Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Munculnya Sebuah Program Literasi di Madrasah Aliyah di sebabkan Oleh Beberapa


Faktor dia antaranya Kurangnya Minat Siswa untuk Membaca dan berkunjung ke perpustakaan
yang kedua krang manfaatnya buku yang telah di sediakan sekolah, padahal diperpustakaan
banyak sekai buku buku refrensi buku fiksi maupun buku non fiksi sehingga madrasah perlu
mebuat program ini agar peserta didik mampu memanfaatkan dengan baik buku buku yang ada,
madrasah membuat sebuak program budaya membaca dengan tema
“Dengan buku kau akan tahu luasnya dunia ini”
Semoga dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat dan sebagai wadah para
peseta didik agar memiliki Minat baca sehingga mereka akan banyak mendapatkan ilmu
pengetahuan dan wawsan yang luas setelah mereka sudah lulus Dari Madrasah Aliyah Miftahul
Huda Rawalo.
Makna membaca, dalam arti sempit dan yang tercantum dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu. Dalam
arti luas, ‘tulisan’ bisa diartikan sebagai sesuatu yang abstrak, sehingga orang akan berkata
bahwa dia sedang membaca jalan kehidupan, membaca pikiran, membaca lukisan, membaca
cuaca, dan lain sebagainya. Dalam makalah ini, karena membaca dikaitkan dengan institusi
sekolah yang banyak berhubungan dengan pembelajaran lewat buku, maka makna membaca yang
dimaksud lebih ditekankan pada membaca tulisan.
Masalah baca-tulis sudah muncul sejak zaman dahulu (Kleden-Probonegoro, 1998).
Ilmuwan barat, Plato, disebutkan menolak tulisan, meskipun pada kenyataannya ia malah
menghasilkan banyak tulisan. Berdasarkan mitos yang mengisahkan tentang Dewa Teuth, yaitu
dewa pengetahuan, misalnya geometri, astronomi, dan sebagainya. Ia mengajarkan pada rakyat
Mesir bahwa pengetahuan grammata, atau pengetahuan tentang karakter tulisan, dapat
menjadikan manusia lebih bijaksana dan lebih mampu untuk mengingat sesuatu. Tetapi raja
Mesir saat itu menolak, dengan alasan bahwa tulisan dapat memperlemah kemampuan jiwa untuk
mengingat. Demikian pula dengan ilmuwan lain, seperti Socrates dan Aristoteles, yang
menganggap bahwa tulisan tidak penting. Socrates menggeneralisir bahwa tulisan tidak bermakna
apa-apa, karena seperti lukisan, tulisan hanya sebuah benda mati atau makhluk tak hidup,
sedangkan Aristoleles menganggap bahwa tulisan adalah jiplakan dari bahasa, yaitu kata-kata
yang diucapkan dari suara manusia. Suara mempunyai hubungan langsung dengan pikiran.
Seorang ilmuwan kontemporer, Derrida menyatakan bahwa tulisan bukan sekedar ‘literal
pictographic atau inskripsi yang bersifat ideografik, tetapi merupakan totalitas yang mencakup
kemampuan untuk melampaui apa yang hanya bias ditunjuk secara fisik. Oleh karena itu tulisan
adalah berhubungan dengan konsep jiwa, konsep hidup, nilai, pilihan, dan memori. Orang dapat
merasakan dinginnya salju atau situasi perang dunia ke-dua dari tulisan, tanpa harus
mengalaminya sendiri.

Program Lierasi Madrasah Aloyah Miftahul Huda Rawalo 1 | P a g e


BAB II
PROGRAM BUDAYA MEMBACA
DENGAN BUKU KAU AKAN TAHU LUASNYA DUNIA INI

A. KONSEP LITERASI

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

1. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,


membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk
mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing)
berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa


mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang
keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya
literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi
dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal
System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki
pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan,
penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

3. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Secara gamblang
saat ini bisa dilihat di masyarakat kita bahwa media lebih sebagai hiburan semata. Kita
belum terlalu jauh memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang
pengetahuan dan memberikan persepsi positif dalam menambah pengetahuan.

4. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan


yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta
etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi
untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup
menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta
menjalankan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena
perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola
informasi yang dibutuhkan masyarakat.

5. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di
televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya
banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.

Program Lierasi Madrasah Aloyah Miftahul Huda Rawalo 2 | P a g e


A. NAMA PROGRAM
Dengan buku kau akan tahu luasnya dunia ini

B. TUJUAN PELAKSANAAN

1. Meningkatkan minat baca peserta didik


2. Meningkatkan Budaya Baca Bagi Peserta Didik
3. Menumbukan Peserta didik Berfikir Kritis
4. Menumbuhkan Wawasan dan Pengetahuan Siswa dalam menyikapi Bertia di Dunia Maya dengan Bijak

C. BENTUK DAN KEGIATAN

1. Diskusi Hasil Resensi Buku


Peserta didik membaca buku, buku tersebut diresensi kemudian didiskusikan dalam acara
diskusi bulanan atau mingguan

2. Membaca senyap
Peserta didik wajib membaca buku non teks pelajaran selama 15 menit

3. Perpustakaan Kelas
Setiap kelas membuat perpustakaan diisi sendiri oleh peserta didik sendiri

4. Pengadaan Buku-Buku berkualitas


Pengadaan buku buku baru yang berkualitas yang dapat menginspirasi peserta didik

5. Kunjungan  ke Pameran Buku


Sekolah membuat program kunjungan ke Pameran Buku

6. Kunjungan ke Perpustakaan Daerah


Sekolah mengadakan kegiatan kunjungan ke perpustakaan

7. Kunjungan ke penerbit buku terdekat


Sekolah mengadakan kunjungan ke salah satu penerbit buku

8. Tantangan membaca
Sekolah membuat tantangan kepada  peserta didik yang berhasil membaca 10 buku dalam
satu bulan.

9. Kontes Menulis
Sekolah mengadakan lomba menulis untuk peserta didik.

10. Reading Award


Sekolah memberi reward

11. Peserta didik yang paling banyak mengujungi perpustakaan


Perpustakaan kelas terbaik

Program Lierasi Madrasah Aloyah Miftahul Huda Rawalo 3 | P a g e


D. PENANGGUNG JAWAB

1. Penanggung Jawab : H. Ulul Albab, M.Pd


2. Ketua : Uswatun Khasanah,S.Pd
3. Sekretaris : Nurul Fajri A. Siwi,S.Pd
4. Penyelaras Kualitas Materi : Febri Intan Ratmadani,S.Pd
5. Penyelaras Kualitas Ketertiban : Aan Hasanah
6. Penghimpun Materi dan Sumber Rujukan : Inayatul Kheriyah,S.Pd
7. Penilai Keterlaksanaan Program : Drs.H. Kuat Sukoso

E. JADUWAL LITERASI
- Terlampir

F. PENDANAAN

Kegiatan Ayo membaca didanai dari berbagai sumber antara lain :

1. BOS

2. Komite Sekolah

3. Sponsor

Program Lierasi Madrasah Aloyah Miftahul Huda Rawalo 4 | P a g e


BAB III
PENUTUP

Jika Peserta didik belum memahami kepentingan kemahiran membaca dan menulis bagi

kehidupan setiap individu, semua gerakan meningkatkan budaya baca-tulis akan sia-sia, dan

hanya muncul sebagai sebuah utopia. Oleh karena itu, langkah pertama yang sangat penting

dilakukan adalah menumbuhkan kesadaran pentingnya kegiatan baca-tulis, setelah itu, upaya

berikutnya akan jauh lebih mudah.

Semoga dengan adanya program budaya membaca ini dapat memberikan dampak yang

positif bagi kita semua warga madrasasah dan kususnya bagi Semua Peserta didik, sehingga

dengan menanamkan program ini dapat menjadi budaya disiplin membaca bagi siswa madrasah

ketika sudah lulus sehingga ketika mendapatkan informasi tidak serta merta menelanya secara

mentah mentah yang dapat menimbulkan fitnah jika informasi tersebut anadal brita bohong /

HOX, semoga program ini mendapatkan ridoh Allah dan dapat memberikan manfaat amin

Program Lierasi Madrasah Aloyah Miftahul Huda Rawalo 5 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai