Anda di halaman 1dari 3

KOSMOLOGI

Istilah kosmologi berasal dari bahasa Yunani kosmos yang dipakai oleh Pythagoras
(580-500 SM) untuk melukiskan keteraturan dan harmoni pergerakan benda-benda langit.
Kosmologi adalah Ilmu Alam Semesta, ilmu pengetahuan tentang kosmos (cosmos) atau
universe. Istilah universe ditujukan kepada segenap pangada atau segenap yang ada, yang
tercipta mulai dari atom, molekul, batu metal, gas, tumbuhan, binatang, sistem solar
(Matahari) dan segala yang ada lainnya.

Dalam penggunaan modern oleh para ilmuwan, kosmologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang berupaya memahami struktur ruang-waktu dan komposisi alam semesta
skala besar dengan menggunakan metode ilmu pengetahuan alam. Ini berarti kosmologi
memanfaatkan pengamatan rinci untuk memperoleh data dan memanfaatkan teori-teori fisika
untuk menafsirkan data tersebut, serta mempergunakan penalaran matematika atau penalaran
logika lainnya yang terkandung dalam teori-teori tersebut untuk memperoleh pengetahuan
lengkap mengenai alam semesta fisik.

Kosmologi bukan astronomi yang membagi-bagi seluruh alam semesta menjadi


galaksi, bintang, planet, bulan, lalu menelaahnya satu demi satu. Kosmologi memadukan
semua cabang dan ranting pohon ilmu pengetahuan untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai alam semesta. Kosmologi menelaah ruang dan waktu, menyelidiki
asal-usul semua materi pengisi alam, mempelajari peristiwa kosmis penting, termasuk asal
mula kehidupan dan kemungkinan perkembangan kecerdasan. Masalah yang dihadapi para
kosmolog modern adalah mempersatukan sifat-sifat alam semesta teramati untuk
memperoleh model-model alam semesta yang akan mendefinisikan struktur dan evolusinya.
Model alam semesta menjadi sarana yang dibangun manusia untuk memperoleh gambaran
mengenai alam semesta yang demikian luas. Model ini dibentuk dengan bertumpu pada data
empiris dan teori-teori fisika. Model alam semesta pun senantiasa diujikan. Hasil-hasil
amatan baru atau teori-teori baru akan mengubah model alam semesta dari waktu ke waktu.

Teori tentang terbentuknya alam semesta terlah terjadi perhatian para astronom sejak
lama. Hal ini diungkapkan melalui apa yang diketahui tentang ruang angkasa, bintang,
galaksi, nebula, komet, planet dan sebagainnya. Sampai saat ini ada dua teori yang mencoba
menerangkan bagaimana alam semesta terbentuk.

Teori “Big-Bang”

Alam Semesta sangat luas dan tak ada seorangpun yang mengetahui secara pasti
berapa luas alam semesta ini,orang orang dulu mengira Alam semesta ada dengan sendirinya
dan akan tetap ada sampai kapanpun, pendapat ini sangat salah dengan ilmu pengetahuan
modern saat ini. Banyak Teori yang berkembang tentang Alam Semesta,ada yang
menyebutkan ada dengan sendirinya, ada yang menyebutkan terjadi karena ledakan dahysat
dan berbagai Teori lainnya, namun saat ini yang paling banyak disepakati adalah teori big
bang, teori ini berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam
semesta. Teori Big Bang menjadi Teori yang mendekati kebenaran berdasarkan Sains dan
Teknologi, bahkan para ilmuwan menyepakati bersama bahwa Teori terbentuknya alam
semesta yakni Teori Big Bang.

Teori Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam
kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan
bentuk awal dari alam semesta. Menurut teori ini, alam semesta semual berwujud sebagai
gumpalan sangat padat dan besar dari sekelompok atom. Gumpalan ini meledak yang
menghasilkan panas sampai 100 miliar Celcius, dan dari ledakan inilah terbentuknya berbagai
maca kosmos, benda alam. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari
ledakan mahadahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Ledakan ini melontarkan
materi dalam jumlah sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi ini
kemudian yang kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, planet, debu
kosmis, asteroid/meteor, energi, dan partikel lainnya dialam semesta ini.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi
yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah
tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada
akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar
kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan
ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk
penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic Background Explorer).
COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya
perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta.
Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas
membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah.
Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal
alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa
dengan sempurna tanpa cacat.

Teori Steady State

Teori steady state atau teori pemantapan kelangsungan yang menyatakan bahwa unsur
atom baru masih akan membentuk secara terus menerus di alam semesta. Unsur ini sebagai
debu mengalami gerakan melingkar berputar-putar sampai terbentuknya galaksi baru. Jadi
alam semesta terus menerus akan mengalami pembentukannya sepanjang masa, sehingga
teori ini mempercayai bahwa alam semesta sekarang ini sama halnya dengan jutaan tahun
yang lewat, dan akan sama keadaanya jutaan tahun yang akan datang. Oleh karena itu
pengikut teori ini tidak mempercayai akan berakhirnya alam semesta. Para astronom akan
tetap mempelajari lebih lanjut dan akan menghasilkan teori baru tentang terbentuknya alam
semesta (kosmogenesis) (Ronan dalam Anon 1973). Pada akhirnya teori ini mempercayai
bahwa segala sesuatu di alam semesta mengalami tatanan atau hukum alam yang pasti
sehingga akan terjadi kelangsungan dinamika keadaan alam sesuai dengan kehendak Tuhan
yang menciptakannya. Manusia berkewajiban dengan rasio dan intuisi (kata hati) untuk
mengikuti dengan kearifan dan keikhlasan akan adanya segenap kenyataan yang dihadapi
dengan pendekatan nisbi atau relatif.

Pada pertengahan abad ke-20 seorang materialis, astronom terkemuka asal Inggris
Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut dengan teori “Steady State” yang mirip
dengan teori alam semesta tetap abad ke-19. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta
berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa, tujuannya adalah untuk mempertahankan
faham materialis.

Menurur H. Bondi, T. Gold, and F. Hoyle mengatakan bahwa alam semesta tidak ada
awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti sekarang. Materi
secara terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa (space) yang
membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang bergerak menjahui kita dalam
ekspansinya. Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-
satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir
ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.

Anda mungkin juga menyukai