Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Budaya
Dosen Pengampu:
Viranie Dwi Monikawatie, M.Pd

“Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD”

Disusun Oleh :
Neng Youstika Fauziah Mansyur (20200100109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR UNIVERSITAS NUSA PUTRA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia dan Budaya. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
media pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi saya selaku penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Viranie Dwi Monikawatie, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan Budaya, ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang secara harfiah berarti “perantara”. Media menurut Soeparno (1998:1)
adalah “suatu alat yang dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan
atau informasi dari sumber kepada penerima pesan”. Sedangkan media pembelajaran
menurut Sadiman (2005:7) adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke  penerima  sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat, serta perhatian siswa agar proses belajar terjadi”.
Dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
menyampaikan pesan pembelajaran.
Ada beberapa macam media yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Hastuti (1997:177) media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu media visual yang tidak diproyeksikan, dan media visual yang
diproyeksikan. media visual yang tidak diproyeksikan adalah (1) gambar diam,
misalkan lukisan, foto, gambar dari majalah, (2) gambar seri, (3) wall chart, berupa
gambar denah atau bagan yang biasanya digantungkan di dinding, (4) flash chart,
berisi kata-kata dan gambar untuk mengembangkan kosakata. Sedangkan yang
termasuk media visual yang diproyeksikan yaitu media menggunakan alat proyeksi
sehingga gambar atau tulisan tampak pada layar.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana karakteristik pendidikan IPS SD

C. TUJUAN
Agar mahasiswa mengetahui
karakteristik IPS SD

D. MANFAAT
Penulisan Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca, diantaranya:
a. Bagi penulis Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan
b. Bagi pembaca Makalah ini bermanfaat sebagai bahan acuan dan referensi belajar
dan memberi kemudahan untuk memahami materi pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik IPS
Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau
terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu
Sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M
Sadeli, 1986:21). Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS yaitu:

1. Materi IPS
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan
masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari segala
aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS
yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang
ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21)
ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
 Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan
dunia dengan berbagai permasalahannya.
 Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi, transportasi.
 Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh.
 Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang
tokohtokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
 Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, keluarga.

Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi


IPS sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS
yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus
diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS


Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada
suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini
disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan,
1996:5).
Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama
dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan
terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam
lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan
kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas.
Karakteristik dari pendidikan IPS adalah pada upayanya untuk
mengembangkan kompetensi sebagai warga negara yang baik. Warga negara yang
baik berarti yang dapat menjaga keharmonisan hubungan di antara masyarakat
sehingga terjalin persatuan dan keutuhan bangsa. Hal ini dapat dibangun apabila
dalam diri setiap orang terbentuk perasaan yang menghargai terhadap segala
perbedaan, baik itu perbedaan pendapat, etnik, agama, kelompok, budaya dan
sebagainya. Bersikap terbuka dan senantiasa memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya.
Karena itu pendidikan IPS memiliki tanggung jawab untuk dapat melatih
siswa dalam membangun sikap yang demikian. Selain bertujuan untuk membentuk
warga negara yang baik, pendidikan IPS juga mempunyai tujuan yang lebih spesifik.
Tujuan ini dirumuskan oleh Pennsylvania Council for the Social Studies (Clark, 1073;
8), yaitu : Fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang
memahami kehidupan sosialnya dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang
ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa
tanggung jawab untuk melestarikan, melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan
ideide masyarakat bagi generasi masa depan. Untuk melengkapi tujuan tersebut,
program IPS harus memfokuskan pada pemberian pengalaman yang akan membantu
setiap individu siswa.

B. Tujuan IPS Menurut Nursid Sumaatmadja (2006) tujuan pendidikan IPS adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat
dan negara”. Sedangkan secara rinci menurut Oemar Hamalik (1992:40-41)
merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu:
(1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan
sikap, (4) keterampilan.

1. Pengetahuan dan Pemahaman


Mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta
dan ide-ide kepada anak. Selain itu juga mengembangkan rasa kontinuitas dan
stabilitas, memberikan informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut
memajukan masyarakat sekitarnya.

2. Sikap belajar IPS


Mengembangkan sikap belajar yang baik, yaitu dengan belajar IPS anak memiliki
kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru
sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

3. Nilai-nilai sosial dan sikap


Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,
sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Berdasar nilai-nilai sosial yang
berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak,
seperti: menghormati dan mentaati peraturan, mengembangkan rasa tanggung jawab,
dan kritis.
4. Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari
bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat,
mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan
data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata
pelajaranmata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS sangat penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat
dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media
cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya
ditengahtengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki
sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.

B. SARAN
Makalah yang kami susun ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini dan
menambah wawasan kami dalam penyusunan makalah yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Cheppy, H. C. (tt). Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya: Karya Anda


Hidayati. (t.thn.). Konsep Pendidikan IPS dan Karakteristik Pendidikan IPS di SD.
Pengembangan Pendidikan di SD, 26-27.
Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep dasar Ilmu pengetahuan Sosial. (Buku 1).
Yogyakarta : FIP IKIP.

Anda mungkin juga menyukai