Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ALFI HUSEIN MAHARATO

NIM : 223171918182

PEMANFAATAN POJOK LITERASI UNTUK MENINGKATKAN


MINAT BACA SISWA DI SMA N 3 MALANG

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus
dikembangkan sejak dini dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Kegiatan tersebut
dikenal sebagai literasi. Kemajuan literasi merupakan suatu indikator kemajuan suatu bangsa.
Mantan Menteri Pendidikan Muhadjir Efendy dalam sambutannya untuk program Gerakan
Literasi Nasional menyebutkan bahwa sejarah peradapan umat manusia menunjukkan bahwa
bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah
dan jumlah penduduka yang banyak. Bangsa yang besar ditandai dengan masyarakatnya yang
literat, yang memiliki peradapan tinggi dan aktif memajukan dunia. Membaca merupakan suatu
kegiatan yang penting dalam proses belajar mengajar. Kita dapat mengetahui suatu informasi
dengan membaca, dan kita dapat menambah wawasan dan dapat berpikir secara kritis. Tanpa
membaca, kita tidak bisa mengetahui apa yang terjadi di dunia, dan kita tidak dapat mengetahui
ilmu-ilmu yang ada di dunia, maka dari itu membaca menjadi hal penting dalam pengetahuan
dan belajar mengajar.
UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya
minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat
memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang
rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan
oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan
menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah
Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk
mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia
terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan
pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan
jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar
keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017
mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran
dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke 5 dunia. Juara deh.
Jakarta lah kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari, aktivitas kicauan dari
akun Twitter yang berdomisili di ibu kota Indonesia ini paling padat melebihi Tokyo dan New
York. Laporan ini berdasarkan hasil riset Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.
Perkembangan minat baca dan kemampuan membaca anak saat ini sangatlah
memprihatinkan. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju memberi
dampak tersendiri pada minat membaca pada buku. Hal lain nya juga disebabkan metode
pembelajaran yang diberikan kepada anak kurang bahkan tidak menyenangkan bagi anak.
Sebagian metode berorentasi pada hasil bukan pada proses. Rendahnya minat baca anak ini
menjadikan kebiasaan membaca yang rendah dan ini juga menjadi kemampuan membaca
menjadi rendah.
Dari latar belakang ini kelompok memberikan ide untuk prakarsa perubahan di SMAN
3 Malang yaitu berupa pengadaan Pojok Literasi sebagai upaya meningkatkan minat baca
generasi muda. Pojok Literasi merupakan sebuah fasilitas yang dapat di kembangkan di SMAN
3 Malang dimana bermanfaat untuk mereka yang memang membutuhkan fasilitas yang
menunjang untuk membaca. Berbeda dengan perpustakaan yang bersifat lebih privasi, lebih
minim gangguan karena memang sangat tertutup, Pojok Literasi ini lebih kepada suatu ruangan
atau tempat yang lebih terbuka, simpel namun memang membuat mereka yang membaca tetap
nyaman untuk memanfaatkan waktu luangnya disini.
Pojok literasi merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut ruangan yang dilengkapi
dengan koleksi buku. Kemendikbud (2018) menjelaskan bahwa Pojok literasi merupakan
sebuah ruangan yang terletak di sudut ruangan kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan
berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Dengan menyediakan bahan bacaan dari
berbagai topik, Pojok literasi diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat
dalam meningkatkan minat baca. Program ini seperti perpustakaan mini yang menyediakan
ragam buku bacaan mulai dari bacaan anak Paud, TK hingga bacaan ilmu sosial, bisnis dan
lain-lain. Dengan tersedianya ragam buku bacaan tersebut, diharapkan dapat menarik perhatian
masyarakat dari berbagai kalangan dan jenjang usia agar mau membaca.
Perbedaan antara Pojok Literasi dengan perpustakaan adalah jumlah buku yang dimuat,
jika perpustakaan memiliki ratusan bahkan ribuan buku, Pojok Literasi hanya beberapa buku
saja yang dapat dipajang, bahkan beberapa orang menyebut Pojok Literasi sebagai
perpustakaan mini karena memang memberikan fasilitas literasi dan budaya membaca bagi
siswa yang berminat pada buku ataupun novel ringan.
Adapun tujuan didirikannya Pojok Literasi seperti dikutip dari salah satu jurnal karya
Damaji Ratmono, S.E, S.IP yang berjudul Konsep dan Perencanaan Pojok Baca
Ombudsman Dalam Meningkatkan Minat Baca dan Pengetahuan Masyarakat diIndonesia
Terhadap Ombudsman RI yaitu untuk mengenalkan kepada siswa berbagai sumber bacaan
untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan pengalaman membaca
yang menyenangkan. Di dalam Pojok Literasi ini selain ada buku juga terdapat berbagai macam
buku, bukan hanya buku pelajaran tapi juga buku buku lainnya seperti buku-buku hiburan
seperti manga atau komik, novel, hasil prakarya siswa dan majalah dinding.
Pojok literasi sendiri memiliki beberapa 3 manfaat bagi siswa atau bagi pelaku seperti
dikutip dari kaltim post dalam artikel karya Irma Suryani Guru SD 008 Loa Janan Ilir yang
berjudul “Manfaat Pojok Baca, Dapat Membuat Siswa Gemar Membaca” setidaknya ada 3
manfaat pojok baca atau pojok literasi bagi yang ikut serta dalam program ini diantaranya
adalah :

1. Dapat merangsang siswa untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya pikir yang
baik,
2. Mendekatkan buku pada siswa sehingga siswa lebih tertarik membaca,
3. Membantu siswa dalam membudayakan rutinitas membaca.

Pojok literasi dibuat bukan untuk menyaingi perpustakaan, namun justru membantu
perpustakaan dalam menciptakan gemar membaca dan rutinitas membaca bagi siswa. Sehingga
buku-buku yang disediakan di Pojok literasi diupayakan berbeda dengan yang tersedia di
perpustakaan sekolah.
Dalam rangka pengembangan minat baca siswa, Pojok literasi memiliki manfaat
diantaranya dapat merangsang siswa untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya pikir yang
baik, mendekatkan buku pada siswa sehingga siswa lebih tertarik membaca, membantu
perpustakaan sekolah dalam membudayakan rutinitas membaca. Di saat buku yang ingin
dibaca siswa tidak tersedia di perpustakaan, dapat dikaitkan sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai