Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS PADA

SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 RASAU JAYA

Gadis Monitia, Rustiyarso, Iwan Ramadhan


Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak
Email: monitiagadis@gmail.com

Abstract
The aims of this study were to determine how the implementation of preliminary
activities, core activities and closing activities of social studies learning in class VII E
students Junior high school 1 Rasau Jaya. The type of research is qualitative research
with descriptive research methods. The source of the data in this study was the class VII
social studies teacher at Junior high school 1 Rasau Jaya. The data taken were data
related to social studies learning in class VII E students at Junior high school 1 Rasau
Jaya. The results of this study were (1) the implementation of the preliminary social
studies learning activities for class VII E students at Junior high school 1 Rasau Jaya
was quite good. This is proven by Mr. Ellisius creating conducive initial conditions and
making apperceptions. (2) the core learning activities run quite well. This is evidenced
by Mr. Ellisius conveying the learning objectives, using a variety of teaching materials
and various strategies / methods. (3) the closing activities of the lesson went quite well.
This was evidenced by Mr. Ellisius conveying to students the material to be discussed
at the next meeting

Keywords: Implementation of learning, Social Sciences

PENDAHULUAN formal memiliki peran sebagai lingkungan


Pendidikan ialah salah satu tanggung kedua bagi siswa yang mampu membantu siswa
jawab terpenting Negara sebagai bentuk menemukan jati dirinya.” Tunjung (2020:74)
pemenuhan hak atas pendidikan. Seperti yang menyatakan bahwa “Sekolah mampu
tertuang di dalam Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 membantu tercapainya tujuan pendidikan
bahwa warga negara di Indonesia mempunyai nasional.” Salah satu mata pelajaran yang
hak untuk mendapat pendidikan, yaitu diajarkan di pendidikan formal adalah mata
diberikan hak untuk mengenyam pendidikan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi, hal ini Terpadu. Dikatakan IPS terpadu karena dalam
sesuai dengan tujuan negara Republik satu mata pelajaran terdiri atas beberapa cabang
Indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan ilmu pengetahuan yang dibahas, dikaji,
bangsa, salah satu upayanya ialah dengan dipraktikkan. Namun, semuanya dikemas dan
diberikan pendidikan. Sujiantari (2016:2) dipadukan menjadi satu mata pelajaran.
menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu hal Terkesan begitu rumit karena seorang guru IPS
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan terpadu harus menguasai minimal empat
seseorang.” Agustina (2014:45) menyatakan cabang ilmu pengetahuan (sosiologi, geografi,
bahwa “Mutu bangsa suatu hari nanti ekonomi dan sejarah). Sutrisna (2012:49)
ditentukan oleh pendidikan yang ditanamkan mengungkapkan bahwa “Penerapan prinsip
pada anak-anak saat ini, terutama pada belajar yang berpusat pada siswa dapat
pendidikan formal yang diterimanya.” Marjito berdampak pada perolehan pengalaman belajar
dan Juniardi (2019: 234) menyatakan bahwa pada siswa.” Dalam pembelajaran IPS
“Sekolah merupakan lembaga pendidikan seringkali kita temukan bahwa proses

1
pembelajaran berpusat pada guru, seharusnya dilakukan secara lisan pada beberapa peserta
dalam pelaksanaannya akan lebih baik jika didik yang dianggap mewakili seluruh peserta
berpusat kepada siswa sehingga terbentuk didik, bisa juga penilaian awal ini dalam
pengalaman belajar yang lebih bermakna. Guru prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi
IPS Terpadu dituntut harus siap, menguasai (Ahmadi dan Amri, 2011:30)
materi dan memiliki strategi mengajar yang b. Kegiatan Inti
tepat untuk disampaikan kepada seluruh peserta Kegiatan inti adalah tahapan pelaksanaan
didik. Namun, di lapangan masih banyak pembelajaran yang menekankan pada proses
masalah yang dihadapi guru IPS dalam proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik.
belajar mengajar di kelas, sehingga proses Pengalaman belajar bisa terjadi melalui
belajar dan hasil belajar mengajar terkadang kegiatan tatap muka dan non-tatap muka.
kurang maksimal. Asmadianto mengungkapkan Kegiatan tatap muka bertujuan agar dalam
bahwa “Pembelajaran merupakan suatu usaha kegiatan pembelajaran peserta didik dapat
sadar yang dilakukan guru untuk membantu berinteraksi langsung dengan guru maupun
siswa atau anak didiknya agar mereka dapat peserta didik lainnya. Kegiatan non-tatap muka
belajar sesuai dengan kebutuhan dan dimaksud sebagai kegiatan pembelajaran yang
minatnya.” Asmadianto (2011:5) “Pada dilakukan peserta didik dengan sumber belajar
pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga tahapan lain di luar kelas atau di luar sekolah. Kegiatan
kegiatan utama, yaitu kegiatan pendahuluan, inti pembelajaran sifatnya situasional yang
kegiatan inti dan kegiatan penutup.” Menurut berrarti dalam pelaksanaannya disesuaikan
Ahmadi dan Amri (2011:24-25) “Setiap harinya dengan situasi dan kondisi di lingkungan kelas.
pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan Menurut Ahmadi dan Amri (2011:31)
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu Guru harus berupaya menyajikan bahan ajar
kegiatan pembukaan, inti dan penutup.” dengan strategi mengajar yang bervariasi yang
a. Kegiatan Pendahuluan mendorong peserta didik pada upaya penemuan
Kegiatan pendahuluan ialah kegiatan pengetahuan baru melalui pembelajaran bersifat
awal yang harus ditempuh oleh guru dan klasikal, kelompok dan perorangan. Martahadi
seluruh peserta didik setiap khendak (2014:27) Mengungkapkan bahwa “Proses
melaksanakan pembelajaran. Fungsi utamanya pembelajaran yang tepat dapat membantu
yaitu untuk menciptakan suasana awal meningkatkan hasil belajar siswa.” Guru sangat
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan menentukan keberhasilan belajar peserta
peserta didik mengikuti proses pembelajaran didiknya untuk itu guru harus mempersiapkan
dengan baik. Kegiatan utama yang dan melaksanakan pembelajaran yang tepat
dilaksanakan dalam kegiatan pendahuluan kepada peserta didiknya.
pembelajaran ialah menciptakan kondisi awal c. Kegiatan Penutup
pembelajaran yang kondusif, melaksanakan Menurut Ahmadi dan Amri (2011:32)
apersepsi dan penilaian awal. Menciptakan “Kegiatan penutup dalam pembelajaran tidak
kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan hanya diartikan sebagai kegiatan menutup
cara: Memeriksa kehadiran peserta didik, pelajaran, tetapi juga kegiatan penilaian hasil
menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik, belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut.
menciptakan suasana belajar yang demokratis, Kegiatan tindak lanjut dilaksanakan
membangkitkan motivasi belajar peserta didik berdasarkan proses dan hasil belajar peserta
dan membangkitkan perhatian peserta didik. didik.”
Melakukan apersepsi dapat dilakukan Menurut Ahmadi dan Amri 2011:32)
dengan cara: Mengajukan pertanyaan tentang “Beberapa contoh kegiatan akhir atau penutup
bahan pelajaran yang sudah dipelajari pada yang dapat dilakukan ialah: menyimpulkan atau
pertemuan sebelumnya dan memberikan mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
komentar terhadap jawaban peserta didik dilakukan, mendongeng, membacakan cerita
dilanjutkan dengan mengulas materi yang akan dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik
dibahas. Melakukan penilaian awal dapat atau apresiasi musik”.

2
Dalam proses pembelajaran, seringkali ketika guru menggunakan metode yang
ditemukan masalah. Masalah belajar bisa saja bervariasi dalam pembelajaran. Hal ini berarti
terjadi pada waktu sebelum belajar, selama ketika guru tidak menggunakan metode yang
proses belajar maupun sesudah belajar. tepat selama proses pembelajaran IPS berarti
Menurut Pradana (2018: 17) tidak akan berjalan dengan baik dengan kata
“Pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang lain hal ini dapat menyebabkan siswa kesulitan
diintegrasikan dari berbagai cabang ilmu-ilmu dalam belajar.
sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, Menurut Purfitasari (2014:52)
sosiologi, politik dan budaya.” Mata pelajaran beberapa faktor yang dapat membuat siswa
IPS memuat materi Sejarah, Sosiologi, kesulitan belajar diantaranya ialah kurang
Geografi dan Ekonomi. Tema yang dikaji tepatnya metode dan pendekatan yang
dalam IPS biasanya mengenai fenomena- digunakan oleh guru dalam pelaksanaan
fenomena yang terjadi di masyarakat baik pada pembelajaran.
masa lalu, masa sekarang, dan Paneo (2019:26) mengungkapkan
kecenderungannya di masa yang akan datang. bahwa “Pemahaman siswa terhadap materi
Menurut Jacub dkk (2020:141) “IPS merupakan yang disampaikan selama aktivitas belajar
pelajaran yang menelaah masalah yang terjadi siswa dalam pembelajaran IPS dipengaruhi
di masyarakat.” Menurut Pradana (2018:69) oleh penggunaan model pembelajaran yang
dalam penelitiannya dia menyatakan bahwa tepat selama aktivitas belajar.”
“Pembelajaran IPS dapat berjalan dengan baik

Tabel 1. Data Siswa SMP Negeri 1 Rasau Jaya


No Kelas Jenis Kelamin
1 AA L
2 AF L
3 AJF L
4 ASR P
5 An P
6 AK P
7 CAP P
8 DFM P
9 EAP P
10 EP L
11 FDN L
12 FVR P
13 GF P
14 HK P
15 IM L
16 JOS L
17 MFA P
18 MNS L
19 MA P
20 MRJ L
21 NYM P
22 NAP L
23 NK P
24 NL P
25 RDB L
26 RA P
27 RA P

3
28 SWT P
29 MIR L
30 RP L
Sumber:Data Tata usaha SMP Negeri 1 Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten
Kubu Raya tahun ajaran 2019/2020

Dari data pada tabel 1.1 Berdasarkan hasil langsung melalui wawancara dengan informan
observasi dan wawancara pada tanggal 4 oktober yaitu Bapak Ellisius selaku guru mata pelajaran
2019, jumlah siswa kelas VII E berjumlah 30 IPS. Menurut Sugiyono (2017:222) “Sumber
orang siswa. Siswa perempuan berjumlah 17 data sekunder merupakan sumber yang tidak
orang dan siswa laki-laki berjumlah 13 orang. langsung memberikan data kepada peneliti.”
Dalam proses pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Sumber data sekunder dalam penelitian ini
Rasau Jaya jika dilihat dari pelaksanaan diperoleh dari arsip-arsip yang dimiliki oleh SMP
pembelajarannya terdapat beberapa masalah baik Negeri 1 Rasau Jaya. Data yang diambil adalah
pada kegiatan pendahuluan pembelajaran, data yang berkaitan dengan siswa kelas VII di
kegiatan inti pembelajaran maupun kegiatan SMP Negeri 1 Rasau Jaya serta jurnal dan buku-
penutup pembelajaran. buku referensi yang mendukung penelitian.
Berdasarkan wawancara dengan bapak Agar keterangan serta informasi yang di
Ellisius selaku guru mata pelajaran IPS kelas VII peroleh dari sumber data benar dan tepat, peneliti
di SMP Negeri 1 Rasau Jaya menurut beliau menggunakan beberapa teknik pengumpulan
masalah-masalah dalam proses pembelajaran data yaitu melalui observasi, wawancara dan
biasanya terjadi diawal pembelajaran dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti
penutup pembelajaran. Pada kegiatan inti melakukan observasi dengan melihat,
biasanya hanya kurang keaktifan siswa dalam mendengar, mengamati secara langsung terhadap
proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang objek penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran
di atas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai IPS pada siswa kelas VII E di SMP Negeri 1
“Pelaksanaan Pembelajaran IPS pada Siswa Rasau Jaya.
Kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau Jaya”. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara secara langsung dan terbuka atau
METODE PENELITIAN secara lisan dengan sumber data, peneliti
Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan wawancara langsung dengan guru
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Rasau Jaya.
metode penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 28
(2017:16) “Metode penelitian kualitatif Februari 2020. Dalam penelitian ini peneliti
merupakan metode penelitian yang digunakan mengambil dokumen-dokumen seperti, data
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, jumlah siswa kelas VII E, hasil belajar siswa serta
dimana peneliti sebagai instrumen kunci.” Lokasi foto-foto mengenai aktivitas pembelajaran IPS
penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Rasau Jaya pada siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau
yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman No. 36 Jaya. Adapun alat-alat yang di gunakan dalam
Rasau Jaya Satu. memudahkan peneliti memperoleh data dan
Dalam penelitian ini, yang menjadi informasi ialah pedoman observasi, pedoman
instrumen penelitian yaitu peneliti itu sendiri. wawancara dan alat dokumentasi. Teknik analisis
Menurut Sugiyono (2017:222) “Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas Reduksi
data dapat menggunakan sumber data primer dan data, penyajian data dan verivikasi data atau
sumber data sekunder”. Sumber data dalam penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini,
penelitian ini adalah sumber data primer dan pengujian keabsahan data penelitian dilakukan
sekunder. Sumber data primer dalam penelitian dengan cara triangiulasi, triangulasi yang
ini adalah sumber data yang diperoleh secara digunakan yaitu triangulasi teknik.

4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN WIB di Ruang kelas VII E SMP Negeri 1 Rasau
Hasil Jaya. Semua siswa hadir mereka belajar dengan
Data observasi dalam penelitian ini efektif.. Pada saat itu informan melakukan
diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan apersepsi dengan cara memberikan sedikit
peneliti sebanyak 3 kali observasi. Observasi penjelasan umum mengenai materi yang akan
dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 Februari dibahas pada pertemuan tersebut. Pada saat
2020, hari Rabu tanggal 26 Februari 2020, dan pertemuan hari Rabu tanggal 26 Februari
hari Jumat tanggal 28 Februari 2020. Hal ini informan tidak memberikan motivasi diawal
dilakukan setelah melewati berbagai tahap pembelajaran selain itu informan juga tidak
pendekatan, persetujuan dan persiapan dalam melakukan penilaian awal.
pelaksanaannya, selain itu peneliti menyaring Observasi ketiga dilakukan pada hari Jum’at
dan menyajikan supaya tidak melenceng dari tanggal 28 Februari 2020, setelah pergantian
fokus penelitian mengenai “Pelaksanaan pelajaran yaitu pada jam pelajaran ke 3 saat itu
Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VII E di siswa sudah berada di dalam kelas, kemudian
SMP Negeri 1 Rasau Jaya.” pelajaran di mulai pukul 08:30 WIB di Ruang
Dalam penelitian ini sub fokus yang diamati kelas VII E SMP Negeri 1 Rasau Jaya. Pada hari
yaitu tentang; Bagaimana kegiatan Pendahuluan itu ada 2 Orang siswa yang tidak hadir, siswa
Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VII E di pertama tidak hadir dikarenakan sedang sakit dan
SMP Negeri 1 Rasau Jaya, Kegiatan Inti satu siswa lainnya tanpa keterangan. Pada saat
Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VII E di itu informan tidak melakukan apersepsi.
SMP Negeri 1 Rasau Jaya dan Kegiatan Penutup Informan langsung meminta siswa untuk
Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VII E di membuka buku pelajaran dan membahas
SMP Negeri 1 Rasau Jaya. Data yang diperoleh mengenai materi yang akan dibahas pada hari itu.
adalah sebagai berikut: Pada pertemuan hari Jum’at tanggal 28 Februari
Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan informan tidak memberikan motivasi diawal
Pembelajaran IPS pada Siswa Kelas VII E di pembelajaran selain itu informan juga tidak
SMP Negeri 1 Rasau Jaya melakukan penilaian awal dalam kegiatan
Observasi pertama dilakukan pada hari pendahuluan pembelajaran.
Rabu tanggal 19 Februari 2020 setelah siswa Pelaksanaan Kegiatan Inti Pembelajaran IPS
selesai sholat Dzuhur, setelah itu siswa masuk ke pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 1
dalam kelas, kemudian pelajaran di mulai pukul Rasau Jaya
12:10 WIB di Ruang kelas VII E SMP Negeri 1 Pada saat pertemuan hari Rabu, tanggal 19
Rasau Jaya. Semua siswa hadir mereka belajar Februari informan tidak menyampaikan tujuan
dengan efektif. Pada saat itu informan (bapak pembelajaran kepada siswa, informan hanya
Ellisius) melakukan apersepsi dengan cara menyampaikan mengenai materi pelajaran yang
melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa akan dibahas pada hari itu, lalu kemudian
terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya informan menjelaskan materi tentang fungsi
yaitu mengenai definisi dari permintaan dan pasar dan proses terbentuknya harga
penawaran. keseimbangan. Bahan ajar yang digunakan
Setelah pertanyaan yang diberikan oleh informan yaitu berupa gambar yang menunjukan
informan terjawab oleh siswa, informan aktifitas di sebuah pusat perbelanjaan, lalu
kemudian memberitahukan materi yang akan kemudian informan meminta siswa mengamati
dibahas pada pertemuan saat itu yaitu mengenai gambar tersebut. Pada saat itu dalam proses
fungsi pasar dan proses terbentuknya harga pembelajaran, informan menggunakan model
keseimbangan. Saat pertemuan hari Rabu tanggal Mind mapping, teknik ATM (Amati, Tiru dan
19 Februari informan tidak memberikan motivasi Modifikasi), penugasan serta tanya jawab, hal ini
kepada siswa dan beliau juga tidak melakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh
penilaian awal pada kegiatan pendahuluan informan. Setelah menjelaskan secara garis besar
pembelajaran. mengenai materi fungsi pasar dan proses
Observasi kedua dilakukan pada hari Rabu terbentuknya harga keseimbangan, informan
tanggal 26 Februari 2020 setelah siswa selesai meminta siswa mengamati sebuah gambar yang
sholat Dzuhur, setelah itu siswa masuk ke dalam telah beliau persiapkan sebelumnya. Setelah usai
kelas, kemudian pelajaran di mulai pukul 12:10 mengamati gambar, siswa diminta untuk

5
membuat sebuah cerpen dengan ketentuan 200 akan pulang siswa menyanyikan lagi Satu Nusa
kata dan tema sesuai dengan aktifitas yang terjadi Satu Bangsa setelah itu berdoa, lalu kemudian
di pusat perbelanjaan seperti yang terdapat pada pulang.
gambar yang telah disediakan. Pada observasi hari Rabu tanggal 26
Pada saat pertemuan hari Rabu, tanggal 26 Februari 2020, peneliti tidak menemukan
Februari informan tidak menyampaikan tujuan informan meminta siswa untuk menyimpulkan
pembelajaran kepada siswa, informan hanya materi pembelajaran. Informan juga tidak
menyampaikan mengenai materi pelajaran yang menjelaskan kembali mengenai materi yang
akan dibahas pada hari itu, lalu kemudian dianggap sulit, karena siswa sudah memahami
informan menjelaskan materi tersebut. Bahan materi yang telah dijelaskan. Informan
ajar yang digunakan informan yaitu berupa menyampaikan mengenai materi yang akan
Media LCD projector, Laptop dan bahan tayang. dibahas pada pertemuan berikutnya yaitu
Pada saat itu dalam proses pembelajaran, mengenai Peran KWU dalam kegiatan ekonomi.
informan menggunakan model Mind mapping, Pada observasi hari Jumat tanggal 28
teknik ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), serta Februari 2020, peneliti tidak menemukan
tanya jawab, hal ini sesuai dengan RPP yang informan meminta siswa untuk menyimpulkan
telah dibuat oleh informan, hanya saja pada RPP materi pembelajaran. Informan juga tidak
informan menuliskan bahwa ada model menjelaskan kembali mengenai materi yang
penugasan dan diskusi kelompok namun pada dianggap sulit, karena siswa sudah memahami
saat dilapangan peneliti tidak menemukan bahwa materi yang telah dijelaskan. Informan tidak
informan menggunakan model tersebut. menyampaikan mengenai materi yang akan
Pada saat pertemuan hari Jum’at, tanggal 28 dibahas pada pertemuan berikutnya. Informan
Februari informan tidak menyampaikan tujuan tidak melakukan evaluasi pembelajaran.
pembelajaran kepada siswa, informan hanya Pembahasan
menyampaikan mengenai materi pembelajaran Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran IPS
yang akan dibahas pada pertemuan hari itu yaitu pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 1
tentang peran KWU dalam kegiatan ekonomi lalu Rasau Jaya
kemudian informan menjelaskannya. Bahan ajar Berdasarkan hasil observasi pada informan
yang digunakan informan yaitu berupa buku (Bapak Ellisius) yang dilakukan sebanyak 3 kali
pelajaran, hal ini tidak sesuai dengan yang telah observasi tentang kegiatan pendahuluan
dituliskan informan pada RPP. Pada RPP pembelajaran IPS pada siswa kelas VII E di SMP
informan menuliskan akan menggunakan Media Negeri 1 Rasau Jaya cukup berjalan dengan baik.
LCD projector, Laptop dan bahan tayang, namun Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang
di lapangan peneliti tidak menemukan hal telah dilakukan sebanyak 3 kali observasi. Bapak
tersebut. Ellisius menciptakan kondisi awal yang kondusif
Pelaksanaan Kegiatan Penutup Pembelajaran dan melakukan apersepsi.
IPS Pada Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 1 Kegiatan pendahuluan pembelajaran
Rasau Jaya dilakukan oleh informan (Bapak Ellisius) dengan
Pada observasi hari Rabu tanggal 19 menciptakan kondisi awal yang kondusif hal ini
Februari 2020, peneliti tidak menemukan dilakukan dalam bentuk memeriksa kehadiran
informan (Bapak Ellisius) meminta siswa untuk peserta didik. Menurut (Ahmadi dan Amri,
menyimpulkan materi pembelajaran. Informan 2011:30) penciptaan kondisi awal yang kondusif
juga tidak menjelaskan kembali mengenai materi dilakukan dengan cara: memeriksa kehadiran
yang dianggap sulit, karena siswa sudah peserta didik, menumbuhkan kesiapan belajar
memahami materi yang telah dijelaskan. peserta didik, membangkitkan motivasi belajar
Informan (Bapak Ellisius) menjelaskan peserta didik. Peneliti menemukan bahwa pada
mengenai materi yang akan dibahas pada kegiatan pendahuluan Bapak Ellisius memeriksa
pertemuan berikutnya yaitu mengenai IPTEK kehadiran peserta didik untuk menciptakan
dan Peran IPTEK dalam kegiatan ekonomi. kondisi awal yang kondusif. Selain itu peneliti
Tidak ada ditemukan evaluasi pembelajaran baik juga menemukan informan melakukan apersepsi
secara lisan maupun tulisan pada kegiatan pada kegiatan pendahuluan pembelajaran.
penutup pada pertemuan tersebut. Ketika Informan melakukan apersepsi dengan cara
observasi pada tanggal 19 Februari 2020 ketika melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa

6
terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya, Rasau Jaya cukup berjalan dengan baik. Hal ini
setelah pertanyaan yang diberikan oleh informan dibuktikan dengan hasil observasi yang telah
terjawab oleh siswa, informan kemudian dilakukan sebanyak 3 kali observasi. Bapak
memberitahukan materi yang akan dibahas pada Ellisius menyampaikan kepada siswa mengenai
pertemuan saat itu. Hal ini sejalan dengan materi yang akan dibahas pada pertemuan
pendapat (Ahmadi dan Amri, 2011:30) yang berikutnya.
menyatakan bahwa melakukan apersepsi dapat Menurut Ahmadi dan Amri (2011:32) “Pada
dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kegiatan penutup pembelajaran dapat dilakukan
tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari dengan mengajak peserta didik menyimpulkan
sebelumnya dan memberikan komentar terhadap materi yang telah diajarkan, menjelaskan
jawaban peserta didik, dilanjutkan dengan kembali materi yang dianggap sulit, memberikan
mengulas materi yang akan dibahas. motivasi atau bimbingan belajar, mengemukakan
Hal yang dilakukan oleh informan (Bapak topik yang akan dibahas pada pertemuan
Ellisius) pada kegiatan pendahuluan ini sejalan berikutnya, serta memberikan evaluasi lisan
dengan pendapat (Ahmadi dan Amri, 2011:30) ataupun tertulis.”
yang menyatakan bahwa kegiatan utama yang Peneliti menemukan bahwa pada kegiatan
dilakukan dalam pendahuluan pembelajaran penutup pembelajaran dilakukan oleh informan
diantaranya menciptakan kondisi awal yang (Bapak Ellisius) dengan cara menyampaikan
kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan topik yang akan dibahas pada pertemuan
penilaian awal. berikutnya. Informan tidak menjelaskan kembali
Kegiatan Inti Pembelajaran IPS pada Siswa materi yang dianggap sulit karena siswa sudah
Kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau Jaya memahami materi yang telah disampaikan.
Berdasarkan hasil observasi pada informan Selama observasi peneliti tidak menemukan
(Bapak Ellisius) yang dilakukan sebanyak 3 kali informan melakukan evaluasi pembelajaran
observasi tentang kegiatan inti pembelajaran IPS karena informan melakukan evaluasi
pada siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau pembelajaran per sub bab dalam bentuk ulangan
Jaya cukup berjalan dengan baik. Hal ini harian.
dibuktikan dengan hasil observasi yang telah
dilakukan sebanyak 3 kali observasi. Bapak SIMPULAN DAN SARAN
Ellisius menyampaikan tujuan pembelajaran, Simpulan
menggunakan bahan ajar yang bervariasi serta Berdasarkan hasil penelitian dan
strategi/metode yang bervariasi. pembahasan mengenai pelaksanaan
Menurut Ahmadi dan Amri (2011:31-32) pembelajaran IPS pada siswa kelas VII E di SMP
“Terdapat beberapa kegiatan yang dapat Negeri 1 Rasau Jaya, maka dapat ditarik
dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran yaitu kesimpulan secara umum bahwa dalam proses
guru memberitahukan tujuan pembelajaran, pembelajaran IPS pada siswa kelas VII E di SMP
kegiatan pembelajaran yang harus ditempuh, Negeri 1 Rasau Jaya guru melakukan tiga
guru juga harus berupaya menyajikan bahan ajar tahapan utama yaitu kegiatan pendahuluan,
dengan strategi mengajar yang bervariasi.” kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Peneliti menemukan bahwa pada kegiatan inti Lebih khusus lagi dapat disimpulkan
pembelajaran dilakukan oleh informan (Bapak berdasarkan sub-sub masalah sebagai berikut:
Ellisius) dengan cara menyampaikan tujuan 1. Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran IPS
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau
informan menggunakan bahan ajar yang Jaya guru melakukan kegiatan pendahuluan
bervariasi serta menggunakan strategi atau pembelajaran dengan cara menciptakan kondisi
metode yang bervariasi pula. awal yang kondusif, melakukan apersepsi,
Kegiatan Penutup Pembelajaran IPS pada motivasi, dan melakukan peneliaian awal.
Siswa Kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau Namun guru tidak selalu memberikan motivasi.
Jaya 2. Pada kegiatan inti pembelajaran IPS pada
Berdasarkan hasil observasi pada informan siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau Jaya
(Bapak Ellisius) yang dilakukan sebanyak 3 kali guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
observasi tentang kegiatan penutup pembelajaran menyampaikan bahan ajar menggunakan strategi
IPS pada siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 atau metode yang bervariasi.

7
Namun guru tidak selalu menyampaikan tujuan Tipe Kooperatif Group Investigation
pembelajaran. terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata
3. Pada kegiatan penutup pembelajaran IPS pada Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 3
siswa kelas VII E di SMP Negeri 1 Rasau Jaya Unggul Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
guru meminta siswa untuk menyimpulkan Jurnal Edukasi Serambi, 2(2), 2338-9397.
materi, guru menjelaskan kembali materi yang Paneo, R.F. (2019). Upaya Meningkatkan
dianggap sulit, menyampaikan topik yang akan Aktivitas Belajar IPS Melalui Model
dibahas pada pertemuan berikutnya serta Pembelajaran Make a Match pada Siswa
melakukan evaluasi. Namun evaluasi tidak selalu Kelas VIII SMP Negeri 2 Taluditi. Jurnal
diberikan, biasanya evaluasi dilakukan per sub Ilmu Pendidikan Nonformal, 05(01).
bab. Pradana, Y. (2018). Analisis Pelaksanaan
Saran Pembelajaran IPS dalam Kurikulum 2013
Setelah melakukan penelitian di SMP Pada Kelas VII di SMPN 2 Jetis Mojokerto.
Negeri 1 Rasau Jaya, peneliti ingin Skripsi. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.
menyampaikan sedikit saran untuk Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran IPS: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
1. Bagi Guru, diharapkan melakukan kegiatan Ibrahim Malang.
pembelajaran dengan model pembelajaran yang Purfitasari, S. (2014). Pengembangan Perangkat
lebih mampu membuat siswa untuk aktif dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
proses pembelajaran, baik pembelajaran (IPS) SMP Berbasis Situs Sejarah. Journal
berkelompok maupun pembelajaran perorangan Of Educational Social Studies, 3(2), 2252-
di SMP Negeri 1 Rasau Jaya agar siswa menjadi 6390.
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian &
2.Bagi Siswa, harapannya siswa sebelum Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
kegiatan pembelajaran dimulai siswa melakukan Sujiantari, K. (2016). Pengaruh Reward dan
persiapan diri dengan baik serta aktif selama Punishment terhadap Motivasi Belajar
proses pembelajaran berlangsung karena ketika Siswa dalam Pembelajaran IPS. Jurnal
siswa aktif dalam proses pembelajaran maka Jurusan Pendidikan Ekonomi, 7(2).
pembelajaran akan menjadi menyenangkan dan Sutrisna, E. (2012). Strategi Guru dalam
mudah untuk dipahami. Pembelajaran IPS (Studi Eksploratif
Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP-
DAFTAR RUJUKAN Wilayah Kabupaten Pati). Journal Of
Ahmadi, I Khoiru dan Amri, S. (2011). Educational Social Studies, 1(1), 2252-
Mengembangkan Pembelajaran IPS 6390.
Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tunjung, S Ananda dan Purnomo, A. (2020).
Agustina, Y. (2014) Pelaksanaan Pembelajaran Kreativitas Guru IPS dalam Pengembangan
IPS Terpadu di SMP/MTs dan Media Pembelajaran pada SMP Negeri
Permasalahannya. Jurnal Edukasi Serambi, 2Semarang dan MTs 1 Semarang. Jurnal
2(2) 2338-9397. Universitas Negeri Semarang, 5(1), 2548-
Asmadianto. (2011). Media Pembelajaran, 4641.
Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Jacub, A Tasmin., Marto, H., & Darwis A.
Marjito, R Emusti dan Juniardi, K. (2019). (2020). Model Pembelajaran ProblemBased
Implementasi Kurikulum 2013 dalam Learning dalam Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Belajar IPS(Studi Penelitian Tindakan
3 Kota Singkawang. Jurnal Pendidikan Kelas di SMP Negeri 2 Tolitoli).Tolis Ilmiah
Sosial 6(2), 2407-5299. Jurnal Penelitrian, 2(2), 140.
Martahadi., Khairul, A., Marlina, E. (2014).
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai