Oleh:
Nana Supriatna, Dr. M.Ed
Universitas Pendidikan Indonesia
Disajikan dalam matrikulasi
Program Studi IPS SPS UPI
2009
Biodata Pemateri:
Nana Supriatna, M.Ed.
Dr. Nana Supriatna, M.Ed. PGSD, dosen pada Pend. Sejarah, (FPIPS), dan Pend. Dasar, serta Sekolah
Pascasarjana, UPI
Pendidikan:
1. Sekolah Pendidikan Guru Negeri II, Bandung
2. S-I Pendidikan Sejarah FPIPS UPI pada 1985.
3. S-2 (Magister Social Studies (Pendidikan IPS), Deakin University, Melbourne, Australia, pada 1996.
4. S-3 (Doktor) Pend. IPS UPI,
Penelitian SD:
1. Presbyterian Primary School, Abbotsford State Primary School, dan Springvale State Primary
School, Victoria, Australia. 1995.
2. Kajian IPS di Jepang, Malaysia, dan Hongkong.
Pengalaman Administratif:
1. Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah (2000-2001)
2. Pembantu Dekan I FPIPS UPI (sejak 20012005).
Pemakalah pada beberapa kegaitan seminar dan lokakarya mengenai pembelajran IPS SD di beberapa
daerah di Indonesia.
Pengertian IPS SD
KAJIAN IPS
sebagai bahan Pendidikan IPS dan mengacu pada
Permen Diknas No. 22,23 dan 24/2006 untuk menjadi
dasar dalam menyusun silabus dan rpp
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
P3EMBELAJARAN PAKEM
Adalah merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar yang membuat
membelajaran menjadi:
Siswa aktif dalam mengikuti proses bembelajaran
Kreatif yang dikembangkan melalui kegaitan PBM
Efektif sesuai dengan tujuan atau indikator yang
disusun
Menyenangkan karena pembelajaran tidak membebani
siswa.
Pembelajaran kontekstual
Lilis: Bermain peran tentang tokoh tertentu.
Agus: kerjasama antara sekolah dan ortu
perenialisme.
progressivisme.
rekonstruksi sosial.
Aliran filsafat yang terakhir yaitu filsafat rekonstruksi sosial. Aliran
filsafat ini memandang pendidikan sebagai wahana untuk
mengembangkan kesejahteraan sosial. Filsafat pendidikan
rekonstruksionisme, seperti dikemukakan oleh ONeil (2001), dapat
dipilih sebagai salah satu alternative dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan IPS untuk masa depan. Orientasi
rekonstruksionisme berpandangan bahwa sekolah harus diarahkan
kepada pencapaian tatanan demokratis yang menduinai. Secara
filosofis, seorang rekonstruksionis yakin bahwa teori pada puncaknya
tidak terpisahkan dari latar belakang sosial dalam suatu era
kesejarahan tertentu. Dengan demikian, pikiran adalah sebuah produk
dari kehidupan di sebuah masyarakat tertentu dan dalam waktu
tertentu pula. Oleh karena itu, tanpa mengabaikan nilai-nilai masa lalu,
aliran ini menghendaki agar setiap individu dan kelompok masyarakat
mampu mengembangkan pengetahuan, teori atau pandangan tertentu
yang paling relevan dengan kepentingan mereka melalui
pemberdayaan peserta didik dalam proses pembelajaran guna
memproduksi pengetahuan baru.
empat perspektif
sampah
Pengusuran PKL
Pertanyaan:
1. Ceriterakan bagaimana cara mengemas
belajar dari lingkungan sosial siswa dan
dibawa/dikembangkan di kelas secara
terpadu. Contoh: mengamati pasar,
sentra produksi, WC yang kotor,
keadaan sungai yang penuh polusi, dll.
2. Mata pelajaran apa yang terkait dengan
kegaitan tersebut.
Mbangkan ni
Sumber daya alam
Misalnya sayuran.
Dampak bagi konsumen dan produsen