Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 1

INTISARI BAB I

PENGANTAR PENGEMBANGAN MATERI IPS

Mata Kuliah : Pengembangan Materi IPS

Dosen Pengampu : Dr. Deny Setiawan, M. Si

Disusun Oleh :

Nama : Firdayanti

Nim : 24250762

Kelas : D

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
BAB I

PENGANTAR PENGEMBANGAN MATERI IPS

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada hakikatnya adalah


merupakan program Pendidikan atau bidang studi sebagai bagian dari kurikulum
yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang dikaji secara
terintegratif. Dikaji dalam perjalanan sejarahnya, istilah Pendidikan IPS berasal
dari social studies yang pertama kali berkembang di Amerika Serikat yang
memiliki ontology, aksiologi, dan epistimologi yang berbeda dengan studi ilmu-
ilmu sosial (social sciences). Materi dan pembelajaran Pendidikan IPS
menempatkan keseluruhan dimensi kehidupan sebagai sarana Pendidikan.
Dimensi Pendidikan IPS berisi paparan kehidupan manusia di dalam segi tiga
dimensi kehidupan, yakni: ruang-waktu-nilai kehidupan. Dengan demikian,
Pendidikan IPS sebagai program Pendidikan atau bidang studi tidak hanya
menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun juga membangun
kemampuan peserta didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat
yang tahu akan hak dan kewajibannnya serta memiliki tanggung jawab atas
kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya. Menurut Karli (2003), Pendidikan
IPS melalui pembelajarannya yang dikenal dengan IPS Terpadu, memiliki
beberapa karakteristik, yakni

1. Berpusat pada peserta didik (studend centered)


2. Memberi pengalaman lansung pada pesrta didik
3. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam proses
pembelajarannya
4. Bersifat luwes
5. Pembelajarannya dikembangkan sesuai dengan minat dan kebutuhan
peserta didik
6. Holistik
7. Bermakna
8. Otentik
9. Aktif
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa pada hakikatnya Pendidikan
IPS membelajarkan peserta didik untuk dapat memahami fenomena kehidupan
sosial atau kemasyarakatan yang harus memandang masyarakat sebagai suatu
kesatuan (sistem) yang di dalam proses kehidupannya mengandung sejumlah
permasalahan yang memerlukan pemecahan masalah secara komprehensif.

Dalam prakteknya, Pembelajaran IPS memiliki nilai-nilai meliputi:

1. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksaaan Pembelajaran IPS, yaitu
adanya perubahan perilaku sosial peserta didik kea rah yang lebih baik.
Perilaku tersebut, meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Nilai Praktis
Pokok bahasan IPS tidak hanya tentang pengetahuan yang konseptual-
teoretis belaka, melainkan digali dari kehidupan nyata sehari-hari,
misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, lingkungan
masyarakat setempat, hingga meluas ke lingkungan yang lebih besar.
3. Nilai Teoritis
Peserta didik dilatih untuk merumuskan dan mengajukan hipotesis dan
dugaan-dugaan terhadap suatu persoalan. Dengan demikian, dalam
pembelajaran IPS peseta didik dilatih untuk dapat memecahkan
masalah melalui cara berpikir hipotetik menggunakan teori dari
berbagai disiplin ilmu.
4. Nilai Filosofis
Pembahasan materi IPS dilakukan secara bertahap dan secara
keseluruhan harus sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta
didik.
5. Nilai ketuhanan
Ruang sebagai tempat tinggalnya, waktu yang berproses dalam
kehidupan manusia dan nilai-nilai kehidupan yang diperolehnya,
disadari sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri,
diperjuangkan, dan dikembangkan kemaslahatan.
Pengajaran IPS pada jenjang Pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kekmampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga cakupan kajian pengajaran IPS
pada jenjang Pendidikan dasar berbeda dengan jenjang Pendidikan menengah dan
Pendidikan tinggi. Pada jenjang Pendidikan dasar, cakupan kajian pengajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala-gejala dan masalah-masalah sosial yang dapat
dijangkau pada geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi-antropologi, terutama
gejala dan masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan
sekitar peserta didik MI/SD. Sedangkan pada jenjang Pendidikan menengah,
cakupan kajian pengajaran IPS diperluas dengan mengkaji fenomena dan masalah
sosial yang melibatkan dimensi geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi-antropologi
secara terintegratif pada lingkungan yang makin meluas. Begitu juga pada jenjang
Pendidikan tinggi, bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam
dengan melibatkan ilmu-ilmu sosial lainnya, bahkan humaninora, agama,
Kesehatan dan teknologi dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner
atau multidispliner menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan, karena
Pendidiksn IPS pada jenjang Pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya piker
dan daya nalar mahsasiswa secara berkesinambungan.

Tujuan uatama Pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan potensi


peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Sapriya (2009),
pembelajaran IPS di tingkat sekolah bertujuan untuk mempersiapkan para peserta
didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and value).

Anda mungkin juga menyukai