INTISARI BAB I
Disusun Oleh :
Nama : Firdayanti
Nim : 24250762
Kelas : D
2024
BAB I
1. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksaaan Pembelajaran IPS, yaitu
adanya perubahan perilaku sosial peserta didik kea rah yang lebih baik.
Perilaku tersebut, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Nilai Praktis
Pokok bahasan IPS tidak hanya tentang pengetahuan yang konseptual-
teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan nyata sehari-hari,
misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, lingkungan
masyarakat setempat, hingga meluas ke lingkungan yang lebih besar.
3. Nilai Teoritis
Peserta didik dilatih untuk merumuskan dan mengajukan hipotesis dan
dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan. Dengan demikian, dalam
pembelajaran IPS peseta didik dilatih untuk dapat memecahkan
masalah melalui cara berpikir hipotetik menggunakan teori dari
berbagai disiplin ilmu.
4. Nilai Filosofis
Pembahasan materi IPS dilakukan secara bertahap dan secara
keseluruhan harus sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta
didik.
5. Nilai ketuhanan
Ruang sebagai tempat tinggalnya, waktu yang berproses dalam
kehidupan manusia dan nilai-nilai kehidupan yang diperolehnya,
disadari sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri,
diperjuangkan, dan dikembangkan kemaslahatan.
Pengajaran IPS pada jenjang Pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kekmampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga cakupan kajian pengajaran IPS
pada jenjang Pendidikan dasar berbeda dengan jenjang Pendidikan menengah dan
Pendidikan tinggi. Pada jenjang Pendidikan dasar, cakupan kajian pengajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang dapat
dijangkau pada geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi-antropologi, terutama
gejala dan masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan
sekitar peserta didik MI/SD. Sedangkan pada jenjang Pendidikan menengah,
cakupan kajian pengajaran IPS diperluas dengan mengkaji fenomena dan masalah
sosial yang melibatkan dimensi geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi-antropologi
secara terintegratif pada lingkungan yang makin meluas. Begitu juga pada jenjang
Pendidikan tinggi, bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam
dengan melibatkan ilmu-ilmu sosial lainnya, bahkan humaninora, agama,
Kesehatan dan teknologi dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner
atau multidispliner menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan, karena
Pendidiksn IPS pada jenjang Pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya piker
dan daya nalar mahsasiswa secara berkesinambungan.