Anda di halaman 1dari 16

JURNAL LAMPUHYANG Volume 10 Nomor 2 Juli 2019, ISSN: 2087-0760

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU https://e-journal.stkip-


STKIP AGAMA HINDU AMLAPURA amlapura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang

Determinasi Kultur Sekolah, Disiplin Belajar, dan Motivasi Berprestasi


terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Oleh:
Ni Nyoman Lisna Handayani1)

Diterima 05 April 2019 Direvisi 28 Meii 2019 Diterbitkan 01 Juli 2019

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinasi kultur sekolah, disiplin belajar
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesiasiswa kelas VI SD Segugus
VI Kecamatan Kubu. Penelitian ini adalah penelitian “ex-post facto” dengan jumlah sampel133
orang. Alat pengumpul data berupa kuesioner dan dokumentasi, analisis data dengan teknik
regresi sederhana, regresi ganda, dan korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)
terdapat determinasi yang signifikan antara kultur sekolah terhadap prestasi belajar Bahasa
Indonesia dengan koefisien korelasi sebesar 0,373 dan sumbangan efektifnya sebesar 7,24%, 2)
terdapat determinasi yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar Bahasa
Indonesia dengan koefisien korelasi sebesar 0,379 dan sumbangan efektifnya sebesar 11,28%, 3)
terdapat determinasi yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar Bahasa
Indonesia dengan koefisien korelasi sebesar 0,372 dan sumbangan efektifnya sebesar 10,57%, 4)
secara bersama sama, terdapat determinasi yang signifikan antara kultur sekolah, disiplin
belajar, dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia dengan koefisien
korelasi ganda sebesar 0,539 dan kontribusinya sebesar 29,1% terhadap prestasi belajar Bahasa
Indonesiadi SD Segugus VI Kecamatan Kubu.
Kata kunci: kultur sekolah, disiplin belajar, motivasi berprestasi, prestasi belajar Bahasa
Indonesia.

Abstract: This study aims to determine the determination of school culture, learning discipline
and achievement motivation for Indonesian language learning achievement of students in grade
VI SD Segugus VI Kubu District. This research is an "ex-post facto" research with a sample of
133 people. Data collection tools in the form of questionnaires and documentation, data analysis
with simple regression techniques, multiple regression, and partial correlation. The results
showed that: 1) there was a significant determination between school culture on Indonesian
learning achievement with a correlation coefficient of 0.373 and an effective contribution of
7.24%, 2) there was a significant determination between learning discipline towards Indonesian
learning achievement and the correlation coefficient amounted to 0.379 and the effective
contribution of 11.28%, 3) there is a significant determination between achievement motivation
on Indonesian learning achievement with a correlation coefficient of 0.372 and an effective
contribution of 10.57%, 4) together, there is a significant determination between school culture,
learning discipline, and achievement motivation for Indonesian learning achievement with a
double correlation coefficient of 0.539 and a contribution of 29.1% for Indonesian learning
achievement in SD Segugus VI, Kubu District.

11
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
Keywords: school culture, learning discipline, achievement motivation, Indonesian learning
achievement.
1)
Ni Nyoman Lisna Handayani merupakan Dosen Undiksha Singaraja

I. PENDAHULUAN dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat,


Prestasi belajar tidak hanya yang ada pada diri siswa.
dipengaruhi oleh motivasitetapi juga Dalam kegiatan proses pembelajaran
dipengaruhi oleh disiplin. Disiplin belajar dapat berlangsung dengan efektif maka
adalah suatu sikap, tingkah laku dan kedisiplinan mengajar para guru perlu
perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas dibudayakan pada setiap sekolah lebih-lebih
belajar yang sesuai dengan keputusan- pada tingkat sekolah dasar yang merupakan
keputusan, peraturan-peraturan dan norma- peletak utama pembangunan sumber daya
norma yang telah ditetapkan bersama, baik manusia yang akan mempengaruhi
persetujuan tertulis maupun tidak tertulis perkembangan sikap mental belajar peserta
antara siswa dengan guru di sekolah didik pada masa-masa yang akan datang
maupun dengan orang tua di rumah secara dijenjang pendidikan yang lebih tinggi.
konsiseten dari siswa dalam usaha Tetapi pembudayaan disiplin tidaklah
memperoleh ilmu pengetahuan.Motivasi sederhana karena menyangkut aspek
adalah daya upaya yang mendorong kegiatan belajar mengajar, ruang lingkup
seseorang untuk melakukan sesuatu atau tugas dan profesi keguruan serta didukung
daya penggerak dari subyek untuk oleh lingkungan kerja yang kondusif.
melakukan suatu perbuatan dalam suatu Pemahaman guru terhadap disiplin
tujuan (Sardiman, 2001:45). kerja yang masih diartikan sebatas
Siswa yang mempunyai motivasi yang kehadiran di sekolah, mengajar pada
kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin waktunya, menjadikan disiplin kerja di
diri dimana disiplin tersebut merupakan sekolah dan berdampak pada rendahnya
sesuatu yang berkenaan dengan hasil belajar siswa. Tugas guru sangat
pengendalian diri seseorang terhadap strategis dalam pendidikan formal karena
bentuk-bentuk aturan. Atau pada garis gurulah yang mempunyai tugas untuk
besarnya motivasi menentukan tingkat mengelola proses belajar mengajar baik
berhasil atau gagalnya kegiatan belajar pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
siswa, pembelajaran yang bermotivasi pada maupun evaluasi pembelajaran. Seperti
hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dinyatakan Kantun Toni (2013:4) bahwa
12
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
proses belajar mengajar merupakan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
rangakaian kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia. Standar kopetensi ini merupakan
guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan dasar bagi peserta didik untuk memahami
kegiatan sampai evaluasi dan program dan merespon situasi lokal, regional,
tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi nasional, dan global.
edukatif untuk mencapai tujuan Dari upaya-upaya tersebut belum
pembelajaran. cukup berarti dalam meningkatkankualitas
Berbagai upaya yang telah dilakukan pendidikan pendidikan di Indonesia
pemerintah dalam rangka membangun khususnya di bidang bahasa Indonesia hasil
pemahaman siswa yang nantinya diharapkan belajar siswa belum menggembirakan. Hal
bermuara pada peningkatan mutu ini dapat dilihat dari berbagai indikator yang
pendidikan, khususnya pendidikan Bahasa menunjukkan bahwa kualitas pendidikan
Indonesia. Upaya-upaya yang dimaksud masih sangat rendah dan belum optimal.
diantaranya penyempurnaan kurikulum, Ada beberapa asumsi yang melandasi
pengadaan buku ajar dan bahan ajar maupun penyebab rendahnya mutu pendidikan
buku referensi lainnya. Namun demikian, khususnya bidang mata pelajaran bahasa
semua usaha tersebut nampaknya belum Indonesia antara lain pola pembelajaran
membuahkan hasil yang optimal. Mengingat bahasa Indonesia masih menggunakan
sangat pentingnya pembelajaran bahasa metode konvensional (ceramah) lalu
Indonesia yang diarahkan untuk dilanjutkan dengan latihan soal. Dalam
meningkatkan kemampuan peserta didik proses pembelajaran guru juga kurang
untuk berkomunikasi dalam bahasa memberikan motivasi pada siswa untuk
Indonesia dengan baik dan benar, baik belajar, kurangnya pemahaman terhadap
secara lisan maupun tulis, serta kultur sekolah bagi siswa dalam belajar,
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil serta kedisiplinan siswa dalam belajar
karya kesastraan manusia Indonesia. kurang konsisten sangat berpengaruh
Standar kompetensi mata pelajaran terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi Berdasarkan survei pendahuluan yang
kemampuan minimal peserta didik yang dilakukan oleh peneliti di SD Gugus VI
menggambarkan kemampuan penguasaan Kecamatan Kubu, menerangkan bahwa
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan tingkat pemahaman kultur sekolah dalam

12
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
belajar masih rendah, motivasi dalam belajar siswa kelas VI SD Negeri Gugus
berprestasi sangat rendah dan kedisiplinan VI, Kecamatan Kubu semester II Tahun
belajar siswa juga masih rendah.Hal ini Pelajaran 2013 /2014, pada mata pelajaran
dapat dilihat dari data yang ada, yaitu hasil Bahasa Indonesia sebesar 69 termasuk
yang diperoleh dari nilai ujian dan kategori cukup dan sudah memenuhi standar
beberapa data dari wali kelas tentang ketuntasan belajar (SKB) yaitu 70, namun
kedisiplinan para siswa dalam belajar. prestasi belajar Bahasa Indonesia tersebut
Diantaranya ada beberapa siswa yang tidak masih dinilai kurang memenuhi target yang
menaati tata tertib, tidak mengerjakan tugas, ditetapkan sekolah yaitu minimal 75. Hal
belajar jika akan menghadapi tes dan hal ini ini terjadi dimungkinkan karena siswa
tentunya sangat berpengaruh pada prestasi kurang memahami kultur sekolah, disiplin
belajar siswa. Dan motivasi belajarnya dapat belajar dan motivasi berprestasi dalam
diketahui dari hasil wawancara ada beberapa pembelajaran.
siswa kurang termotivasi dalam Berdasarkan kenyataan-kenyataan
mengerjakan tugas-tugas rumah yang tersebut, maka siswa yang memahami kultur
diberikan oleh guru. Serta tidak sekolah dalam hal belajar, disiplin belajar
memperhatikan pelajaranyang diberikan dan motivasi berprestasi, dalam
sehingga dirasa masih kurang mendukung pembelajaranterhadap mata pelajaran
terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Bahasa Indonesia tentu prestasi belajarnya
Kultur sekolah, disiplin dalam belajar dan lebih baik, dibandingkan dengan yang
motivasi berprestasi yang terdapat pada diri kurangatau tidak mempunyai motivasi dan
siswa menjadi faktor utama untuk disiplin dalam pembelajaran.
pencapaian prestasi belajar yang baik. Penelitian ini bertujuan (1) Untuk
Tetapi pada kenyataannya faktor dari dalam mengetahui besarnya determinasi kultur
diri saja tidak sepenuhnya menunjang sekolah terhadap prestasi belajar Bahasa
dalam proses prestasi belajar tanpa adanya Indonesia Kelas VI siswa SD se-gugus VI
dukungan dari guru sebagai pembimbing Kecamatan Kubu. (2) Untuk mengetahui
dan mengembangkan kultur sekolah dalam besarnya determinasi disiplin belajar
proses belajar mengajar. terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia
Berdasarkan survei yang dilakukan Kelas VI siswa SD se-gugus VI Kecamatan
oleh peneliti bahwa nilai rata-rata prestasi Kubu. (3) Untuk mengetahui besarnya

13
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
determinasi motivasi berprestasi terhadap diharapkan tujuan pembelajaran dapat
prestasi belajar Bahasa Indonesia Kelas VI tercapai dengan hasil yang maksimal.
siswa SD se-gugus VI Kecamatan Kubu. (4)
Untuk mengetahui secara simultan besarnya III. METODE PENELITIAN
determinasi kultur sekolah, disiplin belajar, Penelitian tesis ini adalah penelitian
dan motivasi berprestasi terhadap prestasi adalah penelitian ”ex post facto”. Data yang
belajar Bahasa Indonesia Kelas VI siswa SD dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri
se-gugus VI Kecamatan Kubu. dari empat variabel yang terdiri dari tiga
variabel bebas pertama (X1) kultur sekolah
II. TINJAUAN PUSTAKA dan variabel bebas kedua (X2 ) Disiplin
Berhasil atau gagalnya dalam belajar dan variabel bebas ketiga (X3 )
membangkitkan dan mendayagunakan motivasi berprestasi dan variabel terikat (Y)
motivasi dalam proses pembelajaran prestasi belajar bahasa Indonesia. Peneliti
berkaitan dengan upaya pembinaan hanya mengungkapkan data berdasarkan
kedisiplinan kelas. Motivasi adalah suatu hasil pengukuran pada gejala yang telah ada
perubahan energi di dalam pribadi seorang secara wajar pada diri responden, yang
yang ditandai dengan timbulnya afektif selanjutnya dilakukan rekontruksi dan
(perasaan)dan reaksi untuk mencapai tujuan. diidentifikasi terhadap variabel-variabel
(Djamarah, 2002:114). Motivasi sangat yang berkonstribusi terhadap prestasi belajar
diperlukandalam proses belajar dan bahasa Indonesia.
pembelajaran karena motivasi menjadi salah Populasi dalam penelitian ini adalah
satu faktor yang turut menentukan siswa SD kelas VI yang ada di gugus VI
pembelajaran yang efektif. Kecamatan Kubu, yang berjumlah 202
Motivasi merupakan kondisi orang yang terdiri dari 106 siswa laki-laki
psikologis yang mendorong seseorang untuk dan 96 siswa perempuan yang tersebar
melakukan sesuatu (Qondias,2012:56). dalam kelas di gugus VI. Dengan
Sesuatu kegiatan belajar, motivasi dapat menggunakan tabel Krejcie untuk jumlah
dikatakan sebagai keseluruhan daya populasi 200 maka sampelnya adalah 132,
penggerak di dalam diri siswa yang sedangkan untuk populasi 210 ukuran
menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan sampelnya adalah 136. Berdasarkan hal
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tersebut maka untuk populasi penelitian

14
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
sebesar 202 orang, maka ukuran sampelnya Untuk menguji validitas butir kuesioner
adalah 133. Jadi persentase jumlah sampel kultur sekolah, disiplin belajar, motivasi
yang digunakan bila dibandingkan dengan berprestasi, dan prestasi belajar Bahasa
jumlah populasinya adalah 65,84%. Indonesia guru digunakan korelasi product
Sampel sebanyak 133 orang tersebut moment.
tersebar dalam 8 kelas di gugus VI Untuk mencari reliabilitas kuesioner
Kecamatan Kubu. Teknik penentuan kultur sekolah, disiplin belajar, motivasi
sampelnya untuk masing-masing tingkat berprestasi, dan prestasi belajar Bahasa
kelas ditentukan dengan teknik Indonesiasiwa kelas VI SD se-Gugus VI
Proporsional random sampling. Kecamatan Kubu, dicari konsistensi
Kuisioner yang digunakan untuk internalnya (internalconsistency) dengan
mengumpulkan dan mengidentifikasi data teknik koefisien alpha.
mengenai Kultur Sekolah, Disiplin Belajar, Berdasarkan hasil validasi yang telah
dan Motivasi Berprestasi menggunakan dilakukan seluruh butir/item kuesioner
kuisioner tertutup yang diberikan kepada kultur sekolah, disiplin belajar, motivasi
siswa. Yang dimaksud dengan kuisioner berprestasi, dan prestasi belajar Bahasa
tertutup adalah kuesioner yag disediakan Indonesiasiwa kelas VI SD se-Gugus VI
jawabannya, sehinggga responden tinggal Kecamatan Kubu adalah valid, dengan
memilih dan menjawab secara langsung reliabilitas berada pada kategori sangat
(Sugiyono, 2008:142). tinggi.
Sebelum intrumen digunakan dalam Uji normalitas sebaran data dilakukan
penelitian, terlebih dahulu diadakan validasi untuk mengetahui apakah sebaran frekuensi
intrumen. Ada dua persyaratan pokok dari skor pada setiap variabel berdistribusi
instrument yang digunakan untuk norma atau tidak. Untuk hal tersebut dapat
pengumpulan data penelitian yakni validitas digunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
dan reliabilitas (Sugiyono, 2008; 50). dengan kriteria: jika p > 0,05 sebaran
Validitas instrument dalam penelitian ini datanya berdistribusi normal, sebaliknya
ditinjau dari dua segi yaitu validitas isi dan jika p < 0,05 sebaran datanya tidak normal.
validitas butir. Validitas isi instrument ini Perhitungan normalitas sebaran data dalam
dalam penyusunannya didasarkan pada kisi- penelitian ini dilakukan dengan bantuan
kisi yang telah dibuat, kemudian divalidasi.

15
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
komputer melalui program SPSS-17.00 for Uji multikolinieritas dilakukan
windows. terhadap sesama variabel bebas yaitu X1
Uji lineritas dilakukan untuk (Kultur sekolah), X2 (Disiplin belajar), X3
mengetahui linier tidaknya hubungan (Motivasi Berprestasi). Teknik yang
masing-masing variabel penelitian dan digunakan adalah dengan menggunakan
untuk mengetahui keberartian arah koefisien model regression linear dari program SPSS
regresi dari model linier antara variabel 17,00 for windows. Uji multikolinieritas
bebas denga variabel terikat. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui apakah
linieritas akan dilakukan dengan terdapat hubungan yang cukup tinggi atau
menggunakan uji F dengan bantuan SPSS tidak diantara variabel bebas. Jika terdapat
17,00 for windows, dengan ketentuan jika hubungan yang cukup tinggi, berarti ada
antara variabel bebas dengan variabel terikat aspek yang sama diukur pada variabel
membuat garis lurus atau mendekati garis bebas. Hal ini tidak layak digunakan untuk
lurus maka data tersebut bersifat linier. menentukan konstribusi secara bersama-
Sebaliknya, bila antara variabel bebas sama variabel bebas terhadap variabel
dengan variabel terikat tidak membuat garis terikat. Kriteria yang digunakan dalam
lurus atau jauh menyimpang dari garis lurus menguji multikolinieritas adalah
maka data tersebut tidak bersifat linier. mempunyai nilai variance disekitar angka 1
Kriteria yang digunakan adalah: 1) uji atau angka tolerance mendekat 1. Ini berarti
linieritas, pada lajut Dev. From linierity, tidak ada problem multikolinieritas.
jika Fh dengan p > 0,05 maka regresinya Uji heterokedastisitas digunakan
linier, dan sebaliknya jika Fh dengan p < untuk menguji apakah dalam sebuah regresi
0,05 maka regresinya tidak linier, 2) uji terjadi ketidaksamaan varians dari residual
keberartian arah regresi, pada lajur linierity, dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
jika Fh dengan p < 0,05 maka koefisien lain. Jika varians dari residual dari suatu
regresi dinyatakan berarti, sebaliknya, jika pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
Fh dengan p > 0,05 maka koefisien regresi maka disebut homokedastisitas dan jika
dinyatakan tidak berarti. Untuk uji linieritas varians berbeda disebut heterokedastisitas.
dalam penelitian ini dilakukan dengan Autokorelasi terjadi dalam regresi
menggunakan program SPSS-17.00 for apabila dua eror 𝜀 dan 𝜀 tidak
windows. independen, atau C (𝜀 ,𝜀 ) = 0.

16
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
Autokorelasi biasanya terjadi apabila penelitian ini digunakan program SPSS-
pengukuran variabel dilakukan dalam 17.00 for windows.
interval atau waktu tertentu. Hubungan
antara 𝜀 dengan 𝜀 dapat dinyatakan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti berikut : 1. Determinasi Kultur Sekolah
𝜀 = p𝜀 +𝑣 Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
p = menyatakan koefisien autokorelasi Indonesia Siswa Kelas VI SD
populasi. Segugus VI Kecamatan Kubu
Apabila 𝑝 = 0 maka autokorelasi Berdasarkan analisis yang telah
tidak terjadi. Apabila terjadi, maka p akan dilakukan, Secara normatif ditemukan
mendekati +1 atau -1. Menduga terjadi bahwa kultur sekolah berada pada kategori
tidaknya autokorelasi umumnya dilakukan sangat baik. Selain itu, hasil analisis juga
dengan uji statistik Durbin Watson. menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
Dalam penelitian ini, uji signifikan antara kultur sekolah dengan
heterokedastisitas dilakukan terhadap data prestasi belajar Bahasa Indonesia di SD
berupa skor dari hasil pengukuran Segugus VI Kecamatan Kubu melalui
menggunakan kuisioner. Pengujian persamaan garis regresi ŷ = 1,802 + 0,357
heterokedastisitas dalam penelitian ini akan X1 dengan Freg = 21,126 (p<0,05). Korelasi
dilakukan dengan program SPSS-17.00 for antara kultur sekolah dengan prestasi belajar
windows. bahasa indonesia adalah signifikan yakni
Setelah seluruh uji prasyarat sebesar 0,373 dengan p<0,05. Ini berarti
terpenuhi, maka dilanjutkan dengan uji makin baik kultur sekolah, makin baik
hipotesis. Untuk menguji hipotesis pertama, prestasi belajar Bahasa Indonesia tersebut.
kedua, dan ketiga dalam penelitian ini Variabel kultur sekolah dapat menjelaskan
digunakan teknik analisis korelasi sederhana makin tinggi prestasi belajar Bahasa
(korelasi product moment pearson). Indonesia siswa kelas VI di SD Segugus VI
Sedangkan untuk menguji hipotesis ke Kecamatan Kubu sebesar 13,9%.Temuan ini
empat, digunakan teknik analisis korelasi mengindikasikan bahwa kultur sekolah
ganda, regresi ganda, dan korelasi parsial. mempunyai peranan penting dalam
Untuk menganalisis uji hipotesis dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa
indonesia. Sumbangan efektif (SE) variabel

17
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
kultur sekolah terhadap prestasi belajar determinasi kultur sekolah dan motivasi
bahasa indonesia di SD Segugus VI berprestasi terhadap prestasi belajar Bahasa
Kecamatan Kubu sebesar 7,24%. Indonesia siswa SD segugus VI Kecamatan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Kubu..
hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kultur sekolah dapat diartikan sebagai
Kartika pada tahun 2013, yang berjudul ” kualitas internal-latar, lingkungan, suasana,
Determinasi Lingkungan Sekolah, Disiplin rasa, sifat dan iklim yang dirasakan oleh
Belajar, dan Kualitas Pembelajaran seluruh orang. Kultur sekolah merupakan
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata kultur organisasi dalam konteks
Pelajaran Ekonomi”. Dengan kesimpulan persekolahan, sehingga kultur sekolah
bahwa hasil analisis menunjukkan kurang lebih sama dengan kultur organisasi
determinasi lingkungan sekolah, disiplin pendidikan. Kultur sekolah dapat diartikan
belajar dan kualitas pembelajaran terhadap sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah
prestasi belajar siswa masing-masing yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
mencapai 16,1%, 3,9%, 9,9%. Dan spirit dan nilai-nilai sebuah sekolah.
sumbangan ketiga faktor tersebut secara Biasanya kultur sekolah ditampikan dalam
holistic terdapat prestasi belajar siswa bentuk bagaimana kepala sekolah, guru dan
sebesar 78,6%.Dengan hasil tersebut dapat tenaga kependidikan lainnya bekerja, belajar
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang dan berhubungan satu sama lainnya
positif dan signifikan lingkungan sekolah, sehingga menjadi tradisi sekolah.
disiplin belajar dan kualitas pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa pada mata 2. Determinasi Disiplin Belajar
pelajaran ekonomi di SMA PGRI 2 Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Denpasar. Kaitan dengan penelitian Indonesia Siswa Kelas VI SD
terdahulu dengan penelitian ini adalah Segugus VI Kecamatan Kubu
sama-sama meneliti disiplin belajar terhadap Berdasarkan analisis yang telah
prestasi belajar siswa. Perbedaannya dilakukan, secara normatif ditemukan
penelitian terdahulu mengkaji lingkungan bahwa disiplin belajar berada pada kategori
sekolah dan kualitas pembelajaran pada sangat tinggi. Selain itu, hasil analisis juga
mata pelajaran ekonomi pada siswa SMA, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
sedangkan penelitian ini akan mengkaji signifikan antara disiplin belajar dengan

18
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
prestasi belajar bahasa indonesia siswa kelas Kecamatan Kediri dengan determinasi
VI SD Segugus VI Kecamatan Kubu sebesar 39,1%, (2) terdapat determinasi
melalui persamaan garis regresi ŷ = 36,594 ekspektasi karir terhadap prestasi belajar
+ 0,303 X2 dengan Freg = 21,968 (p<0,05). bahasa Inggris siswa kelas VIII se-
Korelasi antara Disiplin belajar dengan Kecamatan Kediri dengan determinasi
prestasi belajar bahasa indonesia adalah sebesar 26,3%, (3) terdapat determinasi
signifikan yakni sebesar 0,379 dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
p<0,05. Ini berarti makin baik disiplin belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII se-
belajar, makin baik prestasi belajar bahasa Kecamatan Kediri dengan determinasi
indonesia tersebut. Variabel disiplin belajar sebesar 31,8%, dan (4) terdapat determinasi
dapat menjelaskan makin tinggi prestasi disiplin belajar, ekspektasi karir, motivasi
belajar Bahasa Indonesia di SD Segugus VI berprestasi terhadap prestasi belajar bahasa
Kecamatan Kubu sebesar 14,4%. Temuan Inggris siswa kelas VIII se-Kecamatan
ini mengindikasikan bahwa disiplin belajar Kediri dengan determinasi sebesar 50,1%.
mempunyai peranan penting dalam Berdasarkan temuan penelitian ini
meningkatkan prestasi belajar bahasa disimpulkan bahwa terdapat determinasi
indonesia. Sumbangan efektif (SE) variabel disiplin belajar, ekspektasi karir, motivasi
Disiplin belajar terhadap prestasi belajar berprestasi terhadap prestasi belajar bahasa
bahasa indonesia di SD Segugus VI Inggris siswa kelas VIII se-Kecamatan
Kecamatan Kubu sebesar 11,28%. Kediri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Ayu 3. Determinasi Motivasi Berprestasi
Suniadi (2013) dalam laporan penelitiannya Terhadap Prestasi belajar Bahasa
yang berjudul ”Analisis Determinasi Indonesia Siswa Kelas VI SD
Disiplin Belajar, Ekspektasi Karir dan Segugus VI Kecamatan Kubu
Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Berdasarkan analisis yang telah
Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII dilakukan, secara normatif ditemukan
SMP Negeri 3 Kediri”. Hasil penelitiannya bahwa motivasi berprestasi berada pada
menunjukkan bahwa: (1) terdapat kategori sangat baik. Selain itu, hasil
determinasi disiplin belajar terhadap prestasi analisis juga menunjukkan bahwa terdapat
belajar bahasa Inggris siswa kelas VIII se- korelasi yang signifikan antara motivasi

19
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
berprestasi dengan prestasi belajar bahasa prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
indonesia di SD Segugus VI Kecamatan SMP Negeri 2 Bebandem sebesar 79,6%
Kubu melalui persamaan garis regresi ŷ = dan sumbangan efektif sebesar 28,38%. (2)
11,109 + 0,413 X3 dengan Freg = 20,978 Terdapat kontribusi sikap terhadap pelajaran
(p<0,05). Korelasi antara motivasi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia
berprestasi dengan prestasi belajar Bahasa siswa SMP Negeri 2 Bebandem sebesar
Indonesia adalah signifikan yakni sebesar 80,8% dan sumbangan efektif sebesar
0,372 dengan p<0,05. Ini berarti makin baik 33,09%.Dari simpulan tersebut dapat
motivasi berprestasi, makin baik juga dikatakan bahwa motivasi berprestasi
prestasi belajar Bahasa Indonesia tersebut. memberikan kontribusi positif dan
Variabel motivasi berprestasi dapat signifikan terhadap prestasi belajar siswa.
menjelaskan makin tinggi prestasi belajar Dalam penelitian ini juga diperkirakan akan
Bahasa Indonesia di SD Segugus VI berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kecamatan Kubu sebesar 13,8%. Temuan prestasi belajar bagi siwa SD Kelas VI se-
ini mengindikasikan bahwa motivasi gugus VI Kecamatan Kubu.
berprestasi mempunyai peranan penting Motivasi berprestasi bukan sekedar
dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa standar untuk berbuat , tetapi mengacu pada
indonesia. Sumbangan efektif (SE) variabel suatu ukuran keberhasilan berdasarkan
Motivasi berprestasi terhadap prestasi penilaian terhadap tugas-tugas yang
belajar bahasa indonesia di SD Segugus VI dikerjakan seseorang. Motivasi berprestasi
Kecamatan Kubu sebesar 10,57%. sebagai suatu nilai sosial, menekankan pada
Penelitian ini sejalan dengan hasil dorongan-dorongan memperoleh suatu hasil
penelitian yang dilaksanakan oleh Sari dengan sebaik-baiknya, agar tercapainya
(2012) ”Kontribusi Motivasi Berprestasi, kesempurnaan pribadi, sehingga
Sikap Terhadap Pelajaran, Dan Kemampuan memungkinkan munculnya perilaku yang
Guru Mengelola Proses Belajar Mengajar berkaitan dengan harapan (expectation). Hal
Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia ini yang membedakan motivasi berprestasi
(Studi Tentang Persepsi Siswa SMP Negeri dengan motif-motif lainnya.
2 Bebandem)”. Hasil penelitian ini Dengan motivasi orang akan
memperoleh simpulan (1) terdapat terdorong untuk bekerja mencapai sasaran
kontribusi motivasi berprestasi terhadap dan tujuannya karena yakin dan sadar akan

20
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Berdasarkan analisis yang telah
Bagi siswa motivasi ini sangat penting dilakukan, ditemukan bahwa secara
karena dapat menggerakkan perilaku siswa bersama-sama terdapat korelasi yang
kearah yang positif sehingga mampu signifikan antara kultur sekolah, disiplin
menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta belajar, dan motivasi berprestasi terhadap
menanggung resiko dalam belajar. prestasi belajar bahasa indonesia melalui
Dalam mempelajari bahasa, motivasi persamaan garis regresi ŷ = 45,815 +
itu harus tetap ada. Apabila motivasi itu 0,186X1 + 0,238X2 + 0,316X3 dengan Freg
tidak ada maka keuletan juga akan sangat = 17,612 (p<0,05). Ini berarti, makin baik
rendah adalah pelajar yang demikian ini kultur sekolah, disiplin belajar, dan motivasi
tidak akan berhasil dalam mempelajari berprestasi, makin baik pula prestasi belajar
bahasa tersebut. Motivasi berprestasi Bahasa Indonesia tersebut.
menumbuhkan kemauan dan kerelaan Korelasi murni antara kultur sekolah,
seseorang untuk menggunakan waktunya disiplin belajar, dan motivasi berprestasi
secara efektif untuk mencapai dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia
tujuannya.Siswa yang memiliki harapan siswa kelas VI SD Segugus VI Kecamatan
keberhasilan lebih besar cendrung lebih giat Kubu yang diperoleh melalui analisis
belajar dan memiliki motivasi belajar yang korelasi parsial jenjang kedua memperoleh
lebih baik. Harapan untuk berhasil akan hasil: pertama, terdapat korelasi yang
mendorong pencapaian hasil belajar yang signifikan antara variabel kultur sekolah
lebih tinggi. Dengan demikian kontribusi terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia
variansi variabel motivasi berprestasi ini dengan dikendalikan oleh variabel disiplin
akan tampak pada variabel prestasi belajar belajar dan motivasi berprestasi (r1y-23 =
bahasa tersebut. 0,205) dengan p < 0,05). Ini menunjukkan
bahwa kultur sekolah memberikan
4. Secara Bersama-Sama, Determinasi kontribusi yang signifikan terhadap prestasi
Kultur Sekolah, Disiplin Belajar Dan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD
Motivasi Berprestasi Terhadap Segugus VI Kecamatan Kubu, sehingga
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia dapat dijadikan prediktor kecenderungan
Siswa Kelas VI SD Segugus VI tingkat prestasi belajar Bahasa Indonesia
Kecamatan Kubu

21
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
siswa kelas VI SD Segugus VI Kecamatan penelitiannya yang berjudul ” Determinasi
Kubu. Konsep Diri, Motivasi Berprestasi Dan
Kedua, terdapat korelasi yang Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA
signifikan disiplin belajar terhadap prestasi SD Se-Kecamatan Buleleng” memperoleh
belajar Bahasa Indonesia dengan kesimpulan bahwa: (1) terdapat hubungan
dikendalikan oleh variabel kultur sekolah yang positif dan signifikan antara konsep
dan motivasi berprestasi (r2y-13 = 0,320 diri dengan hasil belajar IPA dengan
dengan p > 0,05). Ini menunjukkan bahwa kontribusi sebesar 21% dan sembangan
disiplin belajar memberikan kontribusi efektif sebesar 30,156%, (2) terdapat
terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia hubungan yang positif dan signifikan antara
siswa kelas VI SD Segugus VI Kecamatan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar
Kubu, sehingga dapat dijadikan prediktor IPA dengan kontribusi sebesar 19% dan
kecenderungan tingkat prestasi belajar sumbangan efektif sebesar 29,185%, (3)
Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD terdapat hubungan yang positif dan
Segugus VI Kecamatan Kubu. signifikan antara disiplin belajar terhadap
Ketiga, terdapat korelasi yang hasil belajar IPA dengan kontribusi sebesar
signifikan antara motivasi berprestasi 13% dan sumbangan efektif sebesar
terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia 23,188%, (4) terdapat hubungan yang
dengan dikendalikan oleh variabel kultur positif dan signifikan antara konsep diri,
sekolah dan disiplin belajar (r3y-12 = 0,303 motivasi berprestasi, disiplin belajar secara
dengan p > 0,05). Ini menunjukkan bahwa bersama-sama terhadap hasil belajar IPA
motivasi berprestasi memberikan kontribusi dengan kontribusi sebesar 24%. Dari
terhadap prestasi belajar bahasa indonesia simpulan di atas dapat dikatakan bahwa
siswa kelas VI SD Segugus VI Kecamatan terdapat hubungan yang positif dan
Kubu, sehingga dapat dijadikan prediktor signifikan antara motivasi berprestasi dan
kecenderungan tingkat prestasi belajar disiplin belajar terhadap hasil belajar.
bahasa indonesia siswa kelas VI SD Kaitan penelitian terdahulu dengan
Segugus VI Kecamatan Kubu. penelitian ini sama-sam mengkaji motivasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan berprestasi, disiplin belajar terhadap hasil
hasil penelitian yang dilaksanakan oleh belajar siswa. Perbedaanya penelitian
Kantun Toni (2013) dalam laporan terdahulu adalah penelitian ini menyoroti

22
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
tentang kultur sekolah terhadap prestasi V. PENUTUP
belajar Bahasa Indonesia siswa SD Kelas VI 5.1 Simpulan
se-gugus VI Kecamatan Kubu. Berdasarkan hasil penelitian dan
Prestasi Belajar adalah hasil penilaian pembahasan yang telah dilakukan, maka
dari kegiatan belajar yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
dan merupakan bentuk perumusan akhir Pertama, terdapat determinasi yang
yang diberikan oleh guru untuk melihat signifikan antara kultur sekolah terhadap
sampai di mana kemampuan siswa yang prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, kelas VI SD Segugus VI Kecamatan Kubu
huruf maupun kalimat deskriptif yang dapat dengan koefisien korelasi sebesar 0,373 dan
mencerminkan hasil yang sudah sumbangan efektifnya sebesar 7,24%.
dicapai.Bukti keberhasilan dari seseorang Kedua, terdapat determinasi yang
setelah memperoleh pengalaman belajar signifikan antara disiplin belajar terhadap
atau mempelajari sesuatu merupakan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam kelas VI SD Segugus VI Kecamatan Kubu
waktu tertentu. Dalam penelitian ini apabila dengan koefisien korelasi sebesar 0,379 dan
siswa memiliki kultur sekolah, disiplin sumbangan efektifnya sebesar 11,28%.
dalam belajar yang tinggi akan lebih mudah Ketiga, terdapat determinasi yang
memahami suatu permasalahan dan secara signifikan antara Motivasi berprestasi
tepat dalam mencari solusi pemecahaanya. terhadap Prestasi belajar bahasa indonesia
Demikian pula, apabila siswa memiliki SD Segugus VI Kecamatan Kubu dengan
motivasi yang tinggi dalam berprestasi koefisien korelasi sebesar 0,372 dan
tentunya akan lebih mudah dalam sumbangan efektifnya sebesar 10,57%.
menyelesaikan dan memecahkan suatu Keempat, secara bersama sama,
permasalahan. Ketiga variabel tersebut akan terdapat determinasi yang signifikan antara
memberikan kontribusi terhadap prestasi kultur sekolah, disiplin belajar, dan
belajar siswa dalam pelajaran bahasa motivasi berprestasi terhadap prestasi
Indonesia. belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VI SD
Segugus VI Kecamatan Kubu dengan
koefisien korelasi ganda sebesar 0,539 dan
kontribusinya sebesar 29,1% terhadap

23
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa disiplin, serta berusaha menciptakan
kelas VI SD Segugus VI Kecamatan Kubu. situasi yang menyenangkan bagi kegiatan
pembelajaran,sehingga mereka mentaati
5.2 Saran segala peraturan yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian dan 3) Guru juga wajib meningkatkan motivasi
kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, siswa karena motivasi berprestasi bukan
dapat disarankan beberapa hal sebagai sekedar standar untuk berbuat, tetapi
berikut: mengacu pada suatu ukuran keberhasilan
1) Diharapkan guru dapat meningkatkan berdasarkan penilaian terhadap tugas-
kultur seklah dengan para siswa, karena tugas yang dikerjakan seseorang.
kultur sekolah mempengaruhi dalam Motivasi berprestasi sebagai suatu nilai
dinamika kultur sekolah yang tetap sosial, menekankan pada dorongan-
menekankan pentingnya kesatuan, dorongan memperoleh suatu hasil dengan
stabilitas, dan harmoni sosial pada sebaik-baiknya, agar tercapainya
sekolah, dan realitas sosial. Budaya kesempurnaan pribadi, sehingga
sekolah juga mempengaruhi kecepatan memungkinkan munculnya perilaku yang
sekolah dalam merespon perubahan berkaitan dengan harapan (expectation).
tergantung kemampuan sekolah dalam 4) Peneliti lain, hendaknya dapat
merancang pelanyanan sekolah. mengembangkan penelitian yang sejenis
2) Hendaknya guru dapat meningkatkan karena dalam penelitian ini hanya diteliti
disiplin belajar siswa karena pendidikan variabel kultur sekolah, disiplin belajar,
disiplin merupakan suatu proses motivasi berprestasi dan prestasi belajar
bimbingan yang bertujuan menanamkan Bahasa Indonesia.
pola perilaku tertentu, kebiasaan-
DAFTAR RUJUKAN
kebiasaan tertentu, atau membentuk
manusia dengan ciri-ciri tertentu, Arikunto,S. 1997. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
terutama untuk meningkatkan kualitas
Ayu Suniadi, Ni Nyoman. 2013.Analisi
mental dan moral. Membina disiplin Determinasi Disiplin Belajar,
Ekspektasi Karir, Motivasi
bertujuan untuk membantu peserta didik
Berprestasi Terhadap Prestasi
menemukan diri, mengatasi dan Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP
Kelas VII SMP Negeri 3 Kediri. E-
mencegah timbulnya problem-problem
Journal Program Pascasarjana
24
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760
Undiksha, Program Studi
Administrasi Pendidikan, Volume 4,
No 1 tahun 2013.
Candiasa, I Made. 2011. Statistik
Multivariat Disertai Aplikasi SPSS.
Singaraja: Undiksha Press.
Kantun Toni, I Wayan. Determinasi Konsep
Diri, Motivasi Berprestasi Dan
Disiplin Belajar Terhadap Hasil
BelajarIPA SD Se-Kecamatan
Buleleng. e-Journal Program
Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan Dasar. Volume 3 Tahun
2013.
Kartika R, Ni Ketut. Determinasi
Lingkungan Sekolah, Disiplin
Belajar dan Kualitas Pembelajaran
Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Ekonomi. E-
Journal Program Pascasarjana
Undiksha, Program Studi
Administrasi Pendidikan, Volume 4,
No 1 tahun 2013.
Qondias,D. 2012. Determinasi
Ketahanmalangan dan Konsep Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi
dalam Kaitannya Dengan Hasil
Belajar IPS Kelas VIII SMPN 3
Singaraja. Tesis: Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sari, Ni Wayan. 2012. Kontribusi Motivasi
Berprestasi, Sikap Terhadap
Pelajaran Dan Kemampuan Guru
Mengelola PBM Terhadap Prestasi
Belajar Bahasa Indonesia (Studi
Tentang Persepsi Sisa SMP N 2
Bebandem). Tesis : Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

25
LAMPUHYANG Vol. 10 No.2 Juli 2019
ISSN : 2087-0760

Anda mungkin juga menyukai