Anda di halaman 1dari 13

Artikel: Filsafat Pendidikan IPS

Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

Kurangnya Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran IPS

Fitrotul Maulidah P.1, Humaida Maulina A.2., Lala Alfiana3, Mir’atul Khoiriyah4, Muh.
Daffa Maulana5,
Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung, Tulungagung Jawa Timur
@fitrotulmaulidah.fm@gmail.com, @humaida.maulinaa27@gmail.com, @lalafiana25@gmail.com,
@miratul103@gmail.com, @muhammaddm4@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kurangnya ketertarikan siswa pada
pembelajaran IPS di sekolah. Karena saat ini pada implementasi pendidikan di Indonesia, minat belajar
siswa pada pembelajaran IPS cenderung kurang dan IPS dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak
terlalu penting dibangdingkan mata pelajaran lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari studi literatur terhadap topik yang berhubungan dengan judul yang diangkat
oleh penulis. Berdasarkan perolehan data pada penelitian ini, terdapat beberapa penyebab yang
menjadikan siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran IPS, diantaranya terlalu banyak bacaan
sehingga siswa menjadi jenuh, metode pembelajaran yang lebih mengarah pada metode ceramah, serta
media pembelajaran yang kurang interaktif.

Kata Kunci: pembelajaran IPS, media interaktif.

Abstract: This study aims to determine the cause of the lack of student interest in social studies learning
at school. Because currently in the implementation of education in Indonesia, students' interest in
learning social studies tends to be lacking and social studies is considered a less important subject
compared to other subjects. The data collection technique used in this study came from a literature
study on topics related to the title raised by the author. Based on the data obtained in this study, there
are several causes that make students less interested in social studies subjects, including too much
reading so that students become bored, learning methods that are more directed to the lecture method,
and learning media that are less interactive.

Keywords: social studies learning, interactive media.

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Istilah pembelajaran pada dasarnya
mencakup dua konsep yang saling terkait, yakni belajar dan mengajar, sehingga dalam proses
pembelajaran selalu terjadi proses transfer ilmu pengetahuan dari pengajar kepada peserta
didik yang dilakukan secara sadar. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang

1
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

kompleks dan sistematis. Dalam peristiwa tersebut terjadi interaksi pendidik dan peserta didik
dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang menjadi kebiasaan bagi peserta didik yang
bersangkutan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam
sistem kehidupan bermasyarakat. IPS mengkaji bagaimana hubungan manusia dengan
sesamanya di lingkungan. Pusat Kurikulum mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. IPS sebagai mata pelajaran di sekolah dasar pada hakikatnya
merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang
relevan untuk merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat persekolahan.
Somantri mendefinisikan Pendidikan IPS dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk
persekolahan Dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagai berikut. Pendidikan IPS
adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk
pendidikan. (Somantri, 2001). Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
dan psikologis untuk tujuan pendiddikan. (Somantri, 2001) Pengertian pendidikan IPS yang
pertama berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan yang kedua berlaku untuk
perguruan tinggi atau PLTK. Perbedaan dari dua dafinisi ini terletak pada istilah
“penyederhanaan” untuk pendidikan dasar dan menengah sedangkan untuk perguruan tinggi
ada istilah “seleksi Pengertian IPS di sekolah tersebut ada yang berarti program pengajaran,
ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari
sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini dapat pula diidentifikasi dari
pendekatan yang diterapkan pada masingmasing jenjang persekolahan tersebut.
Pembelajaran IPS penting untuk dikaji karena didalam pembelajaran IPS banyak hal
yang sangat bermanfaat untuk bekal seorang pelajar atau mahasiswa dalam bermasyarakat dan
bersosial dengan orang lain. Namun anggapan bahwa mata pelajaran IPS membosankan
banyak dijumpai dalam pendidikan di Indonesia. Hal ini terjadi karena siswa atau pelajar
menganggap bahwa mata pelajaran IPS terlalu banyak bacaan dan memerlukan pemikiran dan
pemahaman yang luas untuk memahaminya, sehingga siswa menjadi bosan dan tidak tertarik.
Persoalan ini menjadi PR bagi penegak kurikulum dan bagi para pendidik khusunya untuk

2
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

menciptakan lingkungan belajar IPS yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat disiasati
dengan penyegaran pada media belajar yang digunakan harus dapat menarik minat siswa
untuk belajar IPS, penyesuaian pada metode yang digunakan, penyediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan agar siswa tidak hanya belajar di dalam ruangan secara terus
menerus.
B. KAJIAN TEORI
1) Pengertian Pembelajaran IPS
Pembelajaran berasar dari kata “ajar” yang memiliki arti petunjuk yang diberikan
kepada orang agar diketahui, dan mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi
“pembelajaran” yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan suatu
ilmu kepada peserta didik. Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan
seseorang atau lebih dan menggunakan strategi, metode dan pendekatan tertentu kearah
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu
kegiatan terencana untuk mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa
belajar dengan baik.
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan
subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan dan dievaluasi
secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien1.
Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan bidang studi yang
mempelajari tentang permasalahan maupun fenomena sosial dan humaniora yang ada
dilingkungan yang dikembangkan dengan perpaduan sistematis dari disiplin ilmu
antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi sejarah, hukum, filosofi, ilmu politik,
psikologi, sosiologi dan lain sebagainya. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang
disingkat dengan IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan
menengah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah
“social studies” di kurikulum persekolahan dinegara-negara barat seperti Amerika dan
Australia2.

1
Ali Hamzah, Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 42.
2
Sapriyah, Pendidikan IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 19.

3
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan proses pemberian


pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan IPS yang dipelajari.
2) Materi-materi Pembelajaran IPS
Secara umum pembelajaran IPS membelajarkan siswa untuk memahami bahwa
masyarakati merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permaslahannya bersangkut paut
dan pemecahannnya memerlukan pendekatan interdisipliner, yaitu pendekatan yang lebih
komprehensif dari sudut ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi.ilmu sosial lainnya,
seperti geografi, sejarah, antroplogi, sosiologi dan ekonomi. Bentuk pembelajarannya pun
berupa konsep-konsep dan fakta menurut IPS yang penting untuk dipahami dan
dipecahkan berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Misalnya di dalam geografi
tentang perusakan lingkungan, akhirnya terjadi gejala kerusakan alam yang tidak hanya
kerusakan geogarfi belaka, namun secara ekonomi, sosial kemasyarakatan, politik,
hukum dan lainnya pun tidak seimbang atau berkaitan erat. Di sini IPS memiliki tujuan
yang utama, bahwa siswa sama sekali bukan ndijadikan ahli-ahli ilmu sosial (sejarah,
ekonomi, sosiologi, geografi), namun membentuk sikap hidup seperti yang diharapkan
bagi proses pembangunan saat ini dan masa mendatang sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional dan negara3. Adapun penjabaran materi-materi IPS adalah sebagai
berikut:
1. Geografi
Pengertian secara khusus mata pelajaran geografi merupakan bagian
dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari
tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan manusia dengan variasi
kewilayahan Nursed Sumaatmadja (1997: 12).
Adapun ruang lingkup pembelajaran Geografi sebagai berikut,
a) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan
manusia,
b) Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya,

3
Erianjoni.Pembelajaran IPS (2011). Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.

4
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

c) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang


memberikan variasi terhadap cirri khas tempat-tempat di permukaan
bumi,
d) Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan,
dan udara.
2. Sosiologi
Pitirim Sorokin sebagai ahli sosilogi menyatakan bahwa, sosiologi
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal
balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (agama dan ekonomi,
keluarga dan moral, huku dan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik),
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala
nonsosial (geografi, biologis dan sebagainya), danCiri-ciri umum semua
jenis gejala-gejala sosial.
Seperti halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya yang mempunyai
obyek sebagai kajian, maka sosiologi pun juga mempunyai obyek sebagai
kajian. Obyek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antarmanusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat (Soekanto, 2006: 22).
3. Ekonomi
Ekonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Menurut Adam Smith, secara
sistematis ilmu ekonomi mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya
untuk mengalokasikan sumber-sumber daya yang terbatas guna mencapai
tujuan tertentu. Ini yang banyak dikenal sebagai teori ekonomi klasik.
Dalam analisisnya, Adam Smith banyak menggunakan istilah- istilah
normatif seperti: nilai (value), kekayaan (welfare), dan utilitas (utility)
berdasarkan asumsi berlakunya hukum alami. Menurut Prof. P.A.
Samuelson, seorang ahli Ekonomi mengemukakan definisi ilmu Ekonomi
secara rinci, yaitu: “Ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana
orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan cara atau tanpa
penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi

5
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis


barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi
sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan
masyarakat. Ilmu Ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan dan
memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber daya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran ekonomi adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar ilmu ekonomi pada suatu lingkungan belajar.
4. Sejarah
Pada dasarnya, pembelajaran sejarah mempunyai tujuan yang sesuai
dengan UU Pendidikan Nasional yang dapat memberikan arah bagi
pembangunan bangsa. Dalam kaitan mengenai aspek kognitif yang diterima
siswa dalam pembelajaran sejarah memiliki peran yang penting untuk
membangun karakter, hal ini sejalan dengan yang ditulis oleh Sardiman,
(2012: 210) menyatakan bahwa pembelajaran sejarah sebenarnya memiliki
peran yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa.
Pembelajaran sejarah, akan mengembangkan aktifitas peserta didik untuk
melakukan telaah berbagai peristiwa, untuk kemudian dipahami dan
diinternalisasikan berbagai nilai yang ada dibalik peristiwa itu sehingga
melahirkan contoh untuk bersikap dan kemudian bertindak.
Dalam konteks yang lebih sederhana, pembelajaran sejarah sebagai
bagian dari sistem kegiatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),
merupakan kegiatan belajar yang menunjuk pada pengaturan dan
pengorganisasian lingkungan belajar mengajar sehingga mendorong serta
menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar dan mengembangkan
diri.
3) Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Keberhasilan dalam proses pelaksanaan pembelajaran IPS di sekolah juga tak lepas
dari faktor pendukung. Faktor pendukung pelaksanaan pembelajaran IPS adalah :
1. Sarana dan prasarana yang mendukung

6
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

Fasilitas yang disedikan oleh sekolah akan mempermudah jalanya proses belajar
mengajar seperti tersedianya internet, laboratorium, LCD, laptop, peta, perpustakaan,
alat peraga, buku pengantar (modul & LKS) dan juga gedung yang memadai.
2. Adanya wadah bagi guru IPS
Perlu untuk diketahui bahwa membentuk wadah untuk menghimpun guru IPS
(MGMP) hal ini karena guru dari sekolah lain bisa sharing dan evaluasi mengenai
proses pembelajaran IPS disekolahnya dan juga bisa membantu untuk memecahkan
persoalan dalam proses pembelajaran IPS.
3. Kualitas guru yang baik
Kualitas pengajar yang baik juga sangat diperlukan karena pengajar akan bisa
memahami dan bisa membawa suasana belajar yang tidak membosankan.
4. Motivasi guru & orang tua
Motivasi dari guru dan orang tua juga menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan
pelaksanaan proses belajar mengajar. Pentingnya memberi motivasi disetiap akhir
pembelajaran akan membuat peserta didik menjadi semangat dan akan terus mencari
tau mengenai materi yang diajarkan.
5. Melakukan observasi dan praktek
Dalam pembelajaran IPS perlu adanya observasi dan juga praktek maka dari itu
pentingnya sarana dan prasarana untuk melakukan praktek dan observasi. Jadi
peserta didik tidak hanya mendapatkan teori saja tetapi juga mempraktekan materi
yang telah diajarkan
6. Metode pengajaran
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk pembelajaran IPS ,seringnya
guru menggunakan metode ceramah akan membuat siswa menjadi bosan dan malas.
Padahal guru bisa saja menggunakan metode diskusi, metode diskusi, metode tanya
jawab dll yang dapat membuat siswa menjadi aktif didalam kelas.4
4) Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Di dalam proses impelemtasi atau pelaksanaan pembelajaran disekolah baik di
tingkat SD, SMP bahkan di SMA tentu saja terdapat beberapa penghambat dalam proses

4
Latip, A. (2016). Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP. Jurnal
Pendidikan Profesional, hal.22

7
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

pembelajaran tersebut. Maka dari itu baik pendidik dan peserta didik hendaknya
melakukan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Nah beberapa faktor
penghambat pelaksanaan pembelajaran IPS antara lain :
1. Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS
Tidak sedikit peserta didik menyepelekan mata pelajaran IPS. Hal tersebut dapat
terjadi karena mata pelajaran IPS tidak diikutkan dalam Ujian Nasional (UN). Peserta
didik hanya fokus ke mata pelajaran yang masuk kategori UN seperti matematika,
bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan IPA.
2. Rendahnya tingkat kesadaran siswa untuk membaca buku IPS
Rendahnya tingkat kesadaran siswa ini juga menjadi salah satu faktor penghambat
siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang seharusnya siswa dituntut
untuk membaca buku IPS karena cakupan materi yang luas tetapi siswa enggan untuk
membaca.
3. Sarana dan prasarana kurang memadai
Jika disekolah sarana dan prasarana yang digunakan terbatas maka guru dan siswa
akan kebingungan saat melakukan proses pembelajaran.
4. Kualitas pengajar
Kualitas seorang pendidik juga perlu diperhatikan, pendidik harus memahami
hakekat dari tujuan pebelajaran yang didalamnya ada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.5
5) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Siswa pada Pembelajaran IPS
Dalam suatu pembelajaran, siswa terkadang menemukan titik di mana mereka
merasa senang mempelajari suatu materi. Siswa yang cenderung mempunyai ketertarikan
tentang suatu materi akan merasa bahwa pembelajaran itu merupakan hal yang dinanti-
nanti. Di dalam pembelajaran IPS, salah satu faktor yang memengaruhi ketertarikan siswa
adalah proses pembawaan atau karakteristik guru. Guru merupakan kompenen penting
dalam penyampaian materi. Metode yang tepat dalam pembelajaran IPS, akan
meningkatkan minat siswa untuk mempelajari IPS. Misalnya, guru melakukan
eksperimen (praktek) tentang bagaimana replika gunung berapi dengan menggunakan

5
Febriawan, S. (2013). PEMBELAJARAN IPS TERPADU “STUDI KASUS DI TIGA SMP NEGERI KOTA SEMARANG”.
Indonesian Journal of History Education, hal. 30

8
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

bahan-bahan yang mudah ditemui. Hal itu akan membuat siswa mudah memahami
bagaimana prosesnya jika ada replika yang bisa mereka buat.
Guru yang kreatif dalam membawakan kelasnya akan membuat siswa akan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. membuat kelas terasa menyenangkan juga
merupakan faktor ketertarikan siswa terhadap IPS. Kelas yang menyenangkan membuat
siswa memiliki ikatan yang kuat atau dapat menjalin hubungan yang baik terhadap siswa.
Pembawaan yang menyenangkan dalam pembelajaran IPS akan menghilangkan konsep
‘IPS dikenal membosankan’6.
6) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidaktertarikan Siswa pada Pembelajaran
IPS
Selain siswa memiliki minat atau ketertarikan seperti yang dijelaskan di atas, siswa
juga terkadang memiliki rasa enggan atau tidak tertarik dengan apa yang dipelajarinya.
Hal ini bisa berdampak dalam proses pemahaman dan hasil akhir dari siswa yang enggan
tersebut. Pada pembelajaran IPS, siswa dapat merasa tidak tertarik dengan pembelajaran
dikarenakan beberapa faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal yang memengaruhinya adalah kurangnya fasilitas sarana prasarana
yang mendukung dan menunjang dalam proses pembelajaran. Pembelajaran IPS
terkadang juga memerlukan alat atau sebuah replika yang bisa menggambarkan sebuah
materi yang akan dipelajari. Dengan itu, pembelajaran IPS tidak hanya dijelaskan secara
teori saja namun juga praktik dan melihat gambaran atau replikanya. Dalam Undang-
undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 juga dijelaskan bahwa sarana dan prasana patut
disediakan agar memenuhi perkembangan dan keperluan pendidikan.
Selanjutnya, faktor internal yang memengaruhi ketidaktertarikan siswa pada
pembelajaran IPS adalah minimnya minat mempelajari IPS dari dalam diri siswa
tersebut. Jika membicarakan minat, maka hal tersebut merupakan sesuatu yang berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri. Beberapa alasan adanya minim minat ini dikarenakan
pengalaman pembelajaran yang kurang sesuai dengan kriteria diri mereka. Terkadang
pembelajaran IPS dihubungkan dengan pembelajaran yang hanya menuntut untuk

6
V.A. Murdani, dan F.Y. Rahmanawati, (2015). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Belajar Siswa Terhadap
Mata Pelajaran IPA Di Smpk Maria Fatima Jember. Jurnal Insight. Volume 11. Nomor 1 (Hlm. 92-98).

9
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

membaca dan menghafal. Hal itu membuat siswa menarik mundur kesan suka terhadap
pembelajaran IPS karena hafalan merupakan hal yang biasanya dihindari.
Faktor ‘minat’ ini merupakan hal sering dielu-elukan dan merupakan hal utama
yang mendasari pilihan siswa. Jika minat siswa sedikit, maka proses pembelajaran akan
terhambat. Misalnya, siswa yang memiliki minat yang sedikit akan lebih cepat bosan atau
mengantuk dalam pembelajaran. Hal lain yang dapat menurunkan minat siswa dalam
pembelajaran IPS adalah karakteristik guru. Guru bukanlah orang yang selalu benar
dalam proses pembelajaran. Terkadang teknik penjelasan yang disampaikan terasa begitu
monoton dan tidak memiliki kesan menarik untuk siswanya. Apalagi guru merupakan
faktor penting di mana proses penyampaian materi bisa terlaksana. Terkadang guru hanya
menugaskan hal-hal yang kirang menarik, seperti hanya dengan membuat ringkasan
materi berlembar-lembar, menjelaskan hanya dengan metode ceramah dan lain-lain.
Mindset siswa yang menekankan bahwa pembelajaran IPS hanya menghafal dan
membaca itu akan terus berkembang jika guru melakukan pelaksanaan pembelajaran
yang seperti itu. Metode pembelajaran yang salah akan membuat siswa enggan
mempelajari dan mendalami IPS.
C. PENUTUP
1) Kesimpulan
Pembelajaran IPS merupakan serangkaian proses yang terjadi ketika pelaksanaan
belajar antara guru dengan peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
yang mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Pembelajaran IPS sendiri mengenai sosial
dan humaniora, artinya pembelajaran IPS mempelajari keadaan sosial dari berbagai faktor
dan bidang kehidupan yang berlangsung dalam kehidupan di masyarakat.
Pada dasarnya terdapat banyak rumpun ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi,
ekonomi, geografi, sejarah, ekonomi, hukum, folosofi atau filsafat dan ilmu politik. Akan
tetapi pada tingkat menengah pertama ilmu sosial yang dipelajari cenderung pada
cakupan ekonomi, geografi, sejarah, dan ekonomi.
Dalam melaksanakan pembelajaran tentu membutuhkan faktor pendukung untuk
mencapai sebuah keberhasilan, adapun faktor pendukung pembelajaran IPS diantaranya
sarana dan prasarana, wadah atau perkumpulan guru IPS, kualitas guru yang baik,

10
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

terdapat motivasi dari guru dan orang tua, mengadakan evaluasi dan praktek, dan
memiliki metode pengajaran yang variatif.
Akan tetapi disetiap pembelajaran apapun pasti akan menemukan sebuah
hambatan, adapun hambatan yang sering terjadi dalam pembelajaran IPS seperti
pandangan siswa dan orang tua mengenai mata pelajaran atau jurusan IPS, rendahnya
minat baca materi-materi ilmu sosial, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan
kualitas pengajar IPS.
Berdasarkan faktor pendukungnya materi IPS dapat disenangi apabila penyampaian
guru dalam kegiatan belajar mengajar yang divariasikan dengan metode belajar dengan
tidak melakukan pembelajaran diruang kelas tetapi juga diluar kelas. Karena, sejatinya
pembelajaran IPS akan lebih menyenangkan apabila dipelajari langsung dengan terjun di
alam atau masyarakat.
Berdasarkan faktor penghambatnya materi IPS tidak menarik dapat dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang
memengaruhinya adalah kurangnya fasilitas sarana prasarana yang mendukung dan
menunjang dalam proses pembelajaran. Sedangkan, faktor internal yang memengaruhi
ketidaktertarikan siswa pada pembelajaran IPS adalah minimnya minat mempelajari IPS
dari dalam diri siswa tersebut.
2) Saran
Dari berbagai sumber yang didapatkan dan dituliskan dalam artikel ini, adapun saran yang
dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi ilmu sosial
atau IPS diantaranya:
a) Lembaga pendidikan seharusnya juga menyediakan laboratorium untuk mata
pelajaran IPS, sehingga dapat dijadikan ruang kelas kedua sebagai ruang pratikum
yang dilengkapi sarana dan prasarana laboratorium IPS seperti globe, peta, replika
sejarah, dsbg.
b) Pendidik hendaknya memberi metode pengajaran yang variatif sehingga peserta
didik tidak bosan dalam pembelajaran IPS, hal ini dapat dimaksimalkan dengan
pratikum di laboratorium dan pembelajaran di luar kelas

11
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

c) Pendidik dapat memaksimalkan pengalaman melalui wadah yang disediakan


pemerintah melalui MGMP untuk bertukar informasi mengenai metode dan
materi belajar IPS

12
Artikel: Filsafat Pendidikan IPS
Dosen Pengampu: Bagus Setiawan, M.Pd

DAFTAR PUSTAKA

A, Latip. (2016). Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP. Jurnal
Pendidikan Profesional, hal.22

Erianjoni.Pembelajaran IPS (2011). Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014), 42.
Murdayani, V.A. dan Rahmawati, F.Y., (2015). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Belajar Siswa Terhadap
Mata Pelajaran IPA Di Smpk Maria Fatima Jember. Jurnal Insight. Volume 11. Nomor 1 (Hlm. 92-98).

S, Febriawan. (2013). PEMBELAJARAN IPS TERPADU “STUDI KASUS DI TIGA SMP NEGERI KOTA SEMARANG”.
Indonesian Journal of History Education, hal. 30

Sapriyah, Pendidikan IPS (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 19.

13

Anda mungkin juga menyukai