Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

PDGK4102 / KONSEP DASAR IPS

DISUSUN OLEH :

MELLY NURSYAWALIA
859403874

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


UPBJJ MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.2
PEMBAHASAN

1. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di era kemajuam


Ilmu Pengetahuan dan perkembangan teknologi kualitas SDM merupakan hal
yang mutlak tidak boleh ketinggalan karena inilah yang menentukan kemajuan
suatu bangsa. Pengembangan SDM harus bersamaan dengan Pengembangan
nilai-nilai dalam pembelajaran IPS. Nilai-nilai yang dimaksud yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
a. Nilai Edukatif
Dalam proses peningkatan perilaku sosial melalui pembinaan nilai edukatif,
tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi
berkenaan dengan perilaku afektifnya. Melalui pendidikan IPS, perasaan,
kesadaran, penghayatan, sikap, kepedulian dan tanggung jawab sosial
peserta didik ditingkatkan. Kejelian mereka terhadap ketimpangan sosial,
penderitaan orang lain, perilaku yang menyimpang dari norma dan nilai,
melalui IPS yang ditanamkan sampai menyentuh nuraninya. Kepedulian
dan tanggung jawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan
IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong royong
dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan. Keterampilan sosial
tersebut secara meyakinkan ditingkatkan melalui pendidikan IPS. Proses
pembelajaran tersebut tidak terbatas hanya di lingkungan sekolah tetapi
dapat dilaksanakan dalam kehidupan praktis sehari-hari.
b. Nilai Praktis
Pokok bahasan IPS haruslah digali dari kehidupan sehari-hari, misalnya
dari lingkungan terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di tempat-tempat
bermain dan yang lainnya. Dalam hal ini, nilai praktis itu disesuaikan
dengan tingkat usia dan kegiatan sehari-hari. Pengetahuan IPS yang
praktis tersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio,
membaca buku cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut diproses secara menarik, tidak
terlepas dari kehidupan sehari-hari, dan secara langsung ataupun tidak
langsung memiliki nilai praktis serta strategis dalam membina SDM sesuai
dengan kenyataan hidup hari ini, terutama untuk masa-masa yang akan
dating.
c. Nilai Filsafat
Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap dan menyeluruh sesuai
dengan perkembangan kemampuan, dapat mengembangkan kesadaran
tentang posisi sebagai anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
Dari proses tersebut akan memunculkan juga kesadaran akan peran
masing-masing di dalam lingkup sosial itu dan kemudian dikembangkan.
Atas kemampuan berfilsafat yang tidak luput dari jangkauan pendidikan
IPS. Dengan demikian, nilai filsafat yang demikian sangat berfaedah dalam
kehidupan bermasyarakat tidak luput dari perhatian pendidikan IPS.
d. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan menjadi landasan moralitas Sumber Daya Manusia (SDM)
karena menjadi kunci kebahagiaan lahir dan batin yang landasannya
mencakup ruang lingkup dan aspek kehidupan yang luas cakupannya.
Selaku guru IPS, materi dan proses pembelajaran yang ada di dalam
pendidikan IPS wajib berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan.

2. Dalam sejarah perkembangan IPS di Indonesia konsep IPS mula dikenal


dalam dunia Persekolahan pada Tahun 1972-1973 yang dikenal dengan istilah
Kurikulum Proyek Perimtis Sekolah Pembangunan (PPSP), kurikulum ini
dianggap sebagai pilar kedua dalam pengembangan pemikiran Pendidikan IPS
mengenai masuknya kesepakatan akademik tentang IPS ke dalam kurikulum
sekolah dimana konsep Pendidikan IPS ada 3 (tiga) bentuk wujud, yakni :
1. pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan
Negara/Studi Sosial;
2. pendidikan IPS terpisah, di mana istilah IPS hanya digunakan sebagai
konsep paying untuk mata pelajaran geografis, sejarah dan ekonomi;
3. pendidikan Kewarga Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus,
yang dalam konsep tradisi social studies termasuk “citizenship
transmission” Barr, dkk ; 1978)
3. IPS yang dikenal di Indonesia bukan Ilmu sosial, oleh karena itu proses
pembelajaran IPS pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan Tinggi,
SMA, SMP, SD tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya tetapi
menekankan pada segi praktis mempelajari, menelaah dan mengkajigejala
masalah sosial. Artinya ada perbedaan antara IPS sebagai Bidang studi dan
Ilmu Sosial sebagai disiplin Ilmu. Perbedaan tersebut antara lain.
a. Pertama, IPS bukanlah suatu disiplin ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi
IPS lebih tepat dilihat sebagai bidang kajian, yaitu suatu kajian terhadap
suatu masalah-masalah kemasyarakatan.
b. Kedua, pendekatan yang dilakukan IPS menggunakan pendekatan
multidisiplin atau interdisiplin, tidak seperti Ilmu Sosial yang menggunakan
pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin.
c. Ketiga, IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan oleh
karena itu keberadaan IPS lebih fokus ke dunia persekolahan, tidak seperti
Ilmu Sosial yang keberadaannya bisa di dunia persekolahan, perguruan
tinggi atau dipelajari di masyarakat umum sekalipun.
d. Keempat, IPS di samping menggunakan Ilmu-ilmu Sosial sebagai bahan
pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan
mempertimbangkan aspek-aspek psikologis-pedagogis. Oleh karena itu,
dalam penyajiannya IPS sangat peduli dengan pertimbangan-
pertimbangan di atas karena bagaimanapun latar belakang, kemampuan,
lingkungan serta perkembangan peserta didik harus diperhatikan.

4. Sebagai anak bangsa yang tahu tentang sejarah kemerdekaan Indonesia dan
juga tahu tentang pernah adanya peristiwa G30S.PKI yang di mana peristiwa
itu sangat merugikan bangsa Indonesia karena tidak sedikit korban akibat
peristiwa itu, menurut saya harus lebih berhati-hati akan isu munculnya PKI
gaya baru. Walaupun hanya isu tetapi, kita wajib waspada dan berhati-hati
untuk melihat dan mengamati kepemimpinan suatu kelompok atau organisasi
politik di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Wahab, Abdul Aziz dkk. 2007. Konsep Dasar IPS. Edisi 1. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka. (BMP PDGK4102)

Anda mungkin juga menyukai