Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY


(DRTA) TERHADAP SIKAP SOSIAL DAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VIII
SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR

1 2 3
K. Putri Anggreni, AAIN. Marhaeni, G. R. Dantes,

Program Studi Pendidikan Dasar


Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha

E-mail:
1 2
putri.anggreni@pasca.undiksha.ac.id , marhaeni@ pasca.undiksha.ac.id ,
3
rasben.dantes@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca


pemahaman Bahasa Inggris dan sikap sosial antara siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dan siswa yang mengikuti
strategi pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
semu dengan populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Dharma Wiweka
Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 315 siswa dan
sampel penelitian terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 70 orang. Data yang
dikumpulkan yaitu: sikap sosial dan kemampuan membaca pemahaman bahasa Inggris
yang masing-masing berjumlah 40 soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis MANOVA. Hasil analisis data menunjukkan (1) terdapat perbedaan
secara signifikan hasil belajar antara siswa yang mengikuti strategi DRTA dengan siswa
yang mengikuti strategi pembelajaran konvensional (F = 28,956, p <0,05). (2) Terdapat
perbedaan secara signifikan sikap sosial antara siswa yang mengikuti strategi DRTA
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Konvensional (F = 27,580, p < 0,05). Dan (3)
Terdapat perbedaan yang signifikan membaca pemahaman bahasa Inggris dan sikap
sosial secara simultan antara siswa yang mengikuti strategi DRTA dengan siswa yang
mengikuti strategi pembelajaran Konvensional (F untuk Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda,
Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest Root memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05).

Kata kunci: DRTA, Sikap Sosial, Kemampuan Membaca Pemahaman

1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

THE EFFECT OF DIRECTED READING THINKING ACTIVITY STRATEGY


TOWARDS SOCIAL ATTITUDE AND ENGLISH READING COMPREHENSION FOR
THE STUDENTS OF CLASS VIII SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR

Abstract

This study aims to determine the difference of English reading comprehension


and sosial attitude between the students who learned through the DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) strategy and those who learned through conventional strategy.
This study belonged to the quasi-experiment with the posttest Only Control Group Design.
The population consisted of all of the eight grade students SMP Dharma Wiweka
Denpasar in the academic year 2013/2014 with the total of 315 students and the sample
was selected by random sampling of the classes which resulted in two classes or 70
students. The data collected in this study were social attitude and English Reading
Comprehension. Both of them consist of 40 questions. The data were analyzed by
descriptive statistic MANOVA. The result show that (1) there was a significant difference
in learning achievement between the students who learned through DRTA strategy and
those who learned through the conventional strategy with F= 28,956, p <0, 05. (2) There
was a significant difference in social attitude between students who learned through
DRTA strategy and those who learned through the conventional strategy with F = 27,580,
p < 0,05. And (3) there was a significant difference both English reading comprehension
and social attitude between students who learned through DRTA strategy and those who
learned through the conventional strategy with F for Pillai’s Trace, Wilks’ Lamda,
Hotelling’s Trace and Roy’s Largest Root had significant value lower than 0,05.

Key words: Directed Reading Thinking Activity, Social Attitude, Reading comprehension.

1. Pendahuluan bahwa Standar Nasional Pendidikan


Penyelenggaraan pendidikan di bertujuan menjamin mutu pendidikan
Indonesia saat ini didasarkan kepada nasional dalam rangka mencerdaskan
Undang-Undang Republik Indonesia kehidupan bangsa dan membentuk
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem watak serta peradaban bangsa yang
Pendidikan Nasional. Menurut undang- bermartabat.
undang ini, tujuan pendidikan Nasional Standar Nasional Pendidikan
adalah untuk mencerdaskan kehidupan menjelaskan tentang standar isi, standar
bangsa dan mengembangkan manusia proses, standar kompetensi lulusan,
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia standar pendidik dan tenaga
yang beriman dan bertaqwa terhadap kependidikan, standar sarana dan
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi prasarana, standar pengelolaan, standar
pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan pembiayaan dan standar penilaian
dan keterampilan, sehat jasmani dan pendidikan.
rohani, kepribadian yang mantap dan Dalam upaya untuk memajukan
mandiri serta rasa tanggung jawab kehidupan suatu bangsa dan Negara
kemasyarakatan dan kebangsaan. sesuai dengan tujuan yang telah
Untuk tujuan itu pemerintah dirumuskan maka di dalamnya terjadi
mengeluarkan Peraturan Pemerintah proses pendidikan yang tercakup dalam
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Standar Proses. Standar Proses yang
Pendidikan Nasional. Secara umum dimaksud adalah proses pembelajaran
Standar Nasional Pendidikan berfungsi pada satuan pendidikan yang
sebagai dasar dalam perencanaan, diselenggarakan secara interaktif,
pelaksanaan, dan pengawasan inspiratif, menyenangkan, menantang,
pendidikan dalam rangka mewujudkan memotivasi peserta didik untuk
pendidikan nasional yang bermutu. Dan berpartisipasi aktif, serta memberikan

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

ruang yang cukup bagi rasa, prakarsa, macam kemajuan ilmu pengetahuan dan
kreativitas, dan kemandirian sesuai teknologi yang terus berkembang.
dengan bakat, minat, dan perkembangan Melalui membaca, kemajuan ilmu
fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini pengetahuan dan teknologi dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran yang diketahui dan dipahami sebelum dapat
didesain guru harus berorientasi kepada diaplikasikan. Membaca merupakan satu
aktivitas siswa dan memberikan dari empat kemampuan bahasa pokok,
pengertian pada pandangan dan dan merupakan satu bagian atau
penyesuaian bagi seseorang atau murid komponen dari komunikasi tulisan.
terdidik kearah kematangan dan Adapun kemampuan bahasa pokok atau
kedewasaan. Proses ini akan membawa keterampilan berbahasa dalam kurikulum
pengaruh terhadap perkembangan jiwa di sekolah mencakup empat aspek,
dan potensi peserta didik kearah yang yaitu:(1) Keterampilan
lebih dinamis baik terhadap bakat atau menyimak/mendengarkan (Listening
pengalaman, moral, intelektual, maupun Skills), (2) Keterampilan berbicara
fisik, (jasmani). (Speaking Skills), (3) Keterampilan
Dewasa ini siswa dihadapkan membaca (Reading Skills), dan (4)
pada kesulitan memahami suatu bacaan Keterampilan Menulis (Writing Skills).
secara efektif. Rendahnya minat siswa Untuk mencapai tujuan
dalam hal membaca semakin pendidikan terutama dalam keterampilan
memperburuk kualitas pendidikan kita membaca tersebut pemerintah telah
sehingga berdampak pada rendahnya melakukan berbagai upaya. Beberapa
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. upaya yang telah dilakukan diantaranya
Melihat banyak manfaat yang diperoleh adalah (1) meningkatkan sarana dan
dari kegiatan membaca sudah prasarana pendidikan, seperti
semestinya siswa harus melakukan penyediaan buku paket, dan bantuan
kegiatan membaca atas dasar operasional siswa, (2) peningkatan
kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. kualitas tenaga pengajar melalui
Jika siswa membaca atas dasar penataran dan pelatihan serta seminar,
kebutuhan, maka ia akan mendapatkan Program Musyawarah Guru Mata
segala informasi yang ia inginkan. Pelajaran (MGMP), dan program
Namun sebaliknya, jika siswa membaca kemitraan antar sekolah dengan
atas dasar paksaan, maka informasi lembaga kependidikan, (3) perbaikan &
yang ia peroleh tidak akan maksimal. pengembangan kurikulum, yang salah
Membaca bukanlah kegiatan satunya adalah perubahan kurikulum dari
memandangi lambang-lambang yang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
tertulis semata. Bermacam-macam menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
kemampuan dikerahkan oleh seorang Pendidikan (KTSP) serta program-
pembaca, agar dia mampu memahami program pemerintah yang lain yang
materi yang dibacanya. Pembaca menunjang peningkatan mutu
berupaya agar lambang-lambang yang pendidikan. Usaha-usaha tersebut telah
dilihatnya itu menjadi lambang-lambang dilakukan secara berkala dan intensif,
yang bermakna baginya. Kegiatan tetapi permasalahan tersebut belum
membaca juga merupakan aktivitas sepenuhnya dapat terpecahkan. Dengan
berbahasa yang bersifat aktif reseptif. kata lain, masih tetap diperlukan usaha-
Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan usaha yang lebih inovatif untuk
membaca sesungguhnya terjadi interaksi pelaksanaan reformasi pendidikan.
antara pembaca dan penulisnya, dan Pada kenyataannya Kondisi yang
dikatakan reseptif, karena si pembaca ada pada saat ini justru terjadi
bertindak selaku penerima pesan dalam sebaliknya, pengemasan pembelajaran
suatu korelasi komunikasi antara penulis Bahasa Inggris untuk membaca
dan pembaca yang bersifat langsung. pemahaman belum ditangani secara
Membaca bagi siswa juga sistematis. Guru kurang kreatif untuk
berperan dalam mengetahui berbagai menciptakan kondisi yang mengarahkan

2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

siswa agar mampu mengintegrasikan Berdasarkan wawancara yang


konstruksi pengalaman kehidupannya dilakukan dengan lima orang siswa yang
sehari-hari di luar kelas dengan diambil secara acak, menunjukkan
konstruksi pengetahuannya di kelas. bahwa kesulitan mereka memahami
Sebagai akibatnya, pencapaian tujuan bacaan berbahasa Inggris karena tidak
esensial pendidikan Bahasa Inggris biasa menggunakan strategi yang tepat
mengalami kegagalan yang bermuara saat membaca, tidak mempunyai tujuan
pada rendahnya pemahaman siswa. yang pasti dalam membaca, latar
Terbukti dari hasil tes membaca belakang pengetahuan mereka kurang,
pemahaman yang diberikan kepada guru selalu menggunakan strategi yang
siswa untuk menguji kompetensi yang monoton. Hal itu membuat siswa sulit
dimiliknya. Dari pengamatan penulis di memahami bacaan yang berimplikasi
lapangan, kemampuan membaca pada jarangnya siswa melakukan
Bahasa Inggris siswa SMP Dharma aktifitas membaca. Padahal membaca
Wiweka Denpasar juga masih kurang juga sama seperti kegiatan lainnya perlu
memadai. Perolehan nilai pada tes-tes banyak latihan. Pembaca yang baik
pemahaman bacaan bahasa Inggris adalah mereka yang sering membaca.
siswa masih banyak yang rendah. Hal itu Dengan ungkapan lain untuk
ditunjukkan pada banyaknya nilai rapor meningkatkan pemahaman bacaan,
siswa tidak memenuhi KKM (Kriteria siswa semestinya sering membaca.
Ketuntasan Minimal) pada semester Belum optimalnya kemampuan
ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Dari membaca Bahasa Inggris siswa dapat
305 siswa kelas VIII masih 30% atau 91 disebabkan oleh berbagai faktor
orang yang memperoleh nilai bahasa diantaranya yaitu faktor materi bacaan
Inggris di bawah KKM yang telah dan kurang bervariasinya strategi-
ditetapkan yaitu 7,6. strategi pembelajaran untuk membantu
Beberapa guru bahasa Inggris siswa memahami teks bahasa Inggris.
yang mengajar di sana berpendapat Selama ini khususnya di SMP Dharma
bahwa dalam pembelajaran bahasa Wiweka Denpasar, kebanyakan guru
Inggris di kelas ditemukan beberapa hal belum melakukan inovasi pembelajaran
yang tidak sesuai dengan harapan. untuk meningkatkan kualitas proses
Beberapa indikator yang tampak adalah: pembelajaran. Strategi pembelajaran
1) kesulitan siswa memahami bacaan yang digunakan guru lebih banyak yang
deskriptif, naratif dan recount dalam konvensional dan proses pembelajaran
bahasa Inggris. 2) pada saat lebih banyak didominasi oleh guru.
mengerjakan soal-soal ulangan umum Rendahnya pemahaman siswa
atau ujian nasional yang menekankan akan berpeluang menimbulkan salah
pada pemahaman bacaan, siswa pemahaman (misunderstanding) atau
seringkali mengeluh karena tidak paham miskonsepsi (misconception) di kalangan
dengan makna bacaan kemudian siswa. Kompleksitas miskonsepsi siswa
mereka enggan membaca bahkan merupakan indikator bahwa proses
diantara mereka ada yang langsung pembelajaran bahasa inggris terutama di
menjawab pertanyaan bukan SMP secara umum belum optimal. Hal ini
berdasarkan informasi dari bacaan. 3) cukup memberikan indikasi bahwa
pada saat pembelajaran membaca di secara umum pembelajaran bahasa
kelas siswa selalu membuka kamus inggris di SMP cenderung merupakan
mencari arti kata demi kata yang tidak aktivitas regularitas konvensional. Tindak
dipahami. Hal ini jelas sangat menyita pembelajaran konvensional tersebut
waktu dan tidak efektif untuk kegiatan diduga kuat sebagai penghalang
membaca pemahaman karena siswa pencapaian pemahaman konsep siswa.
semestinya menggunakan strategi Selain masalah membaca
membaca yang tepat untuk pemahaman Bahasa Inggris, di antara
mendapatkan informasi dari bacaan. masalah-masalah yang ada dan
berkembang saat ini, masalah

3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

menipisnya nilai moral kebangsaan kurangnya sikap sosial dari peserta didik.
(nasionalisme) di kalangan masyarakat Siswa cenderung tidak bertanggung
yang mengacu pada terjadinya jawab, tidak bisa bekerja dalam tim, dan
disintegrasi kenegaraan merupakan tidak bisa menghargai orang lain.
masalah yang paling pelik dan Berdasarkan permasalahan di
memerlukan penanganan sesegera atas, guru sebagai pendidik
mungkin. Sekolah sebagai salah satu berkewajiban untuk mengubah
institusi formal memiliki peran yang pembelajaran agar siswa mampu
cukup strategis dan efektif dalam mengembangkan sikap sosial dan
menumbuh-kembangkan nilai dan moral kemampuan membaca pemahaman
kebangsaan. Penanaman dan Bahasa Inggris. Pembelajaran akan
pengembangan jiwa nasionalisme berhasil jika pembelajaran melibatkan
hendaknya dilakukan semenjak dini, partsipasi siswa. Partisipasi aktif siswa
yaitu mulai dari jenjang pendidikan dalam proses pembelajaran
Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA dimungkinkan jika pendekatan yang
hingga perguruan tinggi. digunakan guru dalam pembelajaran
SMP sebagai salah satu jenjang tidak lagi bersifat teacher centered
institusi formal dalam dimensi pendidikan melainkan lebih menekankan kepada
memiliki peran yang sangat strategis student centered.
dalam mendidik dan mengembangkan Sanjaya, dalam Nurhadi (2008),
potensi warga negara sedini mungkin. mengemukakan empat asumsi perlunya
Terjadinya berbagai masalah seputar pembelajaran berorientasi pada aktivitas
kekerasan semakin menimpa nilai-moral siswa, salah satunya adalah asumsi
kebangsaan di beberapa daerah yang tentang proses pembelajaran, yaitu: (1)
banyak dilansir oleh media massa bahwa proses pengajaran direncanakan
dewasa ini diduga salah satunya dan dilaksanakan sebagai suatu sistem;
disebabkan karena teknik dan sistem (2) peristiwa belajar akan terjadi
pembelajaran yang dilakukan oleh para manakala anak didik berinteraksi dengan
pendidik (guru) selama ini cenderung lingkungan yang diatur guru; (3) proses
menempatkan peserta didik sebagai pengajaran akan lebih aktif apabila
objek pembelajaran dengan pendekatan menggunakan metode dan teknik yang
pembelajaran yang konvensional. Untuk tepat dan berdaya guna; (4) pengajaran
itu, pola pembelajaran yang demikian memberi tekanan kepada proses dan
harus segera diantisipasi dan secara produk secara seimbang; (5) inti proses
perlahan dirombak, dengan pengajaran adalah adanya kegiatan
mengembangkan suatu teknik belajar belajar siswa secara optimal.
yang mampu memediasi dan Dalam usaha menanggulangi
mengkondisikan siswa memiliki jiwa dan masalah pembelajaran membaca
nilai kebersamaan (kesatuan dan pemahaman Bahasa Inggris, diperlukan
persatuan) dalam dimensi latar belakang upaya untuk mencari strategi yang lebih
yang pluraris. tepat agar kegiatan membaca teks
Kondisi ini tidak akan terjadi jika bahasa Inggris benar-benar bermanfaat
pendidikan di sekolah mampu bagi siswa untuk meningkatkan
mengadopsi sikap sosial siswa. Sikap kemampuan membaca mereka. Salah
sosial adalah kesadaran individu yang satu upaya yang mungkin dilakukan
menentukan perbuatan yang nyata, yang untuk mencapai tujuan tersebut adalah
berulang-ulang terhadap objek sosial. dengan jalan melakukan eksperimen
Pada kenyataannya di kalangan para terhadap satu strategi pembelajaran
siswa SMP Dharma Wiweka Denpasar membaca yang menuntun siswa
khususnya, sikap sosial sudah membaca dengan efektif.
cenderung menurun. Gejala ini terlihat Ur (1998) menjelaskan membaca
ketika proses pembelajaran dikelas, efektif melibatkan diantaranya 1)
pada saat diskusi tidak semua siswa prediksi; siswa menggunakan
dapat berdiskusi aktif diakibatkan kemampuan berpikir tentang apa yang

4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

dibaca, membuat hipotesis dan membuat informasi-informasi yang tersurat saja.


prediksi, 2) latar belakang pengetahuan; Keterampilan-keterampilan pemahaman
siswa mempunyai dan menggunakan bacaan yang lainnya seperti
latar belakang pengetahuan atau menyimpulkan bacaan, menilai
informasi untuk membantu memahami (mengevaluasi) bacaan, dan
bacaan, 3) tujuan membaca; siswa mengapresiasi bacaan belum banyak
mempunyai tujuan yang jelas pada saat dilatihkan.
membaca, misalnya untuk mendapatkan Berdasarkan uraian di atas,
informasi atau untuk mendapatkan rasa diduga strategi membaca berpengaruh
senang, 4) strategi; siswa menggunakan terhadap kemampuan membaca
strategi yang tepat pada saat membaca. pemahaman dan sikap sosial siswa.
Dalam kaitan dengan hal itulah peneliti Seberapa besar pengaruh dan
tertarik untuk melakukan penelitian ini. sumbangannya terhadap kemampuan
Strategi pembelajaran yang membaca bahasa Inggris perlu
sudah dilaksanakan dalam penelitian ini dideskripsikan dan dianalisis secara
adalah strategi Directed Reading ilmiah.
Thinking Activity yang selanjutnya dalam Penelitian ini bertujuan untuk
tulisan ini disingkat (DRTA). Strategi ini mendapatkan data empiris tentang
pertama kali dikonsep dan perbedaan pengaruh membaca
disempurnakan oleh Stauffer (1969) pemahaman Bahasa Inggris dan sikap
adalah kegiatan yang efektif yang dapat sosial antara siswa yang mengikuti
membantu siswa untuk memahami teks. pembelajaran dengan strategi DRTA
Menurut Stauffer, membaca itu seperti (Directed Reading Thinking Activity) dan
proses kejiwaan. Membaca memerlukan siswa yang mengikuti model
simbol-simbol (kata-kata) yang pembelajaran konvensional.
merupakan ringkasan dari ide-ide atau Secara Teoretis manfaat penelitian ini
konsep-konsep yang dihasilkan oleh dapat dijadikaan referensi dalam
penulis. Jadi, membaca menuntut melaksanakan penelitian lainnya yang
pembaca menggunakan pengalaman sejenis yang memiliki kaitan dengan
dan pengetahuannya untuk penelitian ini. Dengan demikian akan
merekonstruksi ide-ide atau konsep- semakin banyak fakta empirik yang
konsep yang dihasilkan oleh penulis. mendukung strategi DRTA untuk
Proses dari rekonstruksi ini akan selalu meningkatkan kemampuan membaca
berubah selama proses membaca. pemahaman siswa. sedangkan secara
Sebagai pembanding dalam praktis penelitian ini bermanfaat bagi
penelitian ini digunakan strategi guru, siswa, sekolah, dan peneliti yang
konvensional dengan pertimbangan lainnya.
strategi inilah yang selama ini lebih
sering digunakan oleh guru pada saat
pembelajaran membaca. Kegiatan ini 2. Metode Penelitian
hanya mengikuti petunjuk-petunjuk yang Penelitian yang dilakukan ini
ada di buku paket. Selama kegiatan merupakan penelitian eksperimen
dalam pelajaran membaca terbatas pada dengan desain yang digunakan dalam
aktivitas membaca teks kemudian penelitian ini adalah Posttest Only
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Control Group Design. Prosedur
sudah disediakan, dan jawaban dari eksperimen dalam penelitian ini terdiri
pertanyaan sudah ada pada bacaan dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan
tersebut, yang biasanya menyangkut evaluasi. Pelaksanaan eksperimen
pemahaman literal saja. pembelajaran pada penelitian ini akan
Siswa kurang kreatif dilakukan pada bulan Agustus sampai
menggunakan daya nalarnya, imajinasi, dengan bulan Oktober tahun 2013
dan pengalaman-pengalaman yang dengan alokasi waktu 9 kali pertemuan
mereka miliki. Pemahaman siswa untuk tatap muka, 2 kali pertemuan untuk
tentang bacaan hanya berkisar pada

5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

evaluasi dan menjawab kuesioner, dan 1. Deskripsi Data Membaca


setiap pertemuan 2 jam pelajaran. pemahaman bahasa Inggris Siswa
Populasi dalam penelitian ini yang Mengikuti Directed Reading
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Thinking Activity (DRTA)
Dharma Wiweka Denpasar tahun Data tentang membaca
pelajaran 2013/2014 dengan jumlah pemahaman bahasa Inggris siswa yang
siswa sebanyak 315 siswa dan sampel 2 mengikuti Directed Reading Thinking
kelas yang diambil secara acak dengan Activity (DRTA) mempunyai rentangan
jumlah 70 siswa. skor teoritik 0-40; n = 40; skor minimal =
Sebelum tahap pelaksanaan 20; skor maksimal = 40; rentangan = 20;
eksperimen dilakukan, terlebih dahulu banyak kelas interval = 7; panjang kelas
dilakukan validasi internal dan eksternal. interval = 3; rata-rata = 30.571;
Data yang dikumpulkan yaitu: sikap simpangan baku (SD) = 5.6375; modus =
sosial dan kemampuan membaca 26; dan median = 30. Distribusi frekuensi
pemahaman Bahasa Inggris. Kuesioner data membaca pemahaman bahasa
sikap sosial dan tes membaca Inggris siswa yang mengikuti Directed
pemahaman Bahasa Inggris ini disusun Reading Thinking Activity (DRTA) dapat
dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dilihat pada lampiran. Berikut ini
dengan persetujuan dari beberapa ahli ringkasan distribusi frekuensi data
(judges). Instrumen-instrumen yang membaca pemahaman bahasa Inggris
digunakan divalidasi terlebih dahulu siswa yang mengikuti Directed Reading
untuk diketahui validitas dan reliabilitas Thinking Activity (DRTA).
alat ukur tersebut. Rata-rata skor membaca
Data hasil penelitian sikap sosial pemahaman Bahasa Inggris siswa yang
dan kemampuan membaca pemahaman mengikuti Directed Reading Thinking
bahasa Inggris didiskripsikan Activity (DRTA) adalah 30.571, berada
berdasarkan rata-rata dan simpangan pada interval 29 sampai dengan 31.
baku, dengan menggunakan analisis Secara rinci dapat dilihat, bahwa
multivariat. Data hasil penelitian ini juga sebanyak 17.14% siswa memperoleh
didiskripsikan melalui tingkat klasifikasi skor di sekitar rata-rata, sebanyak
masing-masing kelompok data dengan 65.72% siswa memperoleh skor di atas
menggunakan pedoman konversi. Oleh rata-rata dan sebanyak 17.14%
karena yang dibandingkan berasal lebih memperoleh skor di bawah rata-rata
dari satu varibel terikat maka hipotesis dalam membaca pemahaman bahasa
diuji dengan analisis varian multivariat Inggris.
(MANOVA). Kerlinger (1995) 2. Deskripsi Data Membaca
mengatakan bahwa dengan analisis pemahaman bahasa Inggris Siswa
varian multivariat memungkinkan yang Mengikuti Pembelajaran
penelaah menaksir akibat-akibat dari Konvensional
variabel bebas terhadap variabel terikat. Data tentang membaca
Terkait dengan statistik yang digunakan pemahaman Bahasa Inggris siswa yang
untuk analisis data dalam penelitian ini, mengikuti pembelajaran konvensional
maka pengujian persyaratan analisis mempunyai rentangan skor teoritik 0-40;
yang perlu dilakukan adalah uji n = 40; skor minimal = 13; skor maksimal
normalitas dan uji homogenitas. = 31; rentangan = 18; banyak kelas
interval = 7; panjang kelas interval = 3;
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan rata-rata = 23.914; simpangan baku (SD)
Dalam penelitian ini dilakukan = 4.6676; modus = 19; dan median = 24.
dua kali uji yaitu uji statistik deskriptif Distribusi frekuensi data membaca
yang digunakan untuk mengetahui pemahaman bahasa Inggris siswa yang
sebaran data dan uji inferensial yang mengikuti pembelajaran konvensional
digunakan untuk menguji hipotesis. dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini
Untuk sebaran data didapatkan sebagai ringkasan distribusi frekuensi data
berikut. membaca pemahaman bahasa Inggris

6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

siswa yang mengikuti pembelajaran kelas interval = 7; panjang kelas interval


konvensional. = 7; rata-rata = 163.89; simpangan baku
Rata-rata skor membaca (SD) = 9.386; modus = 156; dan median
pemahaman bahasa Inggris siswa yang = 164. Distribusi frekuensi data sikap
mengikuti pembelajaran konvensional sosial siswa yang mengikuti
adalah 24,90, berada pada interval 20,42 pembelajaran konvensional dapat dilihat
sampai dengan 26,24 berada pada pada lampiran. Berikut ini ringkasan
kategori baik. secara rinci dpat dilihat, distribusi frekuensi data sikap sosial
bahwa sebanyak 20% siswa siswa yang mengikuti pembelajaran
memperoleh skor di sekitar rata-rata , konvensional.
sebanyak 57,5% siswa memperoleh skor Rata-rata skor membaca
di atas rata-rata dan sebanyak 22,57% pemahaman bahasa Inggris siswa yang
memperoleh skor di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran konvensional
dalam membaca pemahaman bahasa adalah 100,05, berada pada interval 97,9
inggris. sampai dengan 118,6 berada pada
3. Deskripsi Data Sikap sosial Siswa kategori baik. Secara rinci dapat dilihat,
yang Mengikuti Directed Reading bahwa sebanyak 25% siswa
Thinking Activity (DRTA) memperoleh skor di sekitar rata-rata ,
Data tentang sikap sosial siswa sebanyak 52,5% siswa memperoleh skor
yang mengikuti Directed Reading di atas rata-rata dan sebanyak 22,5%
Thinking Activity (DRTA) mempunyai memperoleh skor di bawah rata-rata
rentangan skor teoritik 40-200; n = 40; sikap sosial siswa.
skor minimal = 156; skor maksimal = Seperti yang telah dijelaskan
193; rentangan = 37; banyak kelas pada bagian sebelumnya uji hipotesis
interval = 7; panjang kelas interval = 6; dalam penelitian ini dilakukan melalui
rata-rata = 175.628; simpangan baku metode statistik dengan menggunakan
(SD) = 9.321; modus = 176; dan median analisis MANOVA satu jalur. Selanjutnya
= 176. Distribusi frekuensi data sikap diadakan pengujian hipotesis secara
sosial siswa yang mengikuti Directed berurutan sebagai berikut.
Reading Thinking Activity (DRTA) dapat 1. Hasil perhitungan mendapatkan
dilihat pada lampiran. Berikut ini koefisien F sebesar 28,956 dengan
ringkasan distribusi frekuensi data sikap signifikansi sebesar 0,000. Apabila
sosial siswa yang mengikuti Directed ditetapkan taraf signifikansi α = 0,05,
Reading Thinking Activity (DRTA). maka nilai signifikansi jauh lebih
Rata-rata skor sikap sosial kecil sehingga nilai F signifikan. Ini
siswa yang mengikuti Directed Reading berarti, hipotesis (H0) yang
Thinking Activity (DRTA) adalah 175.628, menyatakan bahwa tidak terdapat
berada pada interval 160.00 sampai perbedaan yang signifikan antara
dengan 200.00 berada pada kategori membaca pemahaman bahasa
sangat tinggi. Secara rinci dpat dilihat, Inggris siswa yang mengikuti model
bahwa sebanyak 25.71% siswa Directed Reading Thinking Activity
memperoleh skor di sekitar rata-rata, (DRTA) dengan siswa yang
sebanyak 45.72% siswa memperoleh mengikuti model pembelajaran
skor di atas rata-rata dan sebanyak konvensional ditolak. Sebaliknya,
28.57% memperoleh skor di bawah rata- hipotesis alternatif (Ha) yang
rata dalam sikap sosial siswa. menyatakan bahwa terdapat
4. Deskripsi Data Sikap sosial Siswa perbedaan yang signifikan antara
yang Mengikuti Pembelajaran membaca pemahaman bahasa
Konvensional Inggris siswa yang mengikuti model
Data tentang sikap sosial yang Directed Reading Thinking Activity
mengikuti pembelajaran konvensional (DRTA) dengan siswa yang
mempunyai rentangan skor teoritik 40- mengikuti model pembelajaran
200; n = 40; skor minimal = 72; skor konvensional diterima. Hal ini
maksimal = 140; rentangan = 18; banyak menunjukkan bahwa terdapat

7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

perbedaan pengaruh antara Pillai’s Trance, Wilks’ Lambda,


penerapan model Directed Reading Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest
Thinking Activity (DRTA) dengan Root signifikan (hasil perhitungan
penerapan model pembelajaran dapat dilihat pada lampiran). Jadi
konvensional. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa hipotesis
didapatkan bahwa membaca nol (Ho) yang menyatakan tidak
pemahaman bahasa Inggris pada terdapat perbedaan secara
siswa yang mengikuti model signifikan membaca pemahaman
Directed Reading Thinking Activity bahasa Inggris dan sikap sosial
(DRTA) lebih baik dari pada siswa siswa antara kelompok siswa yang
yang mengikuti pembelajaran model belajar dengan model Directed
konvensional pada taraf signifikansi Reading Thinking Activity (DRTA)
0,05. dengan kelompok siswa yang belajar
2. Hasil pada tabel di atas dengan model pembelajaran
mendapatkan koefisien F sebesar konvensional ditolak. Dan
27,580 dengan signifikansi sebesar sebaliknya hipotesis alternatif (Ha)
0,000. Apabila ditetapkan taraf yang menyatakan terdapat
signifikansi α = 0,05, maka nilai perbedaan secara signifikan
signifikansi jauh lebih kecil sehingga membaca pemahaman bahasa
nilai F signifikan. Ini berarti, hipotesis Inggris dan sikap sosial siswa antara
nol (H0) yang menyatakan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan
tidak terdapat perbedaan yang model Directed Reading Thinking
signifikan antara sikap sosial siswa Activity (DRTA) dengan kelompok
yang mengikuti model Directed siswa yang belajar dengan model
Reading Thinking Activity (DRTA) pembelajaran konvensional
dengan siswa yang mengikuti model diterima. Lebih lanjut didapatkan
pembelajaran konvensional ditolak. bahwa hasil belajar siswa dan sikap
Sebaliknya, hipotesis alternatif (Ha) sosial siswa yang mengikuti model
yang menyatakan bahwa terdapat Directed Reading Thinking Activity
perbedaan yang signifikan antara (DRTA) lebih baik dari pada
sikap sosial siswa yang mengikuti membaca pemahaman bahasa
model Directed Reading Thinking Inggris siswa dan sikap sosial siswa
Activity (DRTA) dengan siswa yang yang mengikuti strategi
mengikuti model pembelajaran pembelajaran Konvensional.
konvensional diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara 4. Pembahasan Hasil Penelitian
penerapan model Directed Reading Hasil analisis menunjukkan bahwa
Thinking Activity (DRTA) dengan terdapat perbedaan membaca
penerapan model pembelajaran pemahaman bahasa Inggris dan sikap
konvensional. Lebih lanjut sosial antara siswa yang belajar melalui
didapatkan bahwa sikap sosial pada model Directed Reading Thinking Activity
kelompok siswa yang mengikuti (DRTA) dan model pembelajaran
model Directed Reading Thinking konvensional.
Activity (DRTA) lebih baik dari pada Analisis deskriptif tentang
kelompok siswa yang mengikuti membaca pemahaman bahasa Inggris
pembelajaran model konvensional siswa dan sikap sosial siswa ditinjau dari
pada taraf signifikansi 0,05. pendekatan pembelajaran yang
3. Berdasarkan hasil analisis tersebut dipergunakan menunjukkan bahwa rata-
di atas menunjukkan bahwa harga F rata skor membaca pemahaman bahasa
untuk Pillai’s Trance, Wilks’ Lambda, Inggris siswa yang mengikuti pendekatan
Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest model Directed Reading Thinking Activity
Root memiliki signifikansi lebih kecil (DRTA) adalah lebih besar dari siswa
dari 0,05. Artinya harga F untuk yang mengikuti pendekatan
pembelajaran konvensional dan rata-rata

8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

sikap sosial siswa yang mengikuti model ekstrinsik. Dimana peran serta siswa
Directed Reading Thinking Activity dalam pembelajaran masih dipengaruhi
(DRTA) adalah lebih besar dari siswa oleh guru dan ini terlihat saat guru
yang mengikuti pendekatan menyajikan materi pada awal
pembelajaran konvensional. Penelitian pembelajaran.
ini sejalan dengan penelitian yang Secara empiris, kegiatan
dilakukan oleh Al Odwan dengan judul pembelajaran dengan model
penelitian “The Effect of the Directed pembelajaran DRTA terasa lebih
Reading Thinking Activity through nyaman, rileks dan berkosentrasi dalam
Cooperative Learning on English memahami bacaan, siswa merasa tidak
Secondary Stage Students’ Reading cepat jenuh, mampu meningkatkan
Comprehension in Jordan” hasil fungsi otak kerja dalam merespon
penelitiannya menyebutkan bahwa informasi, hal ini tergambar dari
strategi DRTA lebih efektif digunakan beberapa pernyataan yang disampaikan
dalam pembelajaran membaca siswa melalui wawancara mengenai
pemahaman dibandingkan dengan belajar dengan model pembelajaran,
strategi konvensional.Oleh karena itu berdasarkan fakta terlihat secara
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar keseluruhan hasil prestasi membaca
membaca pemahaman Bahasa Inggris pemahaman yang dicapai siswa lebih
siswa dan sikap sosial siswa yang baik dibandingkan dengan pembelajaran
mengikuti model Directed Reading dengan pendekatan konvensional. Selain
Thinking Activity (DRTA) lebih baik dari itu dengan menerapkan suatu strategi
pada membaca pemahaman bahasa pembelajaran yang tepat, mampu
Inggris siswa dan sikap sosial siswa mengkondisikan siswa siap untuk
yang mengikuti model pembelajaran belajar, membuat kondisi tubuh lebih
konvensional. segar akibat aktivitas belajar yang
Dilihat dari teorinya, model menyenangkan. Dengan adanya senang
pembelajaran DRTA meletakkan dasar pada diri siswa dan rasa siap untuk
pada filosofi pendidikan John Dewey, belajar, merupakan dasar untuk
yang mana siswa akan mengalami mengoptimalkan kemampuan siswa
pembelajaran bermakna jika mereka untuk meraih prestasi membaca
mampu menunjukkan langkah-langkah pemahaman.
penyelidikan ilmiah. Keunggulan dari Dilihat dari langkah-langkah
model pembelajaran DRTA adalah pembelajarannya, dalam meningkatkan
didasari pada motivasi instrinsik yang kemampuan membaca bahasa Inggris
sesuai dengan paham konstruktivisme siswa, model pembelajaran DRTA
tentang pembelajaran, dimana siswalah terimplementasikan dalam 5 tahapan
yang seharusnya mengalami yang lebih menekankan pada aktivitas
pembelajaran sedangkan guru hanya siswa. Dimana siswa selalu diberikan
mediator dan fasilitator. Dengan kesempatan untuk mengembangkan
demikian siswa dengan sendirinya akan kreativitas dan pola pikirnya. Keenam
lebih termotifasi untuk belajar. Dengan langkah tersebut yaitu Mengorientasikan
motivasi yang tinggi, siswa akan lebih siswa pada situasi pembelajaran,
tertarik untuk memecahkan masalah- Mengorganisasi siswa untuk belajar,
masalah yang terdapat pada LKS Memperkirakan (Predicting), Membaca
maupun buku paket sehingga informasi (Reading), dan Pembuktian (Proving).
yang didapatkan akan lebih tertata rapi Model Directed Reading Thinking
dalam struktur kognitif siswa. Activity (DRTA) menekankan kepada
Sebaliknya, model proses keterlibatan siswa secara penuh
pembelajaran konvensional meletakkan untuk dapat menemukan materi yang
dasar pada psikologi behavioristik. Model dipelajari dan menghubungkannya
pembelajaran konvensional yang dengan situasi kehidupan nyata
berlandaskan psikologi behavioristik sehingga mendorong siswa untuk dapat
lebih menekankan pada motivasi menerapkannya dalam kehidupan

9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

mereka. Dari konsep tersebut ada dan sikap sosial siswa, dan model
beberapa hal yang dapat diamati. Directed Reading Thinking Activity
Pertama, model Directed Reading (DRTA) dapat meningkatkan membaca
Thinking Activity (DRTA) menekankan pemahaman bahasa Inggris dan sikap
kepada proses pengalaman secara sosial siswa.
langsung. Proses belajar dalam Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) tidak
mengharapkan agar siswa hanya 5. Penutup
menerima pelajaran, akan tetapi proses Berdasarkan hasil penelitian
mencari dan menemukan sendiri materi maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: (1)
pelajaran. Kedua, model Directed perbedaan secara signifikan hasil belajar
Reading Thinking Activity (DRTA) antara siswa yang mengikuti strategi
mendorong siswa untuk dapat DRTA dengan siswa yang mengikuti
menerapkannya dalam kehidupan, strategi pembelajaran konvensional.
artinya model Directed Reading Thinking Dengan demikian berarti bahwa
Activity (DRTA) bukan hanya pengaruh strategi DRTA dalam
mengharapkan siswa dapat memahami pembelajaran bahasa Inggris
materi yang dipelajarinya, akan tetapi menghasilkan hasil belajar lebih baik
bagaimana materi pelajaran itu dapat dibandingkan dengan menggunakan
mewarnai perilakunya dalam kehidupan model pembelajaran konvensional. (2)
sehari-hari. Materi pelajaran dalam Terdapat strategi secara signifikan sikap
model Directed Reading Thinking Activity sosial antara siswa yang mengikuti
(DRTA) bukan untuk ditumpuk di otak strategi DRTA dengan siswa yang
dan kemudian dilupakan akan tetapi mengikuti pembelajaran Konvensional.
sebagai bekal mereka dalam Dengan demikian berarti bahwa
mempengaruhi kehidupan nyata. pengaruh strategi DRTA dalam
Telah terbukti secara empiris pembelajaran bahasa Inggris
dalam penelitian ini, pertama, terdapat menghasilkan sikap sosial yang lebih
perbedaan membaca pemahaman tinggi dibandingkan dengan
bahasa Inggris antara siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran
melalui model Directed Reading Thinking konvensional. Dan (3) Terdapat
Activity (DRTA) dan siswa yang belajar perbedaan yangsignifikan membaca
melalui pendekatan pembelajaran pemahaman bahasa Inggris dan sikap
konvensional. Kedua, membaca sosial antara siswa yang mengikuti
pemahaman bahasa Inggris siswa yang strategi DRTA dengan siswa yang
belajar melalui model Directed Reading mengikuti strategi pembelajaran
Thinking Activity (DRTA) lebih baik Konvensional (F untuk Pillai’s Trace,
daripada siswa yang belajar melalui Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
model pembelajaran konvensional. Roy’s Largest Root memiliki signifikansi
Ketiga, terdapat perbedaan sikap sosial lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian
antara siswa yang belajar melalui model berarti bahwa pengaruh strategi DRTA
Directed Reading Thinking Activity dalam pembelajaran bahasa Inggris
(DRTA) dan siswa yang belajar melalui menghasilkan membaca pemahaman
pembelajaran Kovensional. Keempat, bahasa Inggris dan sikap sosial yang
sikap sosial siswa yang belajar melalui lebih tinggi dibandingkan dengan
model Directed Reading Thinking Activity menggunakan strategi pembelajaran
(DRTA) lebih tinggi daripada siswa yang Konvensional.
belajar melalui pendekatan pembelajaran Berdasarkan temuan-temuan
Konvensional. dalam penelitian ini, dalam rangka
Dari uraian di atas dapat mencapai tujuan pembelajaran bahasa
disimpulkan bahwa pendekatan Inggris yang tertuang dalam kurikulum
pembelajaran yang diimplementasikan maka dapat diajukan beberapa saran
guru akan sangat mempengaruhi yaitu: (1) Mengingat bahwa strategi
membaca pemahaman bahasa Inggris DRTA memiliki keunggulan komparatif
terhadap strategi pengajaran langsung

10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

dalam meningkatkan membaca


pemahaman bahasa Inggris dan sikap Hamalik, Oemar. (2009). Pendekatan
sosial siswa, maka dianjurkan kepada Baru Strategi Belajar Mengajar
para guru bahasa Inggris SMP agar Berdasarkan CBSA. Bandung:
menggunakan strategi DRTA untuk sinar Baru Algesindo
meningkatkan hasil belajar dan
meningkatkan sikap sosial siswa.. Dalam Krulik, S. and Rudnik, J. A. 1996. The
hal ini guru berperan sebagai teman New Source Book Teaching
belajar siswa atau berperan sebagai Reasioning and Pbroblem Solving
fasilitator dan mediator sehingga in Junior and Senior High School.
memberikan peluang kepada siswa Massachusets: Allyn & Bacon.
untuk melakukan penemuan. Hal ini
melatih siswa untuk respek terhadap Koyan, I Wayan. 2006. Asesmen Dalam
fakta karena mereka sendiri yang Pendidikan. Singaraja.
menemukan faktanya. Siswa
mendapatkan kesempatan untuk Nurhadi,1987. Kapita Selekta, Kajian
mendiskusikan kesimpulan yang mereka Bahasa Sastra dan
buat, menganalisis temuan-temuan yang Pengajarannya. Malang:IKIP
didapatkan. Hal inilah yang dapat Malang
menumbuhkan sikap kritis dan mau
mengubah pandangannya ketika ada Nurhadi,2008.Bagaimanameningkatkan
temuan baru yang lebih baik. dan (2) kemampuan Membaca?: Suatu
Kepada pengambil kebijakan dalam Teknik Memahami Nasional
bidang pendidikan khususnya dalam Evaluasi Pembelajaran Bahasa
pendidikan bahasa Inggris, disarankan dan Sastra Indonesia dan
agar mempertimbangkan strategi penerbitan buku Bunga Rampai
pembelajaran yang diterapkan dalam Literatur yang efesien. Bandung:
penelitian ini sebagi inovasi dalam Sinar Baru Algesindo.
pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran bahasa Inggris dapat Mikulecky, Beatrice, S.1990. A Short
tercapai secara optimal. Coursed in Teaching Reading
Skills. New York: Addison-Wesley
Publishing Company
DAFTAR PUSTAKA
Somadayo, Samsu The Effect of
Al Odwan, Talal A. Hameed, 2012. The Learning Model Drta (Directed Reading
Effect of the Directed Reading Thinking Thingking Activity) Toward Students’
Activity through Cooperative Learning on Reading Comprehension Ability Seeing
English Secondary Stage Students’ from Their Reading Interest Journal of
Reading Comprehension in Jordan. Education and Practice www.iiste.org
International Journal of Humanities and Vol.4, No.8, 2013
Social Science .Vol. 2 No. 16 (Abstr).
Stauffer, Russel G.1969. Directing
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Reading Maturity as A Cognitiv
Penelitian Suatu Pendekatan Process.New York: Harper & Row
Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Publishers

Candiasa, I Made. 2007. Statistik Tampubolon, Kemampuan Membaca,


Multivariat Disertai Petunjuk Teknik Membaca Efektif dan
Analisis Dengan SPSS. Program Efisien, (Bandung : Angkasa ,
Pascasarjana Undiksha. 1986)
Singaraja.

11

Anda mungkin juga menyukai