Anda di halaman 1dari 13

Ketertarikan Minat Baca Masyarakat Indonesia

di Era Serba Digital

ARTIKEL

OLEH :

DEWI HARIYATI NINGSIH

NIM 23381072017

MAHRUS ALI BUSRO

NIM 23381071081

ZAINAL ARIFIN

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MADURA
2023
ABSTRAK
Dalam era revolusi industri 4.0 yang gejolak ini, literasi dan mminat baca tetap
menjadi isu yang relavan dan penting. Artikel ini bertujuan untuk memahami dan
menganalisis ketertarikan minat baca masyarakat di era digital ini.

Membaca adalah jendela dunia, dalam kalimat tersebut jelas dikatakan bahwa
dengan membaca kita punya pengetahuan atau wawasan yang pastinya dibutuhkan
untuk mempersiapkan masa depan. Dengan membaca akan lahir sebuah pemikiran
akan keingintahuan yang lebih dalam karena ketidaktahuan yang belum puas atau
belum bisa terjawabkan. Di era serba digital sekarang ini terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi kehidupan seseorang. Pertama, faktor positif hal ini akan sangat
menguntungkan apabila seseorang bisa memanfaat kemajuan teknologi dengan baik
untuk berkembang. Sebaliknya, pada faktor negatif jika kita lihat di era serba digital
seperti sekarang ini, kebanyakan mayarakat indonesia lebih menyukai penggunaan
sosial media hanya sebatas untuk kesenangan semata yang tidak ada faedahnya sama
sekali.

Membaca sejatinya mengangkat taraf hidup masyarakat dan mendobrak


keterbelakangan. Dengan membaca tentunya kita telah maju satu langkah karena
sudah ada imajinasi yang siap dibuktikan melalui aksi. Sebab, membaca menerobos
jangkauan yang cukup luas. Begitu pula peradaban yang kian maju menjadi sebuah
keharusan untuk sadar bahwa kita hidup di dunia ini akan merugi jika hanya berdiam
diri dan menghiraukan pentingnya literasi.

UNESCO menyatakan indeks minat baca masyarakat indonesia hanya di angka


0,001%. Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Dengan kata
lain dari seribu masyarakat indonesia hanya satu orang yang gemar membaca.
Indonesia juga menjadi negara di urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.
(Kominfo/2023). Di era serba digital sekarang ini sangat mempermudah masyarakat
indonesia untuk meningkatkan minat baca, naman faktanya hal ini balik lagi kepada
kesadaran masing – masing masyarakat indonesia karena kenyataannya masyarakat
indonesia kebanyakan tutup mata akan pentingnya membaca. Hal ini menyebabkan
keterbelakangan bangsa indonesia. Adanya gadget sebagai alat yang memudahkan
manusia dalam pengaksesan informasi, justru kebanyakan dipergunakan sebagai
sarana hiburan untuk menemani kemalasan seperti penggunaan aplikasi instagram dan
tiktok yang membuat seseorang bisa menatap handphone mereka hampir 24 jam.
Kebiasaan buruk ini perlu diubah secepatnya karena bangsa yang maju bergantung
kepada kebiasaan – kebiasaan masyarakatnya. Oleh karena itu ketertarikan minat
membaca perlu ditanamkan sejak dini agar anak sudah sadar sedari awal akan
pentingnya membaca. Sehingga akan lahir nantinya generasi emas yang cerdas, literat,
berkarakter dan mempunyai tanggung jawab untuk membangun kemajuan bangsa di
masa depan.

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu


Menurut Suharmono Kasiyun (JPI, Vol.1, No. 1 – Maret 2015) Membaca untuk
meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan oleh siapa saja, dengan cara melakukan
kegiatan membaca wacana ilmu pengetahuan. Bidang ilmu mempunyai cakupan yang
luas, sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang akan merasakan semakin banyak
yang tidak diketahui. Upaya membaca ini merupakan kegiatan membaca yang dapat
meningkatkan sumber daya manusia. meningkatkan minat baca tidak dapat dibebankan
kepada keluarga saja, masyarakat dan lembaga pendidikan mempunyai peran penting
dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Ketiga aspek itu dilakukan bersaaan.
Guru dan pustakawan merupakan ujung tombak dalam meningkatkan minat baca
masyarakat. Perpustakaan bukan sekedar konsumsi pelajar dan mahasiswa. Oleh
karena itu berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian Suharmono Kasiyun adalah
sama-sama menyatakan bahwa kita bisa melihat dunia dengan membaca serta
semakin tinggi pendidikan seseorang akan merasakan semakin banyak yang tidak
diketahui.
Sedangkan perbedaannya yakni apabila penelitian Suharmono Kasiyun
mengatakan bahwa guru dan pustakawan lah yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan minat baca peserta didik maupun masyarakat. Sebaliknya peneliti sendiri
mengatakan bahwa orang tua lah yang mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan minat baca.

Menurut Magdalena Elendiana (JPdK, Vol.2, No,1 2020) Upaya meningkatkan


minat baca perlu dibiasakan sejak awal pembelajaran supaya siswa dapat memahami
makna dari isi teks tertulis yang sudah dibaca. Membaca dapat dilakukan asalkan ada
keinginan, kemauan dan dorongan dalam diri individu siswa. Sebagai guru dan orang
tua sebaiknya memberi dukungan bahwa kebiasaan mebaca harus dimulai sejak awal
tidak hanya disekolah. Rendahnya minat membaca dapat berdampak buruk baik dari
diri siswa maupun orang lain penyebab utama rendahnya minat baca, bisa juga faktor
lingkungan yang tidak memadai.
Persamaan penelitian peneliti dengan penelitian Magdalena Elendiana adalah
membaca sama-sama dapat dilakukan asalkan ada keinginan, kemauan dan dorongan
dalam diri individu.
Sedangkan perbedaannya yakni apabila penelitian Magdalena Elendiana
menyatakan bahwa faktor linkungan yang tidak memadai juga penyebab utama
rendahnya minat baca karena tidak bisa mendukung aktivitas membaca. Sebaliknya
peneliti sendiri mengatakan bahwa di era serba digital sekarang ini sangat
mempermudah masyarakat indonesia untuk meningkatkan minat baca.

Pentingnya Membaca Untuk Meningkatkan Literasi


Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, memahami dan
menggunakan informasi secara efektif dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup
kemampuan individu untuk memproses dan memahami teks, berpikir kritis serta
membuat keputusan berdasarkan informasi yang diterima. Minat baca merujuk pada
kecenderungan atau hasrat seseorang untuk membaca. Ini mencakup preferensi
terhadap jenis bacaan tertentu, seperti novel, artikel ilmiah, berita, atau konten digital,
serta sejauh mana seseorang ingin menghabiskan waktu membaca.
Minat baca adalah indikator penting dalam mengevaluasi literasi masyarakat
dan kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam era Revolusi Industri 4.0. Dalam
konteks ini, kemampuan membaca bukan hanya tentang memahami kata-kata di atas
kertas, tetapi juga tentang kemampuan untuk mengolah dan menganalisis informasi
yang berlimpah dalam lingkungan digital yang terus berkembang. Peran generasi
bangsa sebagai agen perubahan harus melek dan dapat memilah informasi agar tidak
mudah termakan informasi yang belum jelas kebenarannya. Literasi dapat
meningkatkan kualitas diri seseorang sehingga dapat membantu menjawab tantangan
global dari zaman ke zaman.

Bukti Fakta Sosial


Upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan adalah melalui
kebiasaan membaca (Ambarita, 2011). Jadi kebiasaan membaca perlu dilakukan sejak
dini oleh orang tua, guru, dan masyarakat agar tumbuh minat dan keinginan membaca.
Jika kebiasaan membaca sudah tertanam dalam pikiran kita maka secara perlahan
akan menjadi sebuah rutinitas yang akan selalu dilakukan tanpa merasa terbebani.
Artinya kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan
dikembangkan. Untuk mendukung penumbuhan minat baca seharusnya sudah dimulai
sejak dini, seperti yang diungkapkan oleh Bunanta (2004) bahwa minat membaca harus
ditumbuhkan sejak
balita, sedangkan keterampilan membaca bisa ditumbuhkan setelah usia tujuh tahun,
dan sebelum diajari keterampilan membaca, minat anak sudah harus tumbuh terlebih
dahulu.

Menurut Sutarno (2006: 68), peranan yang dapat dijalankan taman bacaan
masyarakat sebagai berikut:
a. Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi,
pendidikan, penelitian, preservasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta
tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat.
b. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan
antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam
koleksi yang dimiliki.
c. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan
komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan
masyarakat dengan masyarakat yang dilayani.
d. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mngembangkan minat baca, kegemaran
membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia
berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masyarakat.
e. Berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin
mencari, memanfaatkan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan
pengalamannya.
f. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan
manusia.
g. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakatdan
pengunjung taman bacaan masyarakat. Meraka dapat belajar secara mandiri
(otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan, dan
mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
h. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai
(user education), dan pembinaan, serta menanamkan pemahaman tentang
pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak.

Kebaruan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ditemukan
3
tahapan dalam menerapkan literasi baca-tulis yang dijalankan, diantaranya: tahap
pembiasaan, tahap pengembangan dan pahap pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan
pada hasil penelitian dan analisis mengenai tahapan pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran yang telah diteliti di bawah ini. Dalam tahap pembiasaan ada sejumlah
prinsip acuan kegiatan literasi yang digunakan oleh para pendidik di SDN Unggulan
Bontomanai, yang dimana sesuai dengan rancangan program pemerintah dalam
pelaksanaan GLS. Hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam
rancangan kurikulum sekolah.
1) Peserta didik mampu membaca serta dibacakan bermacam buku selain isi
buku
pelajaran.
2) Peserta didik mampu membawa buku untuk dibaca dari buku bacaan dari
rumah
maupun menggunakan berbagai buku bacaan yang dimiliki sekolah.
3) Dalam melaksanakan tahap ini, pelaksanaan kegiatan literasi tidak dibarengi
dengan penambahan tugas lainnya pada peserta didik.
4) Tindakan lanjutan setelahnya dalam tahap ini adalah pembuatan kegiatan
diskusi atau
belajar bersama dalam pembahasan buku atau teks yang telah dibaca, yang
dilakukan secara bersama di dalam kelas.
5) Pelaksanaan kegiatan literasi dalam tahap ini dilakukan dengan berbagai
metode
dan strategi agar pelaksanaanya menyenangnkan dan menarik.

Dari pernyataan tersebut, peneliti juga menemukan keselarasan dalam observasi


yang dimana tahap pembelajaran dilakukan secara menarik dan menyenangkan. Yakni
siswa diberikan materi yang kemudian melakukan kegiatan literasi dan direview ulang
dalam bentuk penjelasan kembali oleh siswa. Selain itu dilakukan sesi tanya jawab
pada siswa yang mempresentasikan. Dalam tahap pengembangan, pelaksanaan
literasi dilakukan dengan tujuan untuk kekonsistenan minat baca siswa serta
peningkatan pemahaman siswa. Hasil lainnya adalah meningkatnya kecakapan siswa.
Selain itu, dalam tahapan ini pelaksanaan proses literasi juga dilaksanakan melalui
banyak cara, seperti halnya menjelaskan ulang materi yang telah dibaca di depan
kelas, membaca buku bacaan, berdiskusi serta melakukan tanya jawab. Siswa kelas V
di SDN Unggulan Bontomanai, dalam proses pelaksanaan literasi juga melakukan
kegiatan yang bervariasi pula seperti halnya yang dipaparkan di atas.

Teori Terkait Minat Baca dari Pakar


Hurlock (2009: 114) menyatakan bahwa minat dapat dijadikan sebagai sumber
motivasi yang kuat bagi seseorang untuk belajar. Senada dengan pernyataan tersebut,
Schunk (2012: 30) menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang disukai atau
dikehendaki sehingga melibatkan dirinya untuk terlibat pada suatu aktivitas tersebut.
Kegiatan membaca dapat terlaksana apabila terdapat minat pada diri seseorang. Minat
membaca menurut Rahim (2008: 28) adalah suatu
keinginan yang kuat disertai dengan usaha untuk membaca. Senada dengan pendapat
tersebut, Darmono (2007: 214) menyatakan bahwa minat membaca merupakan
kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu terhadap
membaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan


bahwa minat membaca adalah suatu perhatian atau keinginan yang kuat
dengan kemauannya sendiri yang disertai dengan rasa senang untuk
melakukan kegiatan membaca.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif.
Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami
suatu kejadian yang dialami dalam penelitian secara keseluruhan dengan cara
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks tertentu.
Sedangkan penelitian deskriptif merupakan suatu kegiatan yang memusatkan pada
ontologis. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar atau kalimat yang memilki
makna serta memicu adanya pemahaman yang nyata (Nugrahani, 2014: 4). Adapun
sumber datanya terdiri atas data primer dan data sekunder bisa berupa jurnal, buku,
foto maupun internet yang terkait dengan penelitian. Prosedur pengumpulan data
melalui metode simak dengan beberapa teknik dasar berupa teknik sadap, teknik simak
bebas libat cakap, dan teknik catat (Mahsun, 2012: 92-93) serta dokumentasi yang
merupakan catatan peristiwa yang sudah ada sebelumnya seperti hasil penelitian yang
sudah diperoleh (Sugiyono, 2019: 240). Analisis data melalui reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan (Pahleviannur, dkk., 2022:139141). Tulisan penelitian ini
mendeskripsikan sesuai dengan artikel artikel yang bertujuan untuk menganalisis yang
telah ketahui. Mengenai “Ketertarikan Minat Baca Masyarakat Indonesia di Era Revolusi
Industri 4.0” Dalam penelitian ini memperoleh Pengumpulan data dilakukan dengan
menelusuri artikel yang ada dijurnal online Google Cendekia dan/atau Scholar. Dalam
penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data pengambilan data dengan cara
mencari artikel-artikel dari Beragam sumber media.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. HASIL
a. Ketertarikan Minat Baca Masyarakat Indonesia di Era Revolusi dan
Industri 4.0
Berdasarkan Data Perpustakaan Nasional (PERPURNAS), tingkat
kegemaran membaca (TGM) Masyarakat indonesia sebesar 63,9 point. pdaa
tahun 2022. Angka tersebut meningkat 7,4% dibandingkan setahun yang
sebelumnya hanya sebesar 59,52 point. Kemenkominfo dan UNESCO
menyurvei dan menyatakan, bahwa indeks minat baca masyarakat
Indonesia, hanya di angka 0,001%. Dengan kata lan dari seribu orang
Indonesia, hanya satu orang yang gemar membaca.

b. Pembiasaan dalam membaca


Warga di inndonesia umumnya tidak gemar akan hal kegiatan
membaca. Maka dari itu seseorang apabila ingin melakukan kegiatan itu
baik dalam hal apapun utmanya dalam kegiatan membaca. Maka
diperlukan yang namanya pembiasaan dalam melakukan hal itu semua
dengan pembiasaan gemar dalamb dalam membaca, agar hal tersebut
terbiasa dilakukan oleh seseorang umumnya warga Indonesia. Dalam
kegiatan pembiasaan ini merupakan nomor dua setelah mempersiapkan
serta niat seseorang dalam melakukan hal tersebut, agar menimbulkan
ketertarikan minat baca, maka diperlukan untuk mengisi waktu itu dengan
hal hal yang positif dan berfaedah. Dengan semikiain hal ini melibatkan
ekosistem pendidikan di mulai dari dengan adanya guru, komunitas baca,
dal lain sebagainya.
Didalam kegiatan pembiasaan dalam membaca ada beberapa tips
dan langkah langkah yang dilakukan agar kita terbiasa:
1) Membaca dengan menghabiskan halaman 1-10 lembar, atau pun bisa
juga dengan waktu dari 10-15 menit
2) Menata sarana dengan lingkungan sekitar akan literasi
3) Menciptakan atau meng ilustrasikan lingkungan sekitar berbentuk
sebuah teks ataupun kalimat
4) Memilih buku buku yang kita sukai dan yang mudah di pahami oleh otak
kita, agar didalam pembiasaan membaca tidak mudah bosan.
5) Adanya factor pelibatan public.
c. Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Indonesia di Era
Revolusi dan Industri 4.0

Upaya meningkatkan minat baca perlu dibiasakan sejak awal


pembelajara supaya masyarakat indonesia dapat memahami makna dari isi
teks tertulis yang telah dibaca. Membaca dapat dilakukan asalkan ada
keinginan, kemauan dan dorongan dalam diri individu sebagi seorang guru
dan orang tua sebaiknya memberi dukungan. Bahwa kebiasaan membaca
harus dimulai sejak awal tidak hanya disekolah menjadi tempat
menumbuhkan minat membaca tetapi juga dirumah atau lingkungan yang
dapat memberi hal yang positif bagi masyarakat Indonesia utmanya di era
revolusi dan industri ini 4.0 ini, agar dapat memanfaatkan buku-buku
pembelajaran yang dapat meningkatkan minat baca yang ada di Indonesia
sendiri

2. PEMBAHASAN
A. Ketertarikan Minat baca
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecendrungan seseorang terhadap sesuatu yang disukai
dan diinginkan oleh seseorang untuk dilakukan. Minat merupakan keinginan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Guillfrod dalam Munardi
(1996:146) minat adalah kecendrungan tingkah laku umum seseorang
tertarik pada kelompok tertentu. Sementara itu, Tidjan, dkk 92008: 87)
menjelaskan bahwa bila individu mempunyai minat maka akan mendorong
individu untuk berbuat sesuatu. Minat baca juga akan tumbuh bila ada
kemauan, keinginan dan dorongan dari diri siswa sendiri, guru maupun
orangtua. Rasa ingin tahu sesuatu dalam bentuk bacaan yang diminati setiap
individu akan mendapat jawaban atas pertanyaan.
2. Pengertian Membaca
Dari segi linguistic membaca adalah suatu proses penyandian kembali
dan pembahasan sandi (a recording and decoding process), barlainan
dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
(encoding). Sebuah aspek pembaca sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (Written word) dengan makna bahsa lisan
(oral language meaning) yang bersama sama dalam suatu keseluruhan yang
terpadu.
1. Syafi’I (1999:7) juga menyatakan bahwa membaca adalah suatu
proses yang bersifat fisik atau yang disebut dengan psikologis yang
berupa pikiran dengan cara berfikir dalam mengolah informasi.
2. Farris (1993:304) mendefinisikan bahwansannya membaca adalah
alat untuk pemprosesan kata kata konsep, informasi serta gagasan
gagasan yang dikemukakan oleh pengarang dengan pengetahuan
dan pengalaman membaca sehingga menjadi suatu keterampilan.
3. Dalam KBBI (2000:62), membaca adalah melihat, serta memahami
isi dari apa yang tertulis didalamnya, dan di baca secara lisan atau
bisa dilakukan dengan membaca di dalam hati.

KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai