, mengapakah masalah-masalah tersebut
merupakan masalah yang sering terjadi dalam sistem pendidikan di
Indonesia?

Berdasarkan artikel di atas, terdapat tiga masalah pendidikan yang tertulis, yaitu:

a. Tantangan dalam membudayakan substansi literasi


b. Perlu didorongnya isu literasi sebagai konsep teknokratik pembangunan
nasional
c. Keselarasan target budaya literasi antara RPJMN dan RPJMD

Dari pengalaman saya, masalah-masalah tersebut sering terjadi dalam sistem


pendidikan di Indonesia karena beberapa faktor, di antaranya:

a. Masalah keterbatasan literasi dan minat baca masyarakat Indonesia yang


masih rendah sehingga mempersulit upaya membudayakan literasi pada
keluarga, sistem pendidikan, dan masyarakat.
b. Kurangnya peran aktif pemerintah dalam mengimplementasikan program-
program literasi sehingga isu literasi belum menjadi prioritas utama dalam
pembangunan nasional.
c. Belum adanya koordinasi yang efektif antara pusat dan daerah dalam
menetapkan target-target budaya literasi yang jelas dan terukur sehingga
masih terdapat kesenjangan dalam capaian literasi di antara daerah-daerah
di Indonesia.

2. berdasarkan pendapat anda, apakah perubahan kurikulum yang terjadi


sekarang ini seperti adanya kurikulum merdeka, merdeka belajar dan profil
pelajar Pancasila dapat membantu meningkatkan literasi masyarakat
Indonesia? Jelaskan jawaban Anda dengan alasannya.  Sejauh mana
masyarakat pendidikan dan masyarakat umum di daerah anda telah
memahami dengan baik literasi ? Jelaskan jawaban anda.

Menurut pendapat saya, perubahan kurikulum seperti Kurikulum Merdeka,


Merdeka Belajar, dan Profil Pelajar Pancasila dapat membantu meningkatkan
literasi masyarakat Indonesia secara bertahap. Hal ini karena kurikulum tersebut
memiliki fokus pada pengembangan kompetensi literasi yang meliputi
kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami informasi. Dengan
pengembangan kompetensi literasi yang terintegrasi dalam kurikulum tersebut,
diharapkan masyarakat Indonesia dapat memiliki kemampuan untuk mengakses,
memahami, dan menggunakan informasi secara lebih baik.
Namun, perubahan kurikulum tersebut tidak akan memberikan hasil yang
signifikan jika tidak diimbangi dengan upaya lain seperti peningkatan kualitas
guru, fasilitas pembelajaran yang memadai, serta peran aktif masyarakat dalam
mengembangkan literasi. Selain itu, perubahan kurikulum juga memerlukan
waktu dan konsistensi dalam implementasinya sehingga hasilnya dapat terlihat
dalam jangka panjang.

Sejauh ini, masyarakat pendidikan dan masyarakat umum di daerah saya sudah
mulai memahami pentingnya literasi, namun masih terdapat tantangan dalam
meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi di masyarakat. Beberapa
faktor yang menjadi kendala antara lain keterbatasan akses terhadap buku dan
fasilitas pembelajaran yang memadai, serta kurangnya kesadaran akan
pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya
upaya bersama dari berbagai pihak seperti pemerintah, sekolah, perpustakaan,
dan masyarakat untuk meningkatkan literasi di daerah saya.

3. Dalam artikel tersebut tertulis bahwa guru, siswa dan orang tua siswa
kurang memanfaatkan sumber literasi bahkan perpustakaan sekolah juga
kurang dimanfaatkan. Berdasarkan pengalaman Anda sendiri, setujukah
anda dengan pendapat tersebut? Jelaskan jawaban anda dengan
alasannya. Berikanlah contoh kegiatan yang mungkin pernah atau akan
dilakukan di sekolah Anda untuk meningkatkan kemampuan literasi di
sekolah atau di lingkungan Anda? Jelaskan bagaimana kaitan peningkatan
literasi dengan prinsip dasar  filosofis dan sosiologis-anthropologis,
psikologis dan pedagogis.

Saya setuju dengan pendapat bahwa masih banyak guru, siswa, dan orang tua
siswa yang kurang memanfaatkan sumber literasi, termasuk perpustakaan
sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti minimnya budaya
membaca dan kesulitan akses terhadap bahan bacaan yang relevan dengan
kebutuhan siswa. Selain itu, kurangnya kesadaran akan pentingnya literasi juga
menjadi faktor yang memengaruhi.

Di sekolah saya, ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan


kemampuan literasi siswa. Salah satunya adalah membentuk kelompok baca
atau klub literasi yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa dan
membantu mereka memahami bahan bacaan dengan lebih baik. Selain itu, kami
juga mengadakan kegiatan literasi lainnya seperti lomba menulis, diskusi buku,
dan pertunjukan teater yang berbasis pada bahan bacaan. Kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan literasi siswa
dan memperluas pengetahuan mereka.

Peningkatan literasi memiliki kaitan erat dengan prinsip dasar filosofis dan
sosiologis-anthropologis, psikologis, dan pedagogis. Secara filosofis dan
sosiologis-anthropologis, literasi merupakan bagian dari budaya dan identitas
suatu masyarakat. Kemampuan literasi yang tinggi dapat membantu masyarakat
dalam mengembangkan identitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dalam hal psikologis, literasi dapat membantu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa. Kemampuan literasi juga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan empati dan pemahaman terhadap
orang lain serta lingkungan sekitarnya. Dalam hal pedagogis, literasi merupakan
bagian penting dalam pembelajaran dan pengembangan kemampuan siswa.
Peningkatan literasi dapat membantu siswa dalam memahami dan
mengembangkan pengetahuan serta keterampilan mereka di berbagai bidang.

4. Bagaimanakah dapat melibatkan orang tua siswa dan para pemangku


kepentingan dalam kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan literasi
masyarakat sekolah atau daerah sekitar Anda?

Melibatkan orang tua siswa dan para pemangku kepentingan sangat penting
dalam kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan literasi masyarakat
sekolah atau daerah sekitar. Berikut ini adalah beberapa cara untuk melibatkan
mereka:

1. Membuat program literasi yang melibatkan orang tua siswa sebagai relawan
untuk membantu mengajar siswa yang kesulitan membaca. Orang tua siswa
dapat membantu membacakan buku, mengeja kata-kata, atau memberikan
dorongan moral untuk membaca.
2. Menyelenggarakan kegiatan literasi yang melibatkan para pemangku
kepentingan, seperti seminar literasi atau diskusi buku. Kegiatan ini dapat
membantu meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat sekitar untuk
membaca dan menulis.
3. Mengadakan kampanye literasi dengan mengajak para pemangku
kepentingan seperti LSM, lembaga pemerintah, perusahaan, dan masyarakat
setempat untuk bersama-sama mempromosikan pentingnya literasi.
4. Menggunakan media sosial dan platform online untuk mempromosikan
kegiatan literasi dan mengajak orang tua siswa serta para pemangku
kepentingan untuk terlibat. Dalam era digital seperti sekarang, media sosial
dan platform online menjadi sarana yang efektif untuk menjangkau khalayak
yang lebih luas.
5. Melibatkan orang tua siswa dan para pemangku kepentingan dalam
pengembangan perpustakaan sekolah atau perpustakaan masyarakat.
Mereka dapat membantu dalam hal pemilihan buku, pengelolaan, dan
promosi perpustakaan.

Dengan melibatkan orang tua siswa dan para pemangku kepentingan, kegiatan
literasi dapat lebih efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan literasi
masyarakat sekolah atau daerah sekitar. Selain itu, melibatkan mereka juga
dapat memperkuat hubungan antara sekolah, masyarakat, dan para pemangku
kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai