Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK BILINGUAL DI KELAS 1


SD PUNTEN 1 BATU

RESKY EKO WIDODO


Prodi Pendidikan Dasar, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
172103856078
Desa Sudimoro Kec. Bululawang Kab. Malang
Rizkyaq92@gmail.com

Abstrak. Analisis Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran


Tematik Bilingual di Kelas 1 SD Punten 1 Batu. SD Punten 1 Batu merupakan
sekolah rujukan di kota Batu dengan mayoritas siswa berbahasa jawa. Akan tetapi
hasil belajar bahasa jawa siswa lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada
pembelajaran tematik, sehingga adanya program sedinten basa jawa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui : (1) motivasi belajar siswa pada pembelajaran tematik
bilingual yang dilakukan di kelas 1 SD Punten 1 Batu, (2) prestasi belajar siswa
pada pembelajaran tematik bilingualyang dilakukan di kelas 1 SD Punten 1 Batu.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Sebagai sumber data, dipilih siswa kelas 1 SD Punten 1 Batu yang
beralamat di Desa Punten, kec. Bumiaji, Kota Batu. Sebagai satu-satunya instrumen
penelitian, peneliti membutuhkan alat bantu penelitian yaitu: lembar pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan panduan dokumentasi. Tahapan dalam
penelitian ini yaitu: pra-lapang, kegiatan kelapangan, dan kegiatan intensif (analisis
data).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator motivasi belajar
pada pembelajaran tematik bilingual siswa termotivasi untuk belajar. Dengan
adanya motivasi belajar, siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 85% siswa
di kelas mampu berkomunikasi dengan berbahasa Indonesia dengan baik. Hasil
penelitian ini bahwa pembelajaran tematik bilingual memotivasi siswa untuk lebih
berprestasi dengan adanya inovasi penggunaan media bantu berupa gambar dan
lagu-lagu. Hasil penelitian didukung dengan adanya pembiasaan sedinten basa
jawa. Program pembiasaan ini dalam praktiknya belum adanya sistem evaluasi
yang baku dari sekolah, sehingga disarankan untuk menyusun instrumen penilaian
terhadap penerapan sedinten basa jawa yang dikreasikan dengan media dan metode
yang menarik.
Kata Kunci: Pembelajaran tematik, bilingual, motivasi belajar, prestasi belajar
THE ANALYSIS OF STUDENTS MOTIVATION AND
LEARNING ACHIEVEMENT ON BILINGUAL THEMATIC
LEARNING IN 1ST GRADE CLASS AT THE STATE PRIMARY
SCHOOL OF PUNTEN 1 BATU
Abstact. SD Punten 1 Batu is excellent school in Batu City with students
majority used Javanese language. Meanwhile study outcome is less than thematic
learning outcome. Hence, the school implement sedinten basa jawa programe. This
study aims to find out: (1) students motivation on thematic bilingual learning
which is conducted in 1st grade class at the State Primary School of Punten 1 Batu,
(2) students learning achievement on thematic bilingual learning which is
conducted in 1st grade class at the State Primary School of Punten 1 Batu.
This research uses qualitative research design with descriptive approach. As
a data source, it was selected 1st grade students of the State Primary School of
Punten 1 Batu who lives in Punten village, Bumiaji sub-district, Batu city. As the
only research instrument, researcher need research aids, namely: observation guide
sheet, interview guide, and documentation guide. Stages in this study are: pre-field,
field activities, and intensive activities (data analysis).
The results showed that, based on learning motivation indicators on
bilingual thematic learning, students were motivated to learn. Through the
motivation to learn, students could improve learning achievement. 85% of students
in the class are able to communicate well using Indonesian language. The result of
this research explains that bilingual thematic teaching motivates students to be more
accomplished by the innovative use of auxiliary media in the form of pictures and
songs. The result of the research was supported by the existence of Sedinten Basa
Jawa (One Day Javanese Language). This habituation program, in practice, does
not have schools standard evaluation system, so it is advisable to develop an
assessment instrument on the application of Sedinten Basa Jawa which is
collaborated with attractive teaching method and media.
Keywords: Thematic learning, bilingual, learning motivation, learning
achievement

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu cara yang dilakukan seseorang guna

mendapatkan ilmu melalui kegiatan belajar mengajar. Pengertian mengenai

pendidikan juga diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia. Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencara untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, Kepribadian,


kecerdasan, akhlak mulia, penilaian sebagai alat bukti dalam

serta keterampilan yang diperlukan proses belajar mengajar. Menurut

dirinya, masyarakat, bangsa dan Depdiknas (dalam Basuki dan

negara (UU No. 20 Tahun 2003 Hariyanto, 2015: 6) proses penilaian

tentang SISDIKNAS). mencakup pengumpulan bukti untuk

Sebagai jenjang pendidikan menunjukkan pencapaian belajar

paling mendasar pemerintah sangat peserta didik. Berdasarkan

menyoroti terkait program-program pernyataan tersebut, jika

yang dapat meningkatkan kualitas dihubungkan dengan adanya

baik dari sisi sekolah maupun penerapan pembelajaran bilingual

pendidikan. Berkenaan dengan hal menunjukkan keterkaitan.

tersebut penting akan adanya Keterkaitan yang dimaksud yaitu

motivasi, baik dari siswa maupun proses belajar mengajar tematik

guru. Motivasi sendiri akan dengan menggunakan pembelajaran

mempengaruhi hasil belajar belajar bilingual akan menunjukkan

siswa sehingga akan terlihat peningkatan motivasi belajar.

berdasarkan penurunan ataupun Pengaruh yang ditunjukkan apabila

peningkatan dari prestasi belajar motivasi belajar meningkat yaitu

siswa. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa lebih baik.

antara motivasi belajar dan prestasi Keterkaitannya dengan penilaian

belajar saling berkaitan. yaitu dilihat dari meningkatnya

Motivasi dan prestasi belajar prestasi belajar siswa baik dari segi

tidak terlepas dengan adanya kognitif, afektif dan psikomotor

penilaian. Perlu adanya hasil sesuai dengan ranah yang


dimaksudkan dalam kurikulum meningkatkan prestasi belajar tidak

tematik. terlepas dari adanya indikator

Upaya meningkatkan motivasi keberhasilan dari prestasi belajar itu

belajar siswa disebutkan Syamsudin sendiri. Purwanto (2014: 48)

(dalam Hamdu dan Agustina, 2011) menyebutkan bahwa perubahan

yang dapat dilakukan adalah perilaku manusia terbagi kedalam tiga

mengidentifikasi beberapa domain yaitu: kognitif, afektif, dan

indikatornya dalam tahap-tahap psikomotor. Perpaduan dari ketiga

tertentu. Indikator motivasi antara domain atau aspek tersebut mampu

lain: 1) Durasi kegiatan, 2) Frekuensi mengubah motivasi dan prestasi

kegiatan, 3) Presistensinya pada belajar seseorang, khususnya siswa.

tujuan kegiatan, 4) Ketabahan, Secara tidak langsung adanya

keuletan dan kemampuannya dalam peningkatan dari prestasi belajar

menghadapi kegiatan dan kesulitan siswa dalam proses belajar mengajar

untuk mencapai tujuan, 5) tidak terlepas dari adanya keterkaitan

Pengabdian dan pengorbanan untuk ketiga domain tersebut, sehingga guru

mencapai tujuan, 6) Tingkatan tidak hanya menilai berdasarkan pada

aspirasi yang hendak dicapai dengan ranah kognitif saja, akan tetapi ranah

kegiatan yang dilakukan, 7) Tingkat afektif dan juga psikomotor sebagai

kualifikasi prestasi, dan 8) Arah indikator peningkatan prestasi belajar

sikapnya terhadap sasaran kegiatan. siswa.

Peningkatan motivasi belajar Pendidikan digunakan sebagai

berkenaan dengan adanya upaya proses untuk membantu anak dalam

peningkatan prestasi belajar. Upaya mengeksplorasi nilai-nilai yang ada


melalui pengujian kritis sehingga dipastikan melibatkan beragam nilai

anak dimungkinkan untuk kehidupan. Nilai-nilai itu berupa nilai

meningkatkan atau memperbaiki yang secara sengaja dilembagakan

kualitas berfikir serta perasaannya. melalui serjumlah ketentuan formal

Dalam pendidikan sedikitnya akan seperti kedisiplinan dan kerapihan

melibatkan proses-proses sebagai yang diatur dalam tatatertib sekolah

berikut: (1) identifikasi (bisa juga atau nilai kecerdasan, kejujuran,

dianggap sebagai akulturasi) yaitu inti tanggungjawab, dan kesehatan yang

nilai personal dan nilai sosial, (2) diatur dalam kurikulum tertulis, juga

inquiry rasional dan filosofis terhadap nilai-nilai kehidupan yang lahir

inti nilai tersebut, (3) respon afektif secara pribadi dan ditampilkan dalam

dan respon emotif terhadap inti nilai bentuk pikiran, ucapan, dan tindakan

tersebut, dan (4) pengambilan perorangan. Kedua, lingkungan

keputusan dihubungkan dengan inti keluarga. Lingkungan ini memiliki

nilai berdasarkan penyelidikan dan peran yang sangat penting dan

respon-respon tersebut. Peranan tri strategis bagi penyadaran,

pusat pendidikan (keluarga, sekolah, penanaman, dan pengembangan nilai.

dan masyarakat) dalam Pendidikan di keluarga memiliki

mengembangkan pendidikan sangat keunggulan dalam membina moral

besar pengaruhnya terhadap anak. Nilai seperti kedisiplinan,

perkembangan nilai kehidupan anak. tanggungjawab, ketaatan pada orang

Lingkungan pendidikan nilai tersebut tua, ketaatan pada Tuhan, kejujuran,

antara lain: Pertama, lingkungan dan kasih sayang merupakan nilai

sekolah. Lingkungan ini dapat yang ditanamkan orang tua pada


anak. Proses penanaman nilai dapat sehingga perlu adanya kerjasama

berlangsung dalam beragam bentuk semua pihak dalam menanggulangi

dan cara. Orang dapat menegur, nilai-nilai buruk yang sulit untuk

bertanya memberi pujian, atau dihindari di masyarakat.

menjadi model agar anaknya berbuat Membahas mengenai motivasi

sesuatu yang baik dan benar, dan juga dalam proses belajar mengajar, tidak

meningkatkan kemampuan olah pikir terlepas juga dari pengaruh

pada anak. Ketiga, lingkungan penggunaan bahasa. Secara tidak

masyarakat. Pendidian nilai dalam langsung penggunaan bahasa di

lingkungan masyarakat ada dua faktor sekolah-sekolah tidak terlepas dari

penting yang berpengaruh terhadap bahasa daerah dan bahasa nasional.

keberhasilan anak, yaitu potensi anak Dalam hal ini terdapat penggunaan

dalam memilih nilai dan mozaik nilai dua bahasa. Dalam istilah bahasa

yang berkembang di masyarakat. Indonesia penggunaan dua bahasa

Dalam masyaraakat yang serba seperti yang dimaksud diatas disebut

permisif, mozaik nilai banyak kedwibahasaan. Pengertian tersebut

diwarnai oleh lahirnya nilai-nilai sesuai dengan yang dimaksud di

buruk bagi perkembangan diri anak, Kamus besar bahasa Indonesia

seperti permusuhan, kekerasan, (dalam Tarigan, 2009: 2)

kemunafikan kebohongan, kedwibahasaan adalah perihal

ketidakadilan, kekejaman, pemakaian dua bahasa (seperti bahasa

ketidaktaatan dan sebagainya. Hal daerah di samping bahasa nasional).

inilah yang menjadikan kekhawatiran Dapat diartikan bahwa dalam

dalam perkembangan nilai anak, praktiknya terdapat penggunaan dua


bahasa secara bergantian sebagai siswa. Berdasarkan hasil tersebut

langkah memahamkan kepada siswa nilai bahasa jawa siswa lebih kecil

materi yang disampaikan oleh guru, dibandingkan dengan nilai bahasa

dengan demikian pengertian Indonesia dan bahasa inggris. Oleh

mengenai kedwibahasaan tersebut karena itu, sekolah merancang

dapat terwujud dengan seimbang. program yang mampu

Hasil obeservasi menunjukkan meyeimbangkan hasil belajar bahasa

bahwa SD Negeri Punten 1 Indonesia, bahasa jawa dan bahasa

merupakan sekolah rujukan yang ada inggris.

di kota Batu. Sebagai sekolah rujukan SD Negeri Punten 1 Batu

maka terdapat program-program merupakan sekolah dengan mayoritas

khusus dan unggulan yang dapat siswa dengan berbahasa jawa. Bahasa

menjadi contoh beberapa sekolah sangatlah berpengaruh dalam

yang ada di sekitarnya. Salah satu dari kehidupan sehari-hari, karena bahasa

program tersebut yaitu sedinten basa adalah alat komunikasi. Pada praktik

Jawa. Program ini mulai diterapkan belajar mengajar, siswa masih

sejak tahun 2009. Pelaksanaan rutin menggunakan bahasa jawa ngoko,

program ini setiap hari kamis ganjil yang merupakan tingkatan bahasa

setiap bulan. jawa yang digunakan kepada teman

Program sedinten basa Jawa sebaya. Melihat kondisi ini

merupakan program yang diterapkan pembiasaan terhadap bahasa semakin

untuk melihat bagaimana motivasi ditingkatkan, seperti adanya

dan prestasi belajar siswa. Hal ini penguasaan terhadap kosakata pada

terlihat dari hasil ulangan harian tingkatan bahasa jawa yang lebih
halus. Demikian juga pembiasaan sejarah terkenal dengan kesopan

terhadap bahasa Indonesia. Pada santunannya.

proses belajar mengajar di kelas guru Secara teoritis Beardmore

membiasakan siswa untuk (dalam Margana dan Sukarno, 2011)

berkomunikasi dengan bahasa menyebutkan empat keuntungan

Indonesia, sehingga siswa dapat pembelajaran bilingual, yaitu (1)

mempelajari dua bahasa sekaligus. Scholastic achievement, (2)

Pada dasarnya sekolah Linguistic equity, (3) Multilingual

mengharapkan output yang proficiency, (4) Promotion of

dihasilkan dari lulusan sekolah adalah multicultural awareness. Alasan yang

siswa yang berhasil baik secara mendasari teori diatas yaitu bahwa

akademik dan tingkah laku. Hal ini pentingnya penguatan terhadap

yang melatar belakangi adanya pengetahuan terhadap bahasa di

penerapan penggunaan pembelajaran jenjang Sekolah Dasar (SD). Sebagai

bilingual di SD Negeri Punten 1 Batu. perwujudannya yaitu dengan

Pada kehidupan sehari-hari, tidak di menerapankan pembelajaran

pungkiri jika penguasaan bahasa bilingual sebagai bahasa pengantar.

sudah baik, akan mempengaruhi Harapannya lulusan yang nantinya

tingkah laku, dengan demikian dihasilkan dari pembelajaran dengan

penting adanya pembiasaan menggunakan bilingual ini akan

penggunaan bahasa Indonesia sebagai dilihat keberhasilannya melalui

bahasa nasional dan bahasa jawa motivasi dan prestasi belajar.

sebagai bahasa daerah yang menurut Berkenaan dengan

pembahasaan diatas bahwa


penggunaan bahasa mempengaruhi Penelitian ini merupakan

proses belajar mengajar. Hal ini penelitian kualitatif, bahwa penelitian

terlihat pada hasil penilaian terhadap kualitatif merupakan penelitian yang

motivasi belajar dan prestasi belajar dimaksud untuk memahamkan

siswa, dengan demikian peneliti fenomena berupa perilaku, persepsi,

tertarik untuk melakukan penelitian motivasi, dan tindakan dari subjek

dengan judul analisis motivasi dan penelitian dengan bentuk

prestasi belajar siswa pada mendeskripsikan dalam bentuk kata-

pembelajaran tematik bilingual di kata dan bahasa secara holistik dan

kelas 1 SD Punten 1 Batu. dengan berbagai konteks yang

Berdasarkan hasil paparan alamiah. Pendekatan yang digunakan

pada pendahuluan, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

penelitian ini yaitu: 1) deskriptif dengan menggambarkan

mendeskripsikan motivasi belajar data melalui deskripsi subjek

siswa pada pembelajaran tematik penelitian secara rinci dan alamiah.

bilingual yang dilakukan di kelas 1 Sumber data dalam penelitian

SD Punten 1 Batu, 2) kualitatif dibagi menjadi dua, yaitu:

mendeskripsikan prestasi belajar sumber data primer dan sekunder.

siswa pada pembelajaran tematik Pada penelitian, sumber data primer

bilingual yang dilakukan di kelas 1 diperoleh melalui wawancara kepada

SD Punten 1 Batu pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian ini. Pihak yang dimaksud

METODE yaitu: guru dan siswa sebagai

pelaksana kebijakan di sekolah.


Selain hasil wawancara, data primer 1B. Sebagai penunjang dari observasi

juga diperoleh berdasarkan hasil dari dan wawancara perlu adanya foto

observasi. Hasil observasi dan ataupun rekaman sebagai pelengkap.

wawancara di sesuaikan, sehingga Sedangkan sumber data

akan terlihat kesamaan dari kedua sekunder paa penelitian berupa

data tersebut. dokumen-dokumen pelengkap yang

Data yang diperoleh dari dapat membantu melengkapi sumber

observasi berupa kesesuaian antara data primer. Sumber data sekunder

kegiatan pembuka, kegiatan inti, tersebut berupa salinan kurikulum

kegiatan penutup, serta penilaian atau data evaluasi pelaksanaan

pembelajaran. Hasil yang diharapkan program pembiasaan, jadwal kegiatan

yaitu bagaimana motivasi dan prestasi belajar mengajar.

belajar siswa pada pembelajaran Analisis pada penelitian ini

tematik bilingual di kelas 1. Hasil menggunakan model interaktif.

observasi dilengkapi dengan Teknik menganalisis data dengan

pertanyaan berdasarkan panduan menggunakan tiga tahap yaitu :

wawancara. Panduan wawancara reduksi data, paparan atau penyajian

disusun berdasarkan kisi-kisi data, dan penarikan kesimpulan.

wawancara dengan acuan indikator

motivasi dan prestasi belajar. HASIL PENELITIAN

Pedoman wawancara ditujukan Pembahasan pada penelitian

kepada guru kelas 1 dan siswa kelas ini akan menguraikan hasil penelitian

1. Di SD Punten 1 Batu kelas 1 terdiri sesuai dengan rumusan masalah.

dari dua kelas paralel yaitu 1A dan Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana terhadap sasaran kegiatan. Kedelapan

motivasi belajar siswa pada indikator diatas merupakan indikator

pembelajaran tematik bilingual yang yang akan menentukan tingkat

dilakukan di kelas 1 SD Punten 1 motivasi belajar siswa selama proses

Batu?, dan 2) Bagaimana prestasi belajar mengajar.

belajar siswa pada pembelajaran Pembagian indikator motivasi

tematik bilingual yang dilakukan di belajar dalam proses penelitian

kelas 1 SD Punten 1 Batu?. Berikut terbagi menjadi dua, yaitu kepada

uraian dan penjelasan sesuai dengan guru dan siswa. Indikator yang

rumusan masalah pada penelitian ini dilaksanakan oleh guru yaitu: 1)

yaitu sebagai berikut: Durasi kegiatan, 2) Frekuensi

kegiatan, 3) Pengabdian dan


Indikator motivasi belajar
pengorbanan untuk mencapai tujuan,
secara teori terbagi kedalam delapan
4) Tingkat kualifikasi prestasi, 5)
indikator yaitu: 1) Durasi kegiatan, 2)
Arah sikapnya terhadap sasaran
frekuensi kegiatan, 3) presistensinya
kegiatan. Sedangkan indikator
pada tujuan kegiatan, 4) ketabahan,
prestasi belajar yang dilaksanakan
keuletan, dan kemampuannya dalam
siswa yaitu: 1) Presistensinya pada
menghadapi kegiatan dan kesulitan
tujuan pembelajaran, 2) Frekuensi
untuk mencapai tujuan, 5)
kegiatan, 3) Ketabahan, keuletan, dan
Pengabdian dan pengorbanan untuk
kemampuannya dalam menghadapi
mencapai tujuan, 6) tingkatan aspirasi
kegiatan dan kesulitan untuk
yang hendak dicapai dengan kegiatan
mencapai tujuan, 4) Tingkatan
yang dilakukan, 7) tingkat kualifikasi
aspirasi yang hendak dicapai dengan
prestasi, dan 8) arah sikapnya
kegiatan yang dilakukan, 5) Arah bahasa jawa kromo kepada siswa.

Sikapnya terhadap sasaran kegiatan. Pelaksanaan program ini di kelas satu

Secara keseluruhan indikator hanya sebatas pengenalan kosakata-

yang dikhususkan guru mampu kosakata yang umum digunakan

memotivasi siswa dalam kegiatan dalam komunikasi sehari-hari.

belajar mengajar pada pembelajaran Contoh penggunaan kosakata yang

tematik dengan dua bahasa yaitu digunakan selama penelitian yaitu

bahasa Indonesia dan bahasa jawa. dhahar, isuk, surup, awan, bengi,

Hal ini berdasarkan hasil wawancara kembang, dan beberapa kosakata

yang dilaksanakan kepada bu Enik jawa lainnya. Selain itu ada pula

dan bu Erli selaku guru wali kelas 1A pembiasaan pada bahasa Indonesia

dan kelas 1B. Dalam mencapai yaitu praktik menyanyi, membaca

keberhasilan pelaksanaan indikator- bersama serta berkelompok. Kegiatan

indikator tersebut guru memadukan tersebut menjadi pembiasaan dalam

penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia. Selain melatih

bahasa jawa dalam kegiatan belajar kemampuan berbicara siswa, guru

mengajar. dapat melihat seberapa aktif dan

Pelaksanaan pembelajaran paham siswa dalam pembelajaran

tematik bilingual juga didukung tematik bilingual.

dengan adanya program pembiasaan Berdasarkan paparan hasil

dari sekolah. Program tersebut yaitu penelitian, sebagaimana disebutkan

sedinten basa jawa. Program ini bahwa motivasi belajar merupakan

adalah program yang diselenggarakan dorongan yang berasal dari dalam diri

sekolah untuk mengenalkan budaya manusia itu sendiri, akan tetapi hal ini
tidak menutup kemungkinan terdapat prestasi belajar yang dilaksanakan

dorongan dari luar individu itu siswa yaitu: 1) Presistensinya pada

sendiri, maka upaya dalam tujuan pembelajaran, 2) Frekuensi

memotivasi siswa untuk belajar kegiatan, 3) Ketabahan, keuletan, dan

dilihat berdasarkan capaian indikator kemampuannya dalam menghadapi

baik dari guru maupun siswa. Bentuk kegiatan dan kesulitan untuk

dorongan yang dimaksudkan mencapai tujuan, 4) Tingkatan

berdasarkan pengertian dari motivasi aspirasi yang hendak dicapai dengan

belajar yaitu adanya pembelajaran kegiatan yang dilakukan, 5) Arah

tematik bilingual dengan inovasi guru Sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

melalui kegiatan menyanyi, Secara keseluruhan indikator

menempelkan gambar, kerja yang dikhususkan guru mampu

kelompok, dan membaca bersama. memotivasi siswa dalam kegiatan

Pembagian indikator motivasi belajar mengajar pada pembelajaran

belajar dalam proses penelitian tematik dengan dua bahasa yaitu

terbagi menjadi dua, yaitu kepada bahasa Indonesia dan bahasa jawa.

guru dan siswa. Indikator yang Hal ini berdasarkan hasil wawancara

dilaksanakan oleh guru yaitu: 1) yang dilaksanakan kepada bu Enik

Durasi kegiatan, 2) Frekuensi dan bu Erli selaku guru wali kelas 1A

kegiatan, 3) Pengabdian dan dan kelas 1B. Dalam mencapai

pengorbanan untuk mencapai tujuan, keberhasilan pelaksanaan indikator-

4) Tingkat kualifikasi prestasi, 5) indikator tersebut guru memadukan

Arah sikapnya terhadap sasaran penggunaan bahasa Indonesia dan

kegiatan. Sedangkan indikator


bahasa jawa dalam kegiatan belajar kemampuan berbicara siswa, guru

mengajar. dapat melihat seberapa aktif dan

Pelaksanaan pembelajaran paham siswa dalam pembelajaran

tematik bilingual juga didukung tematik bilingual.

dengan adanya program pembiasaan Berdasarkan paparan hasil

dari sekolah. Program tersebut yaitu penelitian, sebagaimana disebutkan

sedinten basa jawa. Program ini bahwa motivasi belajar merupakan

adalah program yang diselenggarakan dorongan yang berasal dari dalam diri

sekolah untuk mengenalkan budaya manusia itu sendiri, akan tetapi hal ini

bahasa jawa kromo kepada siswa. tidak menutup kemungkinan terdapat

Pelaksanaan program ini di kelas satu dorongan dari luar individu itu

hanya sebatas pengenalan kosakata- sendiri, maka upaya dalam

kosakata yang umum digunakan memotivasi siswa untuk belajar

dalam komunikasi sehari-hari. dilihat berdasarkan capaian indikator

Contoh penggunaan kosakata yang baik dari guru maupun siswa. Bentuk

digunakan selama penelitian yaitu dorongan yang dimaksudkan

dhahar, isuk, surup, awan, bengi, berdasarkan pengertian dari motivasi

kembang, dan beberapa kosakata belajar yaitu adanya pembelajaran

jawa lainnya. Selain itu ada pula tematik bilingual dengan inovasi guru

pembiasaan pada bahasa Indonesia melalui kegiatan menyanyi,

yaitu praktik menyanyi, membaca menempelkan gambar, kerja

bersama serta berkelompok. Kegiatan kelompok, dan membaca bersama.

tersebut menjadi pembiasaan dalam

bahasa Indonesia. Selain melatih KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian yang untuk mencapai tujuan; tingkatan

sudah peneliti laksanakan dengan aspirasi yang hendak dicapai dengan

judul analisis motivasi dan prestasi kegiatan yang dilakukan; tingkat

belajar siswa pada pembelajaran kualifikasi prestasi; dan arah sikapnya

tematik bilingual di kelas 1 SD terhadap sasaran kegiatan.

Punten 1 Batu, dapat disimpulkan Prestasi belajar pada

sebagai berikut: pembelajaran tematik bilingual

Motivasi belajar pada melalui pemahaman siswa terhadap

pembelajaran tematik bilingual pentingnya menggunakan bahasa

dilakukan dengan adanya kegiatan Indonesia dan bahasa jawa berupa

sedinten basa jawa. Pada proses kegiatan tanya jawab dan komunikasi

belajar mengajar adanya kegiatan rutin selama proses belajar mengajar.

pengenalan kosakata sederhana Hasil yang ditunjukkan

dalam bahasa Indonesia dan bahasa berdasarkan ranah kognitif yaitu

jawa. Peningkatan motivasi belajar adanya kemandirian siswa dalam

siswa terlihat dari tercapainya berkomunikasi kepada guru dan

indikator dari motivasi belajar itu teman kelasnya. Adanya peningkatan

sendiri yaitu pada pelaksanaan : seperti siswa mampu berkomunikasi

durasi kegiatan; frekuensi kegiatan; dengan bahasa yang sopan baik

presistensinya pada tujuan kegiatan; berkomunikasi dengan guru dan

ketabahan, keuletan dan teman-temannya. Selain itu dalam

kemampuannya dalam menghadapi kegiatan belajar berkelompok siswa

kegiatn dan kesulitan untuk mencapai mampu berkomunikasi dan mengatur

tujuan; pengabdian dan pengorbanan kelompoknya masing-masing,


sehingga pada saat siswa belajar diterapkannya yaitu membiasakan

dilakukan secara individu siswa siswa untuk aktif berbahasa baik

mampu mengerjakan secara mandiri. berbahasa Indonesia dan bahasa jawa.

Hasil yang ditunjukkan mengingat bahwa bahasa Indonesia

berdasarkan ranah indikator afektif adalah bahasa nasional dan bahasa

yaitu terdapat 85% siswa sudah jawa adalah bahasa lokal yang harus

melakukan komunikasi dengan dibudayakan.

menggunakan bahasa Indonesia yang Berdasarkan hasil simpulan

baik dan penggunaan bahasa kromo diatas, peneliti memberikan saran

alus saat berkomunikasi, misal untuk beberapa pihak yang berkaitan

penggunaan kata dhahar untuk dalam selama proses penelitian dan

makan. Kemajuan ini dapat dilihat penelitian selanjutnya yaitu: 1)

dari awal siswa masuk hingga Penyelenggaraan sedinten basa jawa

semester dua ini. Hasil dari merupakan kegiatan membudayakan

keberhasilan ini yaitu siswa sudah kepada masyarakat SD Punten 1 Batu

mampu membedakan bahasa dan kata terhadap bahasa jawa, sehingga perlu

yang baik dan tidak baik pada saat diadakannya evaluai baik oleh

berkomunikasi, baik kepada guru sekolah maupun evaluasi oleh guru.

maupun teman kelasnya. 2) Selama proses belajar mengajar

Hasil yang ditunjukkan guru menerapkan pembelajaran

berdasarkan indikator ranah tematik bilingual. Supaya

psikomotor yaitu dalam menerapkan pembelajaran lebih menarik dan

pembelajaran tematik bilingual guru bermakna lebih baik jika dikreasikan

memiliki langkah khusus yang dengan metode atau media. 3)


Pengenalan bahasa di kelas satu DAFTAR PUSTAKA

adalah tahap awal di Sekolah Dasar, Ahmadi, Abu dan Supriyono. 2013.
Psikologi Belajar. Jakarta: PT.
pembendaharaan kata baik dalam Rineka Cipta
Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2015.
bahasa Indonesia dan bahasa jawa Asesmen Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja
lebih diperbanyak untuk Rosdakarya

meningkatkan komunikasi siswa Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar


dan Pembelajaran. Jakarta :
dengan lingkungannya tujuannya Rineka Cipta
Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap
meningkatkan prestasi belajar siswa. Kurikulum Tematik untuk
SD/MI. Jogjakarta: Diva Press
4) Kelas satu adalah kelas dasar di (Anggota IKAPI)
Sekolah Dasar, sehingga perlu adanya Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-dasar
Pengembangan Kurikulum.
media mengenai kosakata sederhana Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
tentang bahasa Indonesia dan bahasa
Hamdu, Ghullam dan Agustina, Lisa.
2011. Pengaruh Motivasi
jawa untuk memotivasi siswa dalam
Belajar Terhadap Prestasi
Belajar IPA Di Sekolah Dasar.
belajar.
Jurnal Penelitian Pendidikan,
(online), 12 (1): 81-86,
(http://www.undana.ac.id),
diakses 06 Februari 2017
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran
Tematik Terpadu. Bandung:
PT Rosdakarya
Margana dan Sukarno. 2011.
Pengembangan Model
Pembelajaran Bilingual di
Sekolah Menengah Kejuruan.
Jurnal Kependidikan, (online),
41 (1): 79-93,
(http://journal.uny.ac.id),
diakses 12 Januari 2017
Marliani, Rosleny. 2016. Psikologi
Perkembangan Anak &
Remaja. Bandung: Pustaka
Setia
Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi (http://ejurnal.iainmataram.ac.
Penelitian Kualitatif Edisi id), diakses 13 Februari 2017
Revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Sulthoni. 2016. Pendidikan Nilai
Berbasis Keluarga, Sekolah,
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Dan Masyarakat. Jurnal
Tahun 2005 tentang Standar Edcomtech Volume 1, Nomor
Nasional 1
Pendidikan.Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Tarigan, Henry Guntur. 2009.
Manusia. (Online), Pengajaran Kedwibahasaan.
http://telkomuniversity.ac.id/, Bandung : Angkasa Bandung
diakses 05 Maret 2017 Trianto. 2007. Model Pembelajran
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Terpadu dalam Teori dan
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Praktek. Jakarta: Prestasi
Pelajar Pustaka Publisher

Rahma, Sisi Liyanti. 2015. Undang-Undang RI No. 20 Tahun


Efektivitas Penerapan 2003 tentang Sistem
Pendekatan Bilingual Pada Pendidikan Nasional. Pusat
Pemberdayaan Dalam Data dan Informasi
Pembelajaran Tema Ke-7 Pendidikan, Balitbang
(Tematik) Di Kelas 1 SDI Al- Depdiknas. (Online),
Syukro Universal Pamulang- (http://sdm.data.kemdikbud.g
Tangerang Selatan. Skripsi o.id), diakses 18 Desember
tidak diterbitkan. Jakarta: UIN 2016
Syarif Hidayatullah
Sanjaya, Wina. 2016. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses. Jakarta:
Prenadamedia Group
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers
Solchan T. W. 2007. Pendidikan
Bahasa Indonesia Di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sukarman. 2014. Korelasi sikap
percaya diri dengan motivasi
belajar. Jurnal At-Takziah,
(online), 4 (2) :127-138,

Anda mungkin juga menyukai