Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Siswa merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan,
yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional:” Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu “.
Kenyataan yang terjadi di sekolah pada saat masa transisi setelah
pandemi covid 19 ini proses pembelajaran belum menemukan hasil yang
optimal yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional meskipun telah
memenuhi standar ketuntasan minimal yang berlaku di sekolah. Siswa
masih belum mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sampai saat ini siswa masih berperan sebagai penerima informasi yang
pasif dan hanya menunggu penjelasan dari guru. Hal ini menyebabkan
pemahaman yang didapat siswa terbatas dari apa yang mereka dengar dan
terima dari guru saja. Walaupun sebenarnya mereka masih mampu
mengembangkan pemahamannya tentang materi tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada
tanggal 14 April 2023, ditemukan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa kelas I SD Negeri 6 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota
Denpasar siswa terlihat cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun
jika melihat nilai rata-rata kelas muatan pelajaran Bahasa Indonesia
semester 2 masih tergolong kurang. Hal ini terlihat dari data yang
diperoleh pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia dari 31 siswa kelas I
semester 1 tahun ajaran 2021/2022, jika dikonversikan pada PAP skala 5
didapat hasil sebagai berikut 5 orang siswa berada dalam kategori sangat
kurang, 10 siswa terkategori rendah, 13 siswa berada pada katagori
sedang dan 3 orang dalam kategori tinggi.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Rendahnya kualitas pendidikan berimplikasi pada rendahnya
sumber daya manusia (SDM). Rendahnya SDM bermuara pada kurang
kompetitifnya bangsa Indonesia menghadapi persaingan global. Menurut
Degeng (2001) manusia yang dapat ‘hidup’ di abad 21 adalah manusia
yang kompetitif, cerdas, dan siap menghadapi perubahan. Wiratma (2010)
menyatakan bahwa pendidikan dapat dijadikan sarana untuk melahirkan
SDM yang berkualitas.Sehubungan dengan hal tersebut, dunia pendidikan
mendapatkan sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan upaya
menciptakan SDM berkualitas di era global.Peningkatan SDM berkualitas
salah satunya dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan
Bahasa Indonesia (Sismanto, 2007).
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
mutu pendidikan Bahasa Indonesia, yaitu: (1) pengembangan model-
model pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) pengembangan media
pembelajaran Bahasa Indonesia, (3) penataran bagi pendidik, (4)
penyediaan sarana-prasarana yang menunjang pembelajaran Bahasa
Indonesia, dan (5) pelatihan-pelatihan (Ida, 2008). Tujuan pendidikan
Bahasa Indonesia di tingkat pendidikan di sekolah dasar adalah untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi
diri dan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, serta sebagai bekal
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Setelah melakukan refleksi, dirasakan oleh guru bahwa hal
tersebut disebabkan oleh keterbatasan guru dalam menggunakan model-
model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, serta masih kurangnya alat
bantu yang digunakan untuk penyampaian materi pada tema tersebut.
Sementara pada kenyataannya siswa akan lebih memahami suatu materi
jika disampaikan dengan alat bantu yang sesuai dengan materi tersebut.
Menurut Nuruzahra (2022: 6) pada dasarnya anak sangat senang
kegiatan bernyanyi, dimana anak mampu meluapkan ide, fikiran, dan
perasaan melalui nyanyian tersebut. Denga begitu, menyanyi merupakan
salah satu metode yang dapat dilakukan dalam menstimulasi
pengembangan bahasa dan kognitif pada anak. Melalui kegiatan

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


bernyanyi, anak mampu menghafal lirik lagu yang mereka dapatkan serta
mengingat pesan-pesan atau pun pelajaran yang diterima oleh anak dalam
jangka waktu yang lama dan mampu mengoptimalkan fungsi otak kanan
yang bertugas untuk menyimpan pesan-pesan dan input yang diterima dari
luar ke dalam memori jangka panjang anak (Luthfillah, 2022)
Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk dilaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Bernyanyi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar muatan Bahasa Indonesia Tema
Lingkungan Rumahku Subtema mengenal arah dan letak benda Siswa
Kelas I SD Negeri 6 Kesiman Tahun Ajaran 2022/2023”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah penelitian ini yaitu:
1. Apakah Metode Menyanyi dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas 1 Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 6
Kesiman Tahun Pelajaran 2022/2023?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan penguasaan
kompetensi pengetahuan Bahasa Indonesia tema Lingkungan Rumahku
Subtema mengenal Arah dan letak suatu benda melalui penerapan metode
bernyanyi pada siswa kelas I SD Negeri 6 Kesiman Tahun Ajaran
2022/2023.

1.4 Manfaat Penelitian


1.8.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan atau tambahan
ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya Pendidikan Guru
Sekolah Dasar sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


model pembelajaran untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa
khususnya pada muatan materi Bahasa Indonesia.
1.8.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap pendidikan yaitu sebagai refresi dalam memanagement
guru dan meningkatkan hasil belajar siswa serta dalam
mengembangkan pembelajaran di sekolah. Sehingga dapat
terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan menyanangkan,
guna untuk menciptakan kualitas sekolah.
2) Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah, khususnya pada muatan
materi Bahasa Indonesia. Sehingga dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3) Bagi Siswa
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa karena secara tidak
langsung membantu cara belajar siswa dan memahami tentang
muatan materi Bahasa Indonesia. Selain itu juga memberikan
peluang bagi siswa untuk mengoptimalkan hasil belajar Bahasa
Indonesia.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1 Penelitian Tindakan Kelas
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas atau classroom action research (PTK)
adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para
pelaku pendidikan dalam suatu situasi rasionalitas dan keadilan
tentang praktikpraktik kependidikan mereka dan pemahaman tentang
praktik yang dilakukan serta situasi dimana praktek tersebut dapat
dilakukan (Kunandar, 2010). Selanjutnya Kunandar (2010)
menjelaskan bahwa PTK dapat pula diartikan sebagai suatu kegiatan
ilmia yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya dengan jalan
menyusun rancangan, menjalankan, mengamati serta merefleksikan
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan secara bersama-sama dengan
kolaborasinya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran dikelasnya.
Penelitian tindakan kelas adalah “proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap
pengaruh pada perlakuan tersebut” (Sanjaya, 2013:149).
Dalam penelitian ini menggunakan PTK Pola Kolaboratif, pola
ini biasanya inisiatif untuk pelaksanaan PTK tidak dari guru, akan
tetapi dari pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran. Guru berperan sebagai anggota tim peneliti,
yang berfungsi melaksanakan tindakan seperti yang dirancang oleh
tim peneliti. Perencanaan maupun bagaimana mengimplementasikan
tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri, melainkan oleh tim
peneliti. (Sanjaya,2013:160)

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


B. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan kelas melalui 4 langkah menurut Kemmis
& Mc. Taggart sebagai berikut:
1) Menyusun rancangan Tindakan (Perencanaan)
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
2) PelaksanaanTindakan
Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan
didalam kancah, yaitu mengenakan penelitian tindakan kelas.
3) Pengamatan
Tahap ini merupakan pelaksanaan pengamatan oleh pengamat
4) Refleksi
Tahap ini merupakan pantulan yaitu kegiatan untuk
mengemukakan Kembali apa yang sudah terjadi
Secara keseluruhan keempat tahapan dalam penelitian tindakan
kelas ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti siklus –
siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah seperial.

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia


Menurut Hidayah (2015) dalam E-Jurnal Terampil menyatakan
bahwa Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran penting dalam dunia pendidikan.
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut: (1) peserta didik menghargai dan membanggakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (2)
peserta didik memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan (3) peserta didik
memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan, kematangan emoasional, dan kematangan

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


sosial, (4) peserta didik memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa
(berbicara dan menulis), (5) peserta dan didik mampu menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, (6) peserta didik menghargai dan
membanggakan karya sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intektual manusia Indonesia ( BNSP, 2007).
Berdasarkan tujuan umum di atas, dapat disimpulkan bahwa
ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SD/MI
meliputi kebahasaan, kemampuan memahami, mengapresiasi sastra,
dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang meliputi empat
aspek keterampilan bahasa, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia di jenjang pendidikan dasar
(SD/MI) dapat diartikan sebagai upaya pendidik untuk mengubah
perilaku peserta didik dalam berbahasa Indonesia, perubahan tersebut
dapat dicapai apabila pendidik dalam membelajarkan peserta didik
sesuai dan sejalan dengan tujuan belajar bahasa Indonesia di SD/MI.
Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan dengan maksud
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.1.3 Hakikat Hasil Belajar


A. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan suatu indikator yang dapat
menunjukkan tingkat kemampuan dan pemahaman siswa dalam
belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh
individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu
tertentu. Purwanto (2013:44) menjelaskan pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan
dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu juga dalam

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


kegiatan pembelajaran, setelah mengalami proses pembelajaran, siswa
diharapkan mengalami perubahan. Perubahan itu merupakan
perolehan yang menjadi hasil belajar. Perubahan disebabkan karena
siswa mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan
dalam proses pembelajaran. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar tersebut dapat
berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana (2011:3) menyatakan
bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku.Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Sejalan dengan hal tersebut Astiti (2007) menyatakan hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pebelajar.
Oleh karena itu jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,
maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan
konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai
oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran itu adalah hasil
belajar yang diinginkan pada diri siswa, agak lebih rumit untuk
diamati dibandingkan dengan tujuan lainnya, karena tujuan
pembelajaran tidak dapat diukur secara langsung. Tujuan
pembelajaran merupakan bentuk harapan yang dikomunikasikan
melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang
diinginkan pada diri siswa, yakni pernyataan tentang apa yang
diinginkan pada diri siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku positif yang terjadi atas suatu

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


interaksi dalam proses belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
mencapai tujuan tertentu, yang dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi yang telah
dipelajari.

B. Taksonomi Hasil Belajar


Hasil belajar sebagai objek penilaian dapat dibedakan menjadi
beberapa katagori, antara lain keterampilan dan kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita (Sudjana 1995:34).
Hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan
psikomotor. Masing – masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang
saling berkaitan. Pada penelitian ini hanya meneliti pada aspek/ranah
kognitif siswa saja yaitu; Kelompok kognitif (cognitif domain), tujuan
kognitif adalah tujuan yang berkenaan dengan ingatan dan pengenalan
kembali pengetahuan, perkembangan kemampuan intelektual dan
keterampilan intelektual.
Jadi, tujuan kognitif ini lebih mengarah kepada tujuan
memperoleh pengetahuan pengertian, intelegensi, dan keterampilan
berpikir sesuai dengan taksonomi bloom yang telah direvisi.
Taksonomi bloom terbagi lagi ke dalam enam kelompok besar, yaitu,
a) Mengingat, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai,
menempatkan, mengulangi, menemukan kembali.
b) Memahami, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan,
menjelaskan, membeberkan.
c) Menerapkan, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan,
mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan,
mendeteksi.
d) Menganalisis, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang,

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline,
mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan,
mengintegrasikan.
e) Mengevaluasi, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji,
membenarkan, menyalahkan.
f) Mencipta/Berkreasi, Kata-kata operasional yang digunakan adalah
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,
menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat,
memperindah, menggubah.
Jadi domain hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah, yakni
kognitif, afektif, dan psikomotor. Masing – masing ranah terdiri dari
sejumlah aspek yang saling berkaitan. Domain hasil belajar yang
digunakan pada penelitian ini hanya pada aspek koqnitif siswa saja
yaitu tahap Mengingat (C1) Memahami (C2), Menerapkan (C3),
Menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), Mencipta /Berkreasi (C6).

C. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Hasil Belajar


Dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan, banyak faktor
yang mempengaruhi hal tersebut. Purwanto (2000:107),
mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
menjadi dua kelompok, yaitu (a) faktor dalam diri siswa yang terdiri
atas faktor fisiologis (kondisi fisik, panca indra) dan faktor psikologis
(minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif), (b)
faktor faktor dari luar diri yang terdiri dari faktor lingkungan (alam
dan sosial) serta faktor instrumental (kurikulum, sarana, fasilitas,
guru).
Suryabrata (2007:249) menyatakan bahwa “faktor – faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua
yakni ; faktor luar dan faktor dalam diri siswa”. Sejalan dengan
pendapat di atas menurut Aqib (2006:62) faktor – faktor tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


1. Faktor eksternal (dari luar), faktor eksternal teridiri dari lingkungan
dan intrumental
a) Faktor lingkungan
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik/alam termasuk
didalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban,
kepengapan, udara dan sebagainya sedangkan lingkungan
sosial dapat berupa manusia maupun hal –hal lainnya, seperti
suara mesin pabrik, hiruk piruk lalu lintas dan sebagainya.
b) Faktor instrumental
Faktor – faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunanya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor – faktor instrumental ini dapat berupa
faktor perangkat keras (hardware) seperti, gedung
perlengkapan belajar, alat – alat praktikum, perpustakaan, dan
sebagainya. Faktor perangkat lunak (software) seperti,
kurikulum, bahan/program yang harus dipelajari, dan pedoman
– pedoman belajar.
2. Faktor internal (dari dalam)
Faktor dari dalam adalah kondisi individu atau siswa yang
belajar itu sendiri. Faktor individu dapat dibagi menjadi dua yaitu
kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.
a. Faktor fisiologis yaitu faktor secara umum siswa seperti
kesehatan yang prima, tidak dalam capek, tidak dalam keadaan
cacat jasmani, seperti kaki atau tangannya dan sebagainya,
akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar.
b. Faktor psikologis seperti minat, kecerdasan, bakat, motivasi
dan kemampuan – kemampuan kognitif.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


faktor internal dan faktor eksternal. faktor eksternal terdiri atas
faktor lingkungan (fisik dan sosial) dan faktor instrumental
(kurikulum, sarana prasarana, guru, metode dan media serta
manajemen). Sedangkan Faktor internal tersebut terdiri atas : faktor
fisiologis dan psikologis.

2.1.4 Metode Bernyanyi


A. Pengertian Metode Bernyanyi
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai
metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru
tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai
metode secara tepat. (Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,
2011 : 15)
Sedangkan menyanyi adalah bernyanyi mengeluarkan suara
bernada, berlagu (dengan lirik atau tidak). (Depdiknas, 2011 :790)
Jadi metode menyanyi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan nyanyian sebagai wahana belajar anak. (Jasa Ungguh
Muliawan, 2009 : 257)

B. Manfaat Metode Menyanyi


Manfaat dari metode menyanyi sangatlah penting untuk anak-
anak, antara lain:
1. Menimbulkan rasa senang dan gembira dalam diri seorang anak.
2. Memperkaya imajinasi si anak dan meningkatkan daya
kreasinya.
3. Meningkatkan jiwa seni dan sastra dalam diri mereka.
4. Meningkatkan kemampuan berbahasa.
5. Meningkatkan kemampuannya untuk mengkritik dan melakukan
pembenaran.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


6. Mencerdaskan akal, membina jiwa dan meningkatkan daya
imajinasinya.
7. Menambah kecintaan si anak kepada sastra dan seni.
(Muhammad Sa’id Mursy, 2001 : 145)
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Menyanyi
Metode Menyanyi selain mempunyai beberapa kelebihan juga
mempunyai beberapa kekurangan, sebagi berikut:
1. Kelebihan Metode Menyanyi
a. Metode ini cocok untuk digunakan pada kelas kecil.
b. Dapat membangkitkan semangat belajar para siswa karena
suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan.
c. Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan
karakter, yaitu nilai karakter bersahabat/kamunikatif karena
terjadi interaksi yang baik antar warga kelas.
d. Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas.
e. Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada
kelas yang berbeda tapi dengan materi yang sama.
2. Kekuraangan Metode Menyanyi
a. Sulit bila digunakan pada kelas besar.
b. Hasilnya akan kurang efektif pada anak yang pendiam atau
tidak suka bernyanyi.
c. Dikarenakan suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu
kelas lain. (Qomaruddin, 2017 : 283)

D. Indikator-indikator Metode Bernyanyi


Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses
Pembelajaran
1. Perencanaan
Perencanaan pada model ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik
(kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik
secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari
peserta didik.
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

2. Pelaksanaan
Dalam mengaplikasikan Metode Bernyanyi di kelas,
ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam
kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.

Pengumpulan Data Penyajian Masalah

Kegiatan Siswa Kegiatan Guru

Penyelidikan Latihan Siswa


Bernyanyi Siswa
Gambar 2.1. Langkah-langkah Operasional Metode Bernyanyi
(Sumber: Yudela, 2021)
a. Pengumpulan Data
Pertama-tama pada tahap ini guru harus mengetahui dengan
jelas isi pokok materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru
akan merumuskan dengan benar informasi atau konsep
ataupun fakta materi baru apa saja yang harus
dikuasai/dihafalkan oleh peserta didik
b. Penyajian Masalah

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Setelah melakukan pengumpulan data, guru mulai memilih
nada lagu yang familiar dikalangan peserta didik dan mulai
menyusun informasi konsep/fakta/materi yang kita inginkan
untuk dikuasai peserta didik ke dalam bentuk lirik lagu yang
disesuaikan dengan nada lagu yang dipilih
c. Kegiatan Guru
Bila lirik lagu dan nada yang di konsepkan telah dianggap
sesuai, guru harus mempraktikan terlebih dahulu
menyanyikannya di depan kelas dan menyajikan lirik lagu baik
dengan ditulis di papan tulis maupun menampilkan dalam slide
menggunakan proyektor
d. Kegiatan Siswa
Setelah siswa mengetahui lirik dan nada lagu yang akan di
nyanyikan, siswa diminta mendemonstrasikan secara bersama-
sama dan berulang-ulang, serta di usahakan untuk diikuti
dengan gerak tubuh yang sesuai.
e. Penyelidikan Bernyanyi Siswa
Pada tahap ini guru harus sabar dan teliti mengoreksi
ucapan/pelafalan anak yang kurang tepat setelah anak-anak
mencoba menirukan ucapan guru.
f. Latihan Siswa
Tahap Latihan Siswa ini, dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaan seputar materi tersebut untuk mengukur apakah
siswa sudah dapat menghafal dan menguasainya melalui lagu
yang dinyanyikan tersebut.

2.2. Penelitian Terdahulu


Berdasarkan penelitian yang dilakukan Cahyaninat (2019)
disimpulkan bahwa Terdapat pengaruh pada pengembangan bahasa
dengan diterapkannya metode bernyanyi. Anak mampumenambah
perbendaharaan kata melalui menghafal dan mendengar lagu yang

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


dinyanyikan. Meskipun tidak semua anak mampu berkembang dengan
baik, tetapi sebagian besar metode ini berpengaruh terhadap anak.
Herlina. (2020) Dalam artikel “Meningkatkan kemampuan kognitif
anak tentang nama-nama binatang ternak dalam dua bahasa (Inggris-
Indonesia) melalui metode bernyanyi. Yang menghasilkan : Capaian
perkembangan kognitif anak mengenai nama-nama hewan ternak mampu
meningkat, disebabkan oleh anak menghafal setiap lirik yang dinyanyikan.
Hal ini menunjukan bahwa metode bernyanyi sangat efektif dalam
pengembangan kognitif anak
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Muhayati (2016)
menyatakan bahwa menggunakan metode bernyanyi terjadi peningkatan
pada perkembangan bahasa anak, dengan melalui pendekatan gerak dan
lagu. Anak mampu berkembang dengan sesuai harapan. Dimana sebelum
diterapkan metode bernyanyi, anak cenderung pasif dan terdapat kesulitan
dalam pengembangan bahasanya pada aspek berkomunikasi.

2.3. Kerangka Berpikir


Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Guru : memberikan materi Siswa :


Bahasa Indonesia Tema bosan dan kemampuan dalam
Kondisi Lingkungan Rumahku memahami materi Bahasa
Awal Subtema mengenal arah Indonesia Tema Lingkungan
dan letak benda dengan Rumahku Subtema mengenal
memberi contoh tanpa arah dan letak benda rendah
adanya bimbingan

Guru : menggunakan Siklus I :


metode bernyanyi dalam Penggunaan metode
Tindakan materi Bahasa Indonesia bernyanyi
Tema Lingkungan
Rumahku Subtema
mengenal arah dan letak Siklus II :
benda Penggunaan metode
bernyanyi dengan
memperbaiki
langkah-langkah pada
Diduga Melalui Penerapan Metode siklus I
menyanyi dapat meningkatkan hasil belajar
Kondisi
siswa kelas 1 dalam mata pelajaran bahasa
Akhir Indonesia di SD Negeri 6 Kesiman Tahun
Pelajaran 2022/2023

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penerapan Metode Bernyanyi
Siswa merupakan komponen masukan dalam sistem pendidikan,
yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional:” Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur
jenjang dan jenis pendidikan tertentu “.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas pendidikan yang lebih
maju. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada
tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai
penyempurnaan kurikulum sebelumnya, yakni dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan disempurnakan menjadi Kurikulum 2013 dan kini
Menjadi Kurikulum Merdeka. Dalam Kurikulum Merdeka menawarkan
struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial
sehingga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai
kebutuhan dan karakteristik siswa. Satuan pendidikan menerjemahkan
Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan
rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan
karakteristik satuan pendidikan masing-masing. Muatan capaian
pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri,
tematik, integrasi, atau sistem blok.
Terdapat beberapa Kelebihan Metode Menyanyi, yaitu : Metode ini
cocok untuk digunakan pada kelas kecil, dapat membangkitkan semangat
belajar para siswa karena suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan,
membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter, yaitu
nilai karakter bersahabat/kamunikatif karena terjadi interaksi yang baik
antar warga kelas, memungkinkan guru menguasai keadaan kelas, lirik

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang berbeda
tapi dengan materi yang sama.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penerapan Metode Bernyanyi
akan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD
Negeri 6 Kesiman.
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang sudah d Bahasa
Indonesiaparkan, hipotesis dalam penelitian ini adalah jika Penerapan
Metode Bernyanyi diterapkan secara optimal, maka hasil belajar muatan
Bahasa Indonesia Subtema mengenal Arah dan letak suatu benda Siswa
Kelas I SD Negeri 6 Kesiman Tahun Ajaran 2022/2023 meningkat.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah


pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan
yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh pada
perlakuan tersebut.
Penelitian ini tidak terlepas dari peran serta guru dan kepala sekolah
yang secara umum untuk meningkatkan dan memperbaiki proses
pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya penelitian. Tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dengan seting pembelajaran Metode
Bernyanyi. Penelitian ini menggunakan rancangan siklus, yang setiap
siklusnya terdiri dari tahap tindakan dan tahap evaluasi hasil belajar
pengetahuan Bahasa Indonesia.
Adapun model yang dipilih dalam penelitian ini adalah model PTK
menurut Kurt Lewin. Model ini adalah model yang mendasari model-model
lainnya yang berangkat dari model action research. Kurt Lewin (dalam
Sanjaya,2013:154) menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan
dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi
dan refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi
dalam suatu lingkaran yang terus menerus untuk memberikan gambaran
secara jelas dan menyeluruh tentang penelitian tindakan kelas, berikut ini
akan disajikan bagan siklus penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom
Action Research. Oleh karena itu, rancangan dalam penelitian ini adalah

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakakukan dalam proses
berdaur/bersiklus, yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu
perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran. Adapun langkah-
langkah yang ditempuh pada tahapan ini ialah sebagai berikut.
1) Koordinasi dengan kepala sekolah meminta ijin untuk
melaksanakan penelitian di SD Negeri 6 Kesiman.
2) Membicarakan materi serta jadwal pelakasanaan dengan guru yang
dijadikan supervisor 2 terkait pelaksanaan pembelajaran di kelas I
SD Negeri 6 Kesiman.
3) Menentukkan jadwal pelaksanaan pembelajaran.
4) Menganalisis kurikulum untuk menentukan Kompetensi Inti (KI),
kompetensi dasar (KD), serta mengidentifikasi materi yang akan
diajarkan.
5) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendekatan
Contextual Teaching and Learning dengan seting pembelajaran
Metode Bernyanyi, serta menyusun tes dalam bentuk tes obyektif
dan isian singkat.
6) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian
tindakan kelas yang berupa tes hasil belajar pengetahuan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan. Setiap siklus terdiri
dari beberapa kali pertemuan, dengan 1 kali pertemuan untuk tes akhir
siklus.
c. Observasi
Selama pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap
segala aktivitas pembelajaran untuk memperoleh gambaran mengenai

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


kelebihan dan kekurangan yang terjadi di dalam proses pembelajaran
dan akan digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan pada
proses berikutnya. Pelaksanaan observasi diupayakan tidak
mengganggu proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian yang
bertindak sebagai observer adalah guru.

d. Refleksi
Refleksi merupakan tahapan yang mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan (Arikunto, 2009 : 19). Kegiatan refleksi ini sangat
tepat dilakukan ketika peneliti/pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan. Refleksi dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan
dari setiap tindakan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran
melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan seting pembelajaran metode bernyanyi yang diberikan pada
siklus 1. Refleksi dilaksanakan dengan melihat hasil tes, apakah sudah
sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kemudian dilanjutkan dengan
merefleksi tindakan yang dilakukan, merangkum kendala-kendala yang
ditemui selama tindakan, memikirkan rencana yang akan dilakukan
untuk perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya. Jika belum tercapai
tujuan yang diharapkan maka refleksi dilakukan dengan tujuan melihat
observasi pada siklus 1 untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam rencana tindakan siklus selanjutnya.

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada kelas I di SD Negeri 6 Kesiman,
Jl. Sulatri Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar,
Bali.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan sesuai dengan kalender
akademik sekolah yaitu dilakukan pada saat semester 2 tahun pelajaran
2022/2023 diperkirakan selama 2 minggu untuk mendapatkan minimal 2
siklus/daur. Perkiraan waktu penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1 di
bawah ini

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Tabel 3.1 Waktu dan Tahapan Penelitian
Waktu (14 April s/d 12 Mei 2023)
Tahapan
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri 6 Kesiman
Semester 2 Tahun Ajaran 2022/2023, dengan jumlah 31 siswa
dengan siswa laki-laki berjumlah 14 siswa dan siswa perempuan
berjumlah 17 siswa.

Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelas I SD Negeri 6 Kesiman


JENIS
NO NAMA SISWA
KELAMIN
1 Adelina Rafa Fathina Perempuan
2 Gede Nanda Mahardika Laki-laki
3 Gusti Ayu Lestia Pandan Puspita Perempuan
4 I Dewa Gede Sangkan Sridanadipa Laki-laki
5 I Gusti Ayu Made Divyanisa Gauri Perempuan
6 I Kadek Denta Dwi Pratama Laki-laki
7 I Komang Arta Darmawan Laki-laki
8 I Made Arsana Putra Laki-laki
9 I Made Natih Dwipayana Putra Laki-laki
10 I Nyoman Krisna Putrawan Laki-laki
11 I Kadek Arta Pradita Laki-laki
12 Kadek Dwi Elina Pratistha Perempuan
13 Kadek Kenzie Pradnya Febryanta Laki-laki
14 Kadek Syhputra Risqi Radtya Laki-laki
15 Made Ayu Dhara Alindrajyoti Perempuan
16 Muhammad Bhumi Zakaria Laki-laki

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


17 Ni Kadek Saraswati Candra Perempuan
18 Ni Ketut Nilam Candrawati Perempuan
19 Ni Komang Naomi Cahyaningrun Perempuan
20 Ni Komang Rantika Aryani Dewi Perempuan
21 Ni Luh Nyoman Gita Widia Iswari Dewi Perempuan
22 Ni Nyoman Amadia Nirwasita Gestadi Perempuan
23 Ni Putu Erin HeI Perempuan
24 Ni Putu Nathania Asta Kusuma Putri Perempuan
25 Ni Wayan Ayuna Kirana Ratih Perempuan
26 Putri Dian Safitri Perempuan
27 Putu Aprilia Putri Perempuan
28 Putu Rahayuni Sanjaya Perempuan
29 Rafa Dwi Firmansyah Laki-laki
30 Sang Made Sidan Praja Dipta Laki-laki
31 I Gede Sidharta Dharmana Putra Laki-laki

3.2.2 Objek penelitian merupakan sasaran ilmiah yang diajukan untuk


mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan dan dimana
riset tersebut diteliti. Adapun objek yang diteliti dalam penelitian
ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 6
Kesiman.

3.3. Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang
meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait.
Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat
dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Hasil-hasil
observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan tahap
berikutnya. Siklus tindakan tersebut dilakukan secara terus menerus sampai
tercapai indikator keberhasilan.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Adapun kegiatan yang akan dilakukan untuk setiap siklusnya, seperti
pada bagan berikut:

Gambar 3.1. PTK Kurt Lewin


(Sumber : Arikunto, 2009:16)
Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:
1) Refleksi awal
Kegiatan refleksi awal ini meliputi wawancara dan observasi terhadap
siswa di kelas I SD Negeri 6 Kesiman. Wawancara yang dilakukan untuk
mencari informasi terkait permasalahan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia sehari-hari di kelas. Informasi terkait situasi kelas serta
antusiasme dari siswa dalam pembelajaran telah terpaparkan dalam latar
belakang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selanjutnya
diperoleh kesepakatan untuk memecahkan masalah yang terurai dalam
latar belakang, dan untuk menanggulangi hal tersebut akan diterapkan
metode pembelajaran dengan Metode Bernyanyi.
2) Siklus I
a. Perencanaan (planning).
Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) Mengkaji hasil observasi pendahuluan untuk mempersiapkan
kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


b) Mensosialisasikan penerapan metode bernyanyi kepada siswa
kelas I SD Negeri 6 Kesiman.
c) Menyiapkan materi pelajaran yang akan diberikan dan buku-
buku sebagai acuan dalam menunjang pembelajaran.
d) Menelaah silabus dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode bernyanyi. RPP
ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
e) Menyusun lembar kerja sebagai media pembelajaran dalam
penerapan metode bernyanyi.
f) Menyusun dan mempersiapkan soal tes hasil belajar untuk
siswa.

b. Tindakan (action)
Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya dilaksanakan
tindakan dengan penerapan metode bernyanyi pada pelajaran
Bahasa Indonesia. Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan
rencana pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan oleh
peneliti sebelumnya, yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode bernyanyi. Secara garis besar, tindakan yang
dilakukan dapat bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan dan sesuai
dengan situasi saat itu.

c. Observasi (observation) atau pengamatan


Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi
dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan
yang terjadi pada siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru atau
rekan peneliti secara bergantian dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap proses pembelajaran.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Evaluasi yang dilakukan meliputi mengenai proses
pembelajaran dan evaluasi mengenai prestasi belajar matematika
siswa dengan cara memberikan tes. Data dari hasil tes dikumpulkan
dan kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.

d. Refleksi (reflection)
Refleksi pada siklus I dilakukan di akhir siklus I untuk melihat
kembali apa yang telah dilakukan selama siklus berlangsung. Pada
tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh selama observasi dan evaluasi. Kemudian peneliti
mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan,
baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus
pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada
siklus selanjutnya apabila diperlukan.

3) Siklus II
a. Perencanaan (planning).
Adapun kegiatan perencanaan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) Mengkaji hasil observasi pendahuluan untuk mempersiapkan
kemungkinan tindakan yang akan dilakukan.
b) Mensosialisasikan penerapan metode bernyanyi kepada siswa
kelas I SD Negeri 6 Kesiman.
c) Menyiapkan materi pelajaran yang akan diberikan dan buku-
buku sebagai acuan dalam menunjang pembelajaran.
d) Menelaah silabus dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan metode bernyanyi. RPP
ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
e) Menyusun lembar kerja sebagai media pembelajaran dalam
penerapan metode bernyanyi.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


f) Menyusun dan mempersiapkan soal tes hasil belajar untuk
siswa.

b. Tindakan (action)
Setelah melakukan perencanaan, selanjutnya dilaksanakan
tindakan dengan penerapan metode bernyanyi pada pelajaran
Bahasa Indonesia. Pada tahap tindakan ini guru melaksanakan
rencana pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan oleh
peneliti sebelumnya, yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode bernyanyi. Secara garis besar, tindakan yang
dilakukan dapat bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan dan sesuai
dengan situasi saat itu.

c. Observasi (observation) atau pengamatan


Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini dilakukan
selama proses pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi
dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan perkembangan
yang terjadi pada siswa. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru atau
rekan peneliti secara bergantian dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap proses pembelajaran.
Evaluasi yang dilakukan meliputi mengenai proses
pembelajaran dan evaluasi mengenai prestasi belajar matematika
siswa dengan cara memberikan tes. Data dari hasil tes dikumpulkan
dan kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II.

d. Refleksi (reflection)
Refleksi pada siklus II dilakukan di akhir siklus II untuk
melihat kembali apa yang telah dilakukan selama siklus berlangsung.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperoleh selama observasi dan evaluasi. Kemudian peneliti
mendiskusikan dengan guru dari hasil pengamatan yang dilakukan,
baik kekurangan maupun ketercapaian pembelajaran dari siklus
pertama sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada
siklus selanjutnya apabila diperlukan.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data mengenai kompetensi pengetahuan. Untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan metode tes. Dengan
instrumennya metode tes yaitu butir soal pilihan ganda biasa dan isian
singkat. Metode tes digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan
pada siswa.
3.4.1 Metode Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Metode tes dalam kaitannya
dengan penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu
tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang atau kelompok
orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan
suatu data berupa skor (data interval). Tes yang digunakan adalah
butir pilihan ganda biasa (PGB). Skoring atau pemberia skor terhadap
jawaban siswa dalam tes objektif bentuk soal pilihan ganda biasa,
menggunakan cara dikotomi yaitu skor 1 (satu) untuk jawaban siswa
yang benar dan skor 0 (nol) untuk jawaban siswa yang salah.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Kompetensi Pengetahuan
Dalam pengumpulkan data kompetensi pengetahuan Bahasa
Indonesia, instrumen yang digunakan adalah berupa butir-butir soal
tes objektif bentuk pilihan ganda biasa yang berjumlah 10 butir. Tes
objektif yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat tes yang

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


baik yaitu memenuhi validitas isi (content validity). Purwanto
(2013:120) menjelaskan bahwa validitas isi adalah pengujian validitas
yang dilakukan atas isinya untuk memastikan bahwa tes hasil belajar
sesuai dengan keadaan yang ingin diukur yaitu hasil belajar
pengetahuan Bahasa Indonesia dan pengetahuan konseptual. Uji
validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan
indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti. Uji validitas isi ini
dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi. Untuk menguji
validitas isi tes ini lebih lanjut, dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru.
Tes objektif yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat
tes yang baik yaitu memenuhi validitas isi (content validity). Validitas
isi adalah pengujian validitas yang dilakukan atas isinya untuk
memastikan bahwa tes hasil belajar sesuai dengan keadaan yang ingin
diukur yaitu hasil belajar pengetahuan IPS dan pengetahuan
konseptual. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir
tes dengan indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti. Uji
validitas isi ini dilakukan dengan membuat blue print atau kisi-kisi.

3.5. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini, maka
ditetapkan indikator keberhasilan, yaitu :
a) Rata-rata kelas pada materi pembelajaran Bahasa Indonesia
mencapai 75 % dari 31 siswa mendapat skor minimal 80.
b) Persentase rata – rata respon siswa dalam kegiatan belajar materi
Bahasa Indonesia siswa berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan indikator tersebut, keberhasilan siswa dalam
pembelajaran muatan Bahasa Indonesia Tema Lingkungan Rumahku
Subtema mengenal arah dan letak benda melalui Metode Bernyanyi
dikatakan berhasil, apabila siswa memperoleh skor 80 ke atas. Siswa
yang memperoleh skor di bawah 80 melakukan perbaikan. Apabila 75%

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


dari jumlah siswa di kelas memperoleh nilai 80 ke atas, berarti Tindakan
dikatakan berhasil sehingga Tindakan dapat dihentikan.

3.6. Teknik Analisis Data


Data yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis data.
Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif. Metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu “suatu cara
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara
sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, mengenai
objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan secara umum”
(Agung, 2012: 67).
Menurut Agung, (2014:142) metode analisis statistik deskriptif
adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan
rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka
rata-rata (Mean), median (Me), dan Modus (Mo) untuk menggambarkan
keadaan objek/variabel sehingga diperoleh Data kompetensi pengetahuan
Bahasa Indonesia siswa diperoleh dengan menggunakan metode tes. Skor
yang diperoleh siswa dalam tes di sesuaikan dengan jumlah jawaban
benar siswa. Setiap soal yang dijawab benar oleh siswa bernilai 1. Jadi,
skor maksimal yang diperoleh siswa jika berhasil menjawab dengan
benar 10 soal yang diberikan adalah 10. Setelah memperoleh hasil belajar
pengetahuan selanjutnya skor tersebut dianalisis dengan langkah-langkah
dan rumus sebagai berikut.
1) Menghitung Mean (rata-rata)
Untuk menghitung rata-rata (Mean) dari hasil belajar siswa
dengan rumus sebagai berikut.
fX
M = N

(Agung, 2014:143)

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


:
Keterangan

M = rata-rata (mean)
fX = jumlah skor seluruh anak
N = jumlah anak

2) Menghitung persentase rerata hasil belajar pengetahuan Bahasa


Indonesia
Menentukan persentase rerata hasil belajar pengetahuan
siswa dengan menganalisis rerata hasil belajar pengetahuan siswa
dengan rumus sebagai berikut.

(Agung,2016:145)
Keterangan:
M% = persentase rerata hasil belajar pengetahun
siswa
M = rerata hasil belajar pengetahuan siswa
SMI = 100
Hasil analisis persentase tingkat hasil belajar siswa yang
diperoleh selanjutnya dikonversikan ke dalam Penialaian Acuan
Patokan (PAP).

Tabel 3.3. Pedoman Konversi PAP skala 5.


Pengetahuan
Presentase Pencapaian Kriteria
90 – 100 Sangat Tinggi
80 – 89 Tinggi
65 – 79 Sedang
40 – 64 Rendah
00 – 39 Sangat rendah
(Sumber Statistika Dasar untuk Pendidikan,Agung : 2016)

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023


Hasil yang didapat dari perhitungan di atas di konsultasikan dengan
skor standard dan predikat kemampuan. Dengan demikian, akan diperoleh
hasil kemampuan muatan Bahasa Indonesia Tema Lingkungan Rumahku
Subtema mengenal arah dan letak benda melalui penerapan Metode
Bernyanyi oleh siswa kelas I SD Negeri 6 Kesiman tahun ajaran 2022/2023.

Laporan PKP_Ni Nyoman Tiwi Septiari_UT_2023

Anda mungkin juga menyukai