Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : PEMBELAJARAN TEMATIK


B. Kegiatan Belajar : Konsep Dasar dan Teori Belajar dalam Pembelajaran
Terpadu (KB 1)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

A. Pengertian Pembelajaran Terpadu


Pengertian Pembelajaran Terpadu Pembelajaran
Konsep (Beberapa istilah terpadu atau integrated learning lahir dari konsep
1
dan definisi) di KB kurikulum terpadu atau integrated curriculum. Hal ini
berarti implementasi kurikulum 2013 dapat disebut dengan
kurikulum terpadu atau integrated curriculum. Wolfinger
(Buri, 2019) menjelaskan Kurikulum terpadu adalah
kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu
melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap.
Berikut ini beberapa definisi pembelajaran terpadu
yang dihimpun dari berbagai teori yang dijelaskan oleh
Hernawan & Resmini yaitu:
1. Bahwa pembelajaran terpadu adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan
berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia
nyata di sekeliling serta dalam rentang kemampuan
dan perkembangan anak;
2. Bahwa pembelajaran terapdu merupakan suatu cara
untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan anak secara serempak (simultan);
3. Bahwah pembelajaran tearpadu berarti merakit atau
menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa
mata pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa
akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Karakteristik pembelajaran terpadu merujuk pada
penjelasan dari Kemendikbdud (2016) terdiri dari sebagai
berikut:
1. Pembelajaran terpadu berpusat pada peserta didik
(student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan
peserta didik sebagai subjek belajar. Peran guru lebih
banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Pembelajaran terpadu dapat memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret)
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3. Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antarmata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema
pembelajaran yang secara makna berkaitan dengan
kehidupan siswa.
4. Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal
ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dikehidupan
sehari-hari. 5. Pembelajaran terpadu bersifat luwes
(fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta
didik berada.
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan
minat dan kebutuhan peserta didik. Dengan
demikian, peserta didik diberi kesempatan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
C. Landasan dan Teori Belajar dalam Pembelajaran
Terpadu
1. Andasan Pembelajaran Terpadu
a. Aliran progresivisme, progresivisme memandang
sekolah sebagai alat untuk mempertahankan
kehidupan tradisi dan lembaga dari perspektif
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh
karena itu implikasinya dalam proses pembelajaran
terpadu perlu sekali ditekankan pada: (a)
pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah
kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d)
memperhatikan pengalaman siswa.
b. Aliran konstruktivisme melihat bahwa pembelajaran
terpadu dapat dilaksanakan dengan memberikan
pengalaman langsung siswa (direct experiences)
peserta didik, aliran ini dijelaskan dalam panduan
pembelajaran termatik terpadu sebagai
rekonstruksionisme yang berarti mengutamakan
tujuan pembelajaran, sehingga hampir semua
kurikulum menerapkan pendekatan tujuan. 3.
c. Aliran humanisme yang mengakui peserta didik dari
segi: (a) keunikan/kekhasannya, (b) potensinya, dan
(c) motivasi yang dimilikinya. Siswa selain memiliki
kesamaan juga memiliki kekhasan. Demikian juga
yang dijelaskan Kemendikbud (2016) bahwa
humanisme menghendaki proses pembelajaran yang
mengembangkan aspek-aspek kemanusiaan yang 6 di
dalamnya terdapat unsur-unsur pengembangan
pendidikan karakter, seperti: kerja sama, toleransi,
kerja keras, integritas, disiplin, bermoral, dan
tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap masyarakat. Implikasi dari hal tersebut
dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) layanan
pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat
individual, (b) pengakuan adanya siswa yang lambat
dan siswa yang cepat, (c) penyikapan yang unik
terhadap siswa baik yang menyangkut faktor
personal/individual maupun yang menyangkut
faktor lingkungan sosial/kemasyarakatan. Secara
fitrah siswa memiliki bekal atau potensi yang sama
dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan
tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (a) guru
bukan merupakan satu-satunya sumber informasi,
(b) siswa disikapi sebagai subjek belajar yang secara
kreatif mampu menemukan pemahamannya sendiri,
(c) dalam proses pembelajaran, guru lebih banyak
bertindak sebagai model, teman pendamping,
pemberi motivasi, penyedia bahan pembelajaran, dan
aktor yang juga bertindak sebagai siswa
(pembelajar). Dilihat dari motivasi dan minat, siswa
memiliki ciri tersendiri. Implikasi dari pandangan
tersebut dalam kegiatanpembelajaran yaitu: (a) isi
pembelajaran harus memiliki manfaat bagi siswa
secara aktual, (b) dalam kegiatan belajarnya siswa
harus menyadaripenguasaan isi pembelajaran itu
bagi kehidupannya, dan (c) isi pembelajaran perlu
disesuaikan dengan tingkat perkembangan,
pengalaman, dan pengetahuan siswa.
d. Aliran Perenialisme, Perenialisme berpendapat
sekolah berfungsi sebagai alat untuk memelihara dan
memperbaiki masyarakat, sehingga muncul
pendekatan berbasis aktivitas, dan pendekatan
kontekstual. Implikasi faham ini, bahwa
pembelajaran tematik terpadu dapat diterapkan
dengan pelaksanaan pembelajaran berbasis aktif
learning dan konstekstual learning.
1. Teori Belajar dalam Pembelajaran Terpadu
a. Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa
peserta didik harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan
lama dan merevisinya apabila aturanaturan itu
tidak lagi sesuai. Bagi peserta didik agar benar-
benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan
masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-
ide.
b. Teori perkembangan kognitif Piaget
Teori belajar perkembangan kognitif sebagian
besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi
aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan dating
dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-
pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting bagi terjadinya perubahan perkembangan.
Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan
teman sebaya, khususnya berargumentasi dan
berdiskusi membantu memperjelas pemikiran
yang pada akhirnya mmbuat pemikiran itu
menjadi lebih logis.
c. Teori pembelajaran John Dewey
Menurut Dewey (Agustina, 2014) metode reflektif
di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses
berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses
berpikir ke arah kesimpulan yang definitif melalui
lima langkah berikut ini. a) Peserta didik
mengenali masalah, masalah itu datang dari luar
diri peserta didik itu sendiri. b) Selanjutnya
peserta didik akan menyelidiki dan menganalisis
kesulitannya dan menentukan masalah yang
dihadapinya. c) Lalu dia menghubungkan uraian-
uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain,
dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna
memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak
ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri. d)
Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban
atau hipotesis dengan akibatnya maing-masing e)
Selanjutnya ia mencoba mempraktikkan salah satu
kemungkinan pemecahan yang dipandangnya
terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul
tidaknya pemecahan masalah itu.
d. Teori pemprosesan informasi Teori ini
menjelaskan pemerosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak.
Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai
transformasi informasi dari input (stimulus) ke
output (respon). Model pemrosesan informasi
dapat digambarkan sebagai kumpulan kotak-kotak
yang dihubungkan dengan garis-garis.
e. Teori belajar bermakna David Ausubel
Teori Ausubel (Agustina, 2014) tentang belajar
adalah belajar bermakna. Belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkan informasi baru
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang (Dahar, (Agustina,
2014). Faktor yang paling penting yang
memengaruhi belajar ialah apa yang telah
diketahui peserta didik. Yakinilah ini dan ajarlah ia
demikian (Dahar, (Agustina, 2014)). Pernyataan
inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel.
f. Teori penemuan Jerome Bruner Jerome Bruner
(Agustina, 2014) yang dikenal dengan belajar
penemuan (Discovery Learning).
g. Teori pembelajaran sosial Vygotsky Vygotsky
(Agustina, 2014) berpendapat seperti Piaget,
bahwa peserta didik membentuk pengetahuan
sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan peserta
didik sendiri melalui bahasa. Vygotsky
berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung
baik pada faktor biologis menentukan fungsifungsi
elementer memori, atensi, persepsi, dan stimulus-
respons, faktor sosial sangat penting artinya bagi
perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk
pengembangan konsep, penalaran logis, dan
pengambilan keputusan
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpad
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah
dasar, terutama pada saat penggalian tema- tema,
pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian.
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan
prinsip-prinsip (Najah, 2015) sebagai berikut.
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan
mudah dapat digunakan untuk memadukan mata
pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih
untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk
belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu
menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam
rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan
kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga
mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
E. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Di bawah ini diuraikan beberapa manfaat yang dapat
dipetik dengan pelaksanaan pembelajaran terpadu
(Hernawan & Resmini, 2015), antara lain:
1. dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran
akan terjadi penghematan karena tumpang-tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang
bermakna sebab materi 19 pembelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat daripada tujuan akhir itu
sendiri;
3. pembelajaran terpadu dapat meningkatkan taraf
kecakapan berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena
siswa dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang
lebih besar, lebih luas, dan lebih dalam ketika
menghadapi situasi pembelajaran;
4. kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong
sedikit sekali terjadi, sebab siswa dilengkapi dengan
pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang
lebih terpadu;
5. pembelajaran terpadu memberikan penerapan-
penerapan dunia nyata sehingga dapat mempertinggi
kesempatan transfer pembelajaran (transfer of
learning);
6. dengan pemaduan pembelajaran antarmata pelajaran
diharapkan penguasaan materi pembelajaran akan
semakin baik dan meningkat;
7. pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif
untuk membentuk pendekatan menyeluruh
pembelajaran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan. Siswa akan lebih aktif dan otonom dalam
pemikirannya;
8. motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan
dalam pembelajaran antarmata pelajaran. Para siswa
akan terlibat dalam “konfrontasi yang melibatkan
banyak pemikiran” dengan pokok bahasan yang
dihadapi;
9. pembelajaran terpadu membantu menciptakan
struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa yang
dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
pemahaman yang terorganisasi dan pemahaman yang
lebih mendalam tentang konsep-konsep yang sedang
dipelajari, dan akan terjadi transfer pemahaman dari
satu konteks ke konteks yang lain;

Adapun materi pembelajaran mata kegiatan belajar ini yang


sulit dipahami adalah konsep dasar dan model
pembelajaran terpadu yaitu terdiri dari....
Daftar materi pada KB
2 1. Menyimpulkan pengertian pembelajaran terpadu;
yang sulit dipahami
2. Menganalisis karakteristik pembelajaran terpadu;
3. Menganalisis landasan dan teori belajar dalam
pembelajaran terpadu;

Materi yang sering mengalami miskonsepsi adalah:


Daftar materi yang sering 1. Menganalisis landasan dan teori belajar dalam
3 mengalami miskonsepsi pembelajaran terpadu;
dalam pembelajaran 2. Menganalisis prinsip pembelajaran terpadu;
3. Menganalisis manfaat pembelajaran tepadu;

Anda mungkin juga menyukai