Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Ilmu Pengetahuan Sosial


B. Kegiatan Belajar : Konsep Dasar Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
(IPS) Untuk MI/SD (KB 1)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Konsep
(Beberapa istilah
1
dan definisi) di
KB A. Definisi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS adalah program pendidikan yang menyatukan dan


menyederhanakan konsep-konsep ilmu sosial yang relevan dan
bermanfaat untuk tujuan pendidikan dan dirancang untuk pembelajaran
di tingkat sekolah (Sapriya, 2009).

Melalui IPS diharapkan peserta didik mendapat pengetahuan dan


pemahaman mengenai konsep-konsep dasar ilmu sosial yang
disederhanakan menjadi secara kognitif, afektif dan psikomotorik
menumbuhkan kesadaran dan kepekaan terhadap berbagai masalah
sosial dalam kehidupannya sehingga dapat mengatasinya. melalui studi
dan keterampilan yang didapat.

Dalam jenjang pendidikan dasar, materi yang diberikan dalam IPS lebih
memaksakan baik dari segi dimensi pedagogis dan psikologis,
serta kompetensi berpikir holistik mengenai peserta didik agar
membentuk warga negara yang baik dan mampu bertahan dalam
kondisi sosial. masyarakat dan lingkungannya.

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada


Kurikulum di Indonesia

1. Fase Diskursus
Dalam fase ini, sekitar tahun 1935, berlangsung diskursus di kalangan
intelektual Amerika mengenai perkembangan studi sosial dan tantangan
untuk menjadi disiplin ilmu yang kuat. disiplin ilmu yang solid. Pada
tahun 1940-1950, National Council for The Social Studies (NCSS)
menekankan fakta sejarah dan budaya sebagai bagian dari diskursus
yang dihasilkan tentang apakah remaja harus bersikap demokratis dan
kritis. Pada titik ini terdapat dua diskursus isocial studies, yaitu
citizenship education atau social studies education.

Tahun 1940-1960, terjadi dua gerakan menuju visi social studies,


yang pertama adalah gerakan integrasi ilmu-ilmu sosial dan yang
kedua gerakan konservasi ilmu-ilmu sosial dalam masing-masing
disiplin ilmu. Pada tahun 1960-an lahirlah gerakan akademik, dari
situlah lahir istilah the new social studies, diprakarsai sejarawan
dan ilmuwan sosial bdalam usaha mengembangkan kurikulum
dan bahan ajar yang inovatif dan berskala besar gerakan ini
berhasil meningkatkan social studies ke higher level of intellectual
pursuit (Barr et al. , 1977) yang memunculkan era pembelajaran
social science education, meskipun secara substantif tidak efektif
dalam merubah sikap peserta didik, dalam hal ini sikap demokratis.

Dalam tahun 1994, National Council for The Social Studies (NCSS)
melahirkan sebuah dokumen berjudul Expectations of Excellence:
Standard Curriculum for the Social Studies, yang kemudian
membentuk dasar perkembangan ilmu sosial di Amerika Serikat,
khususnya hingga saat ini. Dokumen tersebut mengatakan bahwa
fokus studi sosial di tingkat pendidikan terletak pada integrasi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap di dalam dan lintas disiplin
ilmu, dan di kelas yang lebih rendah itu disusun di wilayah mata
pelajaran tertentu.

2. Fase Interaksi
Dalam program Rencana Pembangunan 5 Tahun (Repelita) I
tahun 1969-1974, tim ahli rumusan Pendidikan Nasional
menjumpai 5 masalah:
a. Kuantitas terkait dengan perkara perluasan dan pemerataan
akses pendidikan dan pembelajaran untuk semua warga
negara.
b. Kualitas meliputi pada masalah kualitas lulusan dan
peningkatannya.
c. Relevansi, yang berarti kesamaan antara sistem pendidikan
dan keperluan pembangunan.
d. Efektifitas, yang berarti betapa sistem pendidikan dan efisiensi
penggunaan sumber daya dan fasilitas sampai kuantitas,
kualitas dan relevansi bisa berjalan dan tercapai.
e. Kaderirasi, penguatan generasi muda dalam rangka
mempersiapakan tenaga-tenaga produktif untuk
pembangunan nasional. Dalam seminar nasional di
Tawamangu tahun 1972, istilah IPS pertama kali ada dan
menjadi wacana yang menghasilkan beberapa ungkapan yakni:
1) Pengetahuan Sosial (Social Science)
2) Studi Sosial (Social Studies)
3) Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Science Education)

3. Tahap perkembangan
Dalam tahap itu, prioritasnya adalah implementasi IPS dalam kurikulum
Indonesia dari tahun ke tahun sampai kurikulum (2013) sebagai
kurikulum baru.
Asal mulanya mata pelajaran IPS termasuk sejarah dan geografi diduga
tidak efektif dalam membangun sikap kritis dan sosial peserta didik,
pada akhirnya harus mereduksi mata pelajaran sosial yang termasuk
dalam mata pelajaran sosial semacam rupa agar terintegrasi.
Kesimpulan resmi bisa dijelaskan bahwa Kurikulum 1975 adalah
lahirnya IPS dalam kurikulum Indonesia.
Pada kurikulum 1975, konsep pendidikan ilmu sosial meliputi 4 profil,
yakni:
a. Pendidikan IPS Khusus adalah Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
mengubah mata pelajaran kewarganegaraan.
b. Pendidikan IPS terintegrasi bagi tingkat Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah.
c. Pendidikan IPS bagi Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti
kesatuan sejarah, geografi dan ekonomi koperasi
d. Pendidikan IPS bagi tingkat sekolah menengah atas (SMA),
yang diajarkan di tingkat SMAA/SMK dalam ilmu-ilmu sosial
seumpama sejarah dan geografi (SPG) sekolah guru, ekonomi
dan sejarah. Pada kurikulum IPS terbaru disediakan secara
tematik terpadu hanya pada SD/Madrasah Ibtidaiyah kelas 4-6.

C. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Tujuan mata pelajaran IPS dapat dipastikan yaitu:


1) Mengenal konsep-konsep yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungan.
2) Kompetensi dasar berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
pemecahan masalah dan keterampilan hidup sosial.
3) Bersepakat dan sadar akan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Kompetensi berkomunikasi, bekerja sama dan bersaing dalam
masyarakat beraneka ragam di tingkat lokal, nasional dan global
(Sapriya, 2009). Kecuali itu, tujuan lain mempelajari ilmu sosial
merupakan keterampilan komunikasi, keterampilan kerja sama,
keterampilan akademik, berjanji dan rasa tanggung jawab,
kesadaran akan nilai-nilai sosial, manusia dan lingkungan, serta
kompetensi memecahkan masalah dengan cara ini, tentang ikatan
pribadi dan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

D. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS mempunyai beberapa karakteristik yaitu:


1) Integrasi konsep ilmu sosial yang dimudahkan dalam konteks
pendidikan Islam, integrasi dengan nilai-nilai Islam amat penting.
2) IPS bertujuan untuk mengubah teori, konsep dengan fakta atau
sebaliknya.
3) IPS memakai pendekatan interdisipliner (multidisipliner) dengan
pembelajaran yang terintegrasi.
4) Model inkuiri dan discovery didahulukan untuk meumbuhkan
peserta didik berpikir kritis, rasional dan analitis dalam perannya.
5) IPS menitikberatkan penghayatan nilai-nilai kemanusiaan.
6) Memakai seluruh pembelajaran taksonomi.
7) Berusaha mempublikasikan masalah sosial kehidupan peserta didik
sedekat mungkin (Sapriya, 2009).
8) Kemampuan Dasar IPS SD/MI berawal dari struktur keilmuan
geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi dan politik (tidak
terkait dengan mata pelajaran PPKn), disatukan menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu. ).
9) Kemampuan Dasar IPS dapat berhubungan dengan kejadian dan
perubahan dalam kehidupan masyarakat, prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses
dan masalah sosial, serta usaha perjuangan hidup agar survive
seumpama pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan
jaminan keamanan (Kemendikbud).

E. Nilai-nilai dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam pembelajaran IPS di jenjang SD/MI ditumbuhkan nilai-nilai dasar


dan dasar kehidupan manusia dalam diri peserta didik. Pada
hubungannya dengan konteks sosial, ilmu-ilmu sosial sangat erat
hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan dari sudut segi ilmu
sosial, dari tingkat lingkungan yang sederhana sampai tingkat yang
lebih luas, lokal, regional, dan global. Nilai-nilai tersebut adalah:
1) Nilai ketuhanan yang cocok dengan sila pertama dan sifat religius
masyarakat Indonesia, status manusia sepertii makhluk ciptaanNya
dan makhluk sosial mengintegrasikan ilmu sosial dengan nilai-nilai
ketuhanan dalam kurikulum bahasa Indonesia.
2) Nilai filsafat mempunyai arti bahwa mempelajari IPS bisa membawa
peserta didik ke tingkat berpikir logis dan kritis dengan melihat
segala fenomena sosial yang dihadapinya, Akhirnya bisa
berpartisipasi dalam fenomena sosial tersebut dengan berpikir
secara mendalam.
3) Nilai Edukatif adalah salah satu takaran kesuksesan pendidikan
yang dapat memupuk perilaku peserta didik, dimulai dari segi
kognitif, menjadi afektif, dan diakhiri dengan psikomotorik. Melalui
ilmu sosial, pembelajaran, pengetahuan, perasaan, kesadaran,
evaluasi, sikap, kepedulian dan tanggung jawab sosial adalah nilai-
nilai yang ditekankan sebagai kualitas sosial manusia.
4) Nilai teoritis mengandung arti bahwa pembelajaran IPS tidak hanya
mendistribusikan fakta dan data, melainkan konsep dan teori ilmu
sosial ditransformasikan dengan menganalisis fakta dan data
tersebut dengan pisau untuk menggeneralisasi dan menarik
kesimpulan.
5) Nilai praktis merupakan sesuatu yang membuat keterampilan sosial
peserta didik, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar materi Materi yang sulit dipahami pada KB ini:


2 pada KB yang 1. Sejarah perkembangan IPS dalam kurikulum di Indonesia
sulit dipahami

Daftar materi
yang sering
mengalami 1. Sering terjadi miskonsepsi Karakteristik mata pelajaran IPS
3
miskonsepsi 2. Sering terjadi miskonsepsi Nilai-nilai dalam pembelajaran IPS
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai