RINGKASAN BUKU 1
BAB II
Gerakan Literasi di sekolah dilakukan dengan menampilkan praktik- praktik baik dan
menjadikannya sebagai kebiasaan serta budaya di lingkungan sekolah. Baik pendidik
maupun tenaga kependidikan maupun tenaga kependidikan memiliki kewajiban moral
sebagai teladan. Litrasi juga diintrgrasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Literasi menjadi
bagian tak terpisahkan dari semua rangkaian kegiatan siswa dan guru baik di dalam maupun
di luar kelas.
1. Literasi Bahasa.
2. Literasi Numerasi.
3. Literasi Sains.
4. Literasi Digital.
5. Literasi Finansial.
6. Literasi dan Kewarganegaraan.
Semua informasi, Pengetahuan, Pengalaman, nilai- nilai yang diterima oleh anggota
keluarga di lingkuan lain ( sekolah dan masyarakat ) akan disaring, disesuaikan, dan
dikuatkan. Bila sebuah keluarga memiliki bacaan dalam bentuk koleksi di sudut baca atau
perpustakaan keluarga, itu dapat dijadikan sebagai bagian dari pengembangan literasi
keluarga.
Literasi adalah poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat. Pelaksanaan program-
program- program literasi merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan membangun
pengetahuan dan belajar bersama di masyarakat terus berdenyut dan berkelanjutan. Kegiatan
yang dikembangakan di gerakkan literasi masyarakat adalah kegiatan yang mencakup enam
literasi yaitu:
1. Literasi Bahasa
2. Literasi Numerik
3. Literasi Sains
4. Literasi Digital
5. Literasi Finansial
6. Literasi Budaya dan Kearganegaraan.
BAB III
Menulis dan berbicara memiliki metode yang berbeda, tetapi keduanya sama- sama
menjadi media untuk mengartikulasikan gagasan. Literasi selalu berkembang dalam konteks
kelisanan. Sebuah karya tulis dibuat dari gagasan yang didialogkan dengan orang lain, lalu
tumbuh dan disempurnakan dengan pertukaran pemikiran. Setelah selesai ditulis, sebuah
karya terus akan menjadi bahan dialog.
Kebanyakan anak- anak tak begitu begitu beruntung. Ketika memasuki sekolah, mereka
harus melafalkan bacaan tanpa makna seperti “ ini budi ” yang harus dieja sempurna.Mereka
dinilai dari seberapa baik dan lancer mereka mengeja .
Membaca buku kepada anak sering dianggap sebagai kegiatan praliterasi belaka.
Artinya, buku dibacakan kepada anak semata untuk mengenalkan mereka kepada konsep
cetak, format bacaan, alphabet, dan bahasa tulisan.
Meningkatkan pemahaman terhadap bacaan sering dianggap sebagai tugas guru bahasa.
Ini ironis karena teks padat informasi yang mendiskusikan topic abstrak yang kompleks
sering ditemukan dalam buku teks. Dalam mencerna teks yang padat ini, anak dibiarkan
untuk melakukannya sendiri tanpa dibimbing dan diperkenalkan kepada strategi membaca
untuk memahaminya.
BAB IV
Ada beberapa standar kompetensi informas sudah popular dan dikembangkan oleh
asosiasi perpustakan yang didisain khusus untuk perguruan tinggi yaitu association of college
and research libraries (ACRL) yang merupakan divisi dari American library association (ALA)
dan the society of college, national and university libraries (SCONUL) wilayah united kingdom
dan irlandia.
Setiap standar disiplin memiliki perbedaan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan dari bidang tersebut. Standar disiplin ini dirancang oleh komite dari
ACRL/instruction section information literacy in the disciplines dengan cara mengumpulkan data
lierasi informasi dari berbagai sumber seperti lembaga akreditasi,asosiasi profesi, dan lembaga
pendidikan tinggi nasional dan internasional.
Menggunakan informasi dengan memahami isu terkait budaya, ekonomi, hukum, dan
sosial terkait penggunaan informasi..
BAB V
Terlepas dari apa pengertian literasi berbagai referensi, pada subab kali ini literasi
diartikan sebagai kemampuan mengungkapkan dan mengolah huruf-huruf yang terbaca. Literasi
adalah suatu kegiatan membaca lalu menterjemahkannya dengan otak tentang apa isi bacaan
yang dibaca lalu mengimplementasikannya.