Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


B. Kegiatan Belajar : Konsep Dasar PPKn untuk MI/SD (KB 1)
C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Konsep Dasar PPKn untuk MI/SD

Peta Konsep
(Beberapa
istilah dan
1
definisi) di
modul bidang
studi

Definisi PPKn menurut para ahli:


1. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Permendikbud. No. 22 tahun 2006
tentang Standar ) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
2. Pendidikan kewarganegaraan (Kerr, 1999:2), dirumuskan secara luas mencakup
proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya
sebagai warganegara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di
dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar dalam proses penyiapan
warganegara tersebut.
3. Pendidikan kewarganegaraan (Cogan, 1999:4) adalah suatu mata pelajaran dasar
di sekolah yang dirancang untuk mempersiapkan warganegara muda, agar kelak
setelah dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat.

Hakekat PPKn dirumuskan secara luas untuk mencangkup proses penyiapan generasi
muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan
secara khusus peran pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran dan
pembelajaran, dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Tujuan PPKn
1. Tujuan dasar dari PPKn (Patrick dan Vontz 2001: 41) adalah pendidikan berpusat
pada guru dan siswa untuk mengajar dan belajar secara sistematis dan
menyeluruh menjadi serangkaian konsep demokrasi, meliputi didefinisikan,
dipraktikkan, dan dievaluasi.
2. Tujuan dasar PPKn (Mukhamad Murdiono, 2012) adalah menjadikan warga
negara yang efektif yaitu warga negara yang bersifat cakap dan memiliki
keperdulian.
3. Tujuan PKn pada KTSP (2006) pada Permendikbud No. 22 tahun 2006 adalah
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi secara isu
kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untukmembentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa- bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturandunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Perkembangan Sejarah PKn di Indonesia
1. Mata pelajaran PKn di Indonesia dalam perkembangan sejarahnya mengalami
perjalanan panjang dan tidak lepas dari pengaruh kekuasaan. Hal ini memang tidak
terlepas PKn kecenderungan sebagai alat penguasa dalam mengukuhkan
kekuasaan.
2. Berikut rangkuman perjalanan perkembangan sejara PKn di Indonesia dari awal
kemerdekaan hingga sekarang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
a. Tahun 1957 dalam kurikulum SMP/SMA ada istilah Kewarganegaraan
ditempatkan pada pelajaran Tata Negara Isinya hanya membahas tentang
Tatacara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
b. Tahun 1961, dasar keputusan Menteri PPK No. 1222274/STg 10 Desember
1959 tentang penerbitan Buku civics, Masyarakat dan Manusia Indonesia Baru”.
Civics, membahas sejarah kebangkitan nasional,UUD 1945, pidato-pidato politik
kenegaraan, terutama diarahkan untuk “nation and character building” bangsa
Indonesia.
c. Tahun 1962, civics diganti menjadi Kewarganegaraan.
d. Tahun 1968, CIVICS di sekolah –sekolah diberinama Pendidikan Kewarganan
Negara.
e. GBHN (1973,1978, dan 1984), Sebagai pengganti Pendidikan Kewargaan
Negara diperkenalkan istilah Pendidikan Kewarganegaraan dengan label
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisi materi dan pengalaman belajar
mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4)
f. Tahun 1994, Sebagai implikasi UU No.2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas
diperkenalkan PPKn berisi materi dan pengalaman belajar yang diorganisasikan
secara spiral/artikulatifatas dasar butir-butir nilai yang secara konseptual
terkandung dalam Pancasila.
g. Tahun 2004, Ujicoba KBK dengan nama Kewarganegaraan
h. Tahun 2006, Kurikulum KTSP dengan diberinama Pendidikan
Kewarganegaraan
i. Tahun 2013, dilaksanakan Kurikulum 2013 dengan bernama PPKn yang
berfokus pada 4 pilar kebangsaaan (UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila,
NKRI).
3. Fokus kurikulum PKn pada jenjang SD di Indonesia dari tahun 1947-2004 antara
lain Kalidjernih, (2007: 3) dan Sunarso, (2010).
a. Pelajaran 1947 diberinama Didikan Budi Pekerti yang bebrfokus pada Warga
negara sejati dan pendidikan nilai dan moral.
b. Rencana Pendididikan 1962 diberinama Pendidikan Kemasyarakatan yang
berfokus Patriot Pancasila dan Revolusi 1945.
c. Kurikulum 1968 bernama Pendidikan Kewarganegaraan yang berfokus
Pancasilais.
d. Kurikulum 1978 bernama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berfokus
pada Manusia Pembagungan yang berPancasila.
e. Kurikulum 1984 bernama Pendidikan Modal Pancasila (PMP) yang berfokus
pada Manusia pembangunan yang berPancasila.
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
f. Kurikulum 1994 bernama PPKn yang berfokus pada Manusia
pembangunan yang berPancasila
g. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 bernama PKn yang berfokus pada
Demokrasi.
h. KTSP 2006 bernama PKn yang berfokus pada Persatuan dan kesatuan
bangsa, norma, hukum, dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga
negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik, pancasila dan globalisasi.
i. Kurikulum 2013 bernama PPKn yang berfokus pada 4 pilar kebangsaaan (UUD
1945, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, NKRI).
Paradigma Baru PPKn di Indonesia
1. Paradigma baru PPKn (Doganay, 2012:37) adalah kerangka pikir yang dibangun
sebagai landasan dalam mengembangkan dan memberi bentuk konseptual baru
PKn.
2. Misi PKn sekarang di Indonesia dengan paradigma barunya adalah
mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara psiko- pedagogis dan sosio-
andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok warga negara yang
demokratis, yakni; (1) pengetahuan warga negara (2) keterampilan warga negara,
(3) disposisi warga negara.
3. Patrick & Vontz (2001: 41) menjabarkan kompetensi pendidikan kewarganegaraan
sebagai berikut.
a. Pengetahuan kewarganegaraan dan pemerintah dalam demokrasi
(pengetahuan warga negara).
b. Keterampilan intelektual kewarganegaraan dalam demokrasi (keterampilan
kognitif warga negara)
c. Keterampilan partisipatori warga negara dalam demokrasi (keterampilan
partisipatif warga negara)
d. Watak warga negara dalam demokrasi (watak warga negara)
4. Doganay (2012 : 31) menjabarkan berkaitan komponen-komponen dalam
kompetensi kewarganegaraan seperti pada gambar berikut

Diagram : Kategori Utama dari Kurikulum Pendidikan


Kewarganegaraan Demokratis. Sumber: Doganay (2012: 31)
PKn sebagai Disiplin Ilmu
1. Menurut Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 dinyatakan bahwa:
“...pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.
2. PKn sesuai dengan kode etik keilmuan yang telah mengandung pedoman, acuan,
standar (nilai, norma, kaidah keilmuan) sikap dan perilaku yang dipandang layak,
pantas, jujur, dan benar serta diakui, dijunjung tinggi, disepakati oleh anggota
keilmuan dalam setiap upaya, karya, dan ikhtiar keilmuan.
Ruang Lingkup Kajian PPKn dalam Kurikulum MI/SD
1. Dasar dari ruang lingkup kajian PPKn di Indonesia, dijabarkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, ruang lingkup materi
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan untuk MI/SD mulai dari kelas I-VI
sebagai berikut:
a. Kandungan moral Pancasila dalam Lambang Negara.
b. Bentuk dan tujuan norma/kaidah dalam masyarakat.
c. Semangat kebersamaan dalam keberagaman.
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
d. Persatuan dan kesatuan bangsa
e. Makna simbol-simbol Pancasila dan lambang negara Indonesia.
f. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab warganegara.
g. Makna keberagaman personal, sosial, dan kultural.
h. Moralitas sosial dan politik warga negara/ pejabat negara, dan tokoh
masyarakat
i. Nilai dan moral Pancasila.
j. Keanekaragaman sosial dan budaya dan pentingnya kebersamaan.
k. Nilai dan moral persatuan dan kesatuan bangsa.
l. Moralitas terpuji dalam kehidupan sehari-hari
2. Cogan and Derricott, (1998:115) memaparkan bahwa karakteristik yang harus
dimiliki warga negara abad 21 adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga
masyarakat global.
b. Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab
atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat.
c. Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-
perbedaan budaya.
d. Kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
e. Memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti
hak kaum wanita, minoritas etnis, dsb.
f. Kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah
biasa guna melindungi lingkungan
g. Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan
h. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada
tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan internasional.

Desain Pembelajaran PPKn untuk MI/SD dengan Pendekatan Tematik Integratif


dalam Konteks Pendidikan Abad 21

Merancang Materi PPKn dalam Konteks Pendidikan Abad 21


1. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran.
2. Etin Solihatin (2012: 164) Materi yang sesuai dengan pembelajaran PPKn untuk
MI/SD dibutuhkan materi yang menuntut pemahaman yang tinggi terhadap nilai
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
konsep atau masalah actual dimasyarakat serta keterampilan menerapkan
pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata
3. Etin Solihatin (2012: 169) mengukapkan salah satu contoh yang bisa digunakan
seperti cerita rakyat atau donegeng dari berbagai daerah, seperti maling kundang,
sikancil dan lain-lain. Selain iu dapat berupa video, berita dari koran atau tabloid dan
sebagainya terkait informasi permasalahan-permasalahan berkaitan dengan publik.

Metode Pembelajaran PPKn untuk MI/SD


1. Metode pembelajaran adalah cara kerja sistematis yang memudahkan
pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik langkah-langkah konkret
agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan tertentu
seperti perubahan positif pada peserta didik.
2. Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat
indikator yang telah ditetapkan.
3. Udin.S.Winataputra (2014: 7) menyebutkan dalam pembelajaran PPKn di kelas
metode yang harus ditekankan adalah suasana pengalaman belajar diseleksi dan
diorganisasikan dengan menggunakan antara lain: (1) pendidikan nilai dan moral;
(2) pendekatan lingkungan meluas; (3) pembelajaran aktif; (4) pemecahan
masalah; (5) pendekatan kontekstual; (6) pembelajaran terpadu; (7) pembelajaran
kelompok (8) praktik belajar kewarganegaraan; (9) pemberian keteladanan; dan
(10) penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah yang berkarakter sesuai dengan
nilai dan moral Pancasila.
4. (Etin SOlihatin, 2012: 81) Metode pembelajaran yang mampu mengembangkan
pembelajaran PPKn dalam membentuk warganegara yang cerdas dan baik antara
lain:
a. VCT (Value Clarification Technique)
b. Simulasi
c. Bermain peran
d. Diskusi
e. Debat isu-isu publik
f. Jigsaw
g. Reading Guide (Membaca Buku Ajar)
h. Information Search (Mencari Informasi)
i. tudi kasus
Model Pembelajaran PPKn untuk MI/SD
1. Model Pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Citizenship Foundation (2006: 103) menyebutkan beberapa model strategi
pengajaran dan pembelajaran PKn untuk membentuk warga negara yang memiliki
partisipasi aktif. Model itu ialah (1) Learning climate, (2) Topical and controversial
issues, (3) Active learning, (4) Group discussions and debates, (5) Developing
discussion skills, (6) Project work, dan (7) Written activities. Ketujuh model itu,
melihat kategori Butts (1988), tergolong dalam kelompok pembelajaran yang
bersifat partisipasi kewarganegaraan.
3. Birzea (2000: 26) menjabarkan model-model pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, antara lain; Experiential learning, Collaborative learning,
Intercultural learning, Action learning, Contextual learning.
4. (Ridwan Abdullah Sani, 2014: 76 dan Yunus Abidin, 2014: 123), Kurikulum 2013
pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dalam hal ini, ada beberapa model
pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan elemen-elemen pendekatan
saintifik. Model yang sesuai dengan pendekatan saintifik antara lain; model
pembelajaran inkuiri, model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran
berbasis proyek.
Media pembelajaran PPKn
1. Media Pembelajaran adalah semua perangkat lunak (software) dan atau perangkat
keras (hardware) yang berfungsi sebagai peralatan yang digunakan untuk
menyalurkan pesan-pesan pembelajaran daripengirim kepada penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran,perasaan, perhatian dan minat peserta didik
sehingga terjadi efektivitas danefisiensi proses pembelajaran.
2. Media belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
3. Manfaat media pembelajaran PKn secara umum adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga dalam kegiatan pembelajaran lebih aktif dan
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
efesien. Salah satu contohnya seperti video, berita koran/internet, LCD, Virtual
reality (VR), AR dan lain-lain
Evaluasi hasil belajar PPKn
1. Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standart Penilaian Pendidikan
menjelaskan pada pasal 1 ayat (1) Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian
hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
2. Pada pasal 1 ayat (2) mejelaskan Penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
3. Pasal 3 ayat (1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek: sikap; pengetahuan; dan keterampilan.
4. Kompetensi kewarganegaraan yang harus dimiliki seorang warganegara, yaitu;
pengetahuan warga negara, keterampilan warga negara, dan sikap warga negara.
5. Torney (2015: 36) menjelaskan untuk mengukur aspek pengetahuan warga negara
dalam bentuk tes tulis bentuk pilihan ganda atau uraian. dimana dalam pembuatan
soal guru dapat memasukkan soal dalam bentuk narasi cerita untuk stimulus
pertanyaan, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan analitik. Selain itu bentuk
soal untuk pengetahuan bisa dalam bentuk video berkaitan dengan studi kasus
yang di angkat.
6. Torney (2015: 36) menjelaskan untuk mengukur keterampilan warga neagra dapat
mengukur dengan menggunakan skla likert dengan bentuk sosal penilaian proyek
atau penugasan. Terakhir untuk mengukur kompetensi sikap warga negara dapat
juga menggunakan skala likert dengan bentuk pertanyaan penilaian sendiri dan
penilaian teman sejawat.

Daftar materi
bidang studi
2 yang sulit 1. Paradigma baru PPKn di Indonesia
dipahami
pada modul

Daftar materi
yang sering
mengalami 1. Evaluasi hasil belajar PPKn
3
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai