PENDAHULUAN
1
lainnya hanya 21,07 %. Data BPS lainnya juga menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia belum menjadikan membaca sebagai informasi. Orang
lebih memilih televisi dan mendengarkan radio.
Kecenderungan cara mendapatkan informasi lewat membaca stagnan sejak
1993. Hanya naik sekitar 0,2 %. Jauh jika dibandingkan dengan menonton
televisi yang kenaikan persentasenya mencapai 211,1 %. Data 2006
menunjukkan bahwa orang Indonesia yang membaca untuk mendapatkan
informasi baru 23,5 % dari total penduduk. Sedangkan, dengan menonton
televisi sebanyak 85,9 % dan mendengarkan radio sebesar 40,3 %. Angka
angka tersebut menggambarkan bahwa minat penduduk Indonesia masih
rendah.
Selain itu, berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak
dalam bidang pendidikan, United Nation Education Society and Cultural
Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di
bawahnegara-negara Asia. Indonesia tampaknya harusbanyak belajar dari
negara-negara maju yang memiliki tradisi membaca cukup tinggi. Jepang,
Amerika, Jerman, dan negara maju lainnya yang masyarakatnya punya tradisi
membaca buku, begitu pesat peradabannya. Masyarakat negara tersebut sudah
menjadikan buku sebagai sahabat yang menemani mereka kemana pun
mereka pergi, ketika antre membeli karcis, menunggu kereta, di dalam bus,
mereka manfaatkan waktu dengan kegiatan produktif yakni membaca buku.
Di Indonesia kebiasaan ini belum tampak. Hal ini disebabkan Masyarakat
Indonesia lebih kuat dengan budaya lisan dibandingkan dengan budaya baca.
Melihat pentingnya minat baca bagi kemajuan bangsa serta hasil prestasi
belajar siswa, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca
siswa serta prestasi belajar, terutama di Mts Nurul Jannah Sawaran Lor
melalui program literasi pojok baca yang akan melatih siswa agar terbiasa
membaca dan menambah wawasan mereka.
1.2 Fokus Penelitian
Karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga, teori-teori, agar penelitian
dapat dilakukan secara maksimal maka peneliti memberi batasan masalah
atau fokus penelitian yakni Efektifitas program literasi pojok baca dalam
2
meningkatkan minat baca dan prestasi belajar siswa di MTs Nurul Jannah
Sawaran lor.
3
tujuannya. Jika di definisikan secara singkat, definisikan secara
singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca
menurut Elizabeth Sulzby (1986). Berkenaan dengan ini Kern
(2000. Dalam ST Septiani) mendefinisikan istilah literasi secara
komprehensif yaitu penggunaan praktik praktik situasi sosial, dan
historis, serta kultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan
makna melalui teks. Literasi memerlukan setidaknya sebuah
kepekaan yang tak terucap tentang hubungan-hubungan antara
konvensi- konvensi tekstual dan konteks penggunaannya serta
idealnya kemampuan untuk berefleksi secara kritis tentang
hubungan hubungan itu. Karena peka dengan maksud/tujuan,
literasi itu bersifat dinamis – tidak statis – dan dapat bervariasi di
antara dan di dalam komunitas dan kultur diskursus/wacana.
Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif,
pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre, dan
pengetahuan kultural.
4
B. Prinsip Pendidikan Literasi
Menurut Kern (2000) terdapat tujuh prinsip pendidikan
literasi, yaitu:
1. Literasi melibatkan interpretasi
Penulis/ pembicara dan pembaca/ pendengar berpartisipasi
dalam tindak interpretasi, yakni: penulis/ pembicara
menginterpretasikan dunia (peristiwa, pengalaman, gagasan,
perasaan, dan lain-lain), dan pembaca/ pendengar kemudian
mengiterpretasikan interpretasi penulis/ pembicara dalam bentuk
konsepsinya sendiri tentang dunia.
2. Literasi melibatkan kolaborasi
Terdapat kerjasama antara dua pihak yakni penulis/
pembicara dan membaca/ pendengar. Kerjasama yang dimaksud itu
dalam upaya mencapai suatu pemahaman bersama. Penulis/
pembicara memutuskan apa yang harus ditulis/ dikatakan atau yang
tidak perlu ditulis/ dikatakan berdasarkan pemahaman mereka
terhadap pembaca/ pendengarnya. Sementara pembaca/ pendengar
mencurahkan motivasi, pengetahuan, dan pengalaman mereka agar
dapat membuat teks penulis bermakna.
3. Literasi melibatkan konvensi
Orang-orang membaca dan menulis atau menyimak dan
berbicara itu ditentukan oleh konvensi/ kesepakatan kultural (tidak
universal) yang berkembang melalui penggunaan dan dimodifikasi
untuk tujuan-tujuan individual. Konvensi disini mencakup aturan-
aturan bahasa baik lisan maupun tertulis.
4. Literasi melibatkan pengetahuan kultural.
Membaca dan menulis atau menyimak dan berbicara
berfungsi dalam sistem-sistem sikap, keyakinan, kebiasaan, cita-
cita, dan nilai tertentu. Sehingga orang-orang yang berada di luar
suatu sistem budaya itu rentan/beresiko salah dipahami oleh orang-
orang yang berada dalam sistem
budaya tersebut.
5
5. Literasi melibatkan pemecahan masalah.
Karena kata-kata selalu melekat pada konteks linguistik dan
situasi yangmelingkupinya, maka tindak menyimak, berbicara,
membaca, dan menulisitu melibatkan upaya membayangkan
hubungan-hubungan di antara katakata,frase-frase, kalimat-kalimat,
unit-unit makna, teks-teks, dan duniadunia. Upaya membayangkan/
memikirkan/ mempertimbangkan ini merupakan suatu bentuk
pemecahan masalah.
6. Literasi melibatkan refleksi dan refleksi diri.
Pembaca/ pendengar dan penulis/ pembicara memikirkan
bahasa dan hubungan-hubungannya dengan dunia dan diri mereka
sendiri. Setelah mereka berada dalam situasi komunikasi mereka
memikirkan apa yang telah mereka katakan, bagaimana
mengatakannya, dan mengapa mengatakan hal tersebut.
7. Literasi melibatkan penggunaan bahasa.
Literasi tidaklah sebatas pada sistem-sistem bahasa (lisan/
tertulis) melainkan mensyaratkan pengetahuan tentang bagaimana
bahasa itu digunakan baik dalam konteks lisan maupun tertulis
untuk menciptakan sebuah wacana/ diskursus.
Dari poin diatas maka prinsip pendidikan literasi adalah
literasi melibatkan interpretasi, kolaborasi, konversi, pengetahuan
kultural, pemecahan masalah, refleksi diri, dan melibatkan
penggunaan bahasa.
C. Tingkatan Literasi
Literasi tidaklah seragam karena literasi memiliki
tingkatan-tingkatan yangmenanjak. Jika seseorang sudah
menguasai satu tahapan literasi maka ia memiliki pijakan untuk
naik ke tingkatan literasi berikutnya. Wells (1987, 111)
menyebutkan bahwa terdapat empat tingkatan literasi, yaitu:
performative, functional, informational, dan epistemic. Orang yang
tingkat literasinya berada pada tingkat performatif, ia mampu
membaca dan menulis, serta berbicara dengansimbol-simbol yang
6
digunakan (bahasa). Pada tingkat functional orang diharapkandapat
menggunakan bahasa untuk memenuhi kehidupan sehari-hari
seperti membaca buku manual. Pada tingkat informational orang
diharapkan dapat mengakses pengetahuan dengan bahasa.
Sementara pada tingkat epistemic orang dapat mentransformasikan
pengetahuan dalam bahasa.
Dengan demikian tingkatan literasi dimulai dari tingkatan
paling bawah yaitu performative, functional, informational, dan
epistemic.
D. Model Literasi
Menurut UNESCO yang dikutip oleh Nasution (2013: 12-13),
memasukkanenam kategori kelangsungan hidup kemampuan
literasi abad 21 yang terdiri dari:
1. Basic Literacy, kadang-kadang disebut Literasi Fungsional
(Functional Literacy), merupakan kemampuan dasar literasi atau
sistem belajar konvensional seperti bagaimana membaca, menulis,
dan melakukan perhitungan numerik dan mengoperasikan sehingga
setiap individu dapat berfungsi dan memperoleh kesempatan untuk
berpartisipasi di masyarakat, di rumah, di kantor maupun sekolah.
2. Computer literacy, merupakan seperangkat keterampilan, sikap
dan pengetahuan yang diperlukan untuk memahami dan
mengoperasikan fungsi dasar teknologi informasi dan komunikasi,
termasuk perangkat dan alat-alat seperti komputer pribadi (PC),
laptop, ponsel, iPod, BlackBerry, dan sebagainya, literasi komputer
biasanya dibagi menjadi hardware dan software literasi.
3. Media Literacy, merupakan seperangkat keterampilan, sikap dan
pengetahuan yang diperlukan untuk memahami dan memanfaatkan
berbagai jenis media dan format di mana informasi di
komunikasikan dari pengirim ke penerima, seperti gambar, suara,
dan video, dan apakah sebagai transaksi antara individu, atau
7
sebagai transaksi massal antara pengirim tunggal dan banyak
penerima, atau, sebaliknya.
4. Distance Learning dan E-Learning adalah istilah yang merujuk
pada modalitas pendidikan dan pelatihan yang menggunakan
jaringan
Selain itu, terdapat 4 Model literasi informasiyang terkenal
yaitu The Big 6, Seven Pillars, dan Empowering 8 serta satu lagi
The Seven Faces of Information Literacy sebagaimana diusulkan
oleh Bruce.
a) The Big 6
1. Definisi tugas
Definisikan masalah informasdi yang dihadapiIdentifikasi
informasi yang diperlukan
2. Strategi mencari informasi
Menentukan semua sumber yang mungkin Memilih sumber
terbaik
4. Menggunakan informasi
Hadapi, misalnya membaca, mendengar, menyentuh,
mengalamatiEkstrak informasi yang relevan
8
5. Sintesis
Mengorganisasikan dari banyak sumber sajikan informasi
6. Evaluasi
Nilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas Nilai
proses, apakah efisien
Model Tujuh Pilar hendaknya dilihat dari segi peningkatan mulai dari
ketrampilan kemelekan informasi dasar melalui cara lebih canggih
memahami serta menggunakan informasi
9
(Pilar 3) Membangun strategi untuk menentukan lokasi informasi.
Contoh bagaimana mengembangkan dan memperbaiki strategi
penelusuran yang efektif
10
Pilar ke lima sampai ke tujuh merupakan ketrampilan tingkat lanjut
yang diperlukan untuk memahami sertamenggunakan informasi secara
efektif. Adapun ke tiga pilar tersebut ialah
11
c) Empowering Eight (E8)
12
Kalau dijabarkan dalam langkah nampak sebagai berikut :
Hasil pembelajaran
Komponen yang
langkah
didemonstrasikan
-Mendefinisikan
topik/subjek-
Menentukan dan
memahami sasaran
penyajian-Memilih
format yang relevan
mengidentifikasikan -Mengidentifikasi
1
kata kunci
-merencanakan
strategi penelusuran
-Mengidentifikasi
berbagai jenis sumber
informasi, di mana
dapat ditemukan
13
-Menentukan lokasi
sumber yang sesuai
dengan topik-
Menemukan
informasi
wawancara,
kunjungan lapangan
atau
penelitian di luar
lainnya
-Memilih informasi
yang relevan-
Menentukan sumber
mana saja yang
Mencatat informasi
Memilih
3 yangrelevan dengan
cara membuat catatan
atau membuat
pengorganisasian
visual
seperticart,grafik,
bagan, ringkasan dll.
14
-Mengidentifikasi
tahap-tahap dalam
proses
-Mengumpulkan
sitiran yang sesuai
-Memilah informasi
-Membedakan
antara fakta,
pendapat dan
khayalan
-Mengecek ada
tidaknya bias
dalam sumber
mengorganisasi
4
-Mengatur
informasi yang
diperoleh dalam
urutan yang logis
-Menggunakan
pengorganisasi
visual untuk
membandingkan
atau
15
membuatkontras
informasi yang
diperoleh
-Menyusun informasi
sesuai dengan
Merevisi dan
menyunting, sendiri
menciptakan atau
5
bersama-sama
pembimbing-
Finalisasi
format bibliografis
-Mempraktekkan
aktivitas penyajian-
Berbagi informasi
dengan orang atau
informasi dalam
format yang tepat
sesuai denganhadirin
16
-Menyusun dan
menggunakan
peralatan
yang sesuai
-Menerima masukan
dari siswa lain
-Meninjau masukan
serta asesmen yang
masuk-Menggunakan
masukan serta
asesmen untuk
keperluan
pembelajaran/aktivitas
berikutnya-
Menerapkan
Mendorong
menggunakan
pengetahuan yang
diperolehdari berbagai
situasi -Menentukan
ketrampilan sekarang
dapat diterapkan pada
subjek
-Tambahkan produk
17
pada portofolio
produksi
E. Jenis Literasi
1. Literasi dasar
Literasi dasar adalah kemampuan dasar dalam membaca,
menulis, mendengarkan dan berhitung. Tujuan literasi dasar
adalah untuk mengoptimalkan kemampuan seseorang dalam
membaca, menulis, berkomunikasi dan berhitung.
2. Literasi perpustakaan
Literasi perpustakaan adalah kemampuan dalam memahami
dan membedakan karya tulis berbentuk fiksi dan non fiksi,
memahami cara menggunakan katalog dan indeks, serta
kemampuan memahami informasi ketika membuat suatu karya
tulis dan penelitian.
3. Literasi media
Literasi media adalah kemampuan dalam mengetahui dan
memahami berbagai bentuk media (media elektronik, media
cetak, dan lain lain), dan memahami cara penggunaan setiap
media tersebut
4. Literasi teknologi
Literasi teknologi adalah kemampuan dalam mengetahui
dan memahami hal hal yang berhubungan dengan teknologi
(misalnya hardware dan software), mengerti cara menggunakan
internet, serta memahami etika dalam menggunakan teknologi.
5. Literasi visual
Literasi visual adalah pemahaman yang lebih serta
kempuan dalam menginterpretasi dan memberi makna dari
suatu informasi yang berbentuk gambar atau visual. Literasi
visual hadir dari pemikiran bahwa suatu gambar bisa ‘dibaca’
dan artinya bisa dikmunikasikan dari proses membaca.
18
F. Prinsip prinsip literasi
Ada beberapa prinsip penting dalam pengembangan literasi di
suatu lembaga pendidikan. Menurut Kylene Beers (2009), prinsip
pengembangan literasi sekolah adalah :
1. Bersifat berimbang
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan
yang lain. Sekolah harus menerapkan prinsip ini dengan
menerapkan strategi dalam membaca dan variasi bacaan
2. Bahasa lisan sangat penting
Setiap siswa harus dapat berdiskusi tentang suatu informasi
dalam diskusi terbuka yang memungkinkan terjadinya
perbedaan pendapat. Dengan begitu, diharapkan siswa mampu
menyampaikan pendapatnya dan melatih kemampuan berpikir
kritis.
3. Berlangsung pada semua kurikulum
Meurut Kylene Beers, seharusnya program literasi
diterapkan pada seluruh siswa dan tidak tergantung pada
kurikulum tertentu. Dengan kata lain, kegiatan literasi menjadi
suatu kewajiban bagi semua guru dan bidang studi.
4. Pentingnya keberagaman
Keberagaman adalah sesuatu yang layak untuk dihargai dan
dirayakan di setiap sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menyediakan berbagai buku bertema kekayaan budaya
negara Indonesia sehingga siswa lebih mengenal budaya
bangsa dan turut serta melestarikannya.
G. Tujuan literasi
1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara
membacaberbagai informasi beranfaat.
2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam
mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.
19
3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan
penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.
4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti
yang baik di dalam diri seseorang.
5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan
membaca dan menulis.
6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah
tengah masyarakat secara luas.
7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu
seseorang sehingga lebih bermanfaat.
H. Manfaat literasi
1. Menambah perbendaharaan kata (kosa kata) seseorang.
2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk
kegiatan membaca dan menulis.
3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru
4. Kemampuan memahami makna suatu informasi akan
meningkat
5. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.
6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.
7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.
8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan
konsentrasi seseorang.
9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata
yang bermakna dan menulis.
20
1.3.2 Pojok Baca
A. Pengertian
B. Tujuan
21
koleksi buku bacaan. Kemendikbud (2016: 13) menjelaskan
tujuan sudut baca yaitu untuk mengenalkan kepada siswa
beragam sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media,
sumber belajar, serta memberikan pengalaman membaca yang
menyenangkan. Sudut baca kelas juga sebagai upaya
mendekatkan perpustakaan ke siswa. Sudut baca kelas di
manfaatkan secara optimal untuk mendukung keberhasilan
proses pembelajaran. Morrow (2014: 13) menjelaskan tujuan
sudut baca ialah memudahkan siswa untuk mencari informasi,
menumbuhkan minat membaca.
Tujuan sudut baca berdasarkan uraian di atas yaitu sudut
baca dibuat dengan memanfaatkan sudut ataupun tempat lain
yang strategis di dalam kelas. Jenis bahan bacaan yang
ditempatkan di sudut baca kelas dapat berupa buku teks
pelajaran, buku cerita, hasil karya siswa dan guru, koran,
majalah anak, kliping, dan sumber belajar lainnya. Sudut baca
digunakan untuk mendekatkan perpustakaan ke siswa.
penerapan program pojok baca diharapkan akan merangsang
peserta didik untuk lebih gemar membaca dan memiliki daya
pikir yang baik. Pemanfaatan sudut ruang kelas untuk dijadikan
pojok baca juga sebagai penunjang dari perpustakaan sekolah.
Selain peserta didik membaca, meminjam dan menjelajah
sumber ilmu dari perpustakaan sekolah, peserta didik juga bisa
memanfaatkan pojok baca di kelas mereka masing-masing.
Buku yang terdapat pada rak buku pojok baca adalah buku
koleksi peserta didik sendiri, sehingga mereka dapat bertukar
pinjam dengan teman-temannya.
C. Manfaat
Program pojok baca memiliki berbagai manfaat untuk
menunjang baik siwa sekolah maupun pembelajaran di
sekolah. Pojok baca dapat merangsang siswa untuk lebih
22
gemar membaca, memiliki daya pikir yang baik dan
mendekatkan buku dengan siswa. Selain itu, setiap siswa bisa
membaca buku tanpa harus ke perpustakaan sebab di kelas
sudah terdapat tempat atau sarana yang menyediakan buku
buku tersebut. Selain bermanfaat bagi para siswa, pojok baca
juga bermanfaan bagi guru guna menunjang kegiatan belajar
mengajar dan menjadikan kegiatan membaca sebagai bagian
dari pembelajaran..
23
menjelaskan beberapa indikator ketercapaian pemanfaatan dan
pengembangan sudut baca antara lain:
1) terdapat sudut baca di setiap kelas dengan koleksi bahan
pustaka;
2) meningkatnya frekuensi membaca padasiswa;
3) adanya pemanfaatan sudut baca dalam prosespembelajaran;
4) sudut baca kelas tertata dan terkelola setiap akhirpembelajaran;
5) koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas diperbarui
secaraberkala;
6) ada kegiatan guru membacakan buku dengan nyaring atau
siswa membaca mandiri dengan memanfaatkan koleksi sudut
bacakelas;
7) terdapat daftar koleksi dan daftar rekap baca sudut bacakelas;
8) meningkatnya kemampuan membaca dan berkomunikasi siswa
dan guru.
1.3.3 Membaca
A. Definisi membaca
Membaca merupakan hal yang penting dalam kehidupan
manusia, karena dengan membaca akan mendapat ilmu
pengetahuan dan informasi. Tarigan (2008: 7) menyatakan
bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui bahasa tulis. Prasetyono (2008: 57) juga menjelaskan
bahwa membaca merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk memahami suatu informasi melalui
indera penglihatan dalam bentuk simbol-simbol yang disusun
sehingga mempunyai arti dan makna.
24
keseluruhan. Membaca juga untuk memahami suatu informasi.
Kegiatan membaca harus dilakukan dengan penuh perhatian
untuk mengetahui dan memahami makna yang terdapat dalam
informasi tersebut.
25
Membaca merupakan perintah Allah, setiap hamba
Allah wajib membaca ayat-ayat Allah. Baik ayat-ayat Allah
yang terdapat di dalam Al-Qur‟an atau ayat-ayat alam jagad
raya ini beserta isinya. Seseorang harus dapat memahami
kandungan atau makna dari bacaan tersebut. Tahapan setelah
membaca yaitu harus dapat mengkaji, menganalisa (membaca
yang tersirat) dan kemudian mengambil pelajaran dari bacaan
itu, jadi intinya membaca itu menangkap kandungan-
kandungan yang berbentuk simbol-simbol tertentu, baik secara
tersurat maupun tersirat. Membaca adalah memahami arti dan
makna yang terkandung dalam bentuk tulisan maupun keadaan.
C. Tujuan membaca
26
pengetahuan pembacanya. Membaca diibaratkan sebuah jalan
untuk mencapai segala informasi.
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam
membaca di bawah ini,Anderson dalam Tarigan (1986:9-10)
mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:
27
membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana
cara,perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.
Pendapat lain menyebutkan tujuan membaca mencakup
(1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3)
menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuan
tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak
prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9)
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk
dalam Nanang: 2009).
D. Manfaat membaca
Banyak manfaat yang diperoleh dari membaca.Dengan
membaca siswa dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan,
menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan
pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan
sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa.
28
Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif: 2011 ) menyebutkan
beberapa manfaat membaca, antara lain:
29
sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya
kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas,
karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan
membaca (Tarigan: 1986).
F.
Minat menurut Poerbakawatja (dalam Zaif: 2011) adalah
”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari
luar.” Minat dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan
dan minat terpola.Minat spontan adalah minat yang tumbuh
secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh
pihak luar.Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat
adanya pengaruh dan kegiatan yang berencana atau terpola
terutama kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan
mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan
membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk
membaca dengan kemauannya sendiri.Minat membaca juga
diartikan sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam
diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku
bacaan. Minat membaca meliputi perasaan senang terhadap buku
bacaan, kesadaran akan manfaat membaca, jumlah buku bacaan
yang pernah dibaca, dan perhatian terhadap buku bacaan
(Tampubolon dalam Zaif: 2011).
G.
Kebiasaan membaca merupakan salah satu bentuk minat
terpola, dimana kebiasaan itu hadir akibat adanya pengaruh yang
diberikan secara signifikan kepada seseorang.Kebiasaan
membaca timbul karena adanya motivasi yang diberikan guru
kepada siswa untuk menyadari manfaat yang dapat dirasakan
dari membaca untuk kehidupannya. Sehingga tidak diragukan
lagi,
30
F. Upaya untuk meningkatkan kegiatan membaca
31
membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah
memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
32
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
anak didik. Dengan adanya penjelasan tersebut diatas, dapat
dimengerti betapa
pentingnya untuk mengetahui prestasi belajar anak didik, baik
secara individuatau kelompok. Karena dalam fungsi prestasi
tidak hanya sebagai indicatorkeberhasilan dalam bidang studi
tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitaspendidikan.
Disamping itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan
balikbagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
33
B. Faktor yang mempengaruhi prstasi belajar siswa
Dalam proses belajar mengajar tidak semua siswa dapat
menangkapseluruh apa yang dijelaskan oleh guru, oleh sebab itu
prestasi belajar siswajuga akan berbeda beda dikarenakan
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik dalam
dirinya ataupun dari luar dirinya.
34
:Diantara faktor- faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
35
pengalaman bersama berupa kebudayaan, memiliki sejumlah
lembaga yang melayani kepentingan bersama, mempunyai
kesadaran akan kesatuan tempat tinggal dan bila perlu dapat
bertindak bersama.
2) Faktor Budaya
36
sarana belajar siswa.Faktor inilah yang dipandang turut
menentukan keberhasilan siswa.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
37
a. Teknik Tes
Perubahan yang ada dalam diri siswa baik dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikapnya menunjukkan bahwa
anak tersebut mempunyai prestasi belajar.Perubahan ini dapat
dilihat secara langsung, ataupun tidak langsung. Perubahan yang
tidak dapat dilihat secara langsung sebelumnya dapat diketahui
dengan cara pemberian tes. Arikunto menjelaskan dalam
bukunya “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan” bahwa:
…tes itu mengukur apa yang harus dan dapat diajarkan pada
suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyimpan suatu
standar prestasi dimana siswa harus dan dapat mencapai suatu
tingkat tertentu.
38
1.4 Proposisi Penelitian
Proposisi adalah dugaan sementara dari sebuah penelitian terhadap
fenomena yang terjadi. Berdasarkan data yang telah diamati peneliti,
maka proposisi penelitian sebagai berikut :
1. Dengan adanya program literasi maka minat baca siswa akan
meningkat
2. Jika terjadi peningkatan minat baca siswa, maka hal tersebut
akan berieingan dengan meningkatnya prestasi belajar siswa
1.5 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini meliputi subyektivitas yang ada
pada peneliti. Penelitian ini sangat tergantung kepada interpretasi peneliti
tentang makna yang tersirat dalam wawancara. Untuk mengurangi hal itu
maka dilakukan proses triangulasi data.
Triangulasi data yakni teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data yang terkumpul untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data-data
tersebut. Hal ini dapat berupa penggunaan sumber, metodek penyidik dan
teori.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Membantu siswa agar memiliki minat baca yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran disekolah.
b. Bagi Guru
39
Menjadi motivasi serta tantangan untuk menciptakan inovasi serta
program baru kedepannya yang dapat menunjang prestasi belajar
siswa.
c. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini, sekolah dapat menciptakan suasana /
lingkungan sekolah yang lebih baik. Jika minat baca siswa
meningkat, prestasi belajar pun akan meningkat sehingga akan
menjadikan sekolah tersebut sekolah yang unggulan.
1.7 Definisi Operasional
Adapun istilah yang harus dijelaskan adalah :
1. Pojok Baca adalah merupakan sebuah ruangan yang dilengkapi
dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan
fungsiperpustakaan, dimana siswa bisa membaca buku untuk
menambah wawasan mereka
2. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat
mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri
3. Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti
hasil usaha. Maka prestasi belajar merupakan hasil usaha dari siswa
dalam menempuh pembelajaran.
40
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Kehadiran peneliti disini adalah suatu hal yang dinilai penting pada
saat melakukan suatu peanelitian. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai
instrumen utama yakni secara langsung mengamati, mewawancarai objek
yang sedang diteliti agar penelitian dapat dilakukan secara optimal. Yang
menjadiobjek penelitian adalah siswa MTs Nurul Jannah
41
diuraikan dalam bentuk kalimat. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu :
Sumber data sekunder adalah data yang didapat dari buku, internet serta
materi tertulis yang relevan dengan tujuan penelitian, data sekunder
peneliti diperoleh melalui pengumpulan dari catatan pada saat wawancara
yang telah dilakukan dengan informan meliputi komentar, interpretasi,
atau pembahasan tentang materi original serta dokumentasi pada saat
melakukan wawancara mendalam.
Metode Dokumentasi
42
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau variabel
maupun catatan, transkrip, buku, surat kabar majalah, peraturan,
kebijakan, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
1) Triangulasi data
43
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
2) Triangulasi Pengamat
3) Triangulasi Teori
penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab “Kajian Teori”
untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
4) Triangulasi Metode
44
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian
dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian
kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan
kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap
kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
d. Keajegan (Reability)
45
Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap
data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang
muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis
sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman
ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan
melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok
pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat,
kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis
yang telah dibuat.
Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan
yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari
46
suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapat.
Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan
yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang
menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini
akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori
lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan,
kesimpulan dan saran.
47
DAFTAR PUSTAKA
Yin, Robert K. 2003.Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
48
LAMPIRAN
49
Kiswati, 2018. Program Pojok Baca Sebagai Upaya Meningkatkan Minat
Baca Siswa Melalui GLS (Gerakan Literasi Sekolah) MAN 5 Jombang.
50
ini semakin meminggirkan tradisi baca di kalangan masyarakat Indonesia
(Sutanto,2006).
(halaman 65-66)
Alasan pengamatan point :
Menjadi tolak ukur tingkat minat baca di Indonesia, agar menjadi motivasi
untuk meningkatkan program yang dapat memicu atau menumbuhkan
minat baca siswa.
51
dipaparkan di pendahuluan. Berikut adalah hasil analisis angket secara
menyeluruh per item pertanyaan. Minat membaca siswa MAN 5 Jombang
tergolong cukup baik. Mayoritas siswa yang menjadi responden memiliki
minat yang tinggi dalam membaca. Kesadaran siswa dalam membaca pun
tergolong beragam, hal tersebut dapat kita amati melalui tabel berikut di
bawah ini :
no Motivasi Jumlah ket
membaca responden
1 Wawasan 12
2 Mengisi waktu 4
luang
3 Hiburan 1
4 Abstain 5
Total 22
52
pojok baca
1 Ya 19 85%
2 Sedikit 1 5%
3 Tidak 2 10%
jumlah keseluruhan 22
G. Pernyataan penganalisis
1. Kita dapat mengetahui dari tabel diatas bahwa program pojok baca ini
sangat berguna dalam meningkatkan kegemaran atau minat baca dari
siswa.
2. Dengan adanya program literasi di sekolah dapat membantu siswa untuk
menigkatkan prestasi belajarnya di sekolah serta meningkatkan
pemahaman siswa akan pelajaran.
53
4. Alamat akses : http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/view/10003
54
Disini kita dapat mengetahui budaya membaca masyarakat Indonesia,
dimana persentase masyarakat yang membaca koran, majalah, buku cerita
maupun pelajaran sangatlah minim dan kebanyakan mereka lebih memilih
televisi sebagai sarana untuk mencari informasi.
Nilai Nilai
Nilai rata-rata Rata-rata rata-rata
tujuan dari nilai frekuensi dari nilai
membaca tertinggi membaca tertinggi
(1-5) (1-6)
55
2.62 52.8 4.58 76.33
Durasi membaca
Nilai
rata- Juml Indeks
Rata- rata Jumla
ah kebiasa
rata dari h
skor an
lama nilai pemb
rata- memba
memba tertin agi
rata ca
ca ggi
(30-
100)
179.
60.22 50.18 3 59.77
31
di Kabupaten Bandung
Penghitungan tingkat budaya membaca masyarakat di Kabupaten Bandung
didasarkan kepada indikator 1) Ketersediaan fasilitas diukur dari
ketersediaan perpustakaan sekolah dan ketersediaan perpustakaan umum –
termasuk perpustakaan desa, taman bacaan. 2) Pemanfaatan sumber
bacaan diukur dari rata-rata kepemilikan bahan pustaka (jumlah dan jenis),
bahan bacaan yang dibaca, rata-rata kunjungan masyarakat ke
perpustakaan, tingkat koleksi yang dimanfaatkan, keanggotaan
perpustakaan. 3) Kebiasaan membaca masyarakat diukur dari rata-rata
durasi membaca (per-kali membaca), rata-rata prekuensi membaca (dalam
minggu), tujuan membaca. Berikut ini adalah hasil perhitungan
berdasarkan hasil perhitungan dari setiap indikator. Perhitungan indeks
membaca masyarakat didasarkan pada indikator rata- rata ketersediaan
fasilitas membaca, Tingkat pemanfaatkan bahan bacaan, Kebiasaan
56
membaca masyarakat yang dirumuskan dalam rumus Indeks Baca = X 1 +
X 2 + X 3 dibagi tiga.
Kesimpulannya :
Berdasarkan kepada hasil analisis data mengenai tingkat budaya membaca
masyarakat berdasarkan kepada indikator ketersediaan fasilitas membaca,
pemanfaatan bahan bacaan, dan kebiasaan membaca maka tingkat budaya
membaca masyarakat di Kabupaten Bandung termasuk pada kategori
cukup.
G. Pernyataan penganalisis
1. Berdasarkan jurnal tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa budaya
membaca dalam masyarakat harus dibenahi, dimana pembiasaan membaca
baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat harus
diterapkan.
2. Kita dapat menghitung indeks membaca masyarakat melalui rumus yang
sudah di cantumkan di dalam jurnal tersebut. Hal ini memudahkan kita
untuk menganalisis kemajuan minat baca di masyarakat.
57
PEDOMAN WAWANCARA
58
WAWANCARA
I.N :”Waalaikumsalam”
59
WAWANCARA
60
61