1 2 3
K. Putri Anggreni, AAIN. Marhaeni, G. R. Dantes,
E-mail:
1 2
putri.anggreni@pasca.undiksha.ac.id , marhaeni@ pasca.undiksha.ac.id ,
3
rasben.dantes@pasca.undiksha.ac.id
Abstrak
1
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
Abstract
Key words: Directed Reading Thinking Activity, Social Attitude, Reading comprehension.
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
ruang yang cukup bagi rasa, prakarsa, macam kemajuan ilmu pengetahuan dan
kreativitas, dan kemandirian sesuai teknologi yang terus berkembang.
dengan bakat, minat, dan perkembangan Melalui membaca, kemajuan ilmu
fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini pengetahuan dan teknologi dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran yang diketahui dan dipahami sebelum dapat
didesain guru harus berorientasi kepada diaplikasikan. Membaca merupakan satu
aktivitas siswa dan memberikan dari empat kemampuan bahasa pokok,
pengertian pada pandangan dan dan merupakan satu bagian atau
penyesuaian bagi seseorang atau murid komponen dari komunikasi tulisan.
terdidik kearah kematangan dan Adapun kemampuan bahasa pokok atau
kedewasaan. Proses ini akan membawa keterampilan berbahasa dalam kurikulum
pengaruh terhadap perkembangan jiwa di sekolah mencakup empat aspek,
dan potensi peserta didik kearah yang yaitu:(1) Keterampilan
lebih dinamis baik terhadap bakat atau menyimak/mendengarkan (Listening
pengalaman, moral, intelektual, maupun Skills), (2) Keterampilan berbicara
fisik, (jasmani). (Speaking Skills), (3) Keterampilan
Dewasa ini siswa dihadapkan membaca (Reading Skills), dan (4)
pada kesulitan memahami suatu bacaan Keterampilan Menulis (Writing Skills).
secara efektif. Rendahnya minat siswa Untuk mencapai tujuan
dalam hal membaca semakin pendidikan terutama dalam keterampilan
memperburuk kualitas pendidikan kita membaca tersebut pemerintah telah
sehingga berdampak pada rendahnya melakukan berbagai upaya. Beberapa
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. upaya yang telah dilakukan diantaranya
Melihat banyak manfaat yang diperoleh adalah (1) meningkatkan sarana dan
dari kegiatan membaca sudah prasarana pendidikan, seperti
semestinya siswa harus melakukan penyediaan buku paket, dan bantuan
kegiatan membaca atas dasar operasional siswa, (2) peningkatan
kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. kualitas tenaga pengajar melalui
Jika siswa membaca atas dasar penataran dan pelatihan serta seminar,
kebutuhan, maka ia akan mendapatkan Program Musyawarah Guru Mata
segala informasi yang ia inginkan. Pelajaran (MGMP), dan program
Namun sebaliknya, jika siswa membaca kemitraan antar sekolah dengan
atas dasar paksaan, maka informasi lembaga kependidikan, (3) perbaikan &
yang ia peroleh tidak akan maksimal. pengembangan kurikulum, yang salah
Membaca bukanlah kegiatan satunya adalah perubahan kurikulum dari
memandangi lambang-lambang yang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
tertulis semata. Bermacam-macam menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
kemampuan dikerahkan oleh seorang Pendidikan (KTSP) serta program-
pembaca, agar dia mampu memahami program pemerintah yang lain yang
materi yang dibacanya. Pembaca menunjang peningkatan mutu
berupaya agar lambang-lambang yang pendidikan. Usaha-usaha tersebut telah
dilihatnya itu menjadi lambang-lambang dilakukan secara berkala dan intensif,
yang bermakna baginya. Kegiatan tetapi permasalahan tersebut belum
membaca juga merupakan aktivitas sepenuhnya dapat terpecahkan. Dengan
berbahasa yang bersifat aktif reseptif. kata lain, masih tetap diperlukan usaha-
Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan usaha yang lebih inovatif untuk
membaca sesungguhnya terjadi interaksi pelaksanaan reformasi pendidikan.
antara pembaca dan penulisnya, dan Pada kenyataannya Kondisi yang
dikatakan reseptif, karena si pembaca ada pada saat ini justru terjadi
bertindak selaku penerima pesan dalam sebaliknya, pengemasan pembelajaran
suatu korelasi komunikasi antara penulis Bahasa Inggris untuk membaca
dan pembaca yang bersifat langsung. pemahaman belum ditangani secara
Membaca bagi siswa juga sistematis. Guru kurang kreatif untuk
berperan dalam mengetahui berbagai menciptakan kondisi yang mengarahkan
2
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
3
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
menipisnya nilai moral kebangsaan kurangnya sikap sosial dari peserta didik.
(nasionalisme) di kalangan masyarakat Siswa cenderung tidak bertanggung
yang mengacu pada terjadinya jawab, tidak bisa bekerja dalam tim, dan
disintegrasi kenegaraan merupakan tidak bisa menghargai orang lain.
masalah yang paling pelik dan Berdasarkan permasalahan di
memerlukan penanganan sesegera atas, guru sebagai pendidik
mungkin. Sekolah sebagai salah satu berkewajiban untuk mengubah
institusi formal memiliki peran yang pembelajaran agar siswa mampu
cukup strategis dan efektif dalam mengembangkan sikap sosial dan
menumbuh-kembangkan nilai dan moral kemampuan membaca pemahaman
kebangsaan. Penanaman dan Bahasa Inggris. Pembelajaran akan
pengembangan jiwa nasionalisme berhasil jika pembelajaran melibatkan
hendaknya dilakukan semenjak dini, partsipasi siswa. Partisipasi aktif siswa
yaitu mulai dari jenjang pendidikan dalam proses pembelajaran
Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA dimungkinkan jika pendekatan yang
hingga perguruan tinggi. digunakan guru dalam pembelajaran
SMP sebagai salah satu jenjang tidak lagi bersifat teacher centered
institusi formal dalam dimensi pendidikan melainkan lebih menekankan kepada
memiliki peran yang sangat strategis student centered.
dalam mendidik dan mengembangkan Sanjaya, dalam Nurhadi (2008),
potensi warga negara sedini mungkin. mengemukakan empat asumsi perlunya
Terjadinya berbagai masalah seputar pembelajaran berorientasi pada aktivitas
kekerasan semakin menimpa nilai-moral siswa, salah satunya adalah asumsi
kebangsaan di beberapa daerah yang tentang proses pembelajaran, yaitu: (1)
banyak dilansir oleh media massa bahwa proses pengajaran direncanakan
dewasa ini diduga salah satunya dan dilaksanakan sebagai suatu sistem;
disebabkan karena teknik dan sistem (2) peristiwa belajar akan terjadi
pembelajaran yang dilakukan oleh para manakala anak didik berinteraksi dengan
pendidik (guru) selama ini cenderung lingkungan yang diatur guru; (3) proses
menempatkan peserta didik sebagai pengajaran akan lebih aktif apabila
objek pembelajaran dengan pendekatan menggunakan metode dan teknik yang
pembelajaran yang konvensional. Untuk tepat dan berdaya guna; (4) pengajaran
itu, pola pembelajaran yang demikian memberi tekanan kepada proses dan
harus segera diantisipasi dan secara produk secara seimbang; (5) inti proses
perlahan dirombak, dengan pengajaran adalah adanya kegiatan
mengembangkan suatu teknik belajar belajar siswa secara optimal.
yang mampu memediasi dan Dalam usaha menanggulangi
mengkondisikan siswa memiliki jiwa dan masalah pembelajaran membaca
nilai kebersamaan (kesatuan dan pemahaman Bahasa Inggris, diperlukan
persatuan) dalam dimensi latar belakang upaya untuk mencari strategi yang lebih
yang pluraris. tepat agar kegiatan membaca teks
Kondisi ini tidak akan terjadi jika bahasa Inggris benar-benar bermanfaat
pendidikan di sekolah mampu bagi siswa untuk meningkatkan
mengadopsi sikap sosial siswa. Sikap kemampuan membaca mereka. Salah
sosial adalah kesadaran individu yang satu upaya yang mungkin dilakukan
menentukan perbuatan yang nyata, yang untuk mencapai tujuan tersebut adalah
berulang-ulang terhadap objek sosial. dengan jalan melakukan eksperimen
Pada kenyataannya di kalangan para terhadap satu strategi pembelajaran
siswa SMP Dharma Wiweka Denpasar membaca yang menuntun siswa
khususnya, sikap sosial sudah membaca dengan efektif.
cenderung menurun. Gejala ini terlihat Ur (1998) menjelaskan membaca
ketika proses pembelajaran dikelas, efektif melibatkan diantaranya 1)
pada saat diskusi tidak semua siswa prediksi; siswa menggunakan
dapat berdiskusi aktif diakibatkan kemampuan berpikir tentang apa yang
4
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
5
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
6
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
7
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
8
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
sikap sosial siswa yang mengikuti model ekstrinsik. Dimana peran serta siswa
Directed Reading Thinking Activity dalam pembelajaran masih dipengaruhi
(DRTA) adalah lebih besar dari siswa oleh guru dan ini terlihat saat guru
yang mengikuti pendekatan menyajikan materi pada awal
pembelajaran konvensional. Penelitian pembelajaran.
ini sejalan dengan penelitian yang Secara empiris, kegiatan
dilakukan oleh Al Odwan dengan judul pembelajaran dengan model
penelitian “The Effect of the Directed pembelajaran DRTA terasa lebih
Reading Thinking Activity through nyaman, rileks dan berkosentrasi dalam
Cooperative Learning on English memahami bacaan, siswa merasa tidak
Secondary Stage Students’ Reading cepat jenuh, mampu meningkatkan
Comprehension in Jordan” hasil fungsi otak kerja dalam merespon
penelitiannya menyebutkan bahwa informasi, hal ini tergambar dari
strategi DRTA lebih efektif digunakan beberapa pernyataan yang disampaikan
dalam pembelajaran membaca siswa melalui wawancara mengenai
pemahaman dibandingkan dengan belajar dengan model pembelajaran,
strategi konvensional.Oleh karena itu berdasarkan fakta terlihat secara
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar keseluruhan hasil prestasi membaca
membaca pemahaman Bahasa Inggris pemahaman yang dicapai siswa lebih
siswa dan sikap sosial siswa yang baik dibandingkan dengan pembelajaran
mengikuti model Directed Reading dengan pendekatan konvensional. Selain
Thinking Activity (DRTA) lebih baik dari itu dengan menerapkan suatu strategi
pada membaca pemahaman bahasa pembelajaran yang tepat, mampu
Inggris siswa dan sikap sosial siswa mengkondisikan siswa siap untuk
yang mengikuti model pembelajaran belajar, membuat kondisi tubuh lebih
konvensional. segar akibat aktivitas belajar yang
Dilihat dari teorinya, model menyenangkan. Dengan adanya senang
pembelajaran DRTA meletakkan dasar pada diri siswa dan rasa siap untuk
pada filosofi pendidikan John Dewey, belajar, merupakan dasar untuk
yang mana siswa akan mengalami mengoptimalkan kemampuan siswa
pembelajaran bermakna jika mereka untuk meraih prestasi membaca
mampu menunjukkan langkah-langkah pemahaman.
penyelidikan ilmiah. Keunggulan dari Dilihat dari langkah-langkah
model pembelajaran DRTA adalah pembelajarannya, dalam meningkatkan
didasari pada motivasi instrinsik yang kemampuan membaca bahasa Inggris
sesuai dengan paham konstruktivisme siswa, model pembelajaran DRTA
tentang pembelajaran, dimana siswalah terimplementasikan dalam 5 tahapan
yang seharusnya mengalami yang lebih menekankan pada aktivitas
pembelajaran sedangkan guru hanya siswa. Dimana siswa selalu diberikan
mediator dan fasilitator. Dengan kesempatan untuk mengembangkan
demikian siswa dengan sendirinya akan kreativitas dan pola pikirnya. Keenam
lebih termotifasi untuk belajar. Dengan langkah tersebut yaitu Mengorientasikan
motivasi yang tinggi, siswa akan lebih siswa pada situasi pembelajaran,
tertarik untuk memecahkan masalah- Mengorganisasi siswa untuk belajar,
masalah yang terdapat pada LKS Memperkirakan (Predicting), Membaca
maupun buku paket sehingga informasi (Reading), dan Pembuktian (Proving).
yang didapatkan akan lebih tertata rapi Model Directed Reading Thinking
dalam struktur kognitif siswa. Activity (DRTA) menekankan kepada
Sebaliknya, model proses keterlibatan siswa secara penuh
pembelajaran konvensional meletakkan untuk dapat menemukan materi yang
dasar pada psikologi behavioristik. Model dipelajari dan menghubungkannya
pembelajaran konvensional yang dengan situasi kehidupan nyata
berlandaskan psikologi behavioristik sehingga mendorong siswa untuk dapat
lebih menekankan pada motivasi menerapkannya dalam kehidupan
9
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
mereka. Dari konsep tersebut ada dan sikap sosial siswa, dan model
beberapa hal yang dapat diamati. Directed Reading Thinking Activity
Pertama, model Directed Reading (DRTA) dapat meningkatkan membaca
Thinking Activity (DRTA) menekankan pemahaman bahasa Inggris dan sikap
kepada proses pengalaman secara sosial siswa.
langsung. Proses belajar dalam Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) tidak
mengharapkan agar siswa hanya 5. Penutup
menerima pelajaran, akan tetapi proses Berdasarkan hasil penelitian
mencari dan menemukan sendiri materi maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: (1)
pelajaran. Kedua, model Directed perbedaan secara signifikan hasil belajar
Reading Thinking Activity (DRTA) antara siswa yang mengikuti strategi
mendorong siswa untuk dapat DRTA dengan siswa yang mengikuti
menerapkannya dalam kehidupan, strategi pembelajaran konvensional.
artinya model Directed Reading Thinking Dengan demikian berarti bahwa
Activity (DRTA) bukan hanya pengaruh strategi DRTA dalam
mengharapkan siswa dapat memahami pembelajaran bahasa Inggris
materi yang dipelajarinya, akan tetapi menghasilkan hasil belajar lebih baik
bagaimana materi pelajaran itu dapat dibandingkan dengan menggunakan
mewarnai perilakunya dalam kehidupan model pembelajaran konvensional. (2)
sehari-hari. Materi pelajaran dalam Terdapat strategi secara signifikan sikap
model Directed Reading Thinking Activity sosial antara siswa yang mengikuti
(DRTA) bukan untuk ditumpuk di otak strategi DRTA dengan siswa yang
dan kemudian dilupakan akan tetapi mengikuti pembelajaran Konvensional.
sebagai bekal mereka dalam Dengan demikian berarti bahwa
mempengaruhi kehidupan nyata. pengaruh strategi DRTA dalam
Telah terbukti secara empiris pembelajaran bahasa Inggris
dalam penelitian ini, pertama, terdapat menghasilkan sikap sosial yang lebih
perbedaan membaca pemahaman tinggi dibandingkan dengan
bahasa Inggris antara siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran
melalui model Directed Reading Thinking konvensional. Dan (3) Terdapat
Activity (DRTA) dan siswa yang belajar perbedaan yangsignifikan membaca
melalui pendekatan pembelajaran pemahaman bahasa Inggris dan sikap
konvensional. Kedua, membaca sosial antara siswa yang mengikuti
pemahaman bahasa Inggris siswa yang strategi DRTA dengan siswa yang
belajar melalui model Directed Reading mengikuti strategi pembelajaran
Thinking Activity (DRTA) lebih baik Konvensional (F untuk Pillai’s Trace,
daripada siswa yang belajar melalui Wilks’ Lamda, Hotelling’s Trace dan
model pembelajaran konvensional. Roy’s Largest Root memiliki signifikansi
Ketiga, terdapat perbedaan sikap sosial lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian
antara siswa yang belajar melalui model berarti bahwa pengaruh strategi DRTA
Directed Reading Thinking Activity dalam pembelajaran bahasa Inggris
(DRTA) dan siswa yang belajar melalui menghasilkan membaca pemahaman
pembelajaran Kovensional. Keempat, bahasa Inggris dan sikap sosial yang
sikap sosial siswa yang belajar melalui lebih tinggi dibandingkan dengan
model Directed Reading Thinking Activity menggunakan strategi pembelajaran
(DRTA) lebih tinggi daripada siswa yang Konvensional.
belajar melalui pendekatan pembelajaran Berdasarkan temuan-temuan
Konvensional. dalam penelitian ini, dalam rangka
Dari uraian di atas dapat mencapai tujuan pembelajaran bahasa
disimpulkan bahwa pendekatan Inggris yang tertuang dalam kurikulum
pembelajaran yang diimplementasikan maka dapat diajukan beberapa saran
guru akan sangat mempengaruhi yaitu: (1) Mengingat bahwa strategi
membaca pemahaman bahasa Inggris DRTA memiliki keunggulan komparatif
terhadap strategi pengajaran langsung
10
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)
11