Anda di halaman 1dari 6

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)


B. Kegiatan Belajar : Konsep Dasar PPKn Untuk MI/SD (KB 1)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. Definisi: PPKn merupakan singkatan dari Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, yang bila diterjemahkan
menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam
bahasa Inggris.
2. Hakekat: PPKn merupakan mata pelajaran yang diajarkan
di sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya pada jenjang
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD),
kesemuanya mengacu pada sekolah dasar Islam dan
sekolah dasar umum.
3. Tujuan: PPKn mempunyai tujuan untuk menanamkan
prinsip-prinsip dan nilai-nilai tersebut kepada siswa,
menumbuhkan rasa identitas nasional, tanggung jawab
kemasyarakatan, dan perilaku etis.
4. Ruang Lingkup PPKn: Sesuai Permendikbud No.22 Tahun
2006 ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa
5 Kata kunci sebagai b. Norma, hukum, dan peraturan meliputi
Konsep yang di c. Hak asasi manusia
1
deskripsikan dari modul d. Kebutuhan warga negara
KB 1 e. Konstitusi negara
f. Kekuasaan dan politik
g. Kedudukan Pancasila
h. Globalisasi
5. Perkembangan sejarah PKn: Perkembangan sejarah
kewarganegaraan di negara Indonesia dapat ditemukani
kembali ke perjuangan negara untuk kemerdekaan dan
upaya selanjutnya untuk membangun negara yang
demokratis
6. Paradigma Baru PPKn di Indonesia: Paradigma baru
kewargaan mengacu pada pergeseran pemikiran dan praktik
keterlibatan dan partisipasi kewargaan dalam masyarakat.
7. Konsep PPKn sebagai displin ilmu: Disiplin ilmu biasanya
mengutamakan pengamatan empiris, eksperimen, dan
perumusan hipotesis yang dapat diuji, kewarganegaraan
sering lebih berfokus pada analisis kualitatif, interpretasi
peristiwa sejarah dan sistem politik, dan keterampilan
berpikir kritis.
Kegiatan Belajar 1 (Konsep Dasar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Untuk MI/SD)
1. PPKn merupakan singkatan dari Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, yang bila diterjemahkan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam bahasa
Inggris.
2. PPKn merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-
sekolah di Indonesia, khususnya pada jenjang Madrasah
Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD), kesemuanya
mengacu pada sekolah dasar Islam dan sekolah dasar
umum.
3. PPKn memiliki sifat yang berakar pada sila-sila Pancasila
yang merupakan landasan filosofis negara Indonesia.
4. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia terdiri dari lima
sila:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3) Persatuan Indonesia,
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan,
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.
5. PPKn mempunyai tujuan untuk menanamkan prinsip-prinsip
dan nilai-nilai tersebut kepada siswa, menumbuhkan rasa
identitas nasional, tanggung jawab kemasyarakatan, dan
perilaku etis.
6. Adapun tujuan PPKn bagi siswa MI/SD mempunyai banyak
Tuliskan isi rangkuman
2 segi:
materi inti KB 1
1) Pendidikan Kewarganegaraan: PPKn dapat membantu
siswa memahami dan mengerti peran dan tanggung
jawab mereka sebagai warga negara Indonesia.
2) Memperkenalkan kesadaran akan hak dan kewajiban
warga negara,
3) Menumbuhkan dan mengembangkan rasa memiliki dan
partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
7. Pembingan dan Pembinaan Moral dan Etika: PPKn
bertujuan untuk : Menumbuhkan nilai-nilai moral, etika, dan
karakter seperti kejujuran, integritas, toleransi, rasa hormat,
dan tanggung jawab sosial. Hal Ini menekankan pentingnya
akan pengambilan keputusan etis dan perilaku dalam
kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
8. Identitas jati diri dan Persatuan Bangsa: PPKn memupuk
rasa jati diri bangsa, kebanggaan, dan persatuan di kalangan
mahasiswa. Ini menyoroti keragaman latar belakang budaya,
agama, dan etnis Indonesia sambil mempromosikan rasa
memiliki dan persatuan nasional bersama.
9. Pengertian Demokrasi: PPKn memperkenalkan berbagai
prinsip dasar demokrasi dan proses demokrasi. Siswa
belajar banyak tentang pentingnya partisipasi, kebebasan
berekspresi, dan menghormati aturan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hal ini dapat memudahkan mereka agar dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, membentuk
opini yang masuk akal, dan terlibat dalam dialog yang saling
menghormati.
10. Peduli Sosial dan Lingkungan: PPKn mendidik dan
mengajarkan mahasiswa tentang berbagai isu yang sedang
sosial yang sedang berkembang, seperti kemiskinan,
ketimpangan, kelestarian lingkungan, dan yang tak kalah
pentingnya yaitu hak asasi manusia. Ini mendorong empati,
kasih sayang, dan komitmen untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan inklusif.
11. Secara keseluruhan, PPKn untuk MI/SD memainkan peran
penting dalam pembentukan pola pikir generasi muda
dengan menanamkan berbagai pengetahuan
kewarganegaraan, memelihara nilai-nilai etika, membina
persatuan bangsa, dan mempromosikan kewarganegaraan
yang aktif. Semua Ini berkontribusi pada pengembangan
holistik siswa, mempersiapkan mereka agar menjadi
anggota masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab,
terinformasi, dan terlibat aktif didalam masyarakat.
12. Perkembangan sejarah kewarganegaraan di negara
Indonesia dapat ditemukani kembali ke perjuangan negara
untuk kemerdekaan dan upaya selanjutnya untuk
membangun negara yang demokratis. Berikut adalah ikhtisar
tonggak-tonggak penting dalam pembangunan
kewarganegaraan di Indonesia:
13. Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949):
Pada tanggal 17 Agustus 1945, negara Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan
Belanda. Segala pemerintahan yang baru dibentuk, di bawah
naungan Presiden Sukarno, menekankan prinsip
nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial.
14. Era Demokrasi Terpimpin (1959-1966):
Pada era tahun 1959, negara Indonesia beralih ke sistem
yang dikenal sebagai "Demokrasi Terpimpin", yang
bertujuan menyatukan prinsip-prinsip demokrasi dengan
otoritas pusat yang kuat. Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan pada masa ini menitik beratkan pada sila-
sila Pancasila, landasan filosofis yang terdiri dari lima sila:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, demokrasi, dan keadilan
sosial.
15. Era Orde Baru (1966-1998):
Sesudah periode kekacauan politik, Presiden Suharto
menjadi presiden Indonesia pada tahun 1966 dan
mendirikan rezim Orde Baru. Pendidikan kewarganegaraan
pada era ini menitikberatkan pada “ideologi Pancasila”
sebagai pedoman persatuan dan pembangunan nasional.
Pendidikan kewarganegaraan disatukan ke dalam kurikulum
sekolah, memperlihatkan pentingnya tugas
kewarganegaraan, menghormati otoritas, dan
mempromosikan persatuan nasional.
16. Era Reformasi (1998-sekarang):
Hancurnya rezim Suharto pada tahun 1998 menandai titik
balik yang berarti untuk lanskap politik Indonesia. Zaman era
reformasi melihat pergeseran menuju ke arah sistem yang
lebih demokratis dan penekanan baru pada hak asasi
manusia, kebebasan berekspresi, dan demokrasi partisipatif.
Pendidikan kewarganegaraan mengalami reformasi untuk
mempelihatkan pemikiran kritis, kewarganegaraan aktif, dan
kesadaran akan hak dan tanggung jawab sipil. Sistem
Pendidikan Nasional (2013-sekarang):
17. Pada tahun 2013, pemerintah negara Indonesia
menerapkan sistem pendidikan nasional baru yang
menekankan pentingnya pendidikan karakter dan nilai-nilai
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan menjadi
bagian yang menyatu dari kurikulum dengan tujuan untuk
memupuk pemahaman siswa tentang demokrasi, hak asasi
manusia, toleransi, dan tanggung jawab sosial. Adapun
upaya yang dapat dilaksanakan untuk menumbuhkan
kewarganegaraan aktif dan keterlibatan dalam masyarakat
sipil, mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam pelayanan
masyarakat dan berkontribusi pada kemajuan masyarakat.
Hal yang urgen untuk dicatat bahwa perkembangan
kewarganegaraan di Indonesia telah dibentuk oleh latar
belakang budaya, agama, dan etnis yang beragam, serta
upaya berkelanjutan untuk memperkuat institusi demokrasi
dan mempromosikan kewarganegaraan yang inklusif.
18. Paradigma baru kewargaan mengacu pada pergeseran
pemikiran dan praktik keterlibatan dan partisipasi kewargaan
dalam masyarakat. Hal Ini mencakup pendekatan, ide, dan
tantangan baru yang muncul pada konteks dunia yang saling
terhubung dan berubah dengan cepat.
19. Kewarganegaraan Digital adalah Munculnya berbagai
teknologi dan internet, kewarganegaraan digital telah
menjadi aspek yang penting dari paradigma baru
kewarganegaraan. Hal Ini dapat berupa pemahaman dan
keterlibatan yang bertanggung jawab dengan berbagai
platform digital, menyadari akan hak dan tanggung jawab
online, dan berpartisipasi aktif dalam komunitas digital.
20. Perspektif Global adalah Paradigma baru kewarganegaraan
yang mengakui keterkaitan komunitas global. Hal Ini
menekankan pentingnya memahami isu-isu global,
menunjukan keragaman budaya, dan memupuk empati dan
kerja sama lintas batas. Pendidikan kewarganegaraan global
memainkan peran penting dalam rangka mempersiapkan
individu untuk menavigasi dan berkontribusi pada dunia
global.
21. Demokrasi Partisipatif adalah gagasan tradisional
kewarganegaraan yang menitikberatkan pada demokrasi
perwakilan, di mana warga negara memakai hak mereka
melalui pemungutan suara dan pemilihan pejabat.
Paradigma baru fokus pada pentingnya demokrasi
partisipatif, sebagai warga negara secara aktif berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan, berkontribusi dalam
diskusi kebijakan, dan bekerja sama dengan organisasi
pemerintah dan non-pemerintah.
22. Keadilan dan Kesetaraan Sosial adalah paradigma baru
kewarganegaraan memposisikan penekanan kuat pada
keadilan dan kesetaraan sosial. Keterlibatan sipil harus
bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan sistemik dan
menunjukan keadilan dan inklusivitas dalam masyarakat.
Aktivisme, advokasi, dan pengorganisasian masyarakat
adalah komponen utama dari paradigma ini,
memberdayakan individu dalam menyelesaiakn masalah
sosial secara kolektif.
23. Penatalayanan Lingkungan adalah penyatuan
penatagunaan lingkungan dan keberlanjutan ke dalam
prinsip intinya. Hal Ini menekankan pentingnya pengelolaan
sumber daya yang bertanggung jawab, aksi iklim, dan
perlindungan ekosistem alam. Pendidikan lingkungan dan
aktivisme adalah elemen penting dalam mempromosikan
praktik berkelanjutan.
24. Kolaborasi dan Jaringan merupakan paradigma baru
mengakui kekuatan kolaborasi dan jaringan dalam
keterlibatan sipil.
25. Pembelajaran Seumur Hidup merupakan paradigma baru
kewarganegaraan yang mengakui bahwa pendidikan
kewarganegaraan yaitu proses seumur hidup. Dalam hal Ini
mendorong pentingnya pembelajaran berkelanjutan,
pemikiran kritis, dan literasi media.
26. Secara keseluruhan, paradigma baru kewarganegaraan
menggambarkan sifat masyarakat kita yang berkembang
dan kebutuhan warga negara yang aktif, terinformasi, dan
terlibat untuk menyelesaikani tantangan yang kompleks.
Semua Ini dapat mendorong individu agar merangkul peran
mereka sebagai warga dunia, mendorong keadilan sosial,
melindungi lingkungan, dan bekerjasama untuk kemajuan
masyarakat.
27. Kewarganegaraan juga dapat diartikan sebagai pendidikan
kewarganegaraan atau pendidikan kewarganegaraan,
adalah bidang studi yang berfokus pada mendidik individu
tentang hak, tanggung jawab, dan partisipasi mereka dalam
masyarakat. Kewarganegaraan pada umumnya tidak
dianggap sebagai disiplin ilmiah dalam pengertian
tradisional, hal itu mengacu pada berbagai ilmu sosial dan
metodologi penelitian untuk mengeksplorasi dan
menganalisis aspek politik, sosial, dan budaya
kewarganegaraan.
28. Kewarganegaraan meliputi berbagai topik yang diantaranya
termasuk struktur pemerintahan, proses politik, hak
konstitusional, keterlibatan sipil, dan masalah keadilan
sosial. Hal Ini memiliki tujuan untuk menjadikan warga
negara yang terinformasi dan aktif dalam memahami fungsi
pemerintah mereka, sadar akan hak dan tanggung jawab
mereka, dan berpartisipasi aktif untuk membentuk komunitas
dan masyarakat mereka.
29. Walaupun kewarganegaraan berakar pada ilmu-ilmu sosial
seumpama ilmu politik, sosiologi, dan psikologi, ia juga
menyatukan unsur-unsur sejarah, hukum, ekonomi, dan
filsafat. Pendekatan interdisipliner ini memungkinkan
pemahaman menyeluruh tentang dinamika dan tantangan
yang begitu kompleks yang terkait dengan
kewarganegaraan dan tata kelola.
30. Disiplin ilmu biasanya mengutamakan pengamatan empiris,
eksperimen, dan perumusan hipotesis yang dapat diuji,
kewarganegaraan sering lebih berfokus pada analisis
kualitatif, interpretasi peristiwa sejarah dan sistem politik,
dan keterampilan berpikir kritis. Hal Ini dimaksudkan agar
dapat menumbuhkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai
kewarganegaraan daripada menghasilkan teori ilmiah atau
melakukan eksperimen laboratorium.
31. Kewarganegaraan dapat dipengaruhi oleh penelitian yang
sedang berlangsung dalam disiplin ilmu terkait. Contoh, studi
dalam psikologi politik dapat memberitahukan pemahaman
kita tentang sikap dan perilaku warga negara, sedangkan
penelitian dalam sosiologi politik dapat menjelaskan
dinamika gerakan sosial dan tindakan kolektif.
Kesimpulan
Kesimpulan PPKn merupakan mata pelajaran yang multi
dimensional. PPKn bukan hanya menekankan kepada aspek
kognitif saja melainkan juga pendidikan karakter bangsa, nilai
moral, kecintaan terhadap tanah air, pendidikan politik, dan
kesadaran hukum. Mengingat hal tersebut,maka PPKn perlu
diajarkan dari tingkat pendidikan dasar sampai kepada
pendidikan yang paling tinggi karena mengingat misi dan tujuan
PPKn yaitu membentuk karakter warga negara yang baik.
Karakter yang seharusnya dikembangkan oleh bangsa
Indonesia hendaknya berupa konsep, nilai-nilai dan tindakan
yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Pancasila sebagai
Kesimpulan dari resume dasar negara akan menjadi landasan dalam berbagai jenis
3
KB 1 aturan ataupun di dalam program PPKn. Maka dari itu dapat
dinyatakan bahwa PPKn merupakan bagian penting dari
pendidikan karakter. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan
untuk membentuk warga negara yang baik, warga negara yang
kreatif, warga negara yang bertanggung jawab, warga negara
yang cerdas, warga negara yang kritis, dan warga negara yang
partisipatif. Warga negara yang bertanggung jawab (civics
responsibilities) mengandung arti bertanggung jawab terhadap
dirinya, terhadap Tuhannya, terhadap manusia lain, terhadap
lingkungan alam, serta terhadap masyarakat dan bangsa serta
negaranya. Warga negara yang cerdas (civics intellegence)
dalam arti cerdas secara moral, secara spiritual, dan cerdas
secara emosional.
PPKn dalam kurikulum sekolah dasar (MI/SD) di Indonesia
bertujuan untuk membekali dan mempersiapkan siswa dengan
berbagai pemahaman yang komprehensif tentang Pancasila
yang merupakan ideologi, landasan filosofis resmi negara
Indonesia, serta menanamkan nilai-nilai kewarganegaraan yang
4 Refleksi modul KB 1
baik dan tanggung jawab kewarganegaraan. Dalam mata kuliah
ini mempunyai tujuan untuk mengembangkan berbagai
pengetahuan, sikap, dan perilaku peserta didik terkait perannya
sebagai warga negara yang baik dan anggota masyarakat
Indonesia yang berkarakter.

Anda mungkin juga menyukai