Anda di halaman 1dari 7

LOKAKARYA

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Abdul Halim


B. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran
C. Kegiatan Belajar : Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran (KB 4)
D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Peta Konsep dan
Rasionalitas
beberapa definisi Kurikulum Merdeka

dan istilah pada Rasionalitas Dan Pengertian Kurikulum


Konsep Dasar, Merdeka
Manfaat Kurikulum
KB Merdeka Sebagai
Paradigma Baru
Konsep Dasar
Kurikulum Merdeka
Dalam Peningkatan Mengapa Perlu Ada
Mutu Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Manfaat dan Hal-hal
Baru dalam Kurikulum
Merdeka

Kurikulum Merdeka Bukan


Berbasis Konten, Tetapi
Berbasis Kompetensi

Kurikulum Merdeka
Berorientasi pada
Prinsip Dasar Pencapaian Kompetensi
Kurikulum Merdeka secara Holistik.
Menganalisis Prinsip-
Prinsip Utama Yang
Dijadikan Dasar
Dalam Penerapan Kurikulum Merdeka Memberi
Kurikulum Merdeka, Ruang bagi Kontekstualisasi
Implementasi Kurikulum Karakteristik Dalam Belajar (contextual teaching
Merdeka Dalam Pembelajaran Pembelajaran, learning) di Satuan Pendidikan.
Kriteria
Sekolah/Madrasah Kurikulum Merdeka Berfokus
Yang Boleh pada Pengembangan
Menerapkan Kemampuan Non-Teknis
Kurikulum Merdeka, (soft skill) selain Teknis
Dan Struktur Serta
Dimensi Kurikulum
Merdeka Kurikulum Merdeka
Karakteristik
Berfokus pada Materi
Kurikulum Merdeka
Esensial

Kurikulum Merdeka
Profil Pelajar Pancasila
Memberikan Fleksibilitas
dalam Kurikulum Merdeka
Bagi Guru

Mengembangkan
Modul Ajar Sebagai Kriteria Sekolah/Madrasah
Pedoman yang Boleh Menerapkan
Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka
Implementasi
Kurikulum Merdeka
Melalui Analisis
Dimensi Dan Elemen Struktur Kurikulum Merdeka
Profil Pelajar
Pancasila

Pengembangan Perangkat Ajar


Kurikulum Merdeka

Penjelasan:
Implementasi Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran

1. Rasionalitas Dan Konsep Dasar, Manfaat Kurikulum Merdeka


Sebagai Paradigma Baru Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
a. Rasionalitas Kurikulum Merdeka
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dan
strategis dalam penyelenggaraan pendidikan karena kurikulum
menjadi jembatan dan peta jalan yang jelas dan terukur proses
pendidikan. Sebelum membahas lebih lanjut terkait dengan
kurikulum merdeka akan dijelaskan secara singkat terkait dengan
konsep pendidikan yang memerdekakan yang dijadikan dasar
pijakan dalam desain, pengembangan, inovasi dan implementasi
kurikulum merdeka. Kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ itu
seringkali dipakai secara bersama-sama meskipun penggunaan
seperti itu seringkali kurang tepat. Ki Hajar Dewantara memberikan
batasan yang berbeda antara ‘Pendidikan’ dengan ‘Pengajaran’
(Febriyanti, N., 2021).
b. Konsep Dasar Kurikulum Merdeka
Dalam dunia pendidikan, kurikulum memiliki peran penting
dan strategis karena sebagai acuan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang efektif pada satuan pendidikan
(sekolah/madrasah). Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 19 ditegaskan
mengenai makna kurikulum sebagai seperangkat rencana serta
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran. Kurikulum
juga dijadikan sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran baik melalui kegiatan intra kurikuler, ko
kurikuler dan ekstra kurikuler sebagai satu kesatuan program
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
1) Pengertian Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka sebagai sebuah nama kurikulum
sekolah disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi saat menyampaikan kebijakan pendidikan
Episode ke 15 Kebijakan dan Program Merdeka Belajar.
Kurikulum Merdeka sebelumnya bernama kurikulum prototipe
yang merupakan satu model kurikulum yang digunakan dalam
program sekolah penggerak Untuk memahami kurikulum
prototipe terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian kata
prototipe yang berasal kata prototype sebagai kata pinjaman dan
serapan dari kata bahasa Inggris, yaitu prototype. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online), prototipe mengandung
arti sebagai suatu model pertama yang dijadikan contoh. Secara
sederhana prototipe bermakna contoh yang posisikan sebagai
model pertama atau suatu kasus uji dari kegiatan inovasi.
2) Mengapa Perlu Ada Kurikulum Merdeka
Kepala BSKAP, Anindito Aditomo mengatakan bahwa kita
mengalami krisis belajar (learning crisis) cukup lama. Studi-studi
nasional maupun internasional menunjukkan bahwa banyak
siswa kita yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Studi-studi tersebut juga
menunjukkan bahwa ada kesenjangan besar antar wilayah dan
antar kelompok sosialekonomi dalam hal kualitas belajar. Saat
dan setelah pandemic Covid 19, krisis belajar ini menjadi
semakin parah. Untuk mengatasi krisis belajar kita perlu
perubahan yang sistemik. Kualitas guru dan kepala sekolah
tentu menjadi faktor kunci kualitas pembelajaran. Selain itu
kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh kurikulum yang
digunakan.
c. Manfaat dan Hal-hal Baru dalam Kurikulum Merdeka
Sebagai pedoman pembelajaran, ada beberapa manfaat yang
didapat dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka sebagai berikut:
1) Guru tidak mengejar tujuan pembelajaran yang padat (tidak
mengejar target kurikulum),
2) Guru menitikberatkan pada kebutuhan dan materi esensial yang
dibutuhkan untuk memperkuat perilaku, karakter dan
pengetahuan siswa, dan penerapan metode pembelajaran lebih
baik dan efektif.
3) Guru diberi kesempatan untuk menggali potensi siswa
secara ,maksimal melalui berbagai kesempatan belajar dan
lingkungan belajar yang lebih kondusif dan menyenangkan bagi
guru dan siswa.
4) Guru diberi kesempatan untuk merancang dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik, kemampuan siswa,
dan memberikan ruang tambahan untuk pengembangan perilaku
dan keterampilan dasar.
5) Guru mendapatkan efisiensi dalam pelaksanaan pembelajaran
karena tidak merasa terbebani.
2. Menganalisis Prinsip-Prinsip Utama Yang Dijadikan Dasar Dalam
Penerapan Kurikulum Merdeka, Karakteristik Dalam Pembelajaran,
Kriteria Sekolah/Madrasah Yang Boleh Menerapkan Kurikulum
Merdeka, Dan Struktur Serta Dimensi Kurikulum Merdeka
a. Prinsip Dasar Kurikulum Merdeka
Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Badan Standar,
Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud-Ristek,
Anindito Aditomo bahwa kurikulum prototipe yang kemudian berubah
nama menjadi Kurikulum Merdeka adalah bentuk langkah keseriusan
pemerintah dalam mewujudkan beberapa prinsip mendasar yang
menjadi benang merah desain kurikulum nasional sejak dua puluh
tahun silam. Paling tidak ada 3 (tiga) prinsip dasar dalam Kurikulum
Merdeka yaitu:
1) Kurikulum Merdeka Bukan Berbasis Konten, Tetapi Berbasis
Kompetensi.
Prinsip dasar ini merupakan penegasan dan kelanjutan dari
prinsip yang ada pada kurikulum sebelumnya (terutama sejak
Kurikulum 2004- Kurikulum 2006, dan Kurikulum 2013 sudah
berbasis kompetensi). Artinya, Kurikulum Merdeka didesain dan
dikembangkan berdasarkan penguatan kompetensi yang ingin
ditumbuhkembangkan dan dicapai siswa.
2) Kurikulum Merdeka Berorientasi pada Pencapaian
Kompetensi secara Holistik.
Bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang harus
dapat menumbuhkembangkan potensi siswa secara utuh (holistik)
dan terpadu bukan hanya kemampuan akademik intelektualnya
saja, tetapi juga kecakapan dan karakternya. Sebagaimana
dikemukakan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara
bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intelek) dan tubuh-raga anak. Artinya pendidikan
merupakan upaya memberi tuntunan atas perkembangan potensi
akal, rasa, dan raga (kekuatan kodrati anak) secara optimal dan
padu agar mereka baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
yang setinggi-tingginya. Ketiga potensi dan kompetensi
merupakan satu kesatuan yang utuh untuk melahirkan anak yang
memiliki kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dan penghidupan
yang selaras dengan dunianya sebagai jembatan menuju
kehidupan akhirat.
3) Kurikulum Merdeka Memberi Ruang bagi Kontekstualisasi
Belajar (contextual teaching learning) di Satuan Pendidikan.
Prinsip kontekstualisasi dalam kurikulum artinya adanya
penyesuaian kurikulum dengan visi-misi sekolah/madrasah dan
juga kebutuhan belajar para siswanya. Ini hanya bisa terjadi jika
struktur dan materi wajib dalam kurikulum memberi ruang untuk
adanya kreasi dan inovasi secara merdeka kepada guru dalam
mengajar yang didasarkan pada rasionalitas dan akuntabilitas
serta relevansi materi dengan kehidupan saat ini dan ke depan.
b. Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki sejumlah karakteristik utama yang
mendukung pemulihan pembelajaran dan respon masa depan,
yaitu:
a. berfokus pada pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati
etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis,
kreativitas) akan menerima komponen khusus pembelajaran
berbasis proyek; \
b. berfokus pada materi esensial yang diperlukan agar siswa memiliki
waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar seperti
membaca, menulis dan literasi dasar abad 21;
c. adanya fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa (mengajar
pada tingkatb yang tepat) dan melakukan penyesuaian terhadap
lingkungan.
1) Kurikulum Merdeka Berfokus pada Pengembangan
Kemampuan Non- Teknis (soft skill) selain Teknis
Keterampilan non-teknis adalah pengembangan
kemampuan terkait dengan kemampuan untuk mensosialisasikan
siswa. Dalam kurikulum merdeka, itu tidak hanya diajarkan pada
keterampilan yang berkaitan dengan bidang yang telah ditekuni
murid, tetapi juga lintas minat murid di sekolah/madrasah. Dalam
pembelajaran guru diminta untuk menyediakan sejumlah tugas
atau proyek kepada siswa yang bisa lintas mata pelajaran, bahkan
lintas peminatan murid atau siswa.
2) Kurikulum Merdeka Berfokus pada Materi Esensial
Dengan pembelajaran berfokus pada materi penting atau
esensial, maka ada waktu yang cukup dan leluasa untuk
terwujudnya pembelajaran mendalam (deep learning) dalam
rangka penguatan kompetensi dan literasi dasar sehingga siswa
tidak tertinggal terkait dengan kemampuan dan literasi dasar.
Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka tidak adanya jurusan dalam
ilmu sosial (IPS), Alam (IPA), dan bahasa di tingkat pendidikan
menengah, tetapi siswa diberi kesempatan untuk menentukan
berdasarkan pilihan, minat dan bakat yang relevan.
3) Kurikulum Merdeka Memberikan Fleksibilitas Bagi Guru
Guru, dalam pembelajaran diberikan ruang fleksibilitas sehingga
ketika melaksanakan tugas keprofesiannya dapat mengajarkan
materi ajar berangkat dari masalah sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki oleh siswa. Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan
untuk adanya pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik siswa dan melakukan penyesuaian pada konteks dan
konten lokal. Selain itu, rancangan kurikulum untuk
sekolah/madrasah juga dapat diatur dengan cara yang lebih
fleksibel
3. Mengembangkan Modul Ajar Sebagai Pedoman Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Melalui Analisis Dimensi
Dan Elemen Profil Pelajar Pancasila
a. Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki 3 (tiga) fitur utama. Pertama,
perkembangan perilaku dalam pembelajaran di mana dalam
kerangka Kurikulum Merdeka, ada proporsi aktivitas pembelajaran
yaitu 20-30% jam sekolah/madrasah yang digunakannnuntuk
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam rangka penguatan
Profil Pelajar Pancasila. Kedua, memberikan kesempatan untuk
belajar melalui pengalaman (learning by experience), dan
mengintegrasikan keterampilan yang diperlukan untuk dipelajari oleh
siswa dari berbagai disiplin ilmu. Ketiga, struktur pembelajaran yang
fleksibel dimana capaian pembelajaran ditetapkan berdasarkan fase-
fase pencapaian pembelajaran.
b. Kriteria Sekolah/Madrasah yang Boleh Menerapkan Kurikulum
Merdeka
Agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka berjalan baik dan sesuai
dengan maksud dan tujuan, beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka
c. Struktur Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka merupakan pengorganisasian atas
capaian pembelajaran, muatan pembelajaran, dan beban belajar.
Pemerintah mengatur muatan pembelajaran wajib beserta beban
belajarnya. Satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat
menambahkan muatan tambahan sesuai kebutuhan dan karakteristik
satuan pendidikan dan/atau daerah. Pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu: pembelajaran
reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
pembelajaran berbasis proyek yang diorientasikan untuk penguatan
Profil Pelajar Pancasila.
d. Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka
Pada Kurikulum Merdeka perangkat ajar yang digunakan tidak
lagi menggunakan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) melainkan menggunakan Modul Ajar. Secara umum modul
ajar merupakan satu kesatuan bahan pembelajaran yang dapat
dipelajari oleh peserta didik secara mandiri dengan komponen dan
petunjuk yang jelas yang dikemas secara sistematis, menarik, dan
menantang sehingga peserta didik dapat mengikuti secara runtut
tanpa campur tangan pengajar. Modul ajar bukan hanya sekedar
berisi kumpulan materi dan soal sebagaimana pada umumnya
selama ini, akan tetapi sebagai buku pedoman peserta didik dalam
belajar, yang berisi tentang keseluruhan rangkuman materi yang
harus dikuasai oleh peserta didik dan latihan soal yang harus
dikerjakan peserta didik.
Identifikasi
Permasalahan Kebijakan Kurikulum Merdeka di dunia pendidikan dihadapkan dengan
pembelajaran/ berbagai polemik dan kendala karena dianggap trasformatif. Pro kontra
Kesulitan yang pun bermunculan sehingga bagi sebagian besar guru perubahan ini
2 dirasakan cukup berat dan memerlukan adaptasi yang tidak sebentar.
ditemukan
berkaitan Sebagai guru saya merasakan hal sama karena baru saja kami
dengan materi beradaptasi dengan kurikulum 2013 sekarang kami harus segera dengan
pada KB sikap sempurna beradaptasi lagi dengan program baru.

1. Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar


2. Keterbatasan Referensi
Penyebab
3 3. Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran kurang
permasalahan
4. Manajemen Waktu
5. Kompetensi (Skill) yang kurang Memadai

4 Solusi/Rencana
aksi yang akan 1. Digital Literacy
dilakukan
Solusi minimnya wawasan mengenai kurikulum merdeka adalah dengan
cara searching berbagai macam informasi baik di media sosial maupun
melalui internet. Sumber yang aktual dan terpercaya, tidak copy paste, dan
biasakan menulis referensi. Perluas komunitas para pegiat literasi untuk
menyerap informasi lebih cepat dan detail. Telaah dan lakukan library
reseach lalu tuangkan dalam bentuk tulisan agar ilmu yang sedikit bisa
menjadi wawasan bagi mereka yang membutuhkan sehingga nilai manfaat
akan jauh lebih efektif dan efisien.

2. Explore Referensi

Guru merdeka memiliki karakter kreatif, inovatif, dinamis, dan solutif. Buku
teks yang ada di perpustakaan tidak akan memberikan solusi untuk
program baru yang setiap harinya terus berubah sesuai perkembangan
zaman.Salah satunya adalah Google scholar bisa menjadi alternatif untuk
memecahkan masalah perihal referensi mengenai kurikulum merdeka.
Alternatif lain adalah file searching dari berbagai sumber misalnya dari
komunitas yang sering mengikuti pelatihan, seminar, workshop, atau
webinar Nasional.

3. Akses Pembelajaran

Lembaga pendidikan hendaknya memfasilitasi warga belajar yang memiliki


keterbatasan dalam menjangkau akses digital dan jaringan internet untuk
mempermudah guru dalam mengembangkan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan pembelajaran. Metode pembelajaran tatap muka
maupun daring keduanya membutuhkan jaringan yang kuat untuk
mewujudkan dan memerangi kendala yang selama ini dihadapi oleh guru.
Kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik pun akan menjadi jalan keluar
yang efektif ketika sekolah menyediakan fasilitas lengkap bagi guru
maupun peserta didik.

4. Manajemen Waktu

Guru merdeka mampu belajar dalam waktu yang cukup untuk menghadapi
sebuah perubahan. Kemampuan yang optimal ketika bergerak dan
mencari cara yang inovatif dalam pembelajaran. Tugas dan tanggung
jawab guru akan terasa ringan saat guru mampu mengatur waktunya
sebaik mungkin terutama dengan kesibukan atau masalah lain yang
sedang dihadapi. Manajemen waktu adalah salah satu kunci utama bagi
guru dalam memecahkan masalah trasformasi kurikulum merdeka.

5. Skill yang Memadai

Meningkatkan kualitas pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki guru


akan mempermudah jalan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Menguasai dan menerapkan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan
di era digital seperti Ms. Word, pdf, ppt,exel memiliki email, menulis di
media digital, trasformasi administrasi digital, dan lain sebagainya. Guru
sebagai ujung tombak terdepan dari berbagai perubahan tersebut maka
harus siap mengambil berbagai supaya dan berani belajar atau mencoba
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan zaman. Guru yang
mampu beradaptasi dengan cepat akan mampu menyiapkan peserta didik
menjawab tantangan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai