PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, proses untuk mengenyam pendidikan lebih
mudah. Akan tetapi, masih banyak anak-anak yang seharusnya masih sekolah tapi
mereka terpaksa harus bekerja karena kendala ekonomi. Hal tersebut banyak
terjadi di daerah pedesaan maupun di perkotaan. Akibatnya banyak anak yang
haus putus sekolah. Apabila tidak ada pihak yang berkenan memberikan fasilitas
pendidikan dapat memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
1
Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut :
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
BAB II
KAJIAN TEORI
2
A. Komponen Pembelajaran
Pringgawidagda (2002:20) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
(proses) memperoleh atau mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau
keterampilan yang dipelajari, pengalaman, atau instruksi. Proses pembelajaran
terjadi secara berulang-ulang untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman
belajar. Pembelajaran berarti bahwa subjek belajar harus dibelajarkan. Subjek
belajar aktif dalam pembelajaran, subjek belajar aktif mencari, menemukan,
menganalisis, memecahkan, merumuskan, dan menyimpulkan masalah. Subjek
belajar tidak lagi diajarkan tetapi dibelajarkan. Pembelajar dapat berperan aktif
dalam pembelajaran ketika mencoba untuk mencari, menemukan, dan
menyimpulkan masalah sehingga mendapat pengalaman yang dapat mengubah
tingkah laku.
Berdasarkan definisi pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman. Pada proses pembelajaran terjadi timbal balik antara siswa dan guru,
keduanya sama-sama aktif dalam pembelajaran. Proses yang dialami pembelajar
terjadi secara berbeda-beda karena dipengaruhi oleh pembelajar sendiri dan
lingkungan pembelajar. Hasil pembelajaran dapat disimpan dengan baik dan dapat
mengubah tingkah laku.
Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterlerasi. Komponen pembelajaran menurut Sanjaya (2011:
58) terdiri dari siswa, guru, tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Berikut
ini disajikan kajian komponen pembelajaran.
1. Siswa
3
Hamalik (2005:99) siswa adalah komponen pembelajaran yang
membutuhkanproses pembelajaran. Guru dan tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai tanpaadanya siswa. Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009:179)
pelaksanaan pembelajarandapat berjalan dengan baik apabila siswa menjalankan
tugasnya.
Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009:179) pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila siswa menjalankan tugasnya.
Tugas siswa sebagai pembelajar adalah mendengarkan, mengingat, membaca
buku, mempelajari materi, memperhatikan, dan menganalisis kesalahannya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa siswa merupakan
komponen penting yang membutuhkan pelaksanaan pembelajaran. Guru
berperandalam membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
Siswaharus melaksanakan tugas-tugasnya agar potensi yang dimiliki
dapatdikembangkan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.
2. Guru
3. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan acuan atau pedoman bagi siswa dan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran menjadi tolok ukur
pencapaian pembelajaran.
4
4. Materi Pembelajaran
5. Metode Pembelajaran
6. Media Pembelajaran
5
a. Media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami pengetahuan dan
informasi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.
7) Evaluasi
6
BAB III
PEMBAHASAN
2) Fasilitas
7
fasilitas yang lengkap dan layak. Fasilitas memang sangat penting dalam
menunjang dunia pendidikan, karena jika fasilitas tidak dilengkapi atau kurang
layak maka proses pendidikan dapat terhambat.
Gedung merupakan salah satu dari fasilitas sekolah. Gedung yang layak
dapat menjadikan siswanya untuk berkelut mencari ilmu dalam dunia pendidikan.
Namun nyatanya, masih banyak institusi sekolah yang gedungnya bias dikatakan
belum layak atau bahkan belum memiliki gedung.
Istilah “Buku merupakan jendela dunia” sangat erat kaitannya dalam dunia
pendidikan. Buku merupakan hal penting dalam melakukan pembelajaran, karena
buku merupakan salah satu sumber belajar yang relevan. Banyak sekolah yang
belum memenuhi kebutuhan buku para siswanya, bahkan ada juga sekolah belum
memiliki perpustakaan padahal perpustakaan sangatlah penting bagi siswa dalam
mencari sumber belajar dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Ada juga sekolah
yang mengharuskan siswanya untuk membeli buku yang disediakan sekolah
tersebut.
8
psikomotor peserta didik. Oleh sebab itu peranan guru sebagai pengelola proses
belajar mengajar sangat menentukan kualitas proses belajar, yang pada akhirnya
akan bermuara pada kualitas hasil belajar.
9
2) Fasilitas
Masalah fisik berupa gedung maupun ruangan merupakan tanggung jawab
pemerintah bagi sekolah negeri, dan tanggung jawab yayasan bagi sekolah swasta,
sehingga perlu kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Namun
untuk sarana fisik yang lain seperti media belajar, semestinya bukan menjadi
alasan untuk menghambat atau mengurangi kualitas pembelajaran. Justru saat ini
guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan media
pembelajaran sendiri.
Pada saat pembelajaran guru menggunakan media pembelajaran yang
sesuai yang membuat anak tidak jenuh mengikuti pelajaran. Guru memanfaatkan
dan menyiapkan media pembelajaran diantaranya LKS (student worksheet) dan
media tabel angka yang ditempel pada papan tulis. LKS dibuat berfungsi tidak
hanya sesempit sebagai kumpulan soal-soal akan tetapi dengan adanya LKS dapat
pula menemukan informasi-informasi dan penemuan-penemuan lainnya yang
sifatnya terbimbing. Melalui media pembelajaran yang disediakan siswa diberi
kebebasan untuk mengeksplor kemampuannya untuk menemukan hal-hal baru
yang belum pernah ditemukan, memecahkan berbagai persoalan yang semakin
mengembangkan olah pikir siswa.
10
dan pemerintah dapat mempertimbangkan ide masyarakat untuk kebijakan yang
dibuat
Upaya lain yaitu perlu guru harus selalu meningkatkan kualitas pembelajaran
dan menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
maupun dengan tuntutan perkembangan zaman. Guru tidak menempatkan diri
sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswanya. Guru seharusnya lebih berperan
sebagai fasilitator, motivator, dan konselor. Sebagai fasilitator, guru memberikan
jalan pada kelancaran proses belajar secara mandiri siswanya. Guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sendiri potensi-potensi
mereka sehingga siswa lebih berkembang, mandiri, dan kreatif. Sebagai
motivator, guru memiliki tugas untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar
secara mandiri. Sesekali guru memberikan motivasi terhadap siswa-siswanya agar
mereka tetap bersemangat dan tidak putus asa. Sedangkan sebagai konselor, guru
membantu siswa menemukan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswanya, Ketika siswa sedang berdiskusi, guru memberi arahan/ bimbingan
kepada siswa satu persatu dalam kelompok kecil yang telah dibuat, tidak terpaku
pada satu siswa tetapi kepada seluruh siswanya, sehingga siswa lebih paham
terhadap apa yang mereka pelajari. Dengan demikian guru harus bisa memahami
setiap siswanya karena setiap siswa mempunyai karakteristik, dan potensi yang
berbeda-beda.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://dafidslametsetiana.blogspot.com/2015/04/permasalahan-dan-kemungkinan-
solusi.html (di akses 14 September 2018)
12