Anda di halaman 1dari 7

MEMBANGUN SEMANGAT BACA DI INDONESIA

Dimas Haikal Azzuma Azra

a Fakultas Agama Islam/ Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah),


dimashaikal03@gmail.com, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Meilan Arsanti

b Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/ Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, meilanarsanti@unissula@ac.id , Universitas Islam Sultan Agung
Semarang

Abstrak

Membaca menjadi hal penting bagi kemajuan masyarakat, sehingga dapat


mewujudkan peradaban yang maju. Membaca adalah salah satu kunci
pengetahuan, kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan budaya membaca
menjadi perhatian lebih, karena bisa mengancam masa depan masyarakat
indonesia. Menanamkan budaya membaca pada anak menjadi hal yang sangat
penting, hal ini yang sering di lupakan para orang tua sehingga anak tidak terbiasa
akan budaya membaca. Perpustakaan menjadi sarana yang dapat meningkatkan
minat membaca dan sebagai sumber informatif bagi masyarakat, kenyamanan dan
kelengkapan fasilitas menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat.

Kata kunci: minat baca, semangat membaca, kemajuan bangsa

Abstract

Reading is important for the progress of society, so that it can create an advanced
civilization. Reading is one of the keys to knowledge, the lack of awareness of
Indonesian people about reading culture is of more concern, because it can
threaten the future of Indonesian society. Instilling a reading culture in children is
very important, this is often forgotten by parents so that children are not
accustomed to reading culture. The library is a facility that can increase interest in
reading and as an informative source for the community, comfort and
completeness of facilities are very important for the community.

Keywords: reading interest, reading enthusiasm, national progress

PENDAHULUAN benar mengizinkan membaca,


Belanda hanya membuka pendidikan
Di abad 21 ini, kesadaran
formal untuk masyarakat pribumi
masyarakat dunia untuk membaca
setelah penjajahan. jauh dari politik
dan menulis menjadi sangat penting,
etis, itupun hanya dari kaum
membaca dan menulis merupakan
bangsawan (Mansyur & Indonesia,
hal yang sangat penting bagi
2019).
kemajuan suatu bangsa (Romadhon,
2020). Setiap anak harus dikenalkan Membaca adalah jendela
dengan budaya membaca dan ilmu, dan gudangnya ilmu adalah
menulis untuk menyelamatkan masa buku. Membaca juga sebagai wahyu
depan bangsa. Kurangnya kesadaran pertama yang di turunkan kepada
akan pentingnya membaca dan Rasulullah SAW yang berisikan
menulis menjadi faktor utama perintah untuk membaca, maka dari
mengapa generasi saat ini kurang itu membaca menjadi sangat penting
tertarik untuk membaca dan menulis. dalam aspek kehidupan. Seharusnya
Mudahnya budaya dan konten barat bangsa indonesia yang mayoritasnya
yang menjadi kiblat trend di adalah beragama Islam mampu
Indonesia membuat masyarakat acuh mengimplementasikan budaya
tak acuh akan budaya membaca. membaca, karena dianggap sebagai
kewajiban bagi setiap manusia.
Budaya membaca di
Minat membaca yang tinggi dapat
Indonesia tentu bukanlah tradisi yang
meningkatkan kemampuan
diwariskan dari nenek moyang kita,
pemahaman dan penalaran dalam
Indonesia juga relatif baru
mengolah informasi secara analitis,
dinyatakan bebas buta huruf, sistem
kritis dan reflektif (Mansyur &
pemerintahan kolonial tidak benar-
Indonesia, 2019). Kewajiban
membaca bagi umat islam dengan minat baca yang sangat
seharusnya menjadi faktor rendah. Menurut UNESCO, minat
pendukung untuk membangun minat baca masyarakat Indonesia sangat
baca di Indonesia. mengkhawatirkan. Hanya 0,001%
artinya hanya 1 dari 1000 orang di
METODE PENELITIAN
Indonesia yang gemar membaca.
Metode artikel Berbagai survei yang lakukan oleh
inimenggunakan studi pustaka Central Connecticut State University
(library research) yaitu metode pada Maret 2016. Indonesia
dengan mendalami teori-teori dari menempati peringkat ke-60 dari 60
literatur ilmiah yang berhubungan negara dalam hal minat baca, tepat di
dengan penelitian. ada empat tahapan atas Thailand dan di atas Botswana.
studi pustaka yaitu menyiapkan Negara-negara Eropa (Evita Devega,
peralatan yang diperlukan, menulis 2017). Dari data tersebut minat baca
catatan kerja, mengatur waktu, dan di Indonesia sangat memprihatinkan
membaca serta mencatat bahan dan bisa mengancam masa depan
penelitian (Zed, 2004). Pengumpulan bangsa.
data dengan cara mencari sumber
Dilihat dari data yang di
dan mengkontruksi dari berbagai
keluarkan oleh Studi IEA
sumber buku, jurnal, dan penelitian
(International Association for the
yang sudah ada. Bahan pustaka yang
Evalution of Education
diambil dari berbagai referensi
Achievermen) di Asia Timur, tingkat
dianalisis secara kritis untuk
literasi anak terendah ada di
mendukung saran dan gagasan.
Indonesia dengan skor 52,6, Thailand
HASIL DAN PEMBAHASAN 65,1, Singapura 7 ,0, dan Hong Kong

Minat Baca di Indonesia 75,5. Selain itu, kemampuan


membaca anak Indonesia juga lemah,
Menurut UNESCO,
hanya 30 persen (Setyawatira, 2009).
Indonesia menempati urutan kedua
terakhir dalam tingkat literasi dunia, Faktor Rendahnya Minat Baca

menjadikan Indonesia sebagai negara


Faktor kendala untuk ngerumpi dan menilai orang lain baik
menumbuhkan budaya semangat di real life maupun di media sosial,
membaca yaitu (1) faktor keluarga, padahal hal itu menjadikan waktu
keluarga adalah orang yang paling menjadi sia-sia.
dekat pada kita, seharusnya dari
Sedikitnya masyarakat membeli
sejak kecil anak harus dikenalkan
buku karena faktor ekonomi juga
dengan budaya membaca (2) budaya
memengaruhi proses untuk
masyarakat yang lebih suka
menumbuhkan budaya membaca,
mendengar dan berbicara (3) sistem
karena biaya hidup yang tinggi,
pembelajaran yang kurang menekan
masyarakat lebih memilih membeli
akan minat budaya membaca (4)
barang untuk mencukupi kebutuhan
kemajuan teknologi seperti game,
sehari-hari.
TV atau media hiburan lainnya
sangat memengaruhi budaya akan Upaya Membangun Semangat

semangat membaca (5) penggunaan Membaca

perpustakaan yang kurang optimal 1. Lingkungan Keluarga


(Setyawatira, 2009).
Sifat anak yang sangat ingin
Masih kentalnya budaya tahu akan banyak hal biasanya
menyimak dan budaya lisan, kondisi berkembang pada usia 1-2 tahun,
sosial ekonomi masyarakat tidak keingintahuannya membuatnya
mendukung minat baca dan daya beli menemukan hal hal baru dan
masyarakat, perkembangan teknologi menjelajahi lingkungannya. Keluarga
dan komunikasi khususnya media dan lingkungan yang tidak
elektronik dapat menjadi ancaman mendukung kebiasaan membaca,
bagi minat membaca, serta sistem orang tua yang sibuk dengan
belajar/mengajar dan kurikulum di berbagai kegiatan sehingga sangat
sekolah atau perguruan tinggi belum sedikit atau tidak ada waktu luang
mendukung akan kecintaan membaca untuk membaca, sehingga anak yang
dan menulis (Sudarsana, 2014). Jika jarang melihat keluarganya
di lihat zaman sekarang masyarakat membaca, begitu juga lingkungan
indonesia lebih tertarik untuk
sekitar (Wahyuni, 2009). Berikut ada membaca dan koleksi dari bacaannya
beberapa tips untuk mengajarkan dijadikan perpustakaan, dari situ rasa
minat membaca pada anak. penasaran akan hal yang di sekitar si
anak pasti sangat kuat dan dari rasa
a) Membacakan buku sesering
penasaran itu anak tertular akan
mungkin pada anak.
budaya membaca dari orang tuanya.
b) Menempatkan buku yang
dapat dilihat dan dijangkau 2. Perpustakaan Gudangnya
oleh anak. Ilmu
c) Mengarahkan anak ke tempat
Di ruang lingkup lembaga
perpustakaan ataupun
pendidikan, semuanya tidak lepas
perpustakaan keluarga.
dari perpustakaan, seperti yang
d) Beri kesempatan anak untuk
tertulis dalam Undang-Undang
mengimajinasikan hasil
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
bacaannya.
Pendidikan Nasional bahwa standar
e) Beri dukungan oleh keluarga
sarana prasarana pendidikan
f) Mengajak anak untuk
mencakup ruang belajar, tempat olah
menceritakan kembali hasil
raga, tempat ibadah, perpustakaan,
bacaannya (Setyawatira,
laboratorium dan lain-lain. Maka dari
2009).
itu, perpustakaan menjadi hal yang
Untuk meningkatkan minat penting untuk mendukung proses
baca masyarakat Indonesia bisa pembelajaran, serta menunjang minat
diwujudkan dari keluarga, membaca masyarakat (Mansyur &
masyarakat, lembaga pendidikan. Indonesia, 2019). Selain lembaga
Ketiga aspek itu harus berjalan pendidikan, bisa juga diterapkan
beriringan, tidak bisa dibebankan setiap tempat ibadah seperti masjid,
pada satu aspek saja (Kasiyun, gereja dan tempat ibadah lainnya di
2015). Minat akan membaca sediakan perpustakaan, dengan buku-
bukanlah faktor dari keturunan, tapi buku keagamaan sesuai kepercayaan
suatu kebiasaan yang ditularkan, agama tersebut.
seperti orang tua yang kebiasaan nya
Perpustakaan sangat penting dengan negara-negara lain.
untuk menumbuhkan minat Pengetahuan menjadi kunci majunya
membaca, karena sumber bacaan ada peradaban. Faktor minimnya minat
di perpustakaan. Minimnya minat membaca di Indonesia adalah
masyarakat untuk menggunakan lingkungan, jadi kita harus
perpustakaan tidak lepas dari menciptakan lingkungan yang gemar
rendahnya minat dan kebiasaan membaca, jika satu kelompok
membaca masyarakat, oleh karena mayoritas gemar membaca pasti
itu diperlukan langkah-langkah yang lain akan ikut membiasakan
strategis seperti suasana untuk mengikuti mayoritas tersebut.
perpustakaan yang nyaman dan Perpustakaan yang menjadi
menyenangkan, pelayanan yang gudangnya buku harus terus di
serba guna yang selalu diperhatikan. perhatikan kenyamanannya, dan
keanekaragaman kebutuhan sehingga letak strategis tempat perpustakaan
pengguna dapat terekomendasikan harus di tengah keramaian
(Saleh, 2014). Dengan banyaknya masyarakat, agar mudah di jangkau.
pilihan buku yang ada di Dengan minat baca yang tinggi
perpustakaan, masyarakat tidak lagi ingonesia dapat mudah bersaing di
kesulitan mendapatkan buku yang dunia internasional
sedang dicari. Dan kenyamanan itu
sangat penting untuk masyarakat
agar tidak mudah merasa bosan, DAFTAR PUSTAKA

maka dari itu fasilitas perpustakaan Evita Devega. (2017, October 10).
harus bisa semaksimal mungkin Masyarakat Indonesia: Malas Baca
menciptakan kenyamanan. Tapi Cerewet di Medsos.

KESIMPULAN KOMINFO.
https://www.kominfo.go.id/content/d
Kurangnya kesadaran
etail/10862/teknologi-masyarakat-
masyarakat Indonesia akan budaya
indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-
membaca sangat mengkhawatirkan,
di-medsos/0/sorotan_media
dan akan sangat sulit berkompetisi
Kasiyun, S. (2015). Upaya meningkatkan Zed, M. (2004). Metode peneletian
minat baca sebagai sarana untuk kepustakaan. Yayasan Obor
mencerdaskan bangsa. Jurnal Pena Indonesia.
Indonesia, 1(1), 79–95.

Mansyur, U., & Indonesia, U. M. (2019).


Gempusta: Upaya meningkatkan
minat baca. Prosiding Seminar
Nasional Bahasa Dan Sastra II FBS
UNM, 203–2017.

Romadhon, A. C. (2020). Pentingnya


Membaca Dan Menulis Serta
Kaitannya Dengan Kemajuan
Peradaban Bangsa.

Saleh, T. (2014). Pentingnya membaca


dan menggunakan perpustakaan
dalam mengubah kehdupan manusia.
Jupiter, 13(1).

Setyawatira, R. (2009). Kondisi Minat


Baca Di Indonesia. Media
Pustakawan, 16(1 & 2), 28–33.

Sudarsana, U. (2014). Pembinaan minat


baca. Universitas Terbuka, 1(028.9),
1–49.

Wahyuni, S. (2009).
Menumbuhkembangkan minat baca
menuju masyarakat literat. Diksi,
16(2).

Anda mungkin juga menyukai