e-mail: bintang.marhaeni@pasca.undiksha.ac.id,
agung.marhaeni@pasca.undiksha.ac.id,made.sutama @pasca.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual berbasis
cerita rakyat terhadap kemampuan membaca pemahaman dan minat baca pada siswa kelas V SD di
Gugus V Kecamatan Sukasada. Rancangan penelitian ini adalah Post Test Only Control Group Design.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 127 orang dan sampel berjumlah 64 orang. Data
kemampuan membaca pemahaman dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda dan data minat baca
dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan MANOVA berbantuan SPSS 17.00
for windows. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan membaca pemahaman siswa yang
mengikuti model pembelajaran kontekstual berbasis cerita rakyat lebih baik daripada siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional, 2) minat baca siswa yang mengikuti model pembelajaran
kontekstual berbasis cerita rakyat lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional, 3) secara simultan, kemampuan membaca pemahaman dan minat baca siswa yang
mengikuti model pembelajaran kontekstual berbasis cerita rakyat lebih baik daripada siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Model model pembelajaran kontekstual, cerita rakyat, kemampuan membaca pemahaman,
minat baca.
Abstract
This study was aimed at investigating the effect of folklore-based contextual instructional model
WRZDUG WKH ILIWK JUDGH HOHPHQWDU\ VFKRRO VWXGHQWV¶ UHDGLQJ FRPSUHKHQVLRQ DQG UHDGLQJ LQWHUHVW DW WKH
fifth group of elementary school (gugus) in Sukasada District. Post Test Only Control Group Design was
used as the research design that involved 127 populations, and 64 of them became the samples. The
GDWD DERXW WKH VWXGHQWV¶ UHDGLQJ FRPSUHKHQVLRQ ZDV FROOHFWHG WKURXJK PXOWLSOH FKRLFH WHVW ZKLOH WKH
data about the studeQWV¶ UHDGLQJ LQWHUHVW ZDV JDWKHUHG IURP TXHVWLRQQDLUH 7KH GDWD ZDV DQDO\]HG XVLQJ
MANOVA with the assistance of SPSS 17.00 for windows. The result shows that 1)the students taught
using folklore-based contextual instructional model had better reading comprehension then those who
were taught using conventional model; 2)the students taught using folklore-based contextual instructional
model had better reading interest then those who were taught using conventional model; 3)
simultaneously , the students taught using folklore-based contextual instructional model had better
reading comprehension and reading interest then those who were taught using conventional model.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Keterangan:
A1Y1 = Kemampuan membaca pemahaman siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran kontekstual berbasis cerita rakyat.
A1Y2 = Minat baca siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kontekstual
berbasis cerita rakyat.
A2Y1 = Kemampuan membaca pemahaman siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
A2Y2 = Minat baca siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
pada interval > 75, maka data data pemahaman siswa yang mengikuti model
kemampuan membaca pemahaman siswa pembelajaran konvensional adalah 74,51
yang mengikuti model pembelajaran berada pada 58 < X < 75, maka data
kontekstual berbasis cerita rakyat berada kemampuan membaca pemahaman siswa
SDGD NDWHJRUL ³VDQJDW WLQJJL´ yang mengikuti model pembelajaran
Variabel minat baca siswa yang konvensional termasuk pada kategori
dibelajarkan dengan model pembelajaran ³WLQJJL´
kontekstual berbasis cerita rakyat diukur Variabel minat baca siswa yang
dengan kuesioner yang berjumlah 30 butir, dibelajarkan dengan model pembelajaran
setelah dianalisis terhadap data yang konvensional diukur dengan kuesioner yang
terkumpul diperoleh skor minimum 123, berjumlah 30 butir, setelah dianalisis
skor maksimum 147, rentangan 24, rata- terhadap data yang terkumpul diperoleh
rata 137,03, standar deviasi sebesar 6,65, skor minimum 109, skor maksimum 142,
modus 140, median 138,5. Rata-rata skor rentangan 33, rata-rata 126,15, standar
minat baca siswa yang mengikuti model deviasi sebesar 9,01, modus 125, median
pembelajaran Kontekstual berbasis cerita 125,5. Rata-rata skor minat baca siswa
rakyat adalah 137,03 berada pada interval yang mengikuti model pembelajaran
>120, maka data minat baca siswa yang Konvensional adalah 126 berada pada
mengikuti model pembelajaran kontekstual interval >120, maka data minat baca siswa
berbasis cerita rakyat termasuk kategori yang mengikuti model pembelajaran
³VDQJDW WLQJJL´ Konvensional termasuk kategori ³VDQJDW
Variabel kemampuan membaca WLQJJL´.
pemahaman siswa yang dibelajarkan Pengujian normalitas dilakukan
dengan model pembelajaran konvensional untuk meyakinkan bahwa sampel berasal
diukur dengan tes objektif, dengan skor dari populasi yang berdistribusi normal,
minimum ideal = 0 dan skor maksimum sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Uji
ideal= 100. Setelah dilakukan analisis normalitas data dilakukan pada empat
terhadap data kemampuan membaca kelompok data menggunakan SPSS-17.00
pemahaman siswa, diperoleh skor minimal for windows dengan melihat uji statistik
56,67, skor maksimal 93,33, rentangan Kolmonogov-smirnov pada taraf signifikansi
36,66, rata-rata 74,51, standar deviasi 5% dan didapatkan hasil seperti Tabel 02.
sebesar 10,36, modus 80, median 76,67.
Rata-rata skor data kemampuan membaca
Tabel 02 Uji Normalitas Sebaran Data
Kolmogorov-
Variabel Smirnov Keterangan
Statistics df Sig.
Kemampuan membaca pemahaman siswa 0,148 30 0,093 Distribusi
yang belajar dengan model pembelajaran normal
kontekstual berbasis cerita rakyat
Minat baca siswa yang belajar dengan model 0,158 30 0,055 Distribusi
pembelajaran kontekstual berbasis cerita rakyat normal
Kemampuan membaca pemahaman Siswa 0,127 30 0,200 Distribusi
yang belajar dengan model pembelajaran normal
Konvensional
Minat baca siswa yang belajar dengan model 0,096 30 0,200 Distribusi
pembelajaran Konvensional normal
Berdasarkan uji hipotesis II, minat bukan transfer pengetahuan dari guru ke
baca siswa yang dibelajarkan dengan siswa. Hasil pembelajaran diharapkan
model pembelajaran kontekstual berbasis bermakna bagi anak untuk memecahkan
cerita rakyat dan model pembelajaran persoalan, berpikir kritis dan melaksanakan
konvensional menghasilkan harga F observasi serta menarik simpulan dalam
sebesar 29,562 > Ftabel (4,12) dengan kehidupan jangka panjangnya. Dengan
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini begitu, mereka memposisikan sebagai diri
berarti, hipotesis nol (Ho) ditolak dan sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan hidupnya nanti.
terdapat perbedaan minat baca siswa Adapun keunggulan dari model
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual yaitu, siswa
pembelajaran kontekstual berbasis cerita secara aktif terlibat dalam proses
rakyat dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran, siswa belajar dari teman
pembelajaran konvensional diterima. melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling
Selanjutnya uji hipotesis III, untuk mengoreksi, pembelajaran dikaitkan
mengetahui perbedaan kemampuan dengan kehidupan dunia nyata dan atau
membaca pemahaman dan minat baca masalah dunia nyata, perilaku dibangun
siswa yang belajar dengan kedua model atas kesadaran sendiri, keterampilan
pembelajaran tersebut, dilakukan analisis dikembangkan atas dasar pemahaman,
menggunakan Manova dengan bantuan pembelajaran yang dilakukan harus
SPSS 17.00 For Windows. Kriteria mempertimbangkan pengetahuan atau
pengujian adalah jika harga F Pillae Trace, kekurangan siswa, pembelajaran dapat
:LON /DPEGD +RWHOOLQJ¶V 7UDFH 5R\¶V terjadi di berbagai tempat, konteks, dan
Largest Root lebih besar dari F tabel atau setting kehidupan sehari-hari, penilaian
memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 menitik beratkan pada penilaian proses
maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan berarti tanpa mengesampingkan penilaian produk.
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Pembelajaran kontekstual berbasis
Berdasarkan analisis yang telah cerita rakyat merupakan suatu
dilakukan didapatkan hasil F sebesar pembelajaran yang dapat merangsang dan
23,308 > Ftabel (4,12) dan nilai sig lebih meningkatkan motivasi siswa dalam
kecil dari 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol pembelajaran. Hal itu dikarenakan dalam
(Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) pembelajaran kontekstual berbasis cerita
yang menyatakan secara simultan, terdapat rakyat, siswa diarahkan untuk memadukan
perbedaan kemampuan membaca pengalaman-pengalaman mereka dengan
pemahaman dan minat baca siswa antara materi pembelajaran yang dibelajarakan.
siswa yang mengikuti model pembelajaran Selain itu, penggunaan cerita rakyat dalam
kontekstual berbasis cerita rakyat dengan pembelajaran juga akan dapat
siswa yang mengikuti model pembelajaran meningkatkan antusias siswa dalam
konvensional diterima. pembelajaran. Jika siswa sudah termotivasi
Hasil ini sekaligus menunjukkan dan berantusias dalam mengikuti
bahwa kemampuan membaca pemahaman pembelajaran, maka tentunya dapat
dan minat baca siswa yang belajar dengan meningkatkan minat siswa dalam
model pembelajaran kontekstual berbasis membaca, dan jika minat membaca siswa
cerita rakyat lebih baik dari siswa yang meningkat maka membaca pemahaman
belajar dengan model pembelajaran siswa pun akan dapat ditingkatkan pula.
konvensional. Maka dari itu, pembelajaran kontekstual
Model pembelajaran kontekstual berbasis cerita rakyat dapat meningkatkan
merupakan suatu proses pembelajaran membaca pemahaman siswa dan minat
yang berlangsung alamiah dalam bentuk baca siswa.
kegiatan siswa bekerja dan mengalami,