Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN MEMBACA NYARING SECARA DARING MELALUI LITERACY

CLOUD PADA SISWA KELAS 3 SDN WONOKUSUMO

Yani Eka Budiarti, S.Pd


Guru SDN Wonokusumo, Kec. Mojosari, Kab. Mojokerto
yanieka949@gmail.com

Abstrak
Didengungkan literasi untuk anak Indonesia karena minat baca masyarakat Indonesia yang
masih jauh dibawah rata-rata maka kegiatan membaca nyaring melalui literary cloud bisa
menjadi salah satu jawabannya. Program kegiatan non-mengajar yang dilaksanakan sesuai
dengan program sekolah dalam hal ini khusus peserta didik kelas 3 ialah kegiatan literasi
membaca nyaring dengan menggunakan literacy cloud. Literacy Cloud adalah platform
perpustakaan digital yang memuat banyak buku dan bisa dipilih sesuai jenjang kemampuan
anak membaca. Banyak fitur yang mendukung agar bisa dimanfaatkan oleh guru, siswa, dan
masyarakat luas. Tanpa perlu menuju ke ruang perpustakaan cukup dengan membuka layar
smartphone siswa di bantu guru atau orang tua bisa mengakses perpustakaan digital. Apalagi
di dalam masa pandemi Covid-19, kegiatan membaca nyaring secara daring ini bisa
menjawab tantangan menumbuhkan minat baca anak. Membaca nyaring sendiri memiliki
banyak manfaat, selain menambah kosakata baru bagi siswa kelas 3, membaca nyaring
menumbuhkan minat baca yang lebih tinggi, menambah pengetahuan dan juga menguatkan
karakter dalam diri siswa lewat pesan moral yang tersirat pada tiap buku-buku di dalam
platform literacy cloud.

Keyword: membaca nyaring, literacy cloud

Abstract
The promotion of literacy for Indonesian children because the reading interest of the
Indonesian people is still far below the average, so reading aloud through the literary cloud
can be one of the answers. The non-teaching activity program carried out in accordance with
the school program, specifically for grade 3 students, is reading aloud literacy activities
using the literacy cloud. Literacy Cloud is a digital library platform that contains many books
and can be selected according to the level of children's reading ability. Many features that
support it can be used by teachers, students, and the wider community. Without the need to go
to the library room, simply by opening the smartphone screen, students assisted by teachers
or parents can access the digital library. Especially during the Covid-19 pandemic, this
online aloud reading activity can answer the challenge of growing children's interest in
1
reading. Reading aloud itself has many benefits, in addition to adding new vocabulary for
grade 3 students, reading aloud fosters a higher interest in reading, increases knowledge and
also strengthens the character in students through the moral messages implied in each book
on the Literacy Cloud platform.

Keywords: reading aloud, literacy cloud.

PENDAHULUAN
Ditengah pandemi Covid 19 banyak hal yang tidak bisa dilakukan dengan bertatap
muka, karena sebagai usaha untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Demikian
dengan dunia pendidikan, akibatnya dunia pendidikan mengalami perlambatan. Kegiatan
rutinitas yang seharusnya dilakukan di dalam kelas selain pembelajaran juga terhambat. Salah
satu aktivitas yaitu melakukan literasi. Biasanya dilakukan selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai.
Sejak Covid melanda, kegiatan ini seringkali tidak dilaksanakan. Apalagi bagi anak-
anak yang baru beralih jenjang pendidikan di tingkat SD. Membaca harusnya lebih
dibudidayakan karena anak-anak kelas rendah suka sekali berimajinasi. Selain itu juga
kebutuhan buku yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pinjam meminjam buku di
perpustakaan selama pandemi Covid 19. Diperlukan prasarana yang lebih baik untuk tetap
melaksanakan kegiatan literasi meskipun terhambat oleh pandemi ini. Dengan adanya literasi
digital yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan.

PEMBAHASAN
Pada hakikatnya membaca adalah suatu aktivitas yang rumit dimana dalam aktivitas
ini tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga menyangkut aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan dari simbol tulis (huruf) ke dalam kata- kata lisan (Rahim, 2009). Pada
tataran berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif, membaca adalah aktivitas mengartikan
simbol/ tulisan pada tingkatan makna yang sesuai konteks kemudian merespon apa yang
dibaca melalui aktivitas lain seperti berbicara atau menulis.
Untuk anak kelas rendah, terutama kelas 3 SD membaca nyaring lebih
direkomendasikan, alasannya yaitu menanamkan dan menumbuhkan minat membaca anak
sejak dini. Menurut pendapat Trelease (2006) bahwa aktivitas terpenting untuk Untuk anak
kelas rendah, terutama kelas 3 SD membaca nyaring lebih direkomendasikan, alasannya yaitu
menanamkan dan menumbuhkan minat membaca anak sejak dini. Menurut pendapat

2
Trelease (2006) bahwa aktivitas terpenting untuk meningkatkan pengetahuan yang membantu
anak untuk sukses dalam membaca adalah membaca nyaring untuk anak-anak. sehingga dapat
diartikan bahwa strategi membaca nyaring sangat tepat untuk terapkan mulai dari jenjang
pendidikan dini karena dapat menanamkan minat membaca pada anak sehingga untuk
selanjutnya kemampuan membaca anak akan meningkat dengan baik. Meskipun tidak dapat
dipungkiri bahwa strategi ini juga dapat diterapkan pada tingkat pendidikan menengah dan
tinggi. Trelease berpendapat (2006) bahwa aktivitas membaca nyaring harus berlanjut terus
sampai di setiap tingkat pendidikan siswa. Hal tersebut agar menjaga iklim membaca yang
terus-menerus dan berkesinambungan. Jadi anak-anak akan memiliki karakter suka membaca
buku karena memang membutuhkan buku, tidak serta merta membaca buku hanya untuk di
bangku sekolah atau bahkan saat menempuh ujian di sekolah.
Menurut Duursma (2008) bahwa membaca nyaring untuk anak atau membagikan
buku bacaan telah dikaitkan dengan kedaruratan kemampuan membaca pada anak. Hal Ini
dapat diartikan bahwa strategi membaca nyaring sangat tepat bagi negara-negara yang
memiliki tingkat literasi rendah seperti Indonesia karena dengan tingkat literasi rendah ini
maka dipandang darurat untuk segera di tingkat kemampuan membacanya dengan
memberikan model membaca yang baik melalui strategi membaca nyaring oleh guru.
Kemampuan membaca ini harus ditangani terlebih dahulu sebelum akhirnya siswa
mempelajari.Kkemampuan yang lebih tinggi, karena dengan kemampuan membaca yang
rendah tidak mungkin bagi seseorang dapat memahami ilmu yang lebih tinggi dengan baik.
Membaca nyaring akan memberikan kesempatan pada guru untuk memberikan model
cara membaca yang lancar dan membaca ekspresif. Pada tingkat awal, siswa masih
memerlukan contoh atau cara bagaimana membaca yang baik, misalnya bagaimana
melafalkan sebuah kata yang baik, memberikan penekanan pada kata atau kalimat, dan
menentukan jeda. Untuk menyampaikan pemahaman pada isi bacaan yang dibaca, guru juga
menyampaikan bagaimana mengemukakan isi wacana dengan pengaturan ritme, intonasi, dan
volume serta kecepatan dalam membaca. Dengan strategi membaca nyaring memberikan
kesempatan kepada seorang guru untuk dapat membahas kembali struktur wacana, dimana
seorang guru dapat memberikan penekanan pada setiap bagian dari sebuah wacana. Strategi
ini memposisikan guru sebagai fasilitator, terutama untuk pemula dan menengah karena pada
tingkat ini siswa cenderung masih sangat memerlukan contoh dari gurunya. Sebagai fasilitator
juga guru mendapat kesempatan untuk menyediakan beragam wacana dan dapat
menghubungkan dan member makna wacana satu dengan yang lain (Belichenko, 2011).

3
Adapun manfaat strategi membaca nyaring bagi siswa sebagai pendengar diantaranya
yaitu siswa dapat meningkatkan dasar kosa kata mereka dengan cara mendengarkan isi - isi
yang terkandung dalam wacana yang dibacakan oleh gurunya dan menyesuaikannya dengan
situasi yang tepat jadi siswa tahu dalam situasi apa mereka dapat menggunakan kata-kata
tertentu sehingga dapat mudah dimengerti. Dalam belajar bahasa kegiatan membaca nyaring
perannya sangat besar terhadap belajar berbicara. Menurut Rokayah (2014) dengan melalui
strategi membaca nyaring siswa belajar mengucapkan fonem bahasa yang dipelajari nya
dengan benar. Bahkan, siswa bukan hanya belajar mengucapkan fonem bahasa yang
dipelajarinya, tetapi juga belajar mengucapkan kelompok kata, kalimat, dan bahkan
mengucapkan suatu wacana utuh dengan benar melalui membaca nyaring.
Siswa dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan pemahamannya pada tahapan
sebelum, selama dan setelah gurunya membaca nyaring dalam diskusi. Kemampuan
mendengarkan disini sangat diperlukan sehingga dapat mengertikan kemudian mendiskusikan
isi-isi penting dalam wacana. Selanjutnya, siswa dapat mendengarkan contoh kelancaran,
suara, cerita dan kemenarikan dari sebuah wacana tertulis yang dituangkan dalam bahasa lisan
dengan ketelatenan gurunya yang sangat menikmati dunia kesusastraan. Hal ini dimaksudkan
bahwa siswa tidak hanya mempelajari makna dari sebuah wacana tetapi juga dapat
menghayati keindahan dari wacana yang dibalut dalam sastra lisan oleh gurunya.
Pendapat Rukoyah (2014) dalam penelitiannya tentang pengaruh metode membaca
nyaring terhadap pengetahuan bacaan siswa kelas dua Madrah Ibtidaiyah menyatakan bahwa
pengetahuan siswa dalam membaca yang diajarkan dengan menggunakan strategi membaca
nyaring lebih baik daripada yang menggunakan metode pembelajaran yang sederhana. Pada
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, Widhiasih dan Wahyudi (2016) yang mengadakan
penelitian deskriptif tentang penerapan strategi membaca nyaring pada tingkat universitas.
Hasil menunjukkan bahwa strategi ini dapat memperkaya kosakata dan pelafalan siswa,
mengembangkan pengetahuan siswa terhadap struktur wacana, mendorong pemahaman
tingkat tinggi, membuat siswa belajar pada konteks yang bermakna, dan membuat siswa
memiliki motivasi dalam membaca. Dari kedua penelitian terdahulu tersebut dapat
disimpulkan bahwa strategi membaca nyaring dapat digunakan di segala jenjang pendidikan
dan manfaat serta keunggulannya dalam mengajarkan membaca pada siswa tidak dipengaruhi
oleh tempatnya diterapkan.
Membaca nyaring untuk anak-anak bisa dilaksanakan secara daring. Platform Literacy
Cloud dari Room to Read menyediakan banyak buku dengan berbagai judul buku.
Menariknya Literary Cloud memisahkan jenjang yang disesuaikan dengan tingkat

4
kemampuan membaca anak-anak. Ada jenjang 1 sampai dengan jenjang 6. Masing masing
jenjang memiliki perbedaan dalam penulisan kata dan kalimatnya. Jenjang 1 lebih mudah
dibacakan untuk anak-anak. Semakin tinggi jenjang maka tingkat kesulitan membaca pun dan
kosakata yang tidak mudah untuk dibaca. Selain itu buku-buku di platform ini tidak hanya
berisi buku fiksi, namun juga non fiksi, dikemas sedemikian rupa menjadi buku yang
menunjang pengetahuan anak-anak tentang hal-hal yang baru bagi anak-anak. Dengan gambar
yang penuh warna menarik perhatian anak-anak pasti sangat menyukainya. Namun
sebelumnya guru telah memiliki akun dengan melakukan login ke dalam platform Literacy
Cloud.
Sebelum memulai mengimplementasikan membaca nyaring melalui daring pertama
kali guru harus memilih buku yang tepat untuk peserta didiknya di platform ini. Memilih
buku sesuai kemampuan anak-anak membaca. Tidak terlalu mudah, dan tidak terlalu sulit
untuk dibacakan bersama secara daring. Yang kedua guru sebelumnya harus membaca
terlebih dahulu, agar lebih optimal jika membacakan nyaring kepada peserta didik. Selain itu
supaya guru mengerti saat memberi penekanan, membuat prediksi dan jeda yang tepat agar
ketika membaca tidak melakukan kesalahn. Yang ketiga guru harus menyiapkan ruang
pertemuan secara daring, bisa melalui zoom atau melalui google meet atau aplikasi
sejenisnya.
Setelah itu, guru hendaknya mengidentifikasi proses yang harus dilakukan yang
berkaitan dengan strategi membaca nyaring seperti dengan cara menyusun langkah-langkah
pembelajaran. Jika tema yang akan dibaca adalah hal yang baru, ada baiknya guru
mengantisipasi cara untuk membangun pemahaman awal siswa sebelum kegiatan membaca
dimulai. Berikutnya, menyiapkan pertanyaan untuk tahap diskusi, mengingat dalam tahap
diskusi ini pemahaman siswa akan apa yang dibacakan diuji. Hal lini, seorang guru walaupun
sudah terkategori profesional dalam bidangnya tetap harus melatih caranya membaca wacana
yang akan dibaca nyaring di depan siswa dengan menggunakan gerakan dan intonasi yang
tepat agar anak menjadi menikmati membaca nyaring dan pemahaman buku yang dibacakan
tersampaikan kepada siswa.Kewajiban seorang guru sebelum, selama, dan sesudah aktivitas
membaca nyaring untuk meningkatkan pemahaman serta membuat kegiatan ini berjalan
dengan benar sesuai rencana, harus membuat rencana mempelajaran Setelah proses persiapan,
saatnya guru menentukani apa yang sudah direncanakannya. Pada kegiatan awal sebelum
memulai membaca, guru dapat membuka pertemuan dengan menginformasikan tujuan
pembelajaran kemudian disusul dengan membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan tema
wacana. Kemudian guru memberikan layar buku yang akan dibaca untuk selanjutnya

5
menginstruksikan siswa untuk mengidentifikasi penulis, illustrator, judul, setting, dan
karakter yang ada dalam wacana. Guru dapat mengingatkan siswa kembali pada pengetahuan
terdahulu yang berkaitan dengan wacana tersebut. Guru juga dapat melengkapi dirinya
dengan media pembelajaran seperti gambar atau ilustrasi atau dengan benda yang sekiranya
ada kaitannya dengan buku. Pada buku ‘Sihir Petir yang menceritakan perjalan tongkat sihir
bersama pemiliknya, guru bisa membawa media berupa tongkat pendek untuk menarik minat
siswa. Kemudian sebelum mulai membaca, guru mengajak siswa untuk memprediksi,
membandingkan, menghubungkan, memberikan komentar, dan mengevaluasi isi atau jalan
cerita dari wacana yang akan dibaca. Sehingga Aktivitas ini dapat meningkatkan daya
imajinasi siswa tentang wacana tersebut dan dapat meningkatkan keingintahuan siswa
terhadap wacana yang akan dibaca.
Pada kegiatan inti, guru dapat melakukan membaca nyaring dengan sesekali tetap
berinteraksi dengan siswa dengan meminta respon siswa terhadap kalimat yang dibacakan.
Sesekali munculkan dialog antar siswa dan guru dan juga antara siswa dan siswa tentang
setiap kalimat yang mereka dengarkan. sekaligus memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberikan pengalamannya tentang wacana. Jika terdapat pertanyaan di tengah-tengah
pembacaan sebaiknya guru merespon atau menjawab pertanyaan, berikan kesempatan
merespon dari siswa terlebih dahulu kemudian guru hanya menyimpulkan atau menambahkan
saja. Guru juga sebaiknya tidak membatasi pertanyaan siswa pada sebatas pertanyaan benar
dan salah atau iya dan tidak saja tetapi juga pada pertanyaan yang memungkinkan sebuah
diskusi terjadi.
Pada kegiatan akhir, guru dapat meminta respon siswa terhadap wacana tadi.
Kemudian untuk mengecek apakah siswa mengikuti alur cerita yang dibacakan, guru dapat
meminta siswa untuk menceritakan kembali. Guru juga dapat mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan isi cerita dan membagikan pemahamannya terhadap wacana sekaligus
melakukan pengecekan terhadap prediksi yang dilakukan di awal pembelajaran sebelumnya.
Pada kegiatan pembelajaran ini siswa akan membuktikan ketepatannya dalam memprediksi
atau menebak sebuah cerita dan semakin tertantang untuk memprediksi atau menebak cerita-
cerita berikutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Membaca nyaring secara daring dengan Literacy Cloud menjawab kebutuhan siswa
saat ini dimana pandemic covid-19 sedang mewabah. Cara ini sebuah strategi yang tidak
hanya membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan membacanya tetapi juga dapat

6
membangun karakter siswa tanpa membaca buku secara langsung. Jadi membaca nyaring
melalui Literacy Cloud bukan hanya dapat digunakan untuk mengajarkan pemahaman
membaca pada siswa tetapi juga membawakan perpustakaan di manapun dan kapanpun.
Tanpa harus membaca buku cerita yang berbentuk hard copy, namun siswa bisa membaca
buku dalam bentuk digital.
Cara seperti ini juga berfokus pada siswa. Jadi siswa saat membaca nyaring dengan
dibacakan guru, yang lebih aktif melakukan kegiatan diskusi dan merespon selama
pembelajaran membaca berlangsung. Membaca Nyaring ini lebih mudah diterapkan pada
masa pandemic ini, karena membaca tidak hanya mempertemukan guru dan siswa di sekolah,
namun bisa mempertemukan guru dan siswa di luar sekolah dengan tetap bisa membawakan
bahan bacaan secara digital.
Selanjutnya usia sekolah dasar membaca nyaring sangat perlu dilaksanakan,
mengingat strategi ini tidak hanya berfokus pada kemampuan membaca tetapi juga pada nilai
karakter siswa sekolah dasar. Agar dapat menerapkan membaca nyaring di saat pandemi,
maka guru bisa mengajak siswa untuk bertemu melalui platform meeting dan menghadirkan
buku bacaan sesuai jenjang siswa di Literacy Cloud. Memberikan informasi sebelum
membaca, menanyakan prediksi apa yang akan terjadi ketika dibacakan buku, kemudian
membacakan sesuai intonasi yang baik dan benar, lalu menanyakan agar mengetahui sejauh
mana siswa dapat memahami isi buku.
Membaca nyaring melalui Literacy Cloud dapat dijadikan sebagai media dan
instrumen sebagai pemicu munculnya ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam pembelajaran
yang dapat meningkatkan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan, maupun kecakapan
hidup siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud, Litbang. (2011). Kemampuan Membaca Siswa Indonesia di Dunia. Jakarta:


Litbang Kemendikbud.

Rahim, Farida. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rukoyah, Siti. (2014). Pengaruh Metode Reading Aloud (Membaca Nyaring) Terhadap
Pemahaman Bacaan Siswa Kelas II MI Nurul Huda Curug Wetan Tangerang Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah.

Suryaman, M. (2001). Kesiapan Masyarakat Sunda Menghadapi Era Global, Makalah pada
Konferensi Internasional Budaya Sunda (The Indonesian Conference on Sundanese
Culture), Gedung Merdeka, Bandung, 22- 25 Agustus 2000.

7
Suryaman, Maman. (2010). Pendidikan Karakter melalui Pendidikan Sastra. An Article in
Cakrawala Pendidikan Journal. Th. XXIX, Dies Natalis of UNY Special Edition.

Widhiasih, Luh Ketut Sri dan Putu Ayu Paramita Dharmayanti (2017). Strategi Membaca
Nyaring.

https://literacycloud.org/ di akses tanggal 15 Juni 2020

https://news.detik.com/berita/d-5015701/literacy-cloud-perpustakaan-digital-bantu-tumbuh
kan-minat-baca-anak diakses tanggal 13 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai