Anda di halaman 1dari 53

TUGAS RANGKUMAN – S1 PGSD

MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS DI SD

KODE MATA KULIAH : PDGK 4106_IA/3 SKS

Disusun oleh :

Nama : Dining Ris Fajar Hikmah, S.Pd


NIM : 857090927
Kelas : BI 1 – A
PROGRAM PENYETARAAN UPBJJ

UT JAKARTA POKJAR SERANG BARU

POKJAR SERANG
2020
MODUL 1

HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS DI SD

Kegiatan Belajar 1

A. HAKIKAT PENDIDIKAN IPS DI SD

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan Orang lain .
Kebutuhan hidup manusia sebagai anggota masyarakat, tidak hanya Terbatas pada
kebutuhan ekonomi, melainkan juga meliputi kebutuhan penambahan pengetahuan dan
ilmu yang kita lakukan saat ini.

B. TUJUAN PENDIDIKAN IPS DI SD

Tujuan pendidikan di SD adalah membina peserta didik menjadi warga negara yang
baik ,memiliki pengetahuan, keterampilan,dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Cara merealiasikan tujuan pendidikan
IPS di sd adalah dengan proses Pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek
pengembangan (Kognitif ) Dan keterampilan (Psikomotor ) saja. Melainkan meliputi
aspek Akhlak (afektif ) Dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh
masalah ,tantangan , Hambatan dan persaingan.

C. FUNGSI ILMU PENDIDIKAN SOSIAL ( IPS )

1. IPS sebagai pendidikan , membekali mereka dengan pengetahuan sosial yang


berguna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Pendidikan IPS berfungsi untuk megembangkan keterampilan terutama
keterampilan sosial , keterampilan intelektual serta mengembangkan kepedulian
sosial.
Kegiatan belajar 2

LANDASAN PENDIDIKAN IPS SD

Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran di Sekolah Dasar dan Pendidikan disiplin ilmu
dan memiliki landasan dalam pengembangannya, baik sebagai mata pelajaran maupun
pendidikan disiplin ilmu. Landasan ini diharapkan dapat memberikan pemikiran-pemikiran
mendasar tentang pengembangan struktur, metodologi, dan pemanfaatan Pendidikan IPS
sebagai pendidikan disiplin ilmu

A. LANDASAN PENDIDIKAN IPS SEBAGAI PENDIIDIKAN DISIPLIN ILMU


1. Landasan filosofis,landasan ini memberikan gagasan pemikiran mendasar yang
digunakan untuk menentukan objek kajian atau domain apa saja yang menjadi kajian
pokok dan dimensi pengembangan pendidikan IPS.
Landasan Filosofis memiliki 3 aspek yaitu :
 Aspek ontologis yaitu bagaimana cara,proses atau metode membangun dan
mengembangkan pendidikan disiplin ilmu.
 Aspek epistemologis yaitu menentukan pengetahuan mana yang dianggap
benar,sah,valid,atau terpercaya.
 Aspek aksiologis yaitu tujuan Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
dibangun dan dikembangkan serta digunakan atau apakah manfat dari
pendidikan IPS.
2. Keberadaan landasan ini akan memperkokoh body of knowledge Pendidikan IPS
untuk eksis dan perkembangan lebih luas lagi. Ada empat filsafat pendidikan yang
meliputi perennialism,essentialism,progressivism,dan recontructionism.
3. Landasan Ideologis,landasan ini dimksudkan sebagai sistem gagasan mendasar untuk
memberikan pertimbangan dan menjawab pertanyaan,dan ideologi sebagai landasan
akan memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap pendidikan IPS
yang tidak cukup diatasi hanya oleh filsafat yang bersifat umum.
4. Landasan Sosiologis,landasan ini memberikan sistem gagasan mendasar untuk
menentukan cita-cita,kebutuhan,kepentingan,kekuatan,aspirasi,serta pola kehidupan
masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-
prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
5. Landasan Antropologis,landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
dalam menentukan pola ,sistem,dan stuktur pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan
dengan pola,sistem dan struktur kebudayaan bahkan pola ,sistem dan struktur perilaku
manusia yang kompleks.
6. Landasan Kemanusiaan, landasan ini memberikan gagasan –gagasan mendasar untuk
menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sarana proses pendidikan.
7. Landasan Politis, landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik Pendidikan IPS.
8. landasan Psikologis,Landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
untuk menentukan cara-cara Pendidikan IPS mebangun struktur tubuh disiplin
pengetahuan,baik dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-entitas
psikologisnya.
9. Landasan Religious, landasan ini memberikan sitem gagasan-gagasan mendasar
tentang nilai-nilai, norma,etika,dan moral yang menjadi jiwa (roh)yang melandasi
keseluruhan bangunan Pendidikan IPS ,khususnya Pendidikan IPS.

B. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN IPS SD


1. Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman
Perkembangan zaman menuntut perubahan sosial disemua lapisan
masyarakat.Untuk mengimbangi perkembngan dan kemajuan tersebut profil guru
harus mampu melakukan seleksi aneka kecenderungan peserta didik dalam
mengarahkan proses pembelajaran pendidikan IPS.
Ada dua aliran filsafat ekstreminitas yakni :
a. sikap reaksioner adalah aliran yang paling hati – hati dan takut kepada
pembaharuan.
b. sikap radikal adalah sikap yang paling mendukung pembaharuan.
Dengan dua sikap ekstremitas tersebut,maka guru IPS dalam pendekatan
pribadi dapat mnempati salh satu dari empat titik utama yang terletak diantara dua
ekstreminitas tesebut.Seperti dikemukakan Daldjoeni (1992:37-38)yang merincikan
Empat Titik Utama secara filosofis bagi kinerja guru IPS yaitu:
a. Perenialisme; itu berdasarkan keyakinan adanya kebenarn yang sifatnya abadi
dan
mutlak.paham ini berakar pada filsafat Thomas Aquino.
b. Esensialisme; berisi paham bahwa ada hakikat minimum tertentu yang harus
dipertahankan sekolah.
c. Progesivisme;paham John Dewey tentang dimana penyelidikan sesuatu
dilakukan
secara ilmiah.
d. Rekontruksionisme;paham ini lebih mendekati kepada tujuan yang diidamkan
oleh progresivesme yang mengharapkan sekolah menjadi pelopor usaha
pembaharuan masyarakat.

2. Landasaan Filosofis Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD


Pendidikan IPS di SD merupakan suatu synthetic antara disiplin ilmu
pendidkan dan disiplin ilmu sosial maka di dalam pengembangannya tdak
sajadidasarkan pada pengembangan dari segi keilmuan semata melainkan diarahkan
untuk tujuan pendidikan khususnya pendidikan dasar.Artinya materi yang diberikan
harus dilakukan proses penyederhanaan terlebih dahulu yang didasarkan pada
pertimbangan –pertimbangan psikologis ataupun faktor tingkat kematangan peserta
didik.
Dalam tradisi kurikulum pendidikan IPS SD di Indonesia dipengaruhi oleh
berbagai aliran filsafat diantaranya esensialisme,elektrik,perenialisme,progressivesme
dan rekontruksi sosial.
a. Aliran filsafat yang pertama adalah esensialisme.adalah sesuatu yng harus menjadi
kepedulian setiap generasi sebab hanya melalui penguasaan ilmu,masyarakat akan
berkembang
b. Aliran filsafat yang kedua adalah elektrikisme merupakan perpaduan antara
esensialisme dangan campur tangan kepentingan pendidikan.pendekatan yang
demikian memberikan kemungkinan yang lebih luas bagi peserta untuk
memperhatikan apa yang terjadi di masyarakat sekitarnya tanpa kehilangan
wawasan keilmuannya (Hasan,1996;60).
c. Aliran filsafat yang ketiga adalah perenialisme .Aliran filsafat ini
mengembangkan intelektualisme yang didasaarkan pada studi yang dinamakan
liberal arts.Artnya pengembangan intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa,berbicara tentang
keagungan dan kejayaan bangsa.Filsafat yang berakar pada pemikiran
Plato,Aristoteles dan Thomas Aquinas ini menghendaki adanya pewarisan nilai
dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya melalui penyampaian berbagai
informasi atau mentransmisikan pengetahuan kepada peserta didik (Hasan
1996).Nilai-nilai equality,praternity,dan liberty sebagai nilai yang diwariskan dari
revolusi Prancis tahun 1789 telah mempengaruhi cara masyarakat berkomunikasi,
termasuk dalam komunikasi antara guru dengan peserta didiknya di kelas.Dalam
masyarakat Indonesia yang agraris,model komunikasi patron and client
relationship yang diwariskan oleh tradsi kerajaan Mataram dulu
(Moertono,1968)telah diterima sebagai model yang dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari termasuk dalam pembelajaran di kelas.
d. Aliran filsafat yang keempat adalah filsafat progressivesme.tujuan utama sekolah
adalah untuk meningkatkan kecerdasan praktis dan membuat siswa lebih efektif
dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks pengalaman
siswa pada umumnya.menurut pandangan ini,pengembangan pembelajaran harus
memperhatikan kebutuhan individual yang dipengruhi oleh latar belaksng sosial
budaya dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara
dewasa,terlibat dalam pengambilan keputusan,dn memiliki kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari(Kinsler & Gamble,2001).
Aliran filsafat yang terakhir yaitu filsafat rekontruksi sosial. Aliran ini
memandang pendidikan sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan
sosial.Orientasi rekontruksionisme berpandangan bahwa sekolah harus diarahkan
kepada pencapaian tatanan demokratis yang mendunia.(O’Neil,2001).

C. LANDASAN OPERASIONAL PENDIDIKAN IPS SD


Pendidikan dan pembelajaran IPS di Indonesia sudah mendapatkan landasan hukum
yang kuat sebagaimana tertuang pada Bab III Pasal 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang menegaskan bahwa: “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermanfaat dalam rangk mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.”
Kegiatan Belajar 3

HAKIKAT, LANDASAN DAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS DI SD

Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS SD

Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Sekolah Dasar Tahun 2006 dalam KTSP
yang ditetapkan berdasarkan Kepetusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun
2006 tanggal 23 Mei 2006, mempunyai karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS yang
mulai berlaku tahun pelajaran 2006 itu tidak menganut istilah pokok bahasan, namun cukup
simple, yakni Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, hal ini jauh lebuh sederhana
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya dan jam pelajaran relative lebih sedikit per
minggunya.

Kesemuanya ini memberikan peluang yang luas bagi guru sebagai pengembang kurikulum
untuk berkreasi dalam pengembangan kurikulum yang mengacu pada pembelajaran IPS yang
PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan)

Sejak Kurikulum 1975 materi Pendidikan Kewarganegaraan dal IPS dipisahkan dan
dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan Moral Pancasila sampai dengan sekarang, damn
mengalami perubahan nama yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Sejak kurikulum 1986 Sejarah Nasional dijadikan sub bidang studi IPS dan diajarkan secara
terpisah sejak kelas 4, pemisahan ini dilandasi dengan topic sejarah nasional, hal ini
disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang berbeda. Penyusunan materi IPS berdasarkan
pendekatan periodiasasi. Sebenarnya jika digunakan pendekatan flashback maka upaya
pemaduan dengan topic IPS lebih memungkinkan karena adanya kemiripan antara flashback
dengan pendekatan spiral.

PERBEDAAN KURIKULUM IPS SD TAHUN 1994 DAN KURIKULUM TAHUN 2006


(KTSP)

1. KURIKULUM SD TAHUN 1994


Dalam kurikulum SD 1994 lebih menekankan hal- hal sebagai berikut.
a. Membaca, menulis, dan berhitung
b. Muatan local
c. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
d. Wawasan lingkungan
e. Pengembangan nilai
f. Pengembangan keterampilan
2. KURIKULUM SD TAHUN 2006
Pada Kurikulum SD Tahun 2006 lebih menekan hal- hal sebagai berikut.
a. Kerangka dasar kurikulum
b. Kelompok mata pelajaran

3. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang Pendidikan Dasar dikembangkan oleh
sekolah dan komite sekolah berpedoman pada kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang di buat oleh BSNP.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip- prinsip berikut.
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta lingkungannya
b. Beragam dan terpadu
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
f. Belajar sepanjang hayat
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

4. PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-


prinsip sebagai berikut.
a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu
 Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
 Belajar untuk memahami dan menghayati
 Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
 Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain
 Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan/ percepatan sesuai dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan,
keindividuan, kesosialan, dan moral
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip
tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
e. Kurikulum dilaksanakan dengan mengggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi
guru
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh baha kajian secara optimal
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen mata pelajaran, muatan local dan
pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan
5. STRUKTUR KURIKULUM SD
Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar
kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut
a. Kurikulum SD
Dalam kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus di asuh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik.
1) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD merupakan “IPA Terpadu”
dan “IPS Terpadu”
2) Pembelajaran pada kelas 1 sampai dengan kelas 3 dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan pada kelas 4 sampai dengan kelas 6
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran
3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum 4 jam pemnbelajaran per minggu secara
keseluruhan
4) Alokasi waktu satu jam pemelajaran adalah 35 menit
5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-38
minggu
MODUL 2
ESENSI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN(KTSP) IPS
SD KELAS RENDAH

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) IPS SD Kelas Rendah

Coba anda ingat kembali pengertian IPS dalam kurikulum IPS SD, termasuk apa fungsi
dan tujuan mata pelajaran IPS di SD? Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang
materi tersebut.

Selanjutnya, mengenai ruang lingkup esensi materi dari mata pelajaran IPS meliputi
aspek-aspek sebagai berikut.
1. Geografi meliputi manusia, tempat, dan lingkungan.
2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4. Sosiologi meliputi kehidupan bermasyarakat dan pranata dalam masyarakat

Dengan pengertian tersebut tentu kita akan sukar menjelaskannya dengan kata-kata
sehingga jelas maksudnya kepada peserta didik kita. Supaya memiliki pengertian tertentu
maka perlu kita batasi dengan penggunaan istilah lain, yaitu peristiwa. Dari peristiwa inilah
dapat dilakukan suatu pengamatan, apakah peristiwa benar-benar terjadi ataukah hanya isu
belaka atau kabar angin. Selanjutnya, dari peristiwa itu, terutama peristiwa yang benar-benar
terjadi dapat dicari suatu fakta yang dapat diamati dan ditunjukan secara jelas sebagai
kenyataan, wujud, dan sebagai realita.

Fakta atau berbagai fakta juga berkaitan erat dengan data. Ada sedikit perbedaan antara
fakta dan data. Data itu bersifat objektif sedangkan fakta mengandung arti penafsiran
seseorang, jadi ada unsur subjektivitasnya. Fakta dan data jelas mempunyai hubungan timbal
balik. Oleh karena sifatnya yang jelas dan terukur maka dalam bidang keilmuan fakta dan
data mempunyai kedudukan penting. Fakta dan data merupakan fondasi bagi pengertian
keilmuan. Perkembangan ilmu-ilmu sosial didasari oleh pengungkapan fakta dan data untuk
selanjutnya sampai kepada konsep, generalisasi, teori, dan hukum. Jika digambarkan
hubungan antara peristiwa, fakta dan data, konsep, generalisasi, teori dan hukum secara
skematis adalah sebagai berikut.
1. Peristiwa
2. Fakta/data
3. Konsep
4. Generalisasi
5. Teori
6. Hukum

Anda telah memperoleh gambaran tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi,
persoalannya sekarang adalah:
1. Bagaimanakah kita merumuskan “peristiwa”? dan contohnya!
2. Bagaimanakah kita merumuskan “fakta”? dan contohnya!
3. Bagaimanakah kita merumuskan “konsep”? dan contohnya!
4. Bagaimanakah kita merumuskan “generalisasi”? dan contohnya!
5. Bagaimanakah kita mengaitkan pengertian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi itu
dalam hubungannya dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?

A. PERISTIWA

Pertama-tama mari kita bicarakan pengertian peristiwa dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
Secara sederhana peristiwa atau kejadian adalah hal-hal yang pernah terjadi. Apakah yang
terjadi itu? Yakni semua kejadian di atas muka bumi ini (bahkan di alam semesta) yang
menyangkut kehidupan manusia

Sebagai guru IPS di SD perlu kiranya mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian
peristiwa ini dengan cara sederhana kepada peserta didik kita yang masih di bangku SD,
misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti berikut ini.

1. Coba kamu sebutkan dua kejadian yang terjadi di rumahmu pada hari kemarin?
2. Siapakah yang menonton televisi pada hari kemarin, ada berita kejadian apa saja?
3. Untuk laki-laki, tahun berapakah kamu disunat?
4. Ceritakan pengalamanmu ketika masa liburan sekolah, ada kejadian apa saja?
5. Apa tugas kamu di rumah?
6. Dan seterusnya.

B. FAKTA
Secara harfiah kata “fakta” berarti sesuatu yang telah diketahui atau telah terjadi benar,
ada. Bisa juga diartikan bahwa itu adalah sesuatu yang dipercaya atau apa yang benar dan
merupakan kenyataan, realitas yang riil, benar dan juga merupakan kenyataan yang nyata.

Peserta didik menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta
berupa data-data, misalnya keadaan penduduk di sebuah desa, ada fakta yang tampak
sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada
juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-
rata penduduk sebuah kampong, mata pencaharian utama, penduduk desa A dan seterusnya.

C. KONSEP

Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan atau mengategorikan suatu kelompok dari suatu benda atau gagasan atau
peristiwa. Misalnya, kita sebutkan kata “keluarga” maka ke dalam konsep keluarga itu
termasuk bapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.

Konsep dapat dipelajari dengan efektif jika disertai dengan mengemukakan sejumlah
contoh yang positif. Misalnya, kita mengemukakan konsep kota akan segera dapat dipahami
jika pada siswa disebutkan contoh-contoh seperti: Jakarta, Bandung, Medan dan sebagainya.
Di samping itu ada juga yang disebut noncontoh, misalnya jika kita ingin mengembangkan
pengertian “kebebasan”. Contoh positif dapat kita kemukakan tentang kebebasan manusia
untuk menentukan pilihannya (misalnya yang sederhana : memilih sekolah, warna pakaian,
makanan, dan sebagainya). Hal ini merupakan keinginan semua orang. Noncontohnya,
misalnya dengan mengemukakan ekses dari kebebasan yang tidak terkendali, misalnya
kerisauan, kemungkinan anarkhi, korupsi dan yang lain-lainnya. Atau dapat juga dengan
mengemukakan “apa jadinya masyarakat manusia ini jika tidak memiliki kebebasan sama
sekali atau sebaliknya bebas sama sekali?” Peserta didik diajak berpikirkritis. Hasil penelitian
membuktikan konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan sehingga
dapat di bentuk karakteristik dari konsep yang diajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang
menggambarkan absensinya karakteristik yang membedakannya. Disinilah perlu contoh dan
noncontoh dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

D. GENERALISASI

Schuneke (1988) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abtraksi dan sangat


terkait dengan konsep. Cara paling mudah untuk memahami generalisasi dalam hubungannya
dengan konsep adalah dengan cara menelusuri proses terbentuknya generalisasi. Untuk itu,
diperlukan paling sedikit dua konsep, bisa dari satu disiplin ilmu sosial atau dari disiplin ilmu
social yang berbeda. Misalnya, dari bidang keilmuan sosiologi saja atau paduan dari sosiologi
dan sejarah, atau disiplin ilmu sosial lainnya. Hal ini secara rinci akan dibicarakan pada
pembahasan selanjutnya. Misalnya, anggota ABRI mempunyai acara tersendiri dalam
mengatur hubungan interpersonalnya, khususnya dalam hubungan hierarkis menurut jenjang
kepangkatan. Kelompok lain misalnya, pegawai negeri, karyawan, kehidupan di sekolah dan
lain-lainnya. Juga memiliki cara-cara tertentu yang mengatur hubungan interpersonalnya
tersebut.
Generalisasi dibentuk untuk membantu kita agar dapat memahami atau mengerti tentang
“dunia di mana kita hidup”. Secara singkat telah kita kemukakan pengertian peristiwa, fakta,
konsep, dan generalisasi. Selanjutnya, marilah kita telusuri keberadaan peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi dalam kurikulum IPS SD kelas rendah.

Selanjutnya kita telusuri beberapa peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS SD tahun 2006 di kelas rendah. Berdasarkan
kurikulum tersebut maka mata pelajaran IPS yang merupakan satu kesatuan dalam Tamatik
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan atau
kompetensi analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat dalam membentuk
kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Oleh karena itu, ruang lingkup pembelajaran IPS
adalah sebagai berikut.

1. KTSP Ilmu Pengetahuan Sosial SD di Kelas Rendah


Dalam hal ini dapat mengembangkan kemampuan peserta didik kita untuk hal-hal berikut
ini.

Kelas 1 Semester 1
Standar Kompetensi
1. Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam
kemajemukan keluarga.

Kompetensi Dasar
a. Mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat.
b. Menceriterakan pengalaman diri.
c. Menceriterakan kasih saying antar anggota keluarga.
d. Menunjukan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga inti.

Kelas 1 Semester 2
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan lingkungan rumah.

Kompetensi Dasar
a. Menceritakan kembali peristiwa penting yang dialami sendiri di lingkungan keluarga.
b. Mendeskripsikan letak rumah.
c. Menjelaskan lingkungan rumah sehat dan perilaku dalam menjaga kebersihan rumah.

Kelas 2 Semester 1
Standar Kompetensi
1. Memahami peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.

Kompetensi Dasar
a. Memelihara dokumen dan koleksi benda berharga miliknya.
b. Memanfaatkan dokumen dan benda penting keluarga sebagai sumber cerita.
c. Menceritakan peristiwa penting dalam keluarga secara kronologis.
Kelas 2 Semester 2
Standar Kompetensi
2. Memahami kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga.

Kompetensi Dasar
a. Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota keluarga.
b. Menceritakan pengalamannya dalam melaksanakan peran dalam anggota keluarga.
c. Memberi contoh bentuk-bentuk kerja sama di sekitar rumah.

Kelas 3 Semester 1
Standar Kompetensi
1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerja sama di sekitar rumah dan sekolah.

Kompetensi Dasar
a. Menceritakan lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah dan sekolah.
b. Memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar rumah.
c. Membuat denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah.
d. Melakukan kerja sama di lingkungan rumah, sekolah, dan kelurahan/desa.

Kelas 3 Semester 2
Standar Kompetensi
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
Kompetensi Dasar
a. Mengenal jenis-jenis pekerjaan.
b. Memahami pentingnya semangat kerja.
c. Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.
d. Mengenal sejarah uang.
e. Mengenal penggunaan uang sesuai dengen kebutuhan.

Dari ruang lingkup cakupan pembelajaran IPS yang tercantum dalam KTSP di atas,
tampak bahwa pembelajaran IPS mengikuti konsep “Expanding Communities of Men”
(Hanna dalam Banks, 1985) baik keluasannya maupun kedalamannya. Kepada peserta didik
diajarkan lingkungan kehidupan dari yang terdekat dengan dirinya yaitu keluarga, rumah,
kemudian berkembang ke lingkungan kehidupan yang lebih luas, RT/RW, sekolah, desa,
kota, dan provinsi sendiri melalui aspek-aspek sosiologis, geografis, ekonomis, dan sejarah.
Juga perlu diperhatikan guru tentang hubungan antara bahan pembelajaran IPS dengan
kandungan Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti yang berkenaan dengan pembentukan nilai
dan sikap serta hubungannya dengan pembentukan masyarakat dan penataan susunan
pemerintahan di daerahnya sendiri.

E. ASPEK LAINNYA DARI IPS MISALNYA SEJARAH

Sejarah memiliki konsep dasar waktu, Rochiati (2006:3) menganjurkan cara pendekatan
melalui pendekatan keluarga. Dijelaskan bahwa jika anak sudah mengenal bilangan maka
guru dapat menanyakan tanggal tahun kelahirannya. Kemudian, guru bisa melanjutkan
pertanyaan apakah siswa mempunyai kakak atau adik serta tahun kelahirannya masing-
masing. Gambarkan tahun-tahun kelahirannya dalam sebuah garis lurus, siswa menempatkan
tahun kelahirannya pada sebuah titik, pada garis tersebut, kemudian menempatkan tahun
kelahiran adiknya pada titik berikutnya, serta tahun kelahiran kakaknya sebelum tahun
kelahirannya sendiri. Perhatikan bagan berikut.

Kakak Saya Adik


dilahirkan dilahirkan dilahirkan

1995 1997 2005

Guru juga menjelaskan konsep-konsep dalam definisi atau deskripsi yang disederhanakan
(Jarolimek dalam Rochiati, 2006:4).

Misalnya:
Konsep Penjelasan untuk sisiwa
Masa lampau Seminggu yang lalu, dahulu kala
Masa yang akan dating Minggu depan
Jika sudah duduk di kelas 4
Adil Kesempatan yang sama
Setiap anak dapat giliran
Tanggung jawab Melaksanakan tugas dengan baik

Apakah konsep-konsep dasar dari bidang keilmuan IPS? Untuk memudahkan pemahan
Anda berikut ini dikemukakan ringkasan penjelasan Banks (1985:249-404).

1. Sosiologi, konsep-konsepnya dasarnya, antara lain


a. Sosialisasi
b. Peranan
c. Norma dan sanksi
d. Nilai (values)
e. Gerakan social
f. Masyarakat
2. Ekonomi, konsep-konsep dasarnya, antara lain
a. Kelangkaan
b. Produksi
c. Saling ketergantungan
d. Pembagian kerja
3. Geografi, konsep dasarnya, antara lain
a. Lokasi
b. Interaksi spasial
c. Pola spasial kota
d. Difusi kebudayaan
4. Sejarah, konsep dasarnya antara lain
a. Kontinuitas dan perubahan
b. Waktu lampau
c. Kerja sama dan konflik
d. Nasionalisme

Kriteria memilih konsep


Dalam pengembangan materi bahan pembelajaran diperlukan seleksi terhadap konsep-
konsep yang dapat menunjang tercapainya kompetensi peserta didik. Banks (1985: 43)
menegaskan bahwa pertama-tama perlu mengaitkannya dengan pengalaman belajar peserta
didik (entry behaviour), kemudian perlu mengembangkan dan memperluasnya supaya
semakin memperkaya wawasannya dan dapat menentukan keputusan dengan lebih baik.

Setelah mereka dapat memahami pengertian generalisasi, guru dapat memperkenalkannya


kepada generalisasi yang lebih luas, lebih abstrak. Bahkan kemudian peserta didik didorong
untuk membuat generalisasi dari 2 konsep atau lebih dari disiplin ilmu yang berbeda-beda,
misalnya.
1. Dalam perkembangan sejarah dapat diketahui bahwa kelompok-kelompok manusia mau
bersatu dan bekerja sama jika menghadapi ancaman dari luar (Sejarah-Sosiologi).
2. Kontak dengan bangsa lain dalam sejarah menghasilkan proses terjalinkan hubungan
perdagangan dan akibatnya baik positif maupun negative (Sejarah-ekonomi)

Selanjutnya mari kita lanjutkan dengan penelusuran peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi dari topik-topik yang termuat dalam kurikulum. Tentu saja bahan yang
dikemukakan di sini mengacu pada bahan rujukan utama, kurikulum IPS dalam KTSP, dan
materi yang dikemukakan hanya merupakan contoh saja yang selanjutnya harus
dikembangkan oleh Anda sendiri dalam kegiatan pembelajaran

F. MATERI ATAU BAHAN KAJIAN IPS UNTUK KELAS RENDAH

1. Keluarga, Peran Keluarga, Memelihara Dokumen Penting Keluarga, Lingkungan


Alam dan Buatan di Sekitar Rumah
Subtopik ini bisa didekati dari perspektif yang berbeda, dari kajian sejarah, geografi
dan sosiologi. Anda dapat menggunakan fakta-fakta berdasarkan perincian kurikulum dan
atau menambahkannya dengan fakta-fakta lain (berdasarkan pengamalan guru dan peserta
didik) yang relevan dan memperluas pemahaman, misalnya berikut ini.
a. Peserta didik menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar rumah.
b. Peserta didik dapat membedakan benda-benda yang langsung dari alam dan buatan di
sekitar rumah.
c. Bertanya mengapa harus ada daftar tugas kebersihan sehari-hari peserta didik di rumah.
d. Hak dan kewajiban peserta didik memelihara lingkungan alam dan buatan di sekitar
rumah.

2. Denah dan Peta Lingkungan Rumah


Peristiwa dari fakta-fakta yang dapat kita kembangkan, yaitu menjadi bahan
pengembangan materi, yaitu :
a. sejarah pendirian rumah atau kepemilikan rumah;
b. gambar denah dan peta rumah serta symbol-simbol khusus untuk tempat-tempat penting;
c. identitas rumah, yaitu nama jalan, RT/RW, dusun, kelurahan/desa, kecamatan, letak dan
batas-batasnya;
d. cerita tentang kegiatan sehari-hari yang terjadi di rumah;
e. keterangan tentang anggota keluarga dari tugas-tugasnya

3. Jenis-jenis Pekerjaan
Peristiwa dan fakta-fakta yang terjadi dasar pengembangan materi pelajaran, antara lain
berikut ini.
a. Jenis-jenis pekerjaan yang ada di lingkungan masyarakat.
b. Sejak kapan peserta didik dan orang tuanya mulai mengikuti pekerjaan itu?
c. Tujuan orang bekerja

Demikian sekadar beberapa contoh identifikasi peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
dalam pengembangan Silabus IPS SD dalam KTSP di kelas rendah.

Kegiatan Belajar 2

Nilai, Sikap dan keterampilan intelektual (Kemampuan Analisis, Personal dan Sosial)
dalam KTSP IPS SD Kelas Rendah

1. Nilai

Nilai berbeda dengan sikap. Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi perilaku
seseorang terhadap jumlah objek dan terhadap orang. Nilai (Values) itu tidak berkenaan
dengan sesuatu yang khusus. Nilai juga bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji
hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang,
aspirasi yang dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau tampak, perasaan yang diutarakan,
perbuatan yang dilakukan serta kekuatiran yang dikemukakan (Kosasih Djahiri 1985:18)
Dalam pendidikan kita meyakini bahwa nilai yang menyangkut ranah afektif ini perlu
diajarkan kepada peserta didik. Agar peserta didik mampu menerima nilai dengan sadar,
mantap, dan dengan nalar yang sehat. Diharapkan agar para siswa dalam mengembangkan
kepribadiannya menuju jenjang kedewasaan memiliki kemampuan untuk memilih (dengan
bebas) dan menentukan nilai yang menjadi anutannya.

Bagaimana kaitan sikap dengan kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak?

Dari kajian para ahli dapat ditegaskan sebagai berikut.


a. Ada hubungan timbal-balik antara nilai dengan kognitif.
b. Ada hubungan timbal-balik antara afektif dengan kognitif.
c. Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menuju
kepadaterwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan penghayatan
terhadap “belief” (keyakinan).

2. Sikap
Menurut Thursone (dalam Rochiyati, 1985) sikap adalah keseluruhan dari
kecenderungan dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam, dan
keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal.

Kaitan Nilai dengan Sikap


 Nilai menyebabkan Sikap
 Sikap disebabkan oleh banyak Nilai
Berikut contoh yang menggambarkan adanya ketertarikan antara Nilai, Sikap, dan
keterampilan Intelektual (Kemampuan Analisis, Personal, dan sosial).
 Topik : Lingkungan Rumah/Sekitar
 Sub Topik : Lingkungan Rumah/Sekitar
 Standar Kompetensi: Memahami nilai-nilai taat, solidaritas, rukun, damai, demokratis,
rajin, dan nilai sikap seperti menghormati peraturan, gotong royong, tolong-menolong, dan
sebagainya.
 Kompetensi dasar: Bertanggung jawab, disiplin, jujur, dan sebagainya.

Keterampilan Intelektual /Analisis personal dan sosial


1. Kemampuan Analisis
Kemampuan Analisis merupakan kemampuan/kecakapan seseorang/peserta didik untuk
melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya.

2. Keterampilan-Intelektual
Keterampilan intelektual ini berkaitan dengan kemampuan atau kecakapan untuk
mewujudkan pengetahuan dan pengertiannya kedalam perbuatan untuk menyelidiki
suatu peristiwa/masalah.
Kemampuan dan Keterampilan ini memerlukan perkembangan pemikiran yang kritis
pada subjek-didik

Keterampilan Personal

 yaitu keterampilan yang bersifat mandiri


 contohnya keterampilan yang bersifat praktis
 Keterampilan diskusi dan kebiasaan kerja
 Keterampilan bekerja dalam kelompok
 Keterampilan Akademik

Keterampilan Sosial

 Dengan keterampilan sosial, siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia,


dilingkungan sekitar secara baik dan benar disertai dengan etika, dan nilai sikap yang
sudah dipelajari.
 Keterampilan yang tampak:
- berdiskusi dengan teman;
- bertanya kepada siapapun;
- menjawab pertanyaan orang lain;
- membuat laporan;
- memerankan

Kegiatan Belajar 3

Contoh Keterkaitan antara Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, dan Keterampilan Intelektual,
Personal, Sosial dalam Konteks Pendidikan IPS SD kelas rendah

Di dalam bahan pembelajaran guru sudah mempersiapkan isi materi yang bersifat terperinci, contoh-
contoh, gambaran-gambaran yang memberi dukungan, serta aneka ragam pengalaman. IPS baru bisa
memiliki kekuatan sebagai bidang studi jika didukung oleh peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
meaningful dapat dipertanggung jawabkan etika, logika, dan ada gunanya (pragmatically) dan disusun atau di
organisasikan secara baik. Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam perorganisasian bahan pengajaran
dan penyampaian bahan pembelajaran kepada peserta didik.
Berikut ini contoh yang menggambarkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep ,
generalisasi, nilai, sikap, dan keterampilan intelektual/ kemampuan analisis personal dan social.
 Topik : Lingkungan dan melaksanakan kerja sama disekitar rumah dan sekolah
 Sub topik : Lingkungan rumah
 Standar kompetensi : Memahami lngkungan dan melaksanakan kerja sama disekita rumah dan
sekolah.
 Kompetensi dasar : Menceritakan lingkungan alam dan buatan disekitar rumah dan sekolah.
 Indikator : Menjelaskan pengertian lingkungan alam
 Fakta-fakta : Daftar benda-benda atau barang-barang dilingkungan alam dan lingkungan buatan
Konsep dasarnya antara lain :

a. Rumah
b. Lingkungan alam
c. Lingkungan buatan
d. Lingkungan social
e. Tanaman
f. Tanah
g. Batu
h. Binatang
i. Jalan, dsb.

Konsep- konsep esensial lainnya :

a. Perkawinan
b. Rumah tangga
c. Tata krama
d. Sopan- santun, dst.
Generalisasi :

1. Disekitar rumah terdapat lingkungan alam dan lingkungan buatan


2. Kebersihan dan keindahan lingkungan rumah ditentukan oleh rasa tanggung jawab
setiap anggota keluarga dirumah sesuai dengan perannya masing-masing

Kemampuan analisis dan keterampilan intelektual

1. Mampu merencanakan kegiatan / observasi / penelitian


2. Mampu menyaring dan menganalisis informasi melalui bacaan ,diskusi,dan lain-lain

Keterampilan Personal

1. Membaca dokumen, brosur / buku dan surat kabar.


2. Mencatat data atau keterangan dalam berbagai bentuk.
3. Menafsirkan gambar, menggambar denah

Keterampilan Sosial

1. Wawancara, bertanya, berdiskusi


2. Menjawab pertanyaan dan menjelaskan kepada orang lain.

Jenis Kegiatan Belajar

1. Persiapan
 Sebelum kegiatan dimulai, guru telah mempersiapkan langkah-langkh apa
yang akan melaksanakan dalam KBM
 Menyediakan media berupa : kertas-kertas, spidol berwarna, gambar-gambar
lain.

Kegiatan Operasional :

Tahap Kelas:

I. Pertemuan pertama :
1) Penjelasan pokok-pokok pelajaran dari guru disertai dengan cara belajarnya.
2) Kegiatan berikutnya :
a. Guru meperagakan satu dua contoh, misalnya memperlihatkan gambar atau
foto rumah, lingkungan alam, lingkungan buatan tertentu disertai penjelasan
singkat.
b. Menanyakan komentar peserta didik tentang gambar atau foto tersebut.
3) Guru menyampaikan ceramah singkat tentang pengertian lingkungan alam dan
lingkungan buatan disertai Tanya jawab dan disukusi kelas secara singkat.
II. Tahap tugas (jelaskan atau cantumkan dalam lembar tugas)
1) Inkuiri sederhana (mengkaji isi buku serta pokok-pokok bahasan yang harus
dipelajari)
2) Inkuiri dokumen atau lingkungan.
3) Ada baiknya guru memberikan cara data teknis pembuatan instrument nya, serta
mengembangkan kemampuan analisis dan keterampilan intelektual personal dan
sosialnya,.
III. Tahap Kelas (Jam pelajaran minggu berikutnya)
1) Penelaahan bukti hasil kerja kelompok
2) Berikan ikhtisar umum berisi ringkasan tentang pelajaran minggu lalu dan pokok
masalah pelajaran yang dihadapi.
3) Menentukan pilihan kelompok yang akan didiskusikan secara klasikal, dan
keompok lainnya menanggapinya berdasarkan hasil kerja sama mereka.
4) Merumuskan kesimpulan diskusi, dalam hal ini guru turut membimbing dan
meluruskan jika ada yang perlu diluruskan.

Catatan :
Dalam kegiatan ini anda harus membuat persiapan matang tentang beberapa hal :
1. Prinsip-prinsip pengembangan materi pelajaran
a. Pemanfaatan
b. Kesesuaian
c. Ketepatan
d. Kesesuaian dengan situasi dan kondisi
e. Kemampuan guru
2. Pertimbangan lainnya
a. Keseimbangan
b. Flesibilitas
c. Leamable
3. Waktu
4. Kemahiran guru bertanya dan mengarahkan, dalam suasana kelas bebas, tetapi
terarah.
MODUL 3

ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS

TINGGI

Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-ilmu Sosial dalam kurikulum SD (KTSP)


Tahun 2006 Kelas Tinggi

Berdasarkan fungsi dan tujuan pembelajaran IPS, persoalan guru yang utama adalah
“bagaimana kita mengembangkan isi bahan pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan
tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik serta sesuai pula dengan tuntunan
kurikulum dan bagaimana pula pendekatan strategi, metode dan teknik mengajar yang harus
dilakukan agar tujuan pembelajaran berhasil dengan baik”

Persoalan tentang isi bahan pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik,
berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengungkap hal-hal yang esensial dalam materi
IPS yang disajikan tidak semata-mata diambil dari berbagai buku dan konsep disiplin ilmu,
tetapi juga harus memperhatikan isu sosial, kenyataan, fakta-fakta yang ada di sekitar kita, di
sekitar peserta didik,di sekitar lingkungan fisik dan budaya masyarakat dimana pendidikan itu
berlangsung.

Peristiwa dan fakta itu sangat essensial dalam proses berfikir, karena peristiwa dan
fakta itulah yang memberikan row material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan
intelektual. Di dalam kegiatan pembelajaran peristiwa dan fakta harus dipetakan dalam
hubungan fungsional dengan konsep generalisasi dengan cara sistematik. Tugas guru antara
lain membantu peserta didik membangun dan mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh
karena itu dalam kegiatan pembelajaran, guru dan peserta didik harus menggunakan
serangkaian fakta-fakta sebagai dasar pembentukan konsep dan generalisasi.

Peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan pembelajaran IPS di mulai guru dan
peserta didik harus aktif “menjemput” peristiwa ini dan “mengolahnya” menjadi content, isi
bahan pembelajaran, itulah berfungsinya fakta, konsep dan generalisasi. Dengan kata lain
melalui pemahaman fakta, konsep dan generalisasi, guru dapat mengorganisasi
pengembangan peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi sesungguhnya di tangan guru dan
dijadikan bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.dan peserta didik
dilibatkan dalam proses pengembangan sebuah peristiwa menjadi fakta, menjadi konsep,
kemudian bermuara pada generalisasi, berdasarkan pendekatan PAIKEM.
Bagaimanakah kita memilih peristiwa dan fakta?

Memang sulit menentukan kriteria essensialnya sebuah peristiwa dan fakta


Pengertian Fakta, Konsep dan Generalisasi

A. Fakta

Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh
terjadi dan terjamin kebenarannya. atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta
sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah
seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap
hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan
memiliki sanksi tertentu jika dilanggarFakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta
juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong
untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan
bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana.

Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita
dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan
titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita
dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian
dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.

Beberapa contoh fakta ,seperti dibawah ini :


a) Gunung Galunggung meletus tahun 1982.
b) Pada tahun 1997 banyak hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar.
c) Jakarta adalah ibukota Indonesia.
d) Jawa Barat mempunyai penduduk lebih banyak dari pada Irian Jaya.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.
f) Penduduk Indonesia berkonsentrasi di Pulau Jawa, Bali, dan Madura.
g) Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
h) Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.
i) Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

B. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), pengertian konsep adalah gambaran
mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal
budi untuk memahami hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide
abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada
umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata

Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian
tersebut dapat ditarik sebuah ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah
ciri yang membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau
proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat
dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal,
gambar-gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut.
Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan pengenalan
kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami tingkat arti
(level of meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi sosial
merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran tertentu
yang menonjol dan bersifat tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap, menonjol, tak
dapat dicabut). Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan
beberapa sifatnya.

1. Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau
kegiatan.
Misalnya, kita mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu.
2. Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau
kualitas secara
umum.
3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya
mungkin berbeda
dengan pemahaman orang lain.
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain
yang lebih luas.

Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative
berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata Revolusi adalah perubahan
cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, dan seterusnya. Revolusi juga mempunyai
makna konotatif antara lain sebagai berikut:

1. Makna revolusi merangkum makna denotative.


2. Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah
direncanakan
dan diatur secara sungguh-sungguh.
3. Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok maupun perseorangan.
4. Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh
bukan hanya
menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan.
Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang
arti konsep dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara berkembang, pertumbuhan
ekonomi republik, kabinet, dan seterusnya. Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar
tentang makna yang terkandung didalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti
secara menggelikan (Womarck : 32).

Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif,


karena itu pengajaran konsep harus:

1. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu,
seperti kita
menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang
sesuatu konsep,
tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan
sendiri.
3. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan
makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Kegunaan Konsep

Konsep merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari karena akan membantu dalam
beberapa hal seperti yang diungkapkan oleh De Cecco (dalam Husein Achmad, 1982).

1) Menghadapi lingkungan yang kompleks dan luas serta mengurangi kesulitan dalam
menguasai fakta-fakta yang selalu bertambah.
2) Mengidentifikasikan dan mengindera macam-macam objek yang ada di sekeliling
kita. Apabila
seseorang mengidentifikasikan sesuatu benda, benda tersebut dimasukkan dalam
kelas tertentu.
3) Mengurangi perlunya belajar mengulang-ulang hal baru yang sebenarnya merupakan
atribut dan nilai atribut yang sama dengan konsep yang sudah diketahui. Dengan kata
lain hal yang baru itu sudah termasuk dalam konsep tertentu.
4) Membantu memecahkan masalah dengan menempatkan masalah dalam klasifikasi
yang benar. Dengan demikian kita memperoleh pemecahan bagaimana memproses
masalah yang ada di hadapan kita.
5) Memungkinkan kita memberikan pengajaran yang lebih kompleks dan menerangkan
secara lebih
jelas.
6) Menggambarkan kenyataan dan dunia. Dengan melalui konsep seseorang diharapkan
bisa berpikir
atau melihat sesuatu yang berhubungan, menciptakan, dan melaksanakan segala
sesuatu. Namun demikian kita harus berhati-hati terhadap konsep stereotipe, yaitu
konsep yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman yang keliru.

Pembinaan Konsep IPS

Agar anak didik dapat memahami pengertian konsep-konsep IPS dengan lebih jelas dan
memadai maka seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal penting dalam mengajarkan
konsep-konsep IPS. Dalam hal ini Yelon (dalam Husein Achmad, 1982) mengemukakan
bagaimana mengajar konsep yang baik sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan.

Guru harus menetapkan tujuan tertentu untuk masing-masing mata pelajaran. Dalam
mengajar konsep, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
kemampuannya dalam memberikan atau memilih contoh-contoh tentang konsep

2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep.


Syarat utama untuk mempelajari konsep adalah memilah-milah, yaitu membedakan antara
obyek yang satu dengan obyek lainnya, antara symbol yang satu dengan simbol yang lain.
Selanjutnya guru harus mengetahui pengetahuan prasyarat, yaitu bahwa siswa harus mampu
menunjukkan atribut definisi dan memahami konsep.

3) Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus menyajikan definisi contoh-contoh.


Sebab konsep akan mudah dipahami apabila:

a. Aspek yang relevan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak relevan dengan stimulus
kurang jelas
atau kurang tajam.
b. Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangi
c. Banyak menggunakan contoh-contoh yang positif
d. Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan

C. Generalisasi

Dalam bagan hubungan antar peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi disimpulkan
bahwa konsep menghubungkan fakta-fakta dan generalisasi menghubungkan beberapa
konsep. Dengan hubungan itu terbentuk pola yang mempunyai makna yang menggambarkan
hasil pemikiran yang tinggi, kesimpulannya adalah:

1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules (aturan) yang dinyatakan dalam kalimat
sempurna. Konsep bukan merupakan prinsip dan dinyatakan tidak di dalam kalimat
yang sempurna.
2. Generalisasi memiliki dalil. Konsep tidak memiliki dalil.
3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal. Konsep subjektif dan personal.
4. Generalisasi memiliki aplikasi universal. Konsep terbatas pada orang tertentu.
Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial
lainnya. Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis karena sifatnya
yang unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di
dalam sejarah ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah
hal-hal yang berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial,
kebutuhan ekonomi, kecenderungan psikologis, dan selanjutnya, menurut Rochiati dalam
Jarotimec (1986:29).

Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi yang


diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:

1. Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi


sungai.
2. Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil
merebut
kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
3. Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4. Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan
diri tergantung
pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku
sejarahnya.

Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami
dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan uitu
diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa sehingga mereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan
sejarah.

Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan
dengan situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut
kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar
yang dikelolanya berjalan lancar.

Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana
kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini
dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi
bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi itulah guru dapat
mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur pengembangan peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebagai
bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut
dengan topik “Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.”

Peristiwa yang dikemukakan misalnya tentang pertandingan sepak bola liga Champions atau
Piala UFFA. Dengan peristiwa itu kita bisa menanyakan kepada siswa dimana pertandingan
itu dilaksanakan dan untuk kejuaran apa.

Fakta-fakta yang dikemukakan, antara lain sebagai berikut:

1. Peta Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.


2. Letak beberapa negara di masing-masing benua.
3. Pembagian regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Selatan, Eropa
Barat, Eropa
Timur, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
4. Gambar-gambar tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.
5. Penampakan alam yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau, dan lain-lain.
Konsep-konsep yang dikemukakan seperti ini: Benua, interaksi spasial, persepsi lingkungan
regional, kondisi geografis, lautan, daratan, sungai, danau, dan lain-lain.
Generalisasinya diantaranya sebagai berikut:

1. Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan,
dan gagasan-gagasan.
2. Kondisi alamiah tertentu cenderung membuat kelompok tertentu cenderung membuat
kelompok tertentu terisolasi sampai adanya pengembangan tekhnologi yang dapat
memecahkan barrier itu
Kegiatan belajar 2
Nilai Dan Sikap, Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal Dan
Social Dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

A. Nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas tinggi


Nilai yang dimiliki seseorang tercermin dari sikapnya terhadap sesuatu.
1. Nilai
Mubarok (2017) menjelaskan bahwa satu hal yang sangat penting dalam
pembelajaran IPS adalah Pendidikan nilai dan Pendidikan moral.
Tujuan diberikannya Pendidikan nilai :
a. Peserta didik mampu mengembangkan ukuran nilainya sendiri.
b. Peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan tatanan nilai yang ada di
masyarakat.
Pendapat mengenai Pendidikan nilai
a. Nilai merupakan kriteria untuk menentukan hal yang bermakna, bijaksana,
sesuatu yang berharga atau keindahan, dan kecantikan.
Contoh : peserta didik dapat mengemukakan kejujuran, kebebasan, kebenaran,
dan sesuatu yang rasional.
b. Nilai bertujuan untuk membantu peserta didik agar memiliki kesadaran dan
kemampuan mengidentifikasikan nilai-nilai anutannya dan
membandingkannya dengan nilai yang dianut orang lain. Mengarahkan peserta
didik mengunakan potensi pemikiran rasional dan kesadaran emosional.
Contoh : peserta didik memiliki nilai sesuai dengan kesadaran yang ada pada
dirinya.

Langkah-langkah mengklasifikasikan nilai-nilai (Jhonson, dalam Gross 1978:215)


1. Strategi implementasi dan melakukan tindakan sesuai dengan nilai yang
dianutnya.
2. Mereflesikan perbuatan yang telah dilakukan dan mempertimbangkan
tindakan selanjutnya.
3. Menyadari adanya poblema atau isu tentang nilai.
4. Memahami problema atau berkenaan dengan nilai. Menempatkan diri dalam
menentukan nilai. Memahami problema atau isi berkenaan dengan nilai.
5. Memutuskan untuk berbuat atau tidak.

Kesadaran nilai, Kohlberg (1972:125-127)


1. Tingkat Prekonvensional
a. Tahap 1 : tahap kepatuhan bukan atas dasar hormat kepada peraturan
normal yang mendasarinya, melainkan karena hukuman.
b. Tahap 2 : tahap penalaran, peserta didik beranggapan bahwa tindakan
yang benar adalah tindakan yang memenuhi kebutuhan sendiri, yaitu
“jika anda baik kepadaku maka aku juga baik kepadamu.
Pada tahap 1 dan 2 berkenaan dengan umur 4 sampai 10 tahun.

2. Tingkat Konvensional
a. Tahap 3 : tahap penalaran anak beranggapan bahwa tingkah laku yang
baik adalah yang menyenangkan atau membantu orang-orang lain dan
mendapatkan persetujuan dari mereka. Agar menjadi “anak yang
manis”.
b. Tahap 4 : tahap orientasi hukuman dan ketertiban. Bertindak moral
berdasarkan rasa hormat kepada pemegang otoritas (pemerintah,
atasan, penguasa) serta peraturan-peraturan yang sudah pasti, dan
berusaha memelihara ketertiban masyarakat.
Pada tahap 3 dan 4 menginjak usia remaja. Peserta didik kelas 5 dan 6 ada
dalam posisi tahap 3 dan 4.
3. Tingkat pasca-konvensional
a. Tahap 5 : tahap orientasi kontak social yang berdasarkan hukum. Telah
tumbuh pandangan rasional, legalistic, serta menghargai kemaslahatan
untuk kepentingan umum.
b. Tahap 6 : tahap orientasi etika universal. Berbuat baik karena
mengikuti suara hati Nurani sesuai dengan prinsip-prinsip etika yang
dilihatnya. Berdasarkan pertimbangan logis unversalitas dan
konsistensi.
Tahap 5 dan 6 menjelang dewasa.

Nilai menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979 : 55-56) dibagi menjadi 3 :


 Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani
manusia.
 Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan.
 Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nialai kerohanian dibagi menjadi 4 :
a. Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada akal manusia (rasio,budi,
cipta).
b. Nilai keindahan yang bersumber pada unsur-unsur rasa manusia, estetis.
c. Nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur
kehendak/kemauan manusia (karsa, etik)
d. Nilai religious, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi
dan mutlak. Nilai religius bersumber pada keyakinan manusia.

Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan
kurikulum 2006.
Berikut ini kita ambil beberapa contohnya:
Topik 1
Kelas 5
Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di
Indonesia.
Nilai yang kita dapat kita petik dari bahan pegajaran ini atara lain :
1. Nilai Material
Siswa merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang sedang dan terus
digalakan, antara lain karena dukungan sumber daya alam tanah air kita yang
melimpah.
2. Nilai Vital
Siswa diharapkan memiliki sifat-sifat seperti berikut ini :
a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b. Tekun (dalam mempelajarinya)
c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar pada
umumnya)
3. Nilai Kerohanian
Siswa memiliki rasa seperti berikut :
a. Syukur kepada tuhan YME atas rahmat dan karunianya yang telah
memberikan kepada kita tanah air yang subur dan indah.
b. Menjunjung kebenaran sebagai syarat utama informasi
disampaikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Menikmati keindahan alam yang diberikan tanah air kita.
d. Rasa tanggung jawab atas kelestarian ala mini (tanggapan
terhadap
kelestarian alam)

B. Sikap
 Teori pembentukan sikap
1. Theoretic of learning , dirintis oleh Thorendhike, Skinner dan Cowder
Pada teori ini proses belajar sangat penting dalam pembentukan sikap.
Proses pembentukan sikap :
a. Belief (kepercayaan) tentang objek, memperoleh hubungan antara objek
dengan atribut-atribut lainnya.
b. Conditioning bertalian antara stimulus dengan respon.
c. Response evaluative (interaksi belajar).
2. Modeling theoretic, dikembangkan oleh Badura
Sikap tumbuh dengan cara dipelajari langsung dengan mengamati kegiatan
perilaku orang yang dijadikan model atau contoh.
3. Balance of theoretic, dikembangkan oleh Heider
Menurut teori ini perolehan informasi yang mampu memperluas wawasan dan
mendukung persoalan pada proporsi yang tepat sangat penting dalam rangka
mencapai keseimbangan.
Kesimpulan dari ketiga teori diatas adalah :
a. Melalui proses belajar mendapatkan informasi yang benar.
b. Melalui keteladanan dari orang-orang yang dijadikan contoh.
Cara mengevaluasi nilai dan sikap :
1. Nilai dengan Teknik menilai diri
2. Sikap dengan skala sikap, skala likert, skala Thurston, dan skala Guttman.

C. Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Dan Social Dalam


Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi
Aspek keterampilan atau kemampuan analisis dalam pelajaran IPS dapat
dicapai jika guru mengintegrasikan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Artinya guru harus memprogram kegiatannya dengan kegiatan PAIKEM.
Pengalaman yang berharga yang diperoleh peserta didik akan memberikan
manfaat, misalnya sebagai berikut :
a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian materi pelajaran
juga mampu mengembangkan sikap dan keterampilan.
b. Mendorong peserta didik berpikir kritis dan realistis.
c. Pengalam menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang sebenarnya.
d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman yang
lebihmendalam lagi.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar :
a. Pengalaman itu sesuai dengan tingkat kemampuan siswa
b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan.
Dengan pengalaman guru dapat mengembangkan keterampilan peserta
didiknya baik yang bersifat keterampilan intelektualnya, psikomotorik ataupun
kemampuan sosialnya.
Tujuan mengajarkan keterampilan adalah agar peserta didik dapat
mengerjakan sesuatu secara baik, disertai keahlian, dan dapat melakukannya
secara berulang-ulang.
Keterampilan terdiri atas 3 bagian :
a. Keterampilan intelektual/kemampuan analisis, keterampilan berpikir.
b. Keterampilan personal
c. Keterampilan Sosial

a. Keterampilan intelektual/kemampuan analisis, keterampilan berpikir.


1. Sejumlah proses melukiskan, menyimpulkan, menganalisisi, membuat
keputusan.
2. Membuat kesimpulan : memahami dan menerangkan berdasarkan
pengamatan.
3. Menganalisis informasi : kemampuan untuk mengamati secara hati-hati
dan merumuskan kesimpulan.
4. Konseptualisasi : membuat konsep melalui proses pembentukan konsep.
5. Membuat generalisasi : merumuskan pernyataan yang menunjukan
bagaimana konsep saling berkaitan.
Pada tahap yang tinggi diperlukan hal-hal berikut :
1) Studi atas beberapa sempel
2) Membuat keputusan : merupakan asimilasi dari kemampuan
mengaplikasikan konsep dan generalisasi.
3) Memprediksikan konsekuansi.

b. Keterampilan personal
Berkenaan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap siswa khusus
dalam mempelajari IPS dalam prosesnya, antara lain :
1) Membaca peta untuk mengenal pembagian permukaan bumi.
2) Membuat denah rumah.
3) Peta di RT dan RW dan seterusnya.
4) Mengenal waktu dan kronologi.
Kematangan peserta didik tentang waktu dan kronologi adalah bertahap.,
kompleks, kumulatif, dan sekunsi, yang penting siswa dapat
mengembangkan kemampuannya dan menerjemahkan konsep waktu dan
mengerti bagaimana waktu lampau dan masa kini berhubungan.

c. Keterampilan sosial
Manusia adalah makhlunyak social tinggal dalam kelompok, belajar
dengan keompok (nilai, kepercayaan, perilaku) belajar dari yang lain,
dalam situasi kelompok, memiliki sifat kemanusiaannya di dalam
hubungan dengan yang lainnya di dalam kelompok.
Kelompok adalah kumpulan individu, menurut Johnson & Johnson
kelompok adalah kumpulan perorangan dalam interaksi tatap muka, setiap
orang menyadari hubungannya sendiri, menyadari sifat keanggotaannya,
dan setiap orang mendapatkan kepuasan dalam partisipasi di dalam
aktivitas yang berlangsung.
1. Kebutuhan akan pengembangan keterampilan berkelompok
Warga negara yang efektif adalah warga negara yang dapat
menggunakan pengaruhnya dalam masalah umum, dengan meyakinkan
kelompok tentang pentingnya mencapai tujuan.
Gury harus meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompoknya
memiliki kesempatan untuk berperan serta dan berlatih kepemimpinan,
siswa diyakinkan bahwa dasar oengaturan kelompok bukanlah
kekuasaan semata, melainkan keahlian, kemampuan dan tanggap
terhadap informasi.
2. Peningkatan keterampilan kelompok (sosial)
Kelompok efektif mampu melihat suatu perkara dari kerangka dan
acuan yang berbeda. Mampu berkomunikasi dan berkompromi. Ada
diantara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi, ada yang
rendah atau sedang.

Kegiatan Belajar 3

ESENSI KURIKULUM IPS SD BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI


Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap dan
Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial, dalam Konteks Pendidikan
IPS SD Kelas Tinggi

Pada bagian akhir modul ini telah dikemukankan bahwa peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi itu ada keterkaitan hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Oleh karena itu
pengembangan pemahaman dan pengertian tentang peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi
hanya mungkin di dalam konteks bahan pengajaran yang disampaikan guru melalui proses
pembelajaran yang terencana dan terprogram. Melalui proses pembelajaran IPS yang
demikian itu, juga dikembangkan kemampuan peserta didik ke dalam ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik (ketereampilan).

Kemampuan guru sebagai pengembang kurikulum di lapangan direalisasikan dan


dapat diamati secara factual. Bagaimana guru merencanakan dan mengembangkan potensi
kognitif, afektif, dan keterampilan. Bagaimana guru mengadakan evaluasinya baik terhadap
program pengajaran yang dikelolahnya atau terhadap hasil belajar peserta didik.

Kurikulum IPS SD 2006 menuntut pendekatan PAIKEM dan pendekatan konsep. Ada
berbagai cara penyampaian konsep dapat dilakukan guru, misalnya dengan menghafkan label
sesuatu, dengan melalui ceramah penuh/ceramah murni.Pembelajran konsep sebaiknya
menempuh alur induktif-deduktif, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari fakta menuju
pembentukan konsep.

Contoh :

Topik 1 Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang (Materi
Pembelajaran, yaitu Pergerakan Nasional)

Kompetensi Dasar :

Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Indikator :

Peserta didik mengenal arti Pergerakan Nasional dan arti Sumpah Pemuda bagi Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Indonesia.

A. Ranah kognitif, setelah mempelajari topik ini peserta didik diharapkan dapat ;
1. Menerangkan peristiwa Sumpah Pemuda
2. Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam Sumpah Pemuda.

B. Ranah Afektif
1. Mengapresiasi jiwa Sumpah Pemuda
2. Menghayati jasa para Pelopor Pergerakan Nasional.

C. Ranah Psikomotor
1. Memahami makna Sumpah Pemuda melalui proses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian :
Peringatan hari kebangkitan nasional atau sumpah pemuda.
Fakta-fakta sebagai bahan kajian :
1. Gambar -gambar dari tokoh -tokoh bersejarah.
2. Naskah sumpah pemuda
3. Gambar gedung-gedung bersejarah.

Konsep :
1. Kaum Pergerakan, Persatuan bangsa, kemerdekaan, hak asasi manusia.

Generalisasi :
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan.
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan.

Nilai :
Nilai material :
Peserta didik merasa telah menikmati hasil kemerdekaan.

Nilai Vital :
1. Cermat, dalam meneliti ulasan sejarah.
2. Objektif, dalam menilai informasi.
3. Kreatif dalam memprediksi.

Nilai kerohanian :
1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya dan seterusnya.
2. Rasional dalam berargumentasi.
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan.
Sikap :
1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa disertai rasa tanggung jawab.
2. Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat orang lain.

Keterampilan Intelektual/kemampuan Analisis :


1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi dan
membuat keputusan.

Keterampilan Personal :
1. Keterampilan praktis ( membuat peta dan lain-lain ), belajar mandiri, memimpin dalam
diskusi, mengendalikan emosi dan lain-lain.

Keterampilan sosial :
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu menjelaskan,
mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu bertanya dengan
baik, dan lain-lain.

Jenis kegiata perorangan, kelompok kecil dan klasikal.

Persiapan :
1. Menyediakan media berupa kertas-kertas, spidol berwarna, gambar-gambar, dan lain-lain.

Pendekatan Metode :
Multimetode yang mencakup ceramah yang divariasikan dengan pendekatan konsep, diskusi
disertai tugas.

Penugasan kepada siswa :


Membuat kliping tentang uraian-uraian sekitar peringatan Hari Kebangkitan Nasional dan
Sumpah Pemuda.

Rancangan pengembangan materi pembelajaran oleh guru :


Guru merumuskan pokok-pokok materi sebagai bahan pengajaran dalam kegiatan belajar-
mengajar merujuk kepada berbagai sumber .

Kegiatan Operasional
Tahap Kelas :
I. Pertemuan Pertama
1. Penjelasan pokok-pokok pelajaran dari guru disertai cara belajarnya.
2. Kegiatan berikutnya :
a. Guru memperagakan contoh-contoh, menunjukkan gambar tokoh-tokoh
b. Menanyakan komentar peserta didik tentang gambar/foto tersebut.
c. Membuat kesimpulan singkat dan lanjut pertanyaan yang memicu pemikiran
peserta didik.
3. Guru menyampaikan ceramah singkat, diselingi pertanyaan, tanya jawab guru dan siswa.
4. Pertemuan ditutup dengan pemberian tugas dan penjelasan tugas kelompok.

II. Tahapan Penugasan


1. Inkuri sederhana, mengkaji isi buku serta pokok-pokok yang akan bahasan
2. Inkuri dokumentasi lainnya, melalui perpustakaan, koran, majalah, serta mencari
informasi dari lingkungan.
3. Untuk lebih membudahkan proses kerja kelompok, guru boleh memberikan cara
teknis pembuatan instrumennya, cara mewawancarai, cara membuat laporan.

III. Tahapan Kelas (Minggu Berikutnya)


Tahap ini adalah tahap diskusi kelas
1. Masing-masing kelompok menyerahkan hasil kerjanya, guru meneliti hasil kerja.
2. Memilih hasil kerja kelompok yang akan didiskusikan, Setiap kelompok diminta
menyampaikan laporannya secara singkat ke depan.
3. Merumuskan hasil kesimpulan diskusi. Guru memberikan bimbingan dan arahan
serta meluruskan jika ada jawaban yang kurang tepat

MODUL 4
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM
PENGAJARAN IPS
Kegiatan belajar 1
Tren globalisasi dan keragaman budaya

A. GLOBALISASI
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang
ada menyangkut berbagai bangsa dan Negara atau bahkan seluruh dunia. Pendidikan
global mengangkat persamaan daripada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh
berbagai bangsa. Memberikan penekanan berpikir tentang kesetiaan kepada bumi
tempat kita semua hidup.

Masalah-masalah dan isu-isu yang sifatnya global, seperti berikut:


3. Krisis energy: kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga sumber
energy pengganti.
4. Jarang antara Negara kaya dan miskin, yang melatarbelakangi lahirnya
beberapa organisasi kerja sama bilateral dan regional.
5. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta kemiskinan
6. Populasi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan dan pencemaran.
7. Perang nuklir
8. Perdagangan internasional, siap dengan persaingan harga dan kualitas
9. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi menghilangkan batas-batas
Negara. Penggunaan internet bisa memperoleh informasi tanpa ada batasan
10. Perdagangan obat terlarang.

Hidup bersama haruslah disadari oleh kesadaran di samping ada kesamaan, ada pula
perbedaan. Pendidikan global menonjolkan persamaan daripada perbedaan yang menuju
suatu konflik ataupun ketidakharmonisan di muka bumi.

B. KERAGAMAN BUDAYA
Keanekaragaman budaya sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki
lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya (Koentjaraningrat, 1980:
193). Menurut Koentjaraningrat pembauran adalah proses sosial yang timbul apabila ada
hal-hal berikut ini:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling bergaul secara intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang
khas dan unsur-unsurnya berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Faktor-faktor yang menghambat proses pembauran:


1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang
rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas

C. GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA

Derasnya arus informasi ke Indonesia memberikan keuntungan-keuntungan,


misalnya penyerapan Ilmu pengetahuan lebih cepat. Peristiwa penting diseluruh dunia
bisa diketahui dengan cepat. Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah
penggunaan jaringan Internet dalam telekomunikasi. Media global memberikan manfaat
bagi Indonesia sekaligus dampak negatifnya terutama dikalangan generasi muda.
Dampak negative yang bisa dilihat, diantaranya meningkatnya penggunaan obat terlarang
dikalangan muda.

D. PEMBELAJARAN IPS DALAM GLOBALISASI DAN KERAGAMAN


BUDAYA

Pelajaran IPS dalam proses pembelajarannya harus mampu mengembangkan


sikap hormat dan menghargai akan tanggung jawab sebagai warga Negara sekaligus
menerima keanekaragaman budaya di dalamnya.
Pengajaran keanekaragaman dalam IPS mengandung tujuan sebagai berikut:
 Mentranformasikan bahwa sekolah memberikan pengalaman dna kesempatan
yang sama kepada semua siswa
 Membimbing siswa mengembangkan sikap positif dalam nedekati masalah
perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama
 Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan
sikap-sikap social
 Membimbing siswa mengembangkan kemampuan memahami keterhubungan
dan ketergantungan budaya

Pengajaran globalisasi dalam IPS mengandung tujuan:


 Menanamkan pengertian bahwa mereka berbeda tetapi memiliki kesamaan-
kesamaan.
 Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan
 Membantu siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama
 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia

Kegiatan Belajar 2
Masalah – masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan
Lingkungan hidup (environment) menurut UU RI no 4 tahun 1982 tentang ketentuan-
ketentuan pokok lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan prilaku yang
mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Aspek-aspek yang termasuk ke dalam konsep lingkungan hidup, meliputi 5 hal yaitu:
1. Lingkungan abiotik, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang
bukan berupa organisme hidup. Misalnya tanah, mineral, udara dan gas, air dll
2. Lingkungan biotik yaitu: segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang
berupa organisme hidup. Misalnya mikroorganisme, binatang, tumbuhan, manusia dll.
3. Lingkungan alam, yaitu: kondisi alamiah baik secara biotik amupun abiotic yang
belum banyak dipengaruhi oleh tangan tangan manusia.
4. Lingkungan social, yaitu: manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada
diluar dirinya
5. Lingkungan budaya, yaitu: segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang
dihasilkan oleh manunsia melalui proses penciptaan rasa, karsa dan karyanya.
Menurut Nursid Sumaatmaja (1989:46-65), seorang ilmuwan yang geografi dari
FPIPS Bandung, setidaknya ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup
manusia, yaitu:
1) Perkembangan populasi manusia yang cepat
2) Daya dukung lingkungannya yang tidak memadai
3) Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia
4) Ketimpangan hidup itu sendiri
Langkah-langkah menangani masalah tersebut dapat berupa pikiran yang
konsepsional dan tindakan praktis yang professional sehingga kelestarian dan keselarasan
lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup manusia dapat terjaga.
Pendidikan Ekologi yaitu pendidikan yang mengkaji dan memfokuskan dirinya pada masalah
lingkungan hidup. Dengan pendidikan ekologi diharapkan tumbuh kesadaran, pengetahuan,
pemahaman, sikap, perilaku yang lebih mencintai, mewarisi, memelihara dan memanfaatkan
lingkungan hidup manusia secara professional dan wajar. Tujuan Pendidikan Ekologi yaitu
untuk mengembangkan disiplin ilmu itu sendiri, dan aktualisasi yaitu lingkungan untuk
kepentingan bersama dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar.

Kegiatan Belajar 3 :
Masalah – masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum
Masalah Hukum yaitu masalah yang timbul akibat terganggunya kepentingan atau hak
salah satu individu atau kelompok lain sehingga diperlukan jalur keluar (solusi) yang bersifat
mengikat kedua belah pihak.
Ketertiban yaitu suatu keadaan yang menunjukan adanya patokan, aturan atau
pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didalam pergaulan
antara pribadi atau golongan (masyarakat).
Kesadaran Hukum yaitu suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan
bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hokum yang
terjadi. Peristiwa hukum disini yaitu peristiwa yang dapat menimbulkan akibat hukum.
Hubungan masalah hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan IPS yaitu
sangat berhubungan karena diantaranya memberikan kontribusi yang besar terhadap
pembentukan warga Negara yang baik karena pada hakikatnya IPS bertujuan membentuk
warga Negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya
didalam berinteraksi secara positif dan akti dengan lingkungannya. Didalam interaksi dengan
lingkungan itulah aspek-aspek tentang hukum, ketertiban dan kesadaran hukum penting
dimiliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
Kegiatan Belajar 4 :
Masalah-masalah Kesadaran Hukum dan Pendidikan Kesadaran Hukum Warga Negara
Manusia merupakan makhluk social artinya makhluk yang senantiasa berhubungan
dengan yang lainnya. Kedudukan manusia sebagai makhluk social berimplikasi bahwa
manusia tidak dapat hidup menyendiri. Dalam interaksi dengan sesama, manusia akan
terbentuk menjadi sebuah kelompok yaitu masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun social, manusia senantiasa ada aturan
tersebut. Hukum ini perlu diterapkan agar tercapai kehidupan yang tertib, aman, adil, serasi,
seimbang dll.
Penanaman kesadaran hukum Negara dapat dilakukan melalui proses pendidikan.
Dalam proses pendidikan dilakukan dengan mengintegrasi atara pengetahuan nilai dan skill
pada diri siswa.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan IPS, penanaman kesadaran hukum dapat
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner. Kurikulum yang diterapkan yaitu dengan
pendekatan integrase dan korilasi terhadap permasalahan-permasalahan sehari-hari yang
dianggap oleh siswa. Dengan demikian guru IPS harus memiliki pengetahuan yang luas.
MODUL 5
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1
(Pendekatan kognitif dalam pembelajaran IPS SD

A. TUJUAN
Memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu social.

B. PROSES PENELITIAN
Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif. Metode ilmiah
memungkinkan para ilmuwan merevisi dan menyempurnakan teorinya. Bagi siswa SD proses
penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-gejala sosial dan perkembangan
masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja ilmu sosial.

C. MODEL-MODEL PENELITIAN SOSIAL


Model Banks (1977):
Masalah
Hipotesis
Data
Kesimpulan

D. KONSEP
Suatu kata atau pertanyaan abstrak yang berguna untuk mengelompokkan benda, ide atau
peristiwa (Banks, 1977:85)

- GENERALISASI
Pertanyaan mengenai keterkaitan dua konsep atau lebih.

F. TEORI/KONSTRUK
Bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan dan
memperkirakan perilaku manusia.

Kegiatan Belajar 2
(Pendekatan sosial, personal dan perilaku dalam pembelajaran IPS SD)
a. Emosi
Setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat atau meluap-luap.
b. Nilai dan Sikap
NilaiSuatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang,
mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu
tidak sesuatu dicapai.
SikapSuatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang
memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu
terhadap objek atau situasi yang dihadapinya
c. Perilaku Sosial
1. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
Tujuannya menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan dan
tanya jawab
Langkah-langkah:
a. Guru memilih suatu nilai yang bias diterima semua siswa
b. Guru menyiapkan bahan peragaan
c. Guru menyajikan konsep nilai
d. Menguasai peserta didik untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji
dalam kehidupan sehari-hari
e. Pada kesempatan selanjutnya, guru meminta laporan penerapan nilai
2. Pendekatan analitik keteladanan
Tujuannya menerapkan nilai/sikap melalui analisis sampelketeladanan dalam
masyarakat dalam berbagai bidang, di berbagai tempat dan dalam berbagai era/kurun
waktu, dan memotivasi peseta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu. Langkah-
langkah:
a. Guru memilih sample keteladanan dalam berbagai bidang
b. Guru membaca dan menyediakan sumber informasi
c. Guru menyajikan pertanyaan mengapa
d. Secara kelompok peserta didik mencari jawaban
e. Guru memimpin diskusi
f. Bersama peserta didik, guru mengidentifikasi ciri-ciri keteladanan
g. Bersama peserta didik, guru memilih ciri yang akan diterapkan
h. Guru menugaskan peserta didik untuk mencoba menerapkan ciri-ciri keteladanan
yang dipilih
i. Pada kesempatan berikutnya, guru meminta kesan-kesan penerapan ciri
keteladanan itu dari setiap peserta didik
3. Pendekatan kajian nilai
Tujuannya menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar
Langkah-langkah (Hunt and Metcalf’s Decision):
a. Membahas apa hakikat dari objek peristiwa atau kebijaksanaan yang dinilai
b. Membahas konsekuensi penerapan kriteria
c. Menguji keberlakuan kriteria
d. Memberi justifikasi kriteria
4. Pendekatan integrative konsep dan nilai
Tujuannya menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan suatu
konsep melalui kajian akademis
Langkah-langkah:
a. Guru menerapkan suatu konsep
b. Guru bersama peserta didik membahas sebab dan akibat
c. Memusatkan perhatian pada sebab dan akibat
d. Mengangkat isu nilai/sikap/moril
e. Membahas secara analitis
f. Memusatkan perhatian pada faktor
g. Memberi penguasaan
MODUL 6
METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH

Kegiatan Belajar 1
(Perencanaan pembelajaran IPS serta ranah dan tingkatannya)
A. Perencanaan pengajaran IPS
B. Ranah dan tingkatannya dalam pendidikan IPS SD
- Ranah kognitif
- Ranah afektif
C. Unit pelajaran dalam IPS
Bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil.
Rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran:
1. Identitas mata pelajaran
2. Kompetensi dasar dan indikator
3. Materi pokok
4. Media
5. Strategi

D. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut


E. Sumber bahan

Kegiatan Belajar 2
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Model Ropes (Review, overview, presentation, exercise, summary)
Langkah-langkah :
1. Review
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1-5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan
siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang
sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan
yang disampaikan.
2. Overview
Dilakukan 2-5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran dan strategi dengan
menyampaikan isi secara singkat.
3. Presentation
Tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena disini guru
sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk
pada proses telling, showing dan doing.
4. Exercise
Suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekan apa yang
telah mereka alami.
5. Summary
Untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran.
Proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki keuntungan:
a. Guru akan terhindar dari keberhasilan untung-untungan
b. Setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi
c. Guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan
fasilitas yang aada untuk ketercapaian tujuan
Kegiatan belajar 3
(Pembelajaran tematik)
A. Pengertian dan ciri pembelajaran tematik.
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna.
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik adalah:
a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan anak usia sekolah dasar
b. Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran ini bertolak dari minat dan
kebutuhan siswa
c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan
d. Membantu mengembangkan kemampuan berfikir siswa
e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatik
f. Mengembangkan keterampilan sosial
B. Karakteristik pembelajaran tematik
a. Berpusat pada siswa
b. Memberi pengalaman langsung
c. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
e. Bersifat fleksible
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
C. Implikasi pembelajaran tematik
a. Bagi guru: memerlukan guru yang kreatif
b. Bagi siswa: siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dimungkinkan untuk berbeda baik secara individual, pasangan, kelompok
kecil ataupun klasikal dan harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi
aktif
c. Terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media: dalam pelaksanaanya memerlukan
berbagai sarana dan prasarana belajar, pemanfaatan sumber belajar dari berbagai bidang,
perlu mengoptimalkan penggunaan media dan masih dapat menggunakan buku ajar.
d. Terhadap pengaturan ruangan: ruang perlu ditata dan disesuaikan, susunan bangku
berubah-ubah, peserta didik tidak selalu duduk dibangku, kegiatan yang bervariasi,
dinding dimanfaatkan dalam pembelajaran dan alat, sarana, sumber belajar hendaknya
dikelola.
e. Terhadap pemilihan metode: perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan
menggunakan multi metode.
D. Tahap persiapan pembelajaran tematik
 Pemetaan kompetensi dasar
 Menetapkan jaringan tema
 Penyusunan silabus
 Penyusunan rencana pembelajaran
E. Tahap pelaksanaan pembelajaran tematik
Tahapan kegiatan
 Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan
 Kegiatan inti
 Kegiatan penutup/akhir dan tindaklanjut
MODUL 7
METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS
KELAS TINGGI

Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD Kelas
Tinggi Berdasarkan Pendekatan Kognitif
A. Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Tidak ada metode yang cocok untuk
semua pokok bahasan yang ada dalam Program Tahunan ( PROTA ) maupun Program Semester
( PROMES ).
Dalam memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi dasar yang harus di capai peserta didik
3. Kemampuan guru terhadap materi dan metode yang akan dipilih
4. Jumlah peserta didik
5. Situasi saat belajar
6. Fasilitas yang di miliki
7. Evaluasi yang dipakai
Beberapa metode mengajar dengan keunggulan dan kelemahannya.
a. Metode ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seserorang pembicara di depan kelompok
pengunjung ( dalam hal ini siswa ).
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara 3 atau
lebih topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
c. Panel
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah
topik.
d. Studi kasus (case study)
Studi kasus adalah sekumpulan situasi masalah, termasuk detail-detail yang memungkinkan
kelompokmenganalisis masalah itu.
e. Metode brainstorming
Brainstorming adalah semacam cara pemecahan masalah, dimana anggota mengusulkan
dengan cepat semua kemugkinan pemecahan yang terpikirkan.
f. Diskusi formal
Diskusi formal ialah metode pemecahan masalah yang sistematis, mencakup;
1) Menyampaikan permasalahan;
2) Pengumpulan data;
3) Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin;
4) Memilih pemecahan yang terbaik.
g. Metode tanya jawab
Metode ini dapat dipakai untuk hal-hal berikut ini.
1) Menanyakan kembali pelajaran yang diajarkan.
2) Menyelingi pembicaraan untuk dapat bekerja sama siswa.
3) Memimpim pengamatan dan pemikiran siswa.
h. Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membagi siswa
dala suatu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Pengertian Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif ini menekankan pada bagaimana individu memberi renpons
rangsangan yang dating dengan menggunakan kemampuan intelektualyaitu melalui
mengorganisasikan data, merumuskan masalah dan membangun konsep untuk memecahkan
masalah dengan simbol – simbol verbal dan nonverbal.

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menetapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan


Pendekatan Sosial
A. Pengertian Pendekatan Sosial
Pendekatan social menekankan kecakapan individu berhubungan dengan orang lain
(masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala – gejala sosial yang muncul. Salah satu
metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan sosial yang akan diambil sebagai contoh
inkuiri sosial.
Terdapat tiga ciri pokok metode inkuiri social sebagai berikut.
1) Adanya aspek-aspek social dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya
suasana diskusi.
2) Adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah.
3) Adanya fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis.
Ketika proses inkuiri social berlangsung guru harus berperan sebagai pembimbing.
B. Cara Merancang Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan
Sosial
Tahap – tahap penerapan metode inkuiri social adalah berikut ini.
1) Orientasi
2) Penyusunan hipotesis
3) Definisi
4) Eksplorasi
5) Pembuktian hipotesis
6) Generalisasi

Kegiatan Belajar 3

Merancang dan Menetapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan


Pendekatan Personal
A. Pengertian Pendekatan Personal
Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada usaha membantu
peserta didik untuk mengembangkan dirinya dan pembentukan sikap.
B. Cara Merancang Metode Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Personal
Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan
dipilih sebagai contoh adalah metode pertemmuan kelas. Metode ini berdasarkan pada teori
Glasser yang memp[unyai dua asumsi, pertama, bahwa manusia itu mempunyai 2 kebutuhan
dasar, yaitu cinta dan harga diri. Kedua, kebutuhan tersebut berakar dalam hubungan
antarmanusia.
Metode pertemuan kelas, menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe sebagai berikut.
1. Tipe pertemuan pemecahan masalah sosial
2. Tipe pertemuan terbuka
3. Tipe pertemuan terarah dan terbuka
Langkah – langkah penerapan metode pertemuan kelas adalah sebagai berikut.
1) Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan
2) Menyajikan masalah untuk diskusi
3) Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4) Mengindentifikasi alternatif tindakan
5) Merumuskan kesepakatan
6) Perilaku tindak lanjut
Merancang dan Menetapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan
Pendekatan modifikasi perilaku
A. Pengertian Pendekatan Modifikasi Perilaku
Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan mengusahakan
terjadinya perilaku peserta didik. Mengajar pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya
perubahan dalam perilaku peserta didik dan perubahan perilaku tersebut haruslah dapat
diamati secara jelas.

1. Rumpun pendekatan perilaku


Pendekatan perilaku dapat dibedakan menjadi enam sebagai berikut.
a. Pengelolaan kontingensi
b. Mawas diri atau pengendalian diri
c. Relaksasi
d. Reduksi stress
e. Asserlive training
f. Direct training

B. Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Modifikasi


Perilaku
Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri melalui 5 tahap sebagai berikut.
1. Pengenalan prinsip tingkah laku.
2. Menetapkan data dasar.
3. Menyiapkan data realistis.
4. Pelaksanaan program.
5. Evalusi dan tindak lanjut
Merancang dan Menetapkan Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan
Pendekatan Ekspositori
A. Pengertian Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi
pelajara yang telah jadi atau siap disampaikan kepada peserta didik. Pendekatan ekspositori
lebih menekankan pada kegiatan guru (teacher centered). Jenis komunikasi maka pendekatan
ekspositori termasuk komunikasi satu arah, yaitu dari guru kepada peserta didik.

B. Merancang Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Ekspositori


Penggunaan metode ceramah digunakan jika;
1. Bahan yang diberikan merupakan bahan baru
2. Jumlah siswa banyak
3. Siswa dapat memahami informasi yang disampaikan melalui kata-kata.
MODUL 8
EVALUASI PEMBELAJARAN IPS SD

Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi dalam Pembelajaran IPS SD

A. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi atau penilaian adalah suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan efiseinsi suatu program. Aspek yang dinilai dari program itu ada dua macam, yaitu tingkat
keberhasilan dan tingkat efisiensi pelaksanaan program. Kegunaan utama dari evaluasi adalah
untuk pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2008 tentang standar penilaian,
dikemukakan ada beberapa jenis ulangan untuk mengukur proses dan hasil pembelajaran, seperti
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan
kenaikan kelas.
Menurut Sapriya Efendi Ridwan prinsip penilaian penting sebagai berikut :
a) Valid, artinya hanya mengukur apa yang hendaak diukur.
b) Andal, meliputi kecermatan, ketepatan, dan keajegan ( consistency )dari hasil pengukuran
yang dilakukan.
c) Objectif, yaitu penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, dan tidak
dipengaruhi subjective penilai.
d) Adil, yaitu penilaian tidak menguntungkan / merugikan peserta didik.
e) Terpadu, yaitu penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran.
f) Terbuka, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
g) Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai.
h) Sistematis, artinya oenilaian dilakukan secara berencana dan bertahapdengan mengikuti
langkah-langkah baku.
i) Akuntabel, artinya penilaian tersebut dapat dipertanggungjawabkan baik darisegi teknik,
prosedur, maupun hasil.
j) Beracuan pada kriteria, yaitu penilaian di dasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
Dalam menyususn tes atau soal , hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tujuan tes
2. Pilih Kompetensi Dasar
3. Pilih materi pokok dan hasil belajar serta indicator yang sesuai dengan KD
4. Buat Indikator Tes ( TIK )
5. Susunlah soal-soal berdasarkan indikator Tes

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Hasil Belajar IPS Aspek Kognitif
A. Pengertian aspek kognitif
Aspek kognitif dalam evaluasi hasil belajar mempunyai 2 tingkatan antara lain :
1. Tingkatan yag lebih rendah, meliputi hal-hal berikut :
a. Evaluasi yang mengungkap pengetahuan ( knowledge ) atau C1
b. Evaluasi yang mengungkap pemahaman ( comprehension ) atau C2
c. Evaluasi yang mengungkap penerapan ( application ) atau C3
2. Tingkatan yang lebih tinggi, meliputi hal-hal berikut:
a. Analisis (analysis) atau C4
b. Sintesis (synthesis) atau C5
c. Evaluasi (evaluation) atau C6.
 Evaluasi yang mengungkap pengetahuan merupakan pertanyaan atau tes yang
mengungkap penalaran dalam katagiri terendah.
Kata-kata yang sering dipakai untuk evaluasi (pertanyaan) yang mengungkap
pemahaman, antara lain berikut ini.
a. Mengapa?
b. Jelaskan!
c. Uraikan.
d. Beri ulasan!
e. Bandingkan!
 Evaluasi yang mengungkap penerapan (Application), pada penerapan
(aplikasi) siswa dapat menggunakan informasi yang diterima untuk
memecahkan suatu masalah. Kata-kata yang sering digunakan untuk
mengungkap penerapan (application) adalah berikut ini.
a. Demonstrasikan!
b. Tunjukanlah!
c. Klasifikasikan!
d. Carilah hubungan!
e. Tuliskan!
f. Gambarkan!
 Evaluasi mengungkap analisis (Analysis)
Analisis merupakan jenjang pertanyaan dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis bahkan
menciptakan sesuatu yang baru.
 Evaluasi yang mengungkap sintesis (Syntesis)
Pertanyaan yang mengungkap sintesis menuntut siswa berfikir orisinal dan kreatif.
Siswa dituntut berfikir induktif.
Kata tanya yang biasa dipakai antara lain :
a. Susunlah dengan kata-katamu !
b. Apa yang mungkin terjadi!
c. Buatlah perkiraan apa yang terjadi!
d. Bagaimanakah!
 Evaluasi yang mengungkap penilaian.
Evaluasi dalam tahap ini menuntut adanya standar / kriteria yang jelas. Kemungkinan
jawaban yang diberikan siswa berbeda-beda.
Dalam merancang alat evaluasi / tes, perlu mempelajari kurikulum yang berlaku yang
meliputi :
a. Kompetensi Dasar
b. Materi Pokok
c. Indicator Materi
d. Menyusun indicator untuk kisi-kisi soal

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi tentang Nilai dan Sikap Sosial
A. Pengertian Nilai dan Sikap Sosial
Nilai dan sikap social terjadi apabila ada interaksi sosial antara seseorang dengan orang
lain, seseorang dengan kelompok, dan antar kelompok.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada komunikasi dan kontak social.
Ada 3 macam bentuk kontak sosial, antara lain :
1. Antara orang per orang
2. Antara orang dengan kelompok
3. Antarakelompok dengan kelompok

Dalam merancang alat evaluasi nilai dan sikap sosial, perlu mempelajari hal-hal
berikut:
a. Kompetensi Dasar
b. Materi Pokok
c. Hasil Belajar
d. Indicator Materi
e. Kisi-kisi tes

Merancang dan Menyusun Alat Evaluasi Ketrampilan IPS


A. Pengertian Ketrampilan IPS
Ketrampilan IPS adalah beberapa kemampuan baik fisik maupun mental di bidang
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Menurut Conny Semiawan dkk (1985), ketrampilan mendasar dalam proses berpikir
dan berkarya di bidang ilmiah dibagi menjadi 9 antara lain :
1. Mengobservasi / mengamati, antara lain : menghitung, mngukur, mengklasifikasi,
mencari hubungan ruang/waktu.
2. Membuat hipotesis
3. Merencanakanpenelitian/eksperimen
4. Mengendalikanvariabel
5. Menafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara
7. Memprediksi
8. Mengaplikasikan/menerapkan
9. Mengkomunikasikan
Dalam merancang evaluasi ketrampilan IPS di SD perlu dipelajari kurikulum SD yang
berlaku, sebagai berikut :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi Pokok
3. Hasil Belajar
4. Indicator tes
5. Menentukan materi, menyususn indicator/soal
6. Menyusun soal / tes hasil belajar
Membuat kesimpulan sementara dapat dilakukan jika sudah mengadakan observasi.
Dalam mengadakan observasi akan diperoleh data yang dapat dipakai untuk membuat
kesimpulan.
Seseorang dikatakan mampu menerapkan konsep, apabila ia dapat menerapkan konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL 9
MODEL MODEL PEMBELAJARAN IPS

Modul terakhir ini akan membahas tentang model – model pembelajaran ips secara umum
dan cara merancang serta menerapkan model-model pembelajaran ips di sekolah Dasar.
Istilah – istilah yang di maksud adalah :
1. Pendekatan pembelajaran
2. Strategi pembelajaran
3. Metode pembelajaran
4. Tehnik pembelajaran
5. Taktik pembelajaran
6. Model pembelajaran

Kegiatan Belajar 1
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS dengan Menggunakan
Pendekatan Berorientasi Pemecahan Masalah
A. Pengertian Pendekatan Pemecahan Masalah
Secara umum kita mengenal tiga cara pemecahan masalah :
1. Pemecahan masalah secara otoritatif
2. Pemecahan masalah secara ilmiah
3. Pemecahan masalah secara metafisik
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan yang di pelajari dalam mempelajari
IPS terpadu dengan maksud mengubah keadaan actual menjadi keadaan yang di
kehendaki dengan memperhatikan prosedur pemecahan yang sistematis.makna
pengalaman belajar dengan metode pemecahan masalah bagi siswa adalah merangsang
mereka untuk belajar berpikir secara ilmiah dan mengembangkan daya nalar dalam
menghadapi berbagai masalah kehidupan yang menghadang di depan.
1. Model pemecahan masalah secara kelompok :
Langkah-langkah pemecahan masalah secara kelompok (jhonson dan jhonson) yaitu :
1. Definisi masalah
2. Diagnosa masalah
3. Merumuskan alternatif strategi
4. Penentuan dan penerapan suatu strategi
5. Evaluasi keberhasilan strategi

A. MENERAPKAN MODEL PEMBELJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Langkah – langkah guru dalam menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Kompetensi Dasar
2. Materi pokok
3. Hasil belajar
4. Menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah
5. Mengadakan tanya jawab mengenai pemecahan masalah yang telah di putuskan

Kegiatan Belajar 2

Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD dengan Menggunakan


Pendekatan Humanistik (Wawasan Bidang Interkeilmuan)

A. Pengertian Pendekatan Humanistik


Pendekatan Humanistik adalah pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang
menyoroti suatu topik atau tema yang termasuk bidang ilmu tertentu dengan
berbagai disiplin ilmu yang relevan (terkait).Pendekatan Humanistik sangat
penting untuk dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran IPS SD ,sebab
mengingat manfaat yang di peroleh yaitu merangsang dan membina pola pikir
peserta dididk secara menyeluruh dan terpadu.
B. Tujuan Pendekatan Humanistik
Tujuan penerapan pendekatan Humanistik adalah agar peserta didik dapat menelaah
dan memahami suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang pada akhirnya
mereka dapat menarik kesimpulan secara terpadu dan menyeluruh.

Kegiatan Belajar 3
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran SD dengan menggunakan
Pendekatan Wilayah (Geografi)

A. Pengertian Pendekatan Wilayah


Pendekatan wilayah adalah pendekatan suatu masalah dengan menyoroti dari berbagai
aspek kehidupan secara mendetail di wilayah tertentu.
B. Tujuan pendekatan Humanistik
Tujuannya untuk memberikan pengertian pada murid secara terpadu mengenai suatu
masalah secara wilayah. Oleh karena itu, gru harus pandai mengendalikan jalannya proses
pembelajaran IPS dengan memperhatikan tujuan, materi, fasilitas yang ada, serta kondisi
guru dan peserta didik.

Kegiatan Belajar 4
Merancang dan Menerapkan Model Pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
Pendekatan Metode Proyek
A. Pengertian Metode proyek
Metode proyek adalah suatu jenis kegiatan memecahkan masalah yang dilakukan oleh
perseorangan atau kelompok kecil, berbeda dengan kegiatan problem solving dalam
metode proyek ini biasanya dihasilkan produk nyata, seperti peta, maket, model,
diorama, dan mempunyai nilai intrinksik bagi peserta didik yang menghasilkan.
Metode proyek memungkinkan penyaluran minat dan bakat peserta didik dan dilatih
untuk menelaah dan memandang semua materi pelajaran dalam konteks yang lebih
luas.
Metode proyek memungkinkan untuk memperluas wawasan pengetahuan dari mata
pelajaran dan mampu mengaitkannya sehingga peserta didik mendapatkan
pemahaman yang bulat dan menyeluruh. Dalam merancang pendekatan metode
proyek harus memperhatikan tujuan,bahan pelajaran dan fasilitas yang ada.

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN METODE PROYEK

Kegiatan pembelajaran IPS yang menggunakan metode proyek harus memperhatikan


kriteria sebagai berikut:
1. Kegiatan belajar bersifat riil/nyata
2. Mempunyai arti dan manfaat bagi peserta didik
3. Mempunyai hubungan dan tujuan pembelajaran
4. Hasil proyek sepadan dengan waktu yang di sediakan
5. Bahan dan peralatan mudah di peroleh
6. Biaya relatif murah

 Tahap – tahap pelaksaanaan metode proyek adalah :


1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap tindak lanjut
4. Tahap penilaian

C. MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN METODE PROYEK

Sebagai contoh, ambil salah satu Silabus dalam kurikulum Sekolah Dasar Kelas 4
Semester 1

Kegiatan Belajar 5
Merancang dan menerapkan model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan
pendekatan kurun waktu (time line )
A. PENGERTIAN PENDEKATAN KURUN WAKTU
Penerapan pendekatan kurun waktu dalam kegiatan belajar mengajar , berarti kita
mempelajari sejarah. Didalam sejarah ada tiga konsep mengenai waktu yang berdasarkan
ruang, berdasarkan matematika dan berdsarkan asosiasi. Penerapan pendekatan kurun
waktu di dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat melatih peserta didik untuk berpikir
secara kronologis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Dengan
memahami kejadian masa lampau kita dapat mengambil banyak pelajaran. Dengan
berbekal pengalaman masa lampau kita diharapkan lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan.
Di dalam sejarah ada tiga konsep mengenai waktu yang berdasarkan ruang, berdasarkan
matematika dan berdasarkan asosiasi.
1. Waktu Keruangan
Waktu erat kaitannya dengan ruang/tempat jika diperluas lagi berkaitan dengan tempat
dan jarak
2. Waktu Matematis
Kalender di didnding mewujudkan sistematika waktu khas untuk diingat manusia
3. Waktu Asosiasi
Mendengar atau membaca tahun sejarah tertentu akan mengingat peristiwa tertentu
pula

B. MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN IPS SD DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN KURUN WAKTU

Dalam merancang model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan


kurun waktu, berarti kita merancang model pembelajaran untuk mengajarkan sejarah.
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari, mengkaji, kisah perbuatan, dan peristiwa
manusia pada masa lampau. Unsur pokoknya adalah manusia, ruang tempat, dan
waktu. Sifat objeknya adalah perbuatan pada peristiwa-peristiwa terpilih yang
mempunyai arti bagi manusia. Konsep pokoknya adalah perbuatan, kontinuitas dan
waktu.
Sifat kharateristik yang perlu diperhatikan dalam sejarah adalah:
1. Kejadian/data itu bersifat enameling (hanya terjadi sekali dan tidak mungkin terjadi
lagi)
2. Perkembangan peristiwa atau kejadian historis itu bersifat kausal(sebab-akibat)
3. Subjectivitas dalam penilaian dan interprestasi data

Anda mungkin juga menyukai