Anda di halaman 1dari 7

Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor l2/TahunXylNwember 20ll

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI


PENERAPAN TEKNIK TARI BAMBU

Oleh : Catarina Kurnia Setvawatij

Abstrak Pendahuluan
Anggapan pada sebagian besar siswa Membaca merupakan keterampilan
terhadap pembelaj aran keterampilan berbahasa yang tidak bisa lepas dari manusia.
membaca adalah sebagai pembelajaran Kegiatan membaca dibutuhkan manusia untuk
yang membosankan. Siswa cenderung mengembangkan pengetahuan dan wawasan.
malas dan pasif untuk membaca. Alasan Seiring perkembangar. zamaq manusia
siswa kurang tertarik pada pembelajaran dituntut untuk mampu mengembangkan
keterampilan membaca dikarenakan Ilmu Pengetahuhn dan Teknologi (IPTEK).
teks yang panjang dan sulit dipahami. Melalui membaqa, manusia tidak mengalami
Kondisi tersebut menyebabkan motivasi ketertinggalan dan tetap berkembang dalam
membaca yang rendah pada diri siswa, globalitas.
yang mengakibatkan kemampuan membaca
Kemakmuran suatu bangsa ditentukan
siswa yang rendah pula. Oleh karena itu,
melalui kualitas Sumber Daya Manusia
harus dilakakan berbagai cara agar siswa (SDM). Menciptakan SDM yang berkualitas
merasa mudah, senang, dan mempunyai
dapat dilakukan melalui meningkatkan minat
motiyasi yang tinggi untuk membaca. baca masyarakat. Meningkatkan minat
klcnik Tari Bambu sebagai salahsatutelmik
baca masyarakat harus didasari kesadaran
pemb e laj aran keteramp ilan memb aca dap at
masyarakat akan pentingnya budaya baca.
membuat siswa belajar membaca sambil
Membaca harus dijadikan rutinitas.
bermain, sehingga siswa terhindar dari rasa
bosan untuk membaca. klodk Thri Bambu Tradisi membaca belum menjadi
dapat membuat siswa senqng mengikuti bagian hidup sehari-hari. Perkembangan
p emb el aj aran keteramp i lan memb aca.
tradisi audiovisual telah menggeser
tradisi membaca. Kebanyakan orang lebih
Kota kunci: pembelajaran keterampilan senang menikmati hiburan melalui media
membaca, telmik Tari Bambu audiovisual, seperti televisi daripada
membaca. Hiburan atau informasi secara
instant dapat diperoleh melalui media
televisi, tanpa harus memahami bacaan yang
panjang. Padahal dalam buku terkandung
banyak informasi dan pengetahuan yang

3)Catarina Kurnia
Setyawili adalah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMp Budya Wacana yogakarta

t7
Jurnql llmiah Guru "COPE", Nomor 12/TahunXVl/November 2011

tidak semua dapat kita temukan melalui Progess in Interncttional Reading Literacy
siaran televisi. Study (PIRLS) pada tahun 2006. Data
Seiring perkembang arr zaman, manusia tersebut menunjukkan batrwa kemampuan
dituntut hati-hati dalam mencari informasi siswa Sekolah Dasar di Indonesia dalam
atau memilih hiburan. Teknologi internet membaca mendapat urutan ke-36 dari 40
dan handphone membawa pengaruh besar negara yang dijadikan sampel penelitian.
dalam kehidupan. Pemanfaatan waktu untuk Urutan Indonesia di atas Qatar, Kuwait,
membaca berkurang olehkarena pemanfaatan Maroko, dan Afrika Selatan.
waktu untuk menikmati teknologi internet Berdasarkan data Center for Social
dan h an dp ho n e y ang menawarkan informasi Marketing (CsM,jumlah buku yang wajib
dan hiburan secara instant tanpa proses dibaca siswa SMA di Amerika Serikat
berpikir yangtajam. sebanyak 32 buku, Belanda 30 buku,
Aktivitas membaca bagi masyarakat, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss
khususnya pelajar, belum membudaya 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku,
sehingga mengakibatkan kemampuan Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand
membaca yang rendah. Berbeda dengan 5 buku, dan Indonesia 0 buku. Kemampuan
kebiasaan masyarakat negara maju. membaca masyarakat Indonesia masih
Berdasarkan data International Association tergolong rendah; Tengoklah data yang
for Evaluation of Educational (IEA) tahun diliris Kompas, edisi 18 Juni 2009, bahwa
t992 dalam studi kemampuan membaca berdasarkan data Organisasi Pengembangan
murid-murid Sekolah Dasar kelas IV pada Kerjasama Ekonomi (OECD) tercatat 34,5
30 negara di dunia, disebutkan bahwa persen masyarakat Indonesia masih buta
Indonesia menempati urut anke-Z9 setingkat huruf.
di atas Venezuela yang menempati peringkat Berdasarkan data di atas, kemampuan
terakhir pada urutan ke-30. membaca masyarakat Indonesia, khususnya
Data di atas relevan dengan hasil kalangan pelaj ar tergolong rendah. Merupakan
studi dari Vincent Greannary yang dikutip tugas guru untuk menjadikan generasi
oleh Worl Bank dalam sebuah Laporan penerus bangsa, pelajar, senang membaca.
Pendidikan " Educational in Indonesia from Banyak carayangdapat dilakukan oleh guru
Cricis to Recovery " tahun 1998. Hasil studi untuk melaksanakan tugas tersebut. Dengan
Vincent Greannary menunjukkan bahwa berbagai macam pendekatan, metode, teknik,
kemampuan membaca anak-anak kelas VI media, guru dapat membantu siswa untuk
Sekolah Dasar di Indonesia hanya mampu melatih keterampilan membaca. Salah satu
meraih kedudukan paling akhir dengan nilai cara adalah penerapan teknik Tari Bambu
51,7 setelah Filipina yang memperoleh nilai dalam pembelaj aran keterampilan membaca.
52,6 dan Thailand dengan nilai 65,1, serta Dengan teknik Tari Bambu, siswa dapat
Singapura dengan nilai74,0 dan Hongkong belaj ar sambil bermain sehingga pembelajaran
yang memperoleh illai 7 5,5. membaca tidak membosankan.
Kemampuan siswa dalam membaca
Pengertian Membaca
yang masih rendah dapat dilihat melalui
Membaca merupakan salah satu
studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh
keterampilan berbahasa dari tiga keterampilan

l8
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 12/TahunXyl/November 2011

berbahasa yang lain, yakni mendengarkan, yang penting dalam suatu masyarakat
berbicara, dan menulis. Membaca dapat terpelajar. Hal ini dikarenakan sebagian
didefinisikan sebagai penafsiran yang besar ilmu pengetahuan diperoleh dengan
bermakna terhadap bahasa tulis. Hakikat membaca. Manusia dapat mengetahui
kegiatan membaca adalah memperoleh banyak hal secara cepat dan modem melalui
makna yang tepat. Pengenalan kata dianggap membaca sehingga manusia tidak ketinggalan
sebagai suatu prasyaratyang diperlukan bagi zaman.
komprehensi bacaan, tetapi pengenalan kata Berdasarkan uraian di atas, dapat
tanpa komprehensi sangat kecil nilainya diambil suatu kesimpulan bahwa membaca
(Ha:ris dan Sipay dikutip Darmiyati Zuchdi, merupakan kemampuan kompleksl/ang
2008: 19). melibatkan serangkaian keterampilarl yang
Menurut Crawley & Montain dikutip lebih kompleks lainnya. Dalam kegiatan
Farida Rahim (2008: 2), membaca pada membaca terdapat proses berpikirl yang
hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan seluruh indera dan jiwa untuk
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar memahami pesan-pesan yang hendak
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan disampaikan oleh penulis melalui media
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik tertulis. Akhir dari kegiatan membaca adalah
dan metakognitif. Sebagai proses visual, memahami ide atau gagasan yang tersurat
membaca merupakan proses menerjemahkan (eksplisif dan tersirar (implisit) dalam
simbol tertulis (huruf) ke dalam kata- bacaan. Dengan demikian dapat dinyatakan
kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, bahwa pemahamanlah yang menjadi produk
membaca mencakup aktivitas pengenalan membaca yang bisa diukur. ,

kata, pemahaman literal, interpretasi,


membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Tujuan Membaca
Sebagai proses psikolinguistik, membaca
Keterampilan membaca mempunyai
melibatkan faktor psikis pembaca. Sebagai
tujuan tertentu sehingga perlu untuk
proses metakognitif, membaca melibatkan
dikembangkan secara signifikan dan relevan.
pengetahuan yang awal yang dimiliki
Menurut Blanton, dkk. dan Irwin dalam
pembaca.
Burns, dkk. yang dikutip Farida Rahim
Dalam kegiatan membaca, pembaca (2008: ll-12), tujuan membaca adalah agar
diberi kesempatan untuk memberi respon siswa dapat: (1) memperoleh kesenangan,
yang berupa penerimaan, penolakan dan (2) menyempurnakan membaca nyaring,
kritik terhadap apa yang telah dibaca. (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
Pembaca dapat merekonstruksi pengetahuan memperbaharui pengetahuannya tentang
dari kegiatan membacatersebut. Oleh sebab suatu topik, (5) inengaitkan informasi baru
itu, aktivitas membaca dapat melatih proses dengan informasi yang telah diketahuiny4
berpikir kreatif seseorang. (6) memperoled informasi untuk laporan
Membaca sangat berkaitan erat lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan
dengan aktivitas belajar sehingga tidak atau menolak lrediksi, (8) menampilkan
dapat dipisahkan satu dengan yang lain. suatu eksperimen atau mengaplikasikan
Kemampuan membaca merupakan sesuatu informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari

L9
Jurnal llmiqh Guru " COPE ", Nomor 12/Tahun XVl/Nwember 20I I

tentang struktur teks, dan (9) menjawab membaca pemahaman, membaca kritis dan
pertanyaan-pertanyaan yang spesifi k. membaca ide (Harras & Sulistianingsih,
Membacd juga bertujuan agar pembaca 1ee7).
memahami makna yang terkandung dalam
suatu bacaan, kemudian pembaca menetapkan Pembelajaran Membaca di SMP
penilaian, tanggapan, atau sikap terhadap Pembelajaran di sekolah, khususnya
gagasan yang telah dipaparkan penulis
Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak
melalui bacaan tersebut. Selain itu, membaca bisa lepas dari kegiatan membaca, terutama
dilakukan untuk memperoleh kesenangan. pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Hal ini sesuai dengan tujuan membaca Dalam standar kompetensi pembelajaran
yang telah dikemukakan oleh Leedy dikutip
Bahasa dan Sastralndonesia untuk SMP/MIs
Soedarsono (2000: 120), bahwa membaca telah disebutkan bahwa siswa diharapkan
bertujuan untuk mendapatkan informasi, mampu memahami ragam wacana dengan
pemahaman, dan kesenangan. Berdasarkan
membaca intensif dan membaca memindai.
uraian di atas, dapat diambil kesimpulan
Membaca pemahaman merupakan salah
bahwa tujuan dasar pembelajaran membaca di
satu jenis membaca intensif yang harus
sekolah adalah membantu murid memperoleh
dikuasai siswa SMP. Menurut Johnson'&
pemahaman tentang pengetahuan dan
Pearson dikutip Darmiyati Zuchdi (20Q8:
informasi, serta mengembangkan apresiasi
23), pemahaman membaca melibatkan
dan minat.
bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan
konsep, dan keseluruhan pengalaman. Dalam
Jenis-jenis Membaca
kegiatan membaca, dibutuhkan tanggapan
Jenis membaca dapat digolongkan kepada rangsangan yang bersifat simbolik
berdasarkan kriteria tertentu. Dilihat dari yakni kata-kata yang ada dalam bacaan.
sudut cakupan bahan, membaca dapat Tanggapan dapat berupa penerimaan,
digolongkan menjadi dua jenis, yakni penolakan, dan kritik terhadap bacaan
membaca ekstensif dan membaca intensif. berdasarkan konsep dan pengalaman.
Membaca ekstensif merupakan program Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa
membaca yang dilakukan secara luas antara perhatian utama membaca pemahaman adalah
lain bahan bacaan yang digunakan beraneka pemahaman terhadap isi bacaan. Pemahaman
ragam dan dibaca dalam waktu yang singkat. terhadap isi bacaan dapat dilatih dengan
Membaca ekstensif dibagi menjadi tiga, menafsirkan makna yang berada di dalam
yaitu membaca survei, membaca sekilas dan kata-kata dan kalimat sehingga pembaca
membaca dangkal. mengerti atau mengetahui pesan yang
Membaca intensif rnerupakan disampaikan oleh penulis melalui bacaan
kegiatan membaca yang dilakukan secara tersebut. Dalam propes pemahaman tersebut,
saksama, yaitu hanya membaca satu atau terjadi proses pertalrtan antara konsep yang
beberapa pilihan dari bahan yang ada untuk baru dengan seluruh pengetahuan yang
menumbuhkan dan mengasah kemampuan telah dimiliki oleh pembaca tentang topik
membaca secara kritis. Membaca intensif yang disajikan. Jadi, kemampuan membaca
dibagi menjadi empat, yaitu membaca teliti, pemahaman merupakan kemampuan

20
Jurnal llmiah Guru "COPE", Nomor 02/TahunXl/I/Nwember 20II

seseorang untuk memahami kalimat-kalimat dengan model yang mirip seperti dua potong
dalam bacaan dengan segenap kemampuan bambu yang digunakan dalam Tari Bambu
dan pengetahuan yang dimiliki. Filipina yang juga populer di beberapa
daerah di Indonesia (Miftahul Huda, 2011:
TeknikTari Bambu r47).
Teknik tari bambu merupakan salah Langkah-langkah pembelajaran
satu teknik pembelajaran kooperatif. menggunakan teknik Tari Bambu sebagai
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa berikut. (1) Separuh kelas (atau seperempat
saling bekerjasama untuk menyelesaikan jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri
masalah. Siswa diberi kesempatan untuk berjajar di depan kelas. (2) Kemungkinan
berkomunikasi dan berinteraksi sosial lain adalah siswa berjajar di sela-sela
dengan temannya untuk mencapai tujuan deretan bangku. Cara yang kedua ini akan
pembelajaran, sementara guru bertindak memudahkan pembentukan kelompok
sebagai motivator dani fasilitator aktivitas karena diperlukan waktu yang relatif singkat.
siswa. Guru harus berusaha menanamkan (3) Separuh kelas lainnya berjajar dan
dan membina sikap berdemokrasi di antara menghadap jajaran yang pertama. (4) Dua
para siswanya (lsjoni, 201l: 38). siswa yang berpasangan dari kedua jajaran
berbagi infomasi. (5) Satu atau dua siswa
Teknik tari bambu terbentuk berdasarkan
yang berdiri di ujung salah satu jajaran
teori belaj ar konstruktivisme. Menurut Agus
pindah ke ujung lainnya di jajaran yang lain
Suprijono (2011 : 39), konstruktivisme
sehingga jajaran ini akan bergeser. Dengan
menekankan pada belajar autentik, bukan
cara ini, masing-masing siswa mendapatkan
artifisial. Belajar autentik adalah proses
pasangan yang baru untuk berbagi informasi.
interaksi seseorang dengan objek yang
Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai
dipelaj ari sec ar a ny ata. B elaj ar b ukan sekadar
dengan kebutuhan (Miftahul Huda, 2011:
mempelajari teks-teks (tekstual), terpenting
148).
ialah bagaimana menghubungkan teks itu
dengan kondisi nyata atau kontekstual. Menurut Miftahul Huda (2011: 147-
148), keunggulan teknik Tari Bambu, antara
Prinsip konstruktivisme menekankan
lain: (1) adanya strukturyang jelas sehingga
agar individu secara aktif menyusun dan
memungkinkan siswa untuk saling berbagi
membangun pengetahuan dan pemahaman.
informasi dengan singkat dan teratur, (2)
Menurut pandangan konstmktivis, guru tidak
memberi kesempatan pada siswa untuk
sekadar memberi informasi ke pikiran anak,
mengolah informasi dan meningkatkan
tetapi guru harus mendorong anak untuk
keterampilan komunikasi mereka, dan (3)
mengeksplorasi dunia mereka, menemukan
dapat diterapkan untuk semua tingkatan
pengetahuan, merenung dan berpikir secara
kelas.
kritis. Anak-anak saling bekerjasama untuk
mengetahui dan memahami pelajaran.
Penerapan Teknik Tari Bambu dalam
Teknik Tari Bambu memungkinkan Pembelajaran Membaca
siswa saling berbagi informasi pada waktu
yang bersamaan. Dinarnakan Tari Bambu Teknik Tari Bambu dapat diterapkan
karena siswa berjajar dan saling berhadapan dalam pembelajaran membaca, khususnya

21
Jurnql llmiah Guru "COPE", Nomor 02/TahunXl/I/November 2011

membaca pemahaman. Siswa dapat Penutup


berdiskusi untuk menentukan ide pokok
bacaan dengan teknik Tari Bambu. Membaca dikenal sebagai salah satu
keterampilan berbahasa yang sulit dipelajari
Langkah-langkah pembelaj aran karena siswa sulit dalam memahami bacaan.
membaca pemahaman tentang mencari ide
Isi bacaan yang kompleks dan bentuk
pokok bacaan dengan teknik Tari Bambu
teks yang panjang membuat siswa tidak
sebagai berikut. (1) Guru menyediakan teks
menyukai pembelajaran membaca. Hal
bacaan denganjumlah paragraf menyesuaikan
tersebut menyebabkan motivasi belajar yang
jumlah kelompok berpasangan. (2) Guru
rendah pada diri siswa yang mengakibatkan
menjelaskan materi pembelajaran terkait
kemampuan membaca siswa rendah.
membaca yaitu materi tentang pengertian ide
pokok dan cara menentukan ide pokok paragraf Hal di atas harus dihindari. Oleh
dalam bacaan serta menjelaskan prosedur karena itu, harus dilakukan berbagai cara
pembelajaran membaca menggunakan agar siswa merasa mudah, senang, dan
teknik Tari Bambu. (3) Siswa membentuk mempunyai motivasi yang tinggi untuk
' membaca. Bermacam-macam teknik dapat
kelompok berpasangan dalam posisi berdiri
berjajar dan saling berhadapan. (4) Guru digunakan dalam pembelajaran membaca
membagi tugas masing-masing pasangan dan salah satunya adalah teknik Tari
,Bambu. Teknik Tari Bambu sebagai teknik
asal untuk menentukan ide pokok paragraf.
Paragrafyang harus ditentukan ide pokoknya pembelajaran membaca dapat membuat
i siswa belajar sambil bermain sehingga
berbeda antatapasangan satu dan pasangan
i suasana pembelajaran menyenangkan. Di
yang lain. (5) Siwa saling berdiskusi dengan
I samping ifu, dengan penerapan teknik Tari
pasangan asalnya untuk menentukan ide
i Bambu pada pembelajaran membaca, siswa
pokok paragraf dalam bacaan tersebut. Saat
akan termotivasi untuk membaca.
diskusi dengan pasangan asal, siswa dapat
berdiskusi sambil duduk. (6) Setelah diskusi,
jajaran pertama diam (tidak bergerak), DaftarPustaka
sementara jajaran kedua sebagai pasangan A. Kholid Harras, & Sulistianingsih,
jajaran pertama bergeser mencari pasangan Lilis. (1997). Membaca l. Jakarta:
baru searah putaran jarum jam. Siswa yang Departemen Pendidikan dan
berada dalam posisi ujung kanan padajajaran Kebudayaan.
kedua akan bergeser dalam posisi ujung kiri
Miftahul Huda, (20 1 1). C ooperatif Learning:
pada jajaran kedua. Saat proses pergantian
Metode, Telcnik, Struktur dan Model
pasangan, siswa menyampaikan apa yang
P enerapan Yogyakarta: Pustaka
telah didiskusikan dengan pasangan asal
Pelajar.
sehingga dapat saling bertukar informasi.
Pergeseran searah jarum jarh baru berhenti Isjoni. (201 1). Pembelajaran Kooperatif:
ketika tiap-tiap siswa kembali ke pasangan Meninglmtkan Ke cerdas an Kommikas i
asal. (7) Guru dan siswa membahas hasil Antar Peserta Didik. Yogyakarta:
diskusi secara bersama-sarna. (8) Guru dan Pustaka Pelajar.
siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
membaca.

22
Jurnal llmiah Guru "COPE". Nomor l2/TahunWl/Nwember 2011

Farida Rahim Q008). P engaj arm Memb aca Agus Suprijono (2011). Cooperative
di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Learning: Teori &Apliknsi PAIKEM.
Aksara. Yogyakarta: Pustaka Pelaj ar.
Soedarsono. (2000). Speed Reading: Sistem Darmiyati Zuchdi (2008). Strategi
Membaca Cepat dan EfeHif. Jakarta: Meningkatkan Kemampuan
Gramedia Pustaka Utama. Memb ac a : P enin gkatan Ko mpre hen s i.
Yogyakarta: UNY Press.

23

Anda mungkin juga menyukai