Anda di halaman 1dari 9

516 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017

PELAKSANAAN PROGRAM READING GROUP DALAM PEMBELAJARAN


MEMBACA PERMULAAN

THE IMPLEMENTATION OF READING GROUP PROGRAM IN THE EARLY READING


LEARNING

Oleh: Rosma Savitri, PGSD/PSD/FIP, Universitas Negeri Yogyakarta rosmasavitri@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan program reading group dalam pembelajaran
membaca permulaan pada siswa kelas 2B SDIT Luqman Al-Hakim Internasional Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka
kurikulum, waka kesiswaan, wali kelas 2B serta kelas 2B. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan model interaktif Miles
dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan program reading group di kelas 2B dilaksanakan dua sampai tiga kali dalam satu minggu.
Pada pelaksanaan program hari pertama dan kedua siswa dikelompokkan dan diberi tugas membaca,
sedangkan pada pelaksanaan hari ketiga siswa menyimak cerita yang dibacakan oleh guru. Metode pembelajaran
membaca permulaan yang digunakan adalah metode SAS periode kedua yaitu periode menggunakan buku.
Pengawasan dan pendampingan guru pada tahap pelaksanaan program lebih difokuskan kepada kelompok siswa
yang masih belum lancar membaca.

Kata kunci : program reading group, pembelajaran membaca permulaan.

Abstract

The purpose of this research is to describe the implementation of reading group program in the early
reading learning. This research was a qualitative descriptive research. Subjects in this research were principal,
head of curriculum, head of student, teacher and class 2B students. Data were collected by interview,
observation and documentation. Data were analyzed using interactive model of Miles and Huberman. Test the
validity of the data using techniques and sources triangulation. The first and second day of implementation of
reading group program, students learning in groups and given the task of reading while in third day the students
listen stories read by the teacher. Early reading learning use second period of SAS method which is use the book.
Supervision and mentoring of teacher at the stage of implementation of the program is more focuse on the group of
students who still have not read fluently.

Keywords : reading group program, early reading learning.

PENDAHULUAN melibatkan fisik saja.

Menurut Tarigan (1985: 1) keterampilan Menurut Masri Sareb (2008: 129)


berbahasa (language arts atau language skills) budaya baca atau reading habbit suatu bangsa
dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup sering menjadi tolak ukur kemajuan atau
empat segi, yaitu keterampilan menyimak atau peradaban suatu bangsa. Negara yang
mendengarkan (listening skills), keterampilan memiliki budaya baca tinggi, di sana pula
berbicara (speaking skills), keterampilan membaca berkembang peradaban serta ilmu pengetahuan
(reading skills), dan keterampilan menulis (writing dan teknologi. Negara maju seperti Jepang
skills). Kegiatan membaca merupakan kegiatan dan Singapura memiliki budaya membaca
reseptif, yaitu suatu bentuk penyerapan yang yang tinggi. Indonesia merupakan negara
aktif. Dalam kegiatan membaca pikiran dan yang masih berkembang serta masih dalam
mental dilibatkan secara aktif, tidak hanya proses menuju masyarakat gemar membaca.
Pelaksanaan Program Reading .... (Rosma Savitri) 517

Sayangnya budaya membaca itu belum luas. serta menyadari akan pentingnya budaya
Kebiasan dan kegemaran membaca baru membaca untuk kemajuan bangsa, SDIT
membudaya di kalangan kecil masyarakat (Masri Luqman Al-Hakim Internasional Yogyakarta
Sareb, 2008: 130). Bahkan di dunia pendidikan berusaha menumbuhkan minat dan cinta baca
sendiri budaya baca masih rendah. Kesadaran akan terhadap peserta didiknya.
pentingnya membaca belum tertanam dalam setiap Berdasarkan observasi yang peneliti
diri peserta didik. Di tingkat pendidikan dasar, lakukan mulai dari tanggal 19 Januari sampai
kebiasaan membaca anak-anak masih rendah. 10 Februari 2016, peneliti menjumpai bahwa
Sekolah memiliki tanggung jawab SDIT LHI memiliki program untuk
meningkatkan budaya membaca pada siswa, oleh meningkatkan minat dan kemampuan
karena itu sekolah berkewajiban menciptakan membaca siswanya yaitu program reading
lingkungan dan kondisi yang mampu menarik group. Program ini sudah diberlakukan sejak
minat baca siswa. Suasana membaca yang tahun 2011 (menurut keterangan kurikulum
kondusif akan membangun pada diri anak suatu sekolah). Program reading group
kebiasaan. Kebiasaan yang baik ini pada dilaksanakan dari mulai kelas satu sampai
gilirannya akan sampai pada budaya. Budaya akan dengan kelas enam. Program ini sudah lima
terakumulasi menjadi karakter. Prosesnya tidak tahun berjalan dan wali kelas maupun guru
secepat yang dibayangkan, namun pembiasaan pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan sikap pantang menyerah lambat laun akan mengakui bahwa program reading group ini
membuahkan hasil. memberikan dampak positif. Salah satu wali
Budaya baca tidak jatuh dari langit, kelas 3 dan guru pengampu mata pelajaran
melainkan mengalami proses yang panjang. Bahasa Indonesia yaitu Ustadzah Dian Ida
Menuju masyarakat gemar membaca (reading Lestari, M.Pd. menyampaikan bahwa
society), memerlukan proses dan juga waktu kemampuan membaca dan menulis siswa
(Masri Sareb, 2008: 129). Pada sekolah dasar, banyak terbantu dengan program reading
membaca dan menulis menjadi salah satu group ini. Pernyataan tersebut selaras dengan
kompetensi yang sangat ditekankan. Mulai dari pernyataan dari beberapa wali kelas lain
kelas awal kemampuan membaca dan menulis yaitu Ustadzah Asni, M. Pd. dari kelas 2B,
sudah diajarkan, karena kemampuan membaca dan serta Ustadzah Kentri Layun K, S.Pd.Si dari
menulis ini akan berperan penting untuk kelas 4A. Namun demikian peneliti
penguasaan ilmu lain. Depdikbud (1997: 10) menjumpai kenyataan bahwa bagian
mengungkapkan ada empat strategi dasar yang kurikulum belum memiliki SOP (Standar
dapat dilaksanakan oleh sekolah dalam Operasional Program) reading group tersebut,
pengembangan minat dan kegemaran siswa. sehingga setiap kelas memiliki pelaksanaan
Empat strategi tersebut yaitu melalui penetapan yang berbeda-beda. Bahkan ada kelas yang
kebijakan, penyediaan fasilitas, pemantauan dan tidak begitu aktif melaksanakan program
keteladanan. Selaras dengan pendapat Depdikbud tersebut.
518 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa


kesiswaan, empat wali kelas serta bagian penelitian terhadap program reading group
perpustakaan, peneliti juga menemukan fakta bahwa dapat membantu kemajuan program tersebut.
pelaksanaan program reading group di SDIT LHI Program reading group ini sudah berjalan
paling ideal terlaksana di kelas 2B. Hal tersebut lima tahun, namun belum ada penelitian
diungkapkan karena beberapa alasan, baik dari segi tentang program sekolah tersebut.
kerutinan pelaksanaanya, evaluasi, maupun
hasilnya. Ustadzah Rima dari bagian perpustakaan METODE PENELITIAN
menyebutkan bahwa siswa kelas 2B paling banyak Jenis Penelitian
mendapatkan award of the month, yaitu Penelitian ini menggunakan pendekatan
penghargaan bagi siswa yang paling rajin penelitian diskriptif kualitatif. Karena
berkunjung dan meminjam buku perpustakaan. penelitian ini berisi tentang kutipan-kutipan
Berdasarkan wawancara dengan wali kelas data untuk memberikan penyajian mengenai
2B beserta patnernya yaitu Ustadzah Asni hasil penelitian yang digunakan untuk
Widiastuti, M.Pd. dan Ustadzah Nofita mendiskripsikan penerapan program reading
Pangestuti, S.Pd. menyebutkan bahwa wali kelas group dalam pembelajaran membaca
ikut naik kelas setiap tahun ajaran untuk mengikuti permulaan pada siswa kelas 2B SDIT LHI
siswanya, jadi siswa memiliki teman kelas dan Yogyakarta.
wali kelas yang sama. Menurut keterangan mereka, Prosedur
kelas 2B merupakan kelas yang sudah aktif Prosedur penelitian ini diawali dengan
melaksanakan program reading group sejak observasi awal untuk menemukan latar
kelas 1. Kelas ini rutin mengadakan program be;akang masalah. Kemudian, menentukan
reading group seminggu 2 atau 3 kali. Program ini masalah dan tujuan penelitian. Setelah itu
dilaksanakan dengan baik karena diharapkan dapat melakukan tinjauan pustaka dan menentukan
membantu meningkatkan kemampuan membaca metode penelitian. Pengambilan data melalu
dan menulis siswa. Pada awal masuk kelas satu beberapa sumber dan teknik (observasi,
jumlah siswa ada 26 anak dan hampir semua wawancara, dokumentasi). Setelah itu, proses
anak belum bisa membaca dengan lancar, bahkan analisis data dan pembuatan laporan hasil
beberapa anak belum dapat membaca huruf A penelitian.
sampai Z. Naik ke kelas 2B ada 5 anak yang Tempat dan Waktu Penelitian
belum lancar membaca, namun setelah semester Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
satu berjalan tersisa 1 orang anak yang masih Dasar Islam Terpadu LHI yang terletak di Jl.
terbata-bata ketika membaca. Ustadzah Asni Karanglo No. 2, Jagoragan Modalan,
menyampaikan bahwa program reading group Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa
yang dilaksanakan sangat membantu siswa dalam Yogyakarta. Penelitian diawali dengan
meningkatkan kemampuan membaca. Bagian observasi yang dilakukan pada bulan Februari
kesiswaan maupun guru pengampu mata pelajaran 2016. Bulan Maret dan April digunakan
Pelaksanaan Program Reading .... (Rosma Savitri) 519

peneliti untuk membuat proposal penelitian.


Waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian ini yakni satu bulan. Adapun kegiatan program reading group
Objek dan Informan Penelitian pada siswa kelas 2B yang diamati,
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan secara umum dibagi dalam 3 kali
program reading group pada siswa kelas 2B. pertemuan. Program reading group
Adapun Informan dalam penelitian ini yaitu kepala tersebut dilaksanakan pada jam pertama
sekolah, bagian kesiswaan, bagian kurikulum,wali setelah kegiatan berdoa dan sholat dhuha.
kelas 2B beserta patnernya dan siswa kelas 2B Alokasi waktu yang digunakan adalah 15
SDIT LHI Yogyakarta. menit, namun berdasarkan observasi
Teknik Pengumpulan Data kegiatan berlangsung lebih dari 15
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menit. Pertemuan pertama kurang lebih
kualitatif ini dilakukan dengan observasi, 27 menit, pertemuan kedua 25 menit
wawancara dan dokumentasi. dan pertemuan ketiga 21 menit.
Teknik Analilisis Data Pertemuan pertama yaitu hari Kamis (12
Aktivitas analisis data dalam penelitian ini Mei 2016) tahap persiapan dan
adalah analisis data model Miles dan Huberman, pelaksanaannya meliputi beberapa
yaitu sebagai berikut. kegiatan berikut ini.
a. Pelaksanaan program diawali dengan guru
mengumpulkan siswa secara klasikal.
b. Siswa diberi informasi bahwa hari ini
akan melakukan program reading group.
c. Guru mengarahkan siswa untuk
Bagan 1. Analisis Data Model Miles dan melakukan kegiatan-kegiatan selama
Huberman
reading group.

Uji Keabsahan Data d. Setelah siswa mendapat instruksi siswa


Dalam penelitian ini untuk menguji segera menuju perpustakaan untuk
keabsahan data, peneliti menggunakan uji meminjam buku.
kredibilitas dengan triangulasi. Triangulasi yang e. Guru mulai berkeliling dan mencatat buku
dipakai dalam penelitian ini oleh peneliti adalah yang dipinjam siswa, agar membantu
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data petugas perpustakaan mempercepat proses
yang diperoleh dari penelitian ini diperoleh dari peminjaman buku.
beberapa sumber seperti kepala sekolah, bagian f. Setelah memegang buku, beberapa anak
kurikulum, bagian kesiswaan, serta wali kelas 2B. membentuk lingkaran kecil di dalam
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data perpustakaan dan mulai membaca.
juga melalui observasi, wawancara, serta g. Sebagian besar siswa segera kembali ke
dokumentasi. kelas setelah mendapatkan buku bacaan
520 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017

kemudian berkelompok dan membaca mandiri. h. Waktu reading group habis, sehingga
h. Guru memanggil 3 orang siswa yang masih guru menutup reading group hari itu
belum lancar membaca, mereka dikumpulkan Pertemuan ke-3 (Selasa, 24 Mei 2016) miliki
menjadi satu kelompok dan didampingi langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan
oleh guru dalam proses membaca. berikut ini.
i. Pada kelompok siswa yang kurang lancar a. Guru menyiapakan siswa untuk reading
membaca, guru memberikan kesempatan pada group.
siswa untuk membaca terlebih dulu sedangkan b. Guru membacakan cerita tentang buku
yang lain diminta menyimak. berjudul “The Mouse and I”
j. Guru membimbing siswa dalam membaca menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
buku. Inggris terlebih dahulu kemudian
k. Waktu reading group habis. Sebelum menutup mengartikan ke dalam bahasa Indonesia
guru mengingatkan kegiatan akan dilanjutkan sambil menunjukkan gambar dalam buku.
reading group besok. c. Guru berinteraksi dengan siswa ketika
Pertemuan hari kedua (Jum’at 13 Mei 2016) membacakan cerita, mengarahkan siswa
meliputi kegiatan sebagai berikut ini. agar aktif mencari arti kosakata yang
a. Guru mengumpulkan siswa dalam bentuk dibaca oleh guru sambil menunjukkan
klasikal seperti pertemuan hari sebelumnya. gambar.
b. Guru mengarahkan siswa untuk melanjutkan d. Guru membaca cerita sampai selesai,
membaca dan membagikan buku. kemudian guru menanyakan kepada siswa,
c. Siswa mulai sibuk membaca berkelompok. apa judul cerita yang telah dibaca,
Beberapa siswa yang kemarin telah selesai tokohnya siapa saja, dan bagaimana sifat-
membaca bertukar buku, namun sebagian sifatnya.
besar siswa melanjutkan membaca buku e. Guru bersama siswa merefleksikan isi
bacaan kemarin karena belum selesai. cerita dengan kehidupan sehari-hari.
d. Guru mendampingi kelompok siswa yang Pada kelas 2B tahap persiapan yang
belum lancar membaca untuk melanjutkan dilakukan oleh guru yang paling awal adalah
kegiatan membaca seperti kemarin. Guru merencanakan kegiatan reading group yang
mengevaluasi mereka secara bergantian. masuk dalam pembahasan lesson plan ketika
e. Setelah kurang lebih 15 menit berlalu, guru forum angkatan wali kelas setiap minggu,
mengumpulkan siswa untuk membentuk namun menurut penuturan wali kelas 2B
lingkaran besar. perencanaan reading group tidak detail dan
f. Guru mempersilahkan siswa untuk bercerita rinci serta tidak terdokumentasi dalam lesson
tentang apa yang telah mereka baca. plan yang dibuat. Persiapan dalam sebuah

g. Siswa dengan antusias mengangkat tangan program merupakan hal yang sangat

ingin menceritakan kembali apa yang telah diperlukan karena akan mempengaruhi dalam

mereka baca. pelaksanaannya. Eko Putro Widoyoko (2009:


Pelaksanaan Program Reading .... (Rosma Savitri) 521

8) dalam bukunya juga menyebutkan bahwa unsur Havighurst (Desmita, 2014: 35) yang
pokok untuk dapat dikategorikan sebuah program menyebutkan bahwa pada usia tersebut tugas
yang pertama adalah kegiatan yang direncanakan perkembangan anak adalah mencapai
atau dirancang dengan seksama. Perincian kegiatan kemandirian pribadi. Pada saat pelaksanaan
pelaksanaan program reading group kelas 2B program, guru hanya memberikan
seharusnya tetap dibuat dalam lesson plan pendampingan intensif pada kelompok siswa
sehingga guru memiliki acuan kegiatan yang kurang lancar membaca yang berjumlah
pelaksanaan serta kegiatan tersebut dapat juga 3 anak tersebut. Pada kelompok besar anak
dilaksanakan di kelas 2A yang memang memilki yang telah lancar membaca mereka
lesson plan yang sama. Karena kondisi di atas, membagi-bagi kelompok mereka secara
peneliti tidak dapat melihat dan mandiri dan membaca secara mandiri tanpa
mendokumentasikan lesson plan untuk program pengawasan oleh guru.
reading group pada kelas 2B SDIT LHI Pada kelompok besar ini sebagian besar
Yogyakarta. anak melakukan kegiatan sesuai dengan
Dalam pelaksanaan program tersebut ada dua instruksi dari guru, namun demikian ada
jenis kegiatan pada intinya, yaitu siswa membaca beberapa anak yang terlihat beraktivitas lain.
secara berkelompok secara mandiri (bagi siswa Seperti hanya membolak-balik buku dan
yang telah lancar) atau dengan batuan guru (bagi melihat gambar, kemudian berdiskusi
siswa yang belum lancar) serta guru menarasikan membicarakan kegiatan lain. Pada kelompok
sebuah cerita dalam buku kemudian siswa kecil yang kurang lancar membaca, guru
menyimak. Kegiatan siswa membaca dalam mendampingi siswa secara intensif. Guru
kelompok-kelompok dilaksanakan pada dua memperhatikan setiap detail ketika siswa
pertemuan sedangkan kegiatan guru membacakan membaca dan membetulkan yang kurang
atau menarasikan cerita dilakukan pada pertemuan sesuai. Untuk mempermudah pelaksanaan,
ketiga. siswa yang kurang lancar membaca
Pada kegiatan siswa membaca secara menggunakan buku bacaan yang sama yang
mandiri ada beberapa hal yang peneliti temukan berjenis KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya),
dalam penelitian. Pada saat penelitian yaitu buku cerita yang ringan karena lebih
pembentukan kelompok reading group terlihat banyak gambar daripada kalimat penjelas
sangat sederhana, karena guru hanya membagi dalam setiap halamannya.
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang telah Selain kurang nyaring, siswa dalam
lancar membaca dan kelompok yang masih kurang kelompok yang masih belum lancar ketika
lancar membaca. Pengelompokkan yang dilakukan membaca masih sering menggunakan intonasi
oleh guru sangat mudah karena siswa telah yang datar tidak sesuai dengan tanda baca
mengerti sendiri pada tahap mana kemampuan yang terdapat dalam kalimat bacaan sehingga
membaca mereka dan masuk dalam kelompok guru sering sekali mengulangi bacaan siswa
mana. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh dengan memberikan contoh intonasi yang
522 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017

benar. Guru menyampaikan bahwa dalam Pada dasarnya aktivitas siswa kelas 2B
membaca sangat penting diperhatikan intonasi dalam pelaksanaan program reading group
kalimat yang dibaca. Hal tersebut sesuai dengan tersebut senada dengan pendapat Jennifer dan
pendapat Sabarti Alkhadiah, dkk (1992: 31) yang Sophie (2012: 1) yang mengemukakan bahwa
menyampaikan bahwa tujuan membaca permulaan reading group adalah “small group reading
ialah agar siswa memiliki kemampuan memahami instruction where students sat with their
dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang teacher to work on reading skills. These
wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. groups allowed the teacher to give different
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan instruction to different groups of students as
metode pembelajaran membaca yang digunakan the teacher saw fit”. Dua kelompok siswa
oleh guru pada pelaksanaan program reading kelas 2B tersebut memiliki kegiatan berbeda
group adalah metode SAS (Struktur Analitik yang sesuai dengan kempuan membaca yang
Sinetik) periode kedua. Menurut Sabarti dimiliki.
Alkhadiah (1992: 37) dalam pembelajaran Apabila mengacu pada makna program
membaca permulaan salah satu metode yang reading group pada dasarnya yang menjadi
dapat digunakan adalah metode SAS yang kunci adalah group atau kelompok. Brown
dilaksanakan dalam dua periode, yaitu periode (2001: 177) mendefinisiskan bahwa group
pertama adalah periode tanpa buku dan periode terdiri dari dua siswa atau lebih yang diberi
kedua adalah periode buku. Siswa kelas 2B sudah tugas bersama untuk berkolaborasi.
memiliki kemampuan membaca yang baik, Kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
sehingga dalam pelaksanaan program reading siswa yang telah lancar membaca masih
group guru menggunakan metode SAS periode belum bisa disebut sebagai sarana
membaca yang kedua yaitu periode buku. berkolaborasi. Hanya sebagian kecil siswa
Peran guru dalam pelaksanaan program yang dalam kelompoknya melakukan
reading group di kelas 2B berdasarkan hasil kolaborasi. Hampir sebagian besar siswa
penelitian masih belum maksimal. Hal tersebut berkelompok hanya bermakna duduk bersama
dapat kita lihat dari koordinasi antara wali kelas dalam satu lingkaran, tapi mereka tetap
dan patnernya ketika pelaksanaan program melakukan aktivitas membaca mandiri. Hasil
berlangsung masih kurang. Guru hanya fokus penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
kepada kelompok yang masih kurang lancar sebagian besar siswa mengikuti kegiatan
membaca, padahal jika menilik pada langkah- sesuai dengan instruksi guru, namun
langkah reading group yang diungkapkan oleh demikian ada beberapa anak yang tidak
Jennifer dan Sophie dalam bukunya (2012: 12) mengikuti instruksi dengan baik.
yang menyatakan bahwa peran guru adalah Ketidaksesuain kegiatan yang dilakukan oleh
mendampingi dalam proses secara keseluruhan. beberapa siswa tersebut dapat diminalisir
Jadi pendampingan guru juga diperlukan dalam apabila dalam kelompok siswa yang sudah
kelompok siswa yang telah lancar membaca. lancar membaca didampingi oleh guru
Pelaksanaan Program Reading .... (Rosma Savitri) 523

sehingga setiap siswa dapat mengikuti program perpustakaan sebagi sumber bacaan, kemudian
reading group dengan baik. Kurangnya membaca secara mandiri bagi siswa yang
pengawasan dari guru (terlalu fokus dengan telah lancar membaca dan saling menyimak
kelompok yang belum lancar) membuat beberapa bacaan dengan bantuan guru bagi kelompok
anak tidak mengikuti kegiatan dengan baik. siswa yang masih kurang lancar membaca.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pada akhir kegiatan reading group pertemuan
dilakukan, evaluasi terhadap program reading kedua siswa menyampaikan kembali apa
group belum maksimal terlaksana. Evaluasi untuk yang telah mereka baca selama program
program tersebut belum berjalan dengan pasti dan reading group berlangsung. Aktivitas siswa
berkala. Kebijakan SOP untuk program reading pada pertemuan ketiga adalah menyimak
group selama berjalannya program tersebut belum cerita yang dibacakan oleh guru, menanggapi
terealisasi disebabkan karena proses evaluasi yang pertanyaan guru terkait kosa kata bahasa
masih terkendala. Evaluasi program sangat Inggris dalam cerita dan memberikan
diperlukan untuk menentukan langkah- langkah pendapat tentang cerita yang telah dibacakan
perbaikan program ke depannya, hal tersebut oleh guru.
senada dengan yang disampaikan Eko Putro Saran
Widoyoko (2009: 10) yang mengungkapkan Alokasi waktu pelaksanaan program
bahwa evaluasi program biasanya dilakukan reading group diharapkan ditentukan dengan
untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam baik sehingga pelaksanaan program wajib
rangka menentukan kebijakan selanjutnya. tersebut dapat berjalan maksimal. SOP
kegiatan pelaksanaan program reading group
SIMPULAN DAN SARAN juga perlu segera dibuat sehingga semua kelas
Simpulan dapat memiliki acuan untuk melaksanakan
Dalam satu minggu program reading group program reading group. Pengawalan proses
di kelas 2B dilaksanakan 2 sampai 3 kali. evaluasi program reading group perlu
Pelaksanaan pertemuan hari pertama dan hari diperbaiki sehingga evaluasi berjalan dengan
kedua saling berkesinambungan, sedangkan baik dan menghasilkan kebijakan yang dapat
tahapan pada pertemuan ketiga memiliki kegiatan digunakan dalam perbaikan program
yang berbeda. Pada tahap pelaksanaan peran guru selanjutnya. Pembuatan lesson plan dalam
lebih banyak fokus kepada kelompok siswa yang forum angkatan wali kelas perlu lebih merinci
belum lancar membaca, sedangkan siswa yang telah kegiatan program reading group sehingga
lancar dibiarkan membaca mandiri. Kurangnya perencanaan kegiatan dapat terdokumentasi
pendampingan pada kelompok siswa yang telah dan dapat memperlancar kegiatan pada saat
lancar membaca membuat beberapa siswa tidak pelaksanaan program. Kelompok siswa yang
mengikuti kegiatan dengan baik. telah lancar membaca masih perlu
Aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan pendampingan dan pengawasan dalam
kedua siswa adalah meminjam buku di kegiatan membaca.
524 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 5 Tahun ke-6 2017

DAFTAR PUSTAKA

Berne, Jennifer and Sophie. (2012). Strategic


Reading Groups. California: Corwin

Brown, H. Douglas. (2001). Teaching By


Principle. San Fransisco: Longman

Depdikbud. (1997). Petunjuk Pengembangan


Minat dan Kegemaran Membaca Siswa.
Jakarta: Depdikbud

Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan


Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Eko Putro Widoyoko. (2010). Evaluasi Program


Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Henry Guntur Tarigan. (1985). Membaca sebagai


suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung

Masri Sareb Putra. (2008). Menumbuhkan Minat


Baca Sejak Dini. Jakarta: PT Macan Jaya
Cemerlang

Sabarti Akhadiah, dkk. (1992). Bahasa Indonesia


I. Jakarta: Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai