Anda di halaman 1dari 11

JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan

Vol, XX. No, XX. Tahun 2023


e-ISSN: 2597-4440 dan p-ISSN: 2597-4424
This work is licensed under a Creative Commons Attribution
4.0 International License

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Pemahaman Narasi Siswa Kelas V UPTD SD
Negeri 77 Barru Kabupaten Barru.

Abdul Halik 1, Usman 2, Aco Putra Rezky M Fatwa S 3


1,2,3
Universitas Negeri Makassar, Indonesia
Email: 1 abdul.halik@unm.ac.id
Email: 2 kpspn_usman@yahoo.co.id
Email: 3 acoputra84@gmail.com

Abstrak :
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa kelas V UPTD SD
Negeri 77 Barru Kabupaten Barru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data
yang digunakan yakni observasi, tes, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini yakni guru dan
siswa kelas V berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 8siswa perempuan.
Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa. Pada siklus I
hasil observasi guru berada pada kategori baik (B) dan hasil observasi siswa berada pada
kategori cukup (C). Pada siklus II hasil observasi guru berada pada kategori baik (B) dan
hasil observasi siswa berada pada kategori cukup (C). Sedangkan pada siklus III hasil
observasi guru berada pada kategori baik (B), untuk hasil observasi siswa berada pada
kategori baik (B). Adapun peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I, hasil tes
belajar siswa menunjukkan ketuntasan 56,25% kategori Cukup (C). Pada siklus II, hasil tes
belajar siswa menunjukkan ketuntasan 68,75% kategori cukup (C). Sedangkan pada siklus
III hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan 87,5% kategori baik. Simpulan pada
penelitian ini bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay (CRH) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar membaca pemahaman
narasi siswa kelas V UPTD SD Negeri 77 Barru Kabupaten Barru.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay, Hasil Belajar

Abstract:
The problem in this study is the low learning outcomes of class V UPTD SD Negeri 77
Barru Barru Regency. This study uses a qualitative approach and this type of research is
Classroom Action Research. Data collection techniques used are observation, tests, and
documentation. The subjects of this study were teachers and students of class V totaling 16
students consisting of 8 male students and 8 female students. The results of this study is an
increase in student learning processes and outcomes. In cycle I the results of teacher
observations were in the good category (B) and the results of student observations were in
the sufficient category (C). In cycle II the results of teacher observations were in the good
category (B) and the results of student observations were in the sufficient category (C).
Whereas in cycle III the teacher's observation results were in the good category (B), for the
student observation results were in the good category (B). As for the increase in student
learning outcomes, namely in cycle I, the results of student learning tests showed
completeness of 56.25% in the Enough category (C). In cycle II, the results of student
learning tests showed 68.75% completeness in the sufficient category (C). While in the
third cycle of student learning outcomes showed completeness of 87.5% in the good
category. The conclusion in this study is that by applying the type cooperative learning
modelCourse Review Horay (CRH) can improve the process and results of learning to read
comprehension of narratives for class V UPTD SD Negeri 77 Barru Barru Regency.

Keywords : Cooperative Learning Model Type Course Review Horay, Learning


Achievement
PENDAHULUAN berkomunikasi, berinteraksi, bekerja
sama, dan mengidentifikasikan diri
Pendidikan adalah usaha sadar dalam kehidupan sehari-hari sebagai
untuk meningkatkan kemampuan usaha untuk membimbing dan
intelektual dan membentuk karakter mengarahkan potensi hidup manusia
peserta didik sehingga pendidikan yang berupa kemampuan untuk belajar,
sangat penting. Hal ini karena sehingga akan terjadi perubahan di
pendidikan berperan penting dalam dalam diri seseorang.
membangun karakter suatu bangsa,
melalui pendidikan inilah manusia Lebih lanjut menurut
dapat mewujudkan semua potensi yang Permendiknas No 22 Tahun 2006 dalam
dimilikinya. Depdiknas (2008: 106), menjelaskan
bahwa:
Pemerintah sangat
memperhatikan bidang pendidikan Bahasa Indonesia merupakan
terutama pendidikan dasar, karena kualifikasi kemampuan minimal peserta
pendidikan dasar merupakan pondasi didik yang menggambarkan penguasaan
untuk membentuk karakter peserta pengetahuan, keterampilan berbahasa,
didik. Lebih lanjut, Undang-Undang dan sikap positif terhadap bahasa dan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun sastra Indonesia. Standar Kompetensi
2003 tentang Sistem Pendidikan ini merupakan dasar bagi peserta didik
Nasional yang tercantum pada Bab I untuk memahami dan merespon situasi
pasal 1 ayat 1 yaitu: lokal, regional, nasional, dan global.
Sedangkan Kompetensi Dasar mata
Untuk tercapainya tujuan pelajaran Bahasa Indonesia adalah
pendidikan yang dimaksud, tidak sejumlah komponen yang harus
terlepas dari kegiatan pembelajaran dikuasai peserta didik dalam mata
dengan guru sebagai peran utama. Guru pelajaran Bahasa Indonesia dimana
diharapkan dapat menerapkan metode didalamnya tercangkup indikator
dan model pembelajaran yang dapat kompetensi mata pelajaran Bahasa
meningkatkan keterampilan dan Indonesia.
pengetahuan siswa. Guru perlu
menerapkan model pembelajaran yang Proses pembelajaran merupakan
menarik dalam pembelajaran bahasa proses yang mengandung serangkaian
Indonesia. Menurut Pratiwi (2015) perbuatan guru dan siswa atas dasar
mengemukakan bahwa bahasa hubungan timbal balik yang
indonesia adalah mata pelajaran yang berlangsung dalam situasi edukatif
membelajarkan siswa untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran.
berkomunikasi dengan baik dan benar. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Pembelajaran bahasa Indonesia harus Lubis (2019) bahwa guru merupakan
dapat membantu siswa dalam faktor penting dalam pendidikan, karena
pengembangan kemampuan berbahasa itu guru mesti memiliki perilaku dan
di lingkungan, bukan hanya untuk kemampuan untuk mengembangkan
berkomunikasi, namun juga untuk siswanya secara optimal. Guru dalam
menyerap berbagai nilai serta proses pembelajaran mempunyai
pengetahuan yang dipelajari. peranan yang sangat penting yaitu
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai sumber belajar. Oleh karena itu,
suatu sistem lambang bunyi yang peran guru sangat berpengaruh dengan
dipakai oleh suatu masyarakat untuk proses pembelajaran sehingga guru
diharapkan menerapkan strategi dan Selain itu, guru belum pernah
model pembelajaran yang dapat menerapkan model pembelajaran
mengembangkan pengetahuan dan kooperati tipe course review horay,
keterampilan siswa dalam proses guru mendominasi pembelajaran
pembelajaran. sehingga proses pembelajaran
cenderung monoton dan membuat siswa
Salah satu materi dalam menjadi pasif. Hal ini menyebabkan
pembelajaran bahasa indonesia adalah siswa kurang semangat dalam
teks narasi. Dalam materi ini pembelajaran. Maka dari itu, guru harus
mengajarkan siswa untuk memahami mampu menerapkan model
peristiwa dan siswa diajarkan pembelajaran yang sesuai dengan materi
keterampilan membaca sehingga siswa dan kondisi siswa sehingga terbentuk
dapat memberikan pemahaman literasi suasana proses pembelajaran yang
bagi siswa. Adapun kendala dalam menyenangkan bagi siswa.
pembelajaran bahasa indonesia adalah
belum menerapkan model pembelajaran Berdasarkan hasil observasi
yang dapat meningkatkan motivasi yang dilakukan oleh peneliti pada
siswa dalam belajar. tanggal 8 Mei 2023 di kelas V terdapat
16 siswa diantaranya 8 laki-laki dan 8
Menurut Halik (2012) perempuan. Berdasarkan observasi dan
menjelaskan bahwa pembelajaran pengambilan data diperoleh bahwa hasil
bahasa Indonesia merupakan suatu belajar siswa kelas V UPTD SD Negeri
kegiatan yang berencana dan bertujuan. 77 Barru Kabupaten Barru belum
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya mencapai Standar Ketuntasan Belajar
diperlukan teknik-teknik pembelajaran Minimal (SKBM) sekolah yaitu 75.
agar tujuan pembelajaran bahasa Dari 16 siswa, yang memperoleh nilai
Indonesia dapat tercapai. Teknik, cara >75 atau diatas SKBM sebanyak 6
atau kiat yang digunakan dalam mata siswa. Sedangkan siswa yang belum
pelajaran Bahasa Indonesia biasanya tuntas dengan nilai <75 atau dibawah
lebih dikaitkan dengan kegiatan SKBM sebanyak 10 siswa dari 16
penyajian bahan di kelas serta segala siswa.
cara dan upaya guru dalam kegiatan
pembelajaran. Membaca merupakan Belum tercapainya hasil belajar
suatu kegiatan yang bertujuan untuk dipengaruhi oleh dua aspek yakni aspek
memahami isi bacaan melalui kegiatan guru dan aspek siswa. Adapun aspek
pengenalan kata demi kata atau kalimat dari guru yaitu diantaranya: 1) Guru
demi kalimat. masih menerapkan metode ceramah
dalam mengajar. 2) Guru masih
Dengan mengajarkan materi teks menggunakan buku paket dan
narasi dapat meningkatkan pemahaman kurangnya penggunaan media
siswa dalam memahami peristiwa. Hal pembelajaran dalam proses
ini sesuai yang dikemukakan oleh pembelajaran di kelas. 3) Guru tidak
Damayanti et al (2021) menjelaskan memberi penguatan dalam bentuk
bahwa menulis teks narasi penting pengaplikasian yel-yel. 4) Guru belum
dikuasai oleh siswa karena dengan menerapkan metode permainan yang
terampil menulis teks narasi siswa dapat melibatkan keaktifan siswa. 5) Guru
menceritakan pengalamannya, belum melibatkan siswa dalam
mengungkapkan hal-hal disekitarnya. berdiskusi secara berkelompok.

3
Adapun aspek yang dari siswa pembelajaran yang mendorong siswa
yaitu : 1) Masih ada beberapa siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Model
yang kurang dalam memahami materi pembelajaran course review horay
pembelajaran di kelas. 2) Kemampuan menekankan pada pemahaman materi
membaca siswa masih terbata-bata. 3) yang diajarkan guru dengan
Minat belajar siswa pada pelajaran menyelesaikan soal. Hal ini mendorong
bahasa Indonesia masih kurang siswa dapat meningkatkan pemahaman
sehingga siswa masih kurang dalam dalam proses pembelajaran siswa dapat
memahami materi. 4) Kurangnya aktif.
motivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Model pembelajaran cuorse
review horay dapat meningkatkan hasil
Apabila permasalahan tersebut belajar siswa. Hal ini didukung oleh
tidak segera diatasi maka akan penelitian terdahulu yang dilakukan
berdampak kurang baik terhadap siswa, oleh Jamal et al (2022) dengan judul
guru, dan bahkan sekolah. Situasi yang “Penerapan Model Pembelajaran
demikian berdampak terhadap proses Course Review Horay Meningkatkan
dan hasil belajar siswa yang rendah Hasil Belajar Siswa di Kabupaten
seperti terjadi pada siswa kelas V Barru”. Hasil penelitian yang relevan
UPTD SD Negeri 77 Barru. Untuk yaitu model pembelajaran kooperatif
meningkatkan hasil belajar siswa dapat tipe Course Review Horay dapat
dilakukan perubahan-perubahan dalam meningkatkan hasil belajar siswa di
pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena Kabupaten Barru. Diperkuat dengan
itu, diperlukan sebuah rancangan model penelitian sebelumnya yang
pembelajaran yang menarik serta dapat dikemukakan oleh Fatmawati et al.
mengembangkan kemampuan atau (2021) menyatakan bahwa dengan
potensi dirinya melalui model yang penerapan model pembelajaran Course
dilaksanakan. Salah satu inovasi Review Horay dapat meningkatkan
pembelajaran yang dapat diterapkan hasil belajar tentang keunikan daerah
saat proses pembelajaran untuk tempat tinggalku pada siswa kelas IV
meningkatkan pengetahuan dan hasil UPT SD Negeri 7 Watang Sidenreng
belajar siswa yaitu dengan menerapkan Kabupaten Sidrap dengan data yang
model pembelajaran kooperatif tipe diperoleh dari tes hasil belajar siklus I
course review horay. dan siklus II.
Hal ini sesuai yang Berdasarkan uraian tersebut
dikemukakan oleh menurut Amalia et al maka sebagai peneliti tertarik dan
(2021) model pembelajaran course menganggap perlu untuk melakukan
review horay merupakan suatu model suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pembelajaran yang dapat mengaktifkan dengan judul “Penerapan Model
siswa dalam proses pembelajaran Pembelajaran Kooperatif Tipe Course
terkhususnya pada saat pendiskusian Review Horay (CRH) Untuk
jawaban maka siswa yang menjawab Meningkatkan Hasil Belajar Membaca
benar akan berteriak “horay” atau Pemahaman Narasi Siswa Kelas V
meneriakkan yel-yel yang telah UPTD SD Negeri 77 Barru Kabupaten
ditentukan. Menurut Octavia (2020) Barru”.
mengemukakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe course
review horay adalah salah satu model
METODE PENELITIAN observasi aktivitas guru dan aktivitas
Dalam penelitian kualitatif siswa. h) Mempersiapkan alat
untuk mendapatkan data dengan baik dokumentasi.
maka digunakan berbagai metode.
Menurut Anggito & Setiawan (2018, b. Pelaksanaan
h.7) menyatakan bahwa “Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang Pelaksanaan tindakan siklus I
menggunakan latar alamiah dengan dilaksanakan pada hari sabtu, 27 Mei
maksud menafsirkan fenomena yang 2023, dimulai pada pukul 10.00-11.10
terjadi dan dilakukan melibatkan WITA yang dihadiri seluruh siswa kelas
berbagai metode yang ada”. V yaitu 16 siswa. Dalam pelaksanaan
tindakan, peneliti bertindak sebagai
Jenis penelitian yang digunakan guru, dan wali kelas V bertindak
dalam penelitian ini adalah Penelitian sebagai observer.
Tindakan Kelas (PTK) yang juga
Selanjutnya guru menerapkan
dikenal sebagai class action research
langkah-langkah model pembelajaran
yang merupakan penelitian yang
course review horay. Guru menyajikan
dilakukan untuk memperbaiki proses
materi dan memberikan kesempatan
pembelajaran. Menurut Fatmawati et
kepada siswa untuk bertanya, guru
al., (2021) menyatakan bahwa
membagi siswa dalam kelompok-
penelitian tindakan kelas adalah
kelompok, untuk menguji pemahaman,
penelitian yang bertujuan untuk
siswa disuruh membuat kotak sesuai
memperbaiki kualitas proses
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi
pembelajaran di kelas, sehingga dapat
angka yang ditentukan guru, guru
meningkat hasil belajar siswa.
membaca soal secara acak dan siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN menuliskan jawabannya di dalam kotak
Siklus I yang nomornya disebutkan guru,
a. Perencanaan Tindakan kemudian guru dan siswa
mendiskusikan soal yang diberikan tadi,
Tahap perencanaan ini dilakukan bagi pertanyaan yang dijawab dengan
mulai dari komunikasi dengan observer benar, siswa memberi tanda (✓) dan
(guru kelas V UPTD SD Negeri 77 langsung berteriak horay, nilai siswa
Barru Kabupaten Barru) demi dihitung dari jawaban yang benar dan
kelancaran proses pembelajaran yang yang banyak berteriak horay dan guru
memberikan reward pada kelompok
akan dilaksanakan nantinya. Peneliti
yang memperoleh nilai tertinggi atau
juga mempersiapkan beberapa hal yang paling sering memperoleh horay.
antara lain sebagai berikut: a) Membuat Akhir pembelajaran, guru dan siswa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menyimpulkan bersama terkait dengan
(RPP) b) Menyiapkan materi yang akan materi pembelajaran.
disampaikan pada siswa. c) Membuat c. Observasi
lembar kerja kelompok (LKK). d)
Membuat tes evaluasi akhir siklus. e) Berdasarkan hasil observasi guru
menunjukkan bahwa guru telah
Membuat lembar jawaban tes evaluasi.
melaksanakan 20 indikator dari 24
f) Membuat rambu-rambu jawaban tes indikator dengan kualifikasi baik (B).
evaluasi siklus I dan pedoman Dengan demikian indikator dan taraf
penskoran siklus I. g) Membuat lembar keberhasilan sudah tercapai.

5
Berdasarkan uraian tersebut, secara 3) Ketuntasan belajar yang
keseluruhan jumlah poin yang diperoleh dari 16 siswa yaitu terdapat 9
terkumpul berdasarkan pengamatan siswa yang dikategorikan tuntas atau
observer berjumlah 272 poin dari 384 mencapai nilai SKBM, sedangkan 7
poin yang seharusnya dengan siswa yang dikategorikan tidak tuntas
persentase keberhasilan 71% berada atau belum mencapai nilai SKBM.
pada kualifikasi Cukup (C) atau belum Adapun nilai rata-rata yang diperoleh
mencapai indikator keberhasilan yaitu siswa kelas V siklus I yaitu 70.
≤76% Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai
rata-rata data hasil belajar siswa kelas V
d. Tahap Refleksi UPTD SD Negeri 77 Barru Kabupaten
Refleksi dilakukan pada akhir Barru siklus I belum mencapai nilai
pertemuan setiap siklus untuk SKBM yang telah ditetapkan yaitu 75.
mengetahui kelebihan dan kekurangan Adapun ketuntasan siswa pada siklus I
yang terjadi selama proses yaitu 56,25 % sehingga belum
pembelajaran. Adapun hasil refleksi mencapai indikator keberhasilan ≥76%.
yang diperoleh pada siklus I sebagai Permasalahan yang ditemukan dari
berikut: aspek siswa yaitu terdapat beberapa
1) Pencapaian observasi siswa kurang berani mengemukakan
pembelajaran dengan menerapkan pendapatnya saat guru bertanya, masih
model pembelajaran kooperatif tipe terdapat siswa yang kurang fokus dalam
course review horay aspek guru pada memperhatikan guru pada saat
siklus I dalam kategori baik. Hal ini menjelaskan . Adapun upaya yang perlu
berarti persentase pencapaian observasi dilakukan guru adalah mengarahkan dan
pembelajaran telah mencapai indikator membimbing siswa untuk berpartisipasi
keberhasilan yang diharapkan, yaitu aktif dalam proses pembelajaran serta
proses pembelajaran dikatakan baik pengelolaan kelas dalam menerapkan
apabila ≥76% indikator dari langkah- langkah-langkah model pembelajaran
langkah model pembelajaran kooperatif kooperatif tipe course review horay
tipe course review horay mencapai lebih ditingkatkan lagi. Pelaksanaan
kualifikasi baik. Dari hasil observasi siklus I belum mencapai indikator
pembelajaran aspek guru pada siklus I keberhasilan hasil yang ditetapkan. Hal
menunjukkan bahwa langkah pertama, ini mengharuskan guru (peneliti)
ketiga, kelima dan ketujuh memperoleh melanjutkan pada siklus berikutnya
kualifikasi Baik (B) dan langkah kedua, (siklus II) dengan memperbaiki
keempat, keenam dan kedelapan kekurangan yang ada.
memperoleh kualifikasi Cukup (C) Siklus II
sehingga terdapat 20 indikator
terlaksana dari 24 indikator yang telah a. Perencanaan Tindakan
ditetapkan dengan persentase 83%.
Tahap perencanaan ini dilakukan mulai
2) Pencapaian observasi dari komunikasi dengan observer (guru
pembelajaran dengan menerapkan kelas V UPTD SD Negeri 77 Barru
model pembelajaran kooperatif tipe Kabupaten Barru) demi kelancaran
course review horay aspek siswa pada proses pembelajaran yang akan
siklus I dalam kategori Cukup (C) dilaksanakan nantinya. Tahap
dengan persentase 71% kategori cukup perencanaan dilakukan dengan
(C) menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe course review horay 1) Pencapaian observasi pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pada pembelajaran teks narasi. pembelajaran kooperatif tipe course
review horay aspek guru pada siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan dalam kategori baik. Hal ini berarti
persentase pencapaian observasi
Pelaksanaan tindakan siklus II
pembelajaran telah mencapai indikator
dilaksanakan pada hari rabu, 31 Mei
keberhasilan yang diharapkan, yaitu
2023, dimulai pada pukul 10.00-11.10
proses pembelajaran dikatakan baik
WITA yang dihadiri seluruh siswa kelas
apabila ≥76% indikator dari langkah-
V yaitu 16 siswa. Dalam pelaksanaan
langkah model pembelajaran kooperatif
tindakan, peneliti bertindak sebagai
tipe course review horay mencapai
guru, dan wali kelas V bertindak
kualifikasi baik. Dari hasil observasi
sebagai observer. Adapun indikator
pembelajaran aspek guru pada siklus II
pembelajaran yang dilaksanakan yaitu
menunjukkan bahwa langkah pertama,
siswa dapat memahami ciri teks narasi.
kedua, kelima, keenam dan ketujuh
c. Observasi memperoleh kualifikasi Baik (B) dan
langkah ketiga, keempat dan kedelapan
Berdasarkan hasil observasi guru memperoleh kualifikasi Cukup (C)
menunjukkan bahwa guru telah sehingga terdapat 21 indikator
melaksanakan 21 indikator dari 24 terlaksana dari 24 indikator yang telah
indikator dengan kualifikasi baik (B). ditetapkan dengan persentase 87%
Dengan demikian indikator dan taraf kategori baik (B). 2) Pencapaian
keberhasilan sudah tercapai. observasi pembelajaran dengan
Berdasarkan uraian tersebut, secara menerapkan model pembelajaran
keseluruhan jumlah poin yang kooperatif tipe course review horay
terkumpul berdasarkan pengamatan aspek siswa pada siklus II dalam
observer berjumlah 286 poin dari 384 kategori Cukup (C) dengan persentase
poin yang seharusnya dengan 74% kategori cukup (C). 3) Ketuntasan
persentase keberhasilan 74% berada belajar yang diperoleh dari 16 siswa
pada kualifikasi Cukup (C) atau belum yaitu terdapat 11 siswa yang
mencapai indikator keberhasilan yaitu dikategorikan tuntas atau mencapai nilai
≤76%. SKBM, sedangkan 5 siswa yang
dikategorikan tidak tuntas atau belum
d. Tahap Refleksi mencapai nilai SKBM. Adapun nilai
Refleksi dilakukan pada akhir rata-rata yang diperoleh siswa kelas V
pertemuan setiap siklus untuk siklus II yaitu 73. Berdasarkan hasil
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang diperoleh, nilai rata-rata data hasil
yang terjadi selama proses belajar siswa kelas V UPTD SD Negeri
pembelajaran. Guru dan peneliti 77 Barru Kabupaten Barru siklus II
merefleksi semua kegiatan yang telah belum mencapai nilai SKBM yang telah
diamati melalui lembar observasi ditetapkan yaitu 75. Adapun ketuntasan
aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa pada siklus II yaitu 68,75 %
siswa serta hasil tes akhir siklus II. sehingga belum mencapai indikator
Adapun hasil refleksi yang diperoleh keberhasilan ≥76%. Permasalahan yang
pada siklus II sebagai berikut: ditemukan dari aspek siswa yaitu
terdapat beberapa siswa kurang berani
mengemukakan pendapatnya saat guru

7
bertanya, masih terdapat siswa yang c. Observasi
kurang fokus dalam memperhatikan
guru pada saat menjelaskan. Adapun Pengamatan juga dilakukan terhadap
upaya yang perlu dilakukan guru adalah perilaku dan aktivitas siswa selama
mengarahkan dan membimbing siswa proses pembelajaran berlangsung dan
untuk berpartisipasi aktif dalam proses dampak yang ditimbulkan dari perilaku
pembelajaran serta pengelolaan kelas guru terhadap siswa selama proses
dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Berdasarkan hasil
model pembelajaran kooperatif tipe observasi guru yang telah diamati oleh
course review horay lebih ditingkatkan guru kelas V UPTD SD Negeri 77
lagi. Serta memberikan pemahaman Barru Kabupaten Barru sebagai
konsep materi kepada siswa sehingga observer menunjukkan bahwa guru
siswa dapat memahami teks narasi. telah melaksanakan 23 indikator dari 24
Pelaksanaan siklus II belum mencapai indikator dengan kualifikasi baik (B).
indikator keberhasilan hasil yang Dengan demikian indikator dan taraf
ditetapkan. Hal ini mengharuskan guru keberhasilan sudah tercapai.
(peneliti) melanjutkan pada siklus Berdasarkan uraian tersebut, secara
berikutnya (siklus III) dengan keseluruhan jumlah poin yang
memperbaiki kekurangan yang ada. terkumpul berdasarkan pengamatan
observer berjumlah 366 poin dari 384
Siklus III poin dengan persentase keberhasilan
95% berada pada kualifikasi Baik (B)
a. Perencanaan Tindakan atau telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≤76%.
Tahap perencanaan ini dilakukan mulai
dari komunikasi dengan observer (guru d. Tahap Refleksi
kelas V UPTD SD Negeri 77 Barru
Kabupaten Barru) demi kelancaran Refleksi dilakukan pada akhir
proses pembelajaran yang akan pertemuan setiap siklus untuk
dilaksanakan nantinya. Tahap mengetahui kelebihan dan kekurangan
perencanaan dilakukan dengan yang terjadi selama proses
menerapkan model pembelajaran pembelajaran. Guru dan peneliti
kooperatif tipe course review horay merefleksi semua kegiatan yang telah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa diamati melalui lembar observasi
pada pembelajaran teks narasi. aktivitas guru dan observasi aktivitas
siswa serta hasil tes akhir siklus III.
b. Pelaksanaan Tindakan Adapun hasil refleksi yang diperoleh
pada siklus III sebagai berikut:
Pelaksanaan tindakan siklus III
dilaksanakan pada hari rabu, 14 Juni 1) Pencapaian observasi pembelajaran
2023, dimulai pada pukul 10.00-11.10 dengan menerapkan model
WITA yang dihadiri seluruh siswa kelas pembelajaran kooperatif tipe course
V yaitu 16 siswa. Dalam pelaksanaan review horay aspek guru pada siklus III
tindakan, peneliti bertindak sebagai dalam kategori baik. Hal ini berarti
guru, dan wali kelas V bertindak persentase pencapaian observasi
sebagai observer. Adapun indikator pembelajaran telah mencapai indikator
pembelajaran yang dilaksanakan yaitu keberhasilan yang diharapkan, yaitu
siswa dapat memahami tujuan dan proses pembelajaran dikatakan baik
contoh teks narasi. apabila ≥76% indikator dari langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif Sedangkan hasil tes akhir siklus III
tipe course review horay mencapai yang diperoleh hasil bahwa dari 16
kualifikasi baik. Dari hasil observasi siswa yang mencapai SKBM sebanyak
pembelajaran aspek guru pada siklus III 14 siswa sedangkan yang tidak
menunjukkan bahwa langkah pertama, mencapai SKBM hanya 2 siswa dengan
kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam rata-rata nilai 85 sehingga tingkat
dan ketujuh memperoleh kualifikasi ketuntasan hasil belajar siswa sudah
Baik (B) dan langkah kedelapan mencapai kualifikasi baik (B). Sehingga
memperoleh kualifikasi Baik (B) untuk siswa yang belum mencapai
sehingga terdapat 23 indikator SKBM diberikan bimbingan dalam
terlaksana dari 24 indikator yang telah memahami materi.
ditetapkan dengan persentase 96%.
Berdasarkan pemaparan data di atas
2) Pencapaian observasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pada siklus I
dengan menerapkan model yaitu aktivitas siswa diperoleh dengan
pembelajaran kooperatif tipe course kualifikasi Cukup (C), aktivitas guru
review horay aspek siswa pada siklus kualifikasi Baik (B), dan ketuntasan
III dalam kategori Baik (B) dengan belajar yaitu diperoleh 56,25 % dengan
persentase 95% kategori baik (B) nilai rata-rata yaitu 70 berada pada
kualifikasi cukup (C). Sedangkan hasil
3) Ketuntasan belajar yang diperoleh refleksi siklus II pada aktivitas siswa
dari 16 siswa yaitu terdapat 14 siswa diperoleh dengan kualifikasi Cukup (C),
yang dikategorikan tuntas atau aktivitas guru diperoleh dengan
mencapai nilai SKBM, sedangkan 2 kualifikasi baik (B), sedangkan
siswa yang dikategorikan tidak tuntas ketuntasan belajar diperoleh 68,75%
atau belum mencapai nilai SKBM. dengan nilai rata-rata yaitu 73 berada
Adapun nilai rata-rata yang diperoleh pada kualifikasi cukup (C). Sedangkan
siswa kelas V siklus III yaitu 85. hasil refleksi siklus III pada aktivitas
Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai siswa diperoleh dengan kualifikasi baik
rata-rata data hasil belajar siswa kelas V (B), aktivitas guru diperoleh dengan
UPTD SD Negeri 77 Barru Kabupaten kualifikasi baik (B), sedangkan
Barru siklus III telah mencapai nilai ketuntasan belajar diperoleh 87,5%
SKBM yang telah ditetapkan yaitu 75. dengan nilai rata-rata yaitu 85 berada
Adapun ketuntasan siswa pada siklus III pada kualifikasi baik (B).
yaitu 87,5 % sehingga telah mencapai
indikator keberhasilan ≥76%. Secara umum pelaksanaan siklus I, II
dan III yang diadakan tiga kali
Setelah melaksanakan siklus III dengan pertemuan ini, pelaksanaan
menerapkan langkah-langkah model pembelajaran masih terdapat
pembelajaran kooperatif tipe course kekurangan baik dari guru (peneliti)
review horay, diperoleh hasil observasi sehingga menyebabkan pembelajaran
guru dan observasi siswa yang belum maksimal, di antaranya
menunjukkan peningkatan yang pengelolaan kelas yang masih belum
signifikan jika dibandingkan dengan maksimal, siswa yang takut
siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil mengungkapkan pendapatnya. Namun
observasi guru dan observasi siswa pada penerapan model pembelajaran
siklus III telah mencapai kategori baik kooperatif tipe course review horay
(B). memiliki dampak baik pula bagi siswa
siswa selama pelaksanaan pembelajaran

9
seperti siswa belajar dengan kelas V UPTD SD Negeri 77 Barru
berkelompok sehingga meningkatkan Kabupaten Barru.
aktivitas siswa secara kognitif ataupun
fisik sehingga dapat memahami materi
dengan baik. Dapat pula melatih Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kekompakan siswa untuk belajar dalam diperoleh, adapun saran yang dapat
kelompok serta siswa lebih bersemangat diajukan yaitu: Dalam pelaksanaan
pada saat belajar. Hal ini sejalan dengan pembelajaran, hendaknya menerapkan
kelebihan model pembelajaran model yang dapat membuat siswa aktif
kooperatif tipe course review horay dan tidak mudah bosan sehingga dapat
yang dikemukakan oleh Budiyanto mencapai tujuan pembelajaran. Bagi
(2016) menyatakan bahwa kelebihan guru sekolah dasar khususnya di UPTD
model pembelajaran course review SD Negeri 77 Barru Kabupaten Barru
horay yaitu a) pembelajarannya yang disarankan agar menerapkan
menarik dan membuat siswa untuk pembelajaran kooperatif tipe course
terjun kedalamnya, b) pembelajaran review horay sebagai salah satu
yang diselingi sedikit hiburan sehingga alternatif dalam meningkatkan hasil
siswa tidak cepat bosan, c) siswa lebih belajar siswa dalam memahami materi
semangat belajar karena suasananya yang diajarkan. Bagi peneliti berikutnya
menyenangkan, d) melatih yang ingin melakukan penelitian yang
kekompakan. Sesuai dengan data sama hendaknya penelitian ini dapat
tersebut, menunjukkan bahwa dijadikan sebagai pedoman dan
pelaksanaan siklus III dengan kekurangan yang terdapat pada
menerapkan model pembelajaran penelitian dengan menerapkan model
kooperatif tipe course review horay pembelajaran kooperatif tipe course
telah mencapai indikator keberhasilan review horay ini dapat disempurnakan
yang ditetapkan yaitu ≥76 %. Dengan agar lebih mengembangkan penelitian
ini penelitian tidak perlu dilanjutkan ke dimasa yang akan datang.
siklus berikutnya atau dengan kata lain,
penelitian dihentikan.
DAFTAR RUJUKAN
Amalia, V., Tuken, R. & Halik, A.
SIMPULAN DAN SARAN 2021. Penerapan Model
Berdasarkan rumusan masalah melalui Pembelajaran Course Review
pelaksanaan penelitian pada pemaparan Horay untuk Meningkatkan Hasil
data dan pembahasan hasil penelitian Belajar Siswa Sekolah Dasar di
maka dapat disimpulkan bahwa: Kabupaten Soppeng. Pinisi
1. Penerapan model pembelajaran Journal of Education, 1(1): 43–59.
kooperatif tipe course review horay
dapat meningkatkan proses belajar Budiyanto, M.A.K. 2016. Sintak 45
membaca pemahaman narasi di Model Pembelajaran dalam
kelas V UPTD SD Negeri 77 Barru Student Centerd Learning (SCL).
Kabupaten Barru. Malang: UMM Press.
2. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe course review horay Damayanti, R. Saleh, M. & Usman.
dapat meningkatkan hasil belajar 2021. Interfernsi Morfologi Bahasa
membaca pemahaman narasi di Indonesia Dalam Menulis Teks
Narasi Bahasa Bugis. PANRITA:
Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah
serta Pembelajarannya, 2(1):57- Undang-Undang Republik Indonesia
63. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Fatmawati, Hasan, K. & Nurjannah
2021. Penerapan Model
Pembelajaran Course Review
Horay untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Hasil Belajar
Matematika Kelas Empat di
kabupaten Sidrap. Jurnal Teori
dan Aplikasi Matematika, 1(2):
107–121.

Halik, A. 2012. Penerapan Model


Directed Inquiry Activity (Dia)
Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa
Kelas V SDN 228 Labili-Bili
Pinrang. Jurnal Publikasi
Pendidikan,11 (1):26-35.

Jamal, I. A, Hakim, A & Israwaty. I.


2022. Penerapan Model
Pembelajaran Course Review
Horay Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di Kabupaten Barru.
2(4):68-74.

Lubis, R. F. (2019). Kemampuan Guru


Menarik Perhatian Siswa dalam
Proses Pembelajaran. Jurnal
Penelitian Dan Kajian Sosial, 1(1),
152–175.

Octavia, S.A. 2022. Model-Model


Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.

Permendiknas No 22 Tahun 2006 dalam


Depdiknas.

Pratiwi, N. K. 2015. Pengaruh Tingkat


Pendidikan, Perhatian Orang Tua,
dan Minat Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Siswa. Jurnal Pujangga,1(2):75-
105.

11

Anda mungkin juga menyukai