Anda di halaman 1dari 6

Nama: Fakita Nazwa Nur Azhara

Npm : 221434089

Resume pembelajaran pertemuan 1 sampai 7 matkul IPS SD 1

1. Paradigma dari lamdasan filosofis


Paradigma Pendidikan IPS Paradigma IPS adalah model atau kerangka berpikir
pengembangan IPS yang diwacanakan dalam kurikulum pada sistem pendidikan
Indonesia, dan IPS merupakan studi yang mempelajari tentang masyarakat atau
manusia, dan merupakan ilmu pengetahuan sosial yang diambil dari ilmu sosial. Dalam
penerapan pada pembelajaran IPS SD, guru pada awalnya menyajikan materi kepada
siswa, setiap siswa dalam kelompok bertanggung jawab mempelajari satu porsi materi,
anggota tim yang berbeda dan memiliki materi yang sama berkumpul membentuk tim
ahli untuk belajar dan saling membantu mempelajari materi. Strategi pembelajaran
yang dilakukan para guru dalam melaksanakan pendidikan nilai dalam pembelajaran
IPS adalah melalui materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran seperti penanaman
nilai disiplin, jujur, pantang menyerah dalam materi Sejarah, ekonomi, geografi, dan
sosiologi melalui pesan pembelajaran.
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan
yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimb angkan pandangan
hidu p, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah
bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Kompetensi dan karakteristik peneidikan IPS


Pendidikan IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu.
Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial yang
dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Lili M Sadeli, 1986:21).
Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi
penyampaiannya.

• Materi IPS
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan
masyarakat dengan lingkungan (fisik dan social-budaya). Materi IPS digali dari segala
aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS
yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang
ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan. Menurut Mulyono Tjokrodikaryo, (1986:21)
ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokohtokoh dan kejadian-
kejadian yang besar.
Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
Dengan demikian masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS
sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang
diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan
dalam kehidupannya sehari-hari di masyarakat.

• Strategi Penyampaian Pengajaran IPS


Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut
“The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).

Tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan
atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri
sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan
konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya
untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang lebih luas.

3. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS SD

Ada 5 hal pokok yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum untuk pendidikan
IPS di SD, yaitu:

1. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemapuan memahami


berbagai fenomena sosial yang meliputi kemelek-wacanaan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap mengenai: kebudayaan, ruang dan waktu, kontinuitas
dan perubahan, interaksi manusia dengan lingkungan dan lain-lainnya.
2. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemapuan komunikasi sosial
yakni keterampilan menangkap fenomena yang terjadi dilingkungan siswa,
mengemas gagasan baik berupa konsep, keterampilan, nilai, prinsip, norma maupun
sikap sosial dan sebagainya.
3. Pembelajaran IPS di SD mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan
masalah sosial yang perlu dilatihkan kepada dalam proses pebelajaran dikelas.
4. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan membiasakan
diri peka, tanggap, dan adaptif dan kritis terhadap lingkungan sekitar guna
memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam serta mengembangkan
kehidupan yang sejahtera dan harmonis dalam kebhinekaan
5. Pembelajaran IPS di SD hendaknya mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam menganalisis masalah sosial secara terpadu untuk sampai pada kesadaran
bahwa ada saling ketergantungan antara fenomena dan gagasan dalam setiap
pemecahan masalah sosial serta dalam membangun kehidupan masyarakat yang
damai, dinamis dan harmonis.
4. Konten IPS
Fakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang
mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep
dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan
generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang
mempunyai arti.
Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang
paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang
membangun materi ilmu-ilmu sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita
yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar
pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa,
proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang
tampak.

Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan
konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu
kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses.
Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol.
Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat
didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan
seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang
berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan
kategori dari benda, kejadian atau pikiran.

Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda
atau tidak berhubungan . kelas didasarkan pada atribut yang telah ditentukan. Contoh :
semua orang dapat kita masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita, guru....murid,
kaya....miskin, dan lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan dengan simbol.
Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka sebagai alat untuk
mengkomunikasikan dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat dari pengertian
connotative dan dennotative.
Menurut Womack (1970) selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan
pengenalan kita terhadap kelas dan simbol juga penting memahami tingkat arti dari
sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang
berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap.

5. Konsep ITM dan Pembelajaran IPS


IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan. Pendidikan IPS hendaknya membuka
kesempatan kepada siswa yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan yang secara
akademik maupun professional akan mendapatkan pengetahuan akademik yangtepat
untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep Ilmu, Teknologi dan Masyarakt atau disingkat dengan ITM diperlukan
dalam pembelajaran IPS sebab masalah-masalah kemasyarakatan pada era kini tidak
dapat dipecahkan hanya dengan mengandalkan satu disiplin ilmu semata, tetapi saling
keterkaitan dengan disiplin ilmu lainnya dikarenakan permasalahan masyarakat makin
komplek

6. Konsep pendidikan global dalam pembelajaran IPS


Fakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang
mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep
dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan
generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang
mempunyai arti.
Struktur ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan, dari yang paling sempit ke yang
paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Ketiga hal itu yang
membangun materi ilmu-ilmu sosial. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita
yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar
pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa,
proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang
tampak.
Cara terbaik memotivasi peserta didik untuk dapat membaca fakta dan menemukan
konsep serta menggeneralisasikan yang dibahas secara terpadu. Konsep = suatu
kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses.
Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol.
Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat
didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan
seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang
berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan
kategori dari benda, kejadian atau pikiran.
Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang
berbeda atau tidak berhubungan . kelas didasarkan pada atribut yang telah ditentukan.
Contoh : semua orang dapat kita masukkan ke kelas tertentu: pria.... wanita,
guru....murid, kaya....miskin, dan lain lain. Simbol. Setiap kelas dapat dinyatakan
dengan simbol. Simbol dapat dinyatakan dengan kata, tanda, gerakan badan, angka
sebagai alat untuk mengkomunikasikan dengan kelas lain. Konsep juga dapat dilihat
dari pengertian connotative dan dennotative.
Menurut Womack (1970) selain memehami konsep yang dibangun berdasarkan
pengenalan kita terhadap kelas dan simbol juga penting memahami tingkat arti dari
sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep study sosial merupakan kata yang
berkaitan dengan satu gambaran tertentu yang menonjol dan bersifat tetap.

7. Metode, media, dan sumber belajar IPS SD


1. Metode pembelajaran IPS
a. Menurut Nursid Sumaatmadja, metode pengajaran adalah suatu cara yang fungsinya
merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. (1984: 95).
b. Menurut S. Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan
untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa dalam belajar. (1992: 4).
c. Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengajaran IPS
itu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas-luasnya
dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara efektif.
Perlu diingat bahwa tidak ada satu pun metode pengajaran yang paling baik dan
sempurna. Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh
karena itu metode yang paling baik adalah metode yang cocok, relevan dengan materi,
dan sesuai tujuan pembelajaran. Suatu metode tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
dari metode lain. Dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan berbagai
metode (multi metode) sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan mencapai
tujuan yang telah dirumuskan.
2. Macam-macam Metode Pembelajaran IPS
Secara garis besarnya metode pembelajaran IPS itu dapat diklasifikasikan atas dua
macam yaitu :
a. Metode Interaksi Edukatif di Dalam Kelas
Metode ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen atau guru
mengalihkan informasi kepada sekelompok besar atau siswa dengan cara yang terutama
bersifat verbal. (Tjipto Utomo dan Ruitjer ; 1985:184). Selanjutnya Gilstrap dan Martin
mengemukakan bahwa metode ceramah adalah sebagai suatu metode mengajar dimana
guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan.
Akhirnya Winarno Surachmad mengemukakan bahwa metode ceramah adalah
penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dari ketiga pengertian
tersebut diatas dapat dilihat adanya tiga unsur di dalam metode ceramah yakni
- Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi.
- Adanya guru yang memberikan informasi secara lisan.
- Adanya sejumlah informasi yang akan disampaikan ke sekelompok siswa.
Dalam penerapan metode ceramah di dalam kelas, guru lebih banyak memberikan
informasi lisan secara sepihak. Guru lebih aktif berbicara untuk mengemukakan fakta
dan informasi tentang pokok yang menjadi pembahasan.
Seorang guru yang akan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran IPS
minimal ia harus memenuhi dua persyaratan berikut ini :
- Guru harus memiliki keterampilan menjelaskan (explaning skill).
- Guru harus memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat Bantu
instruksional yang potensial dan tepat untuk meningkatkan ceramah.

b. Metode Tanya Jawab


Pertanyaan dapat dilihat pada berbagai metode belajar-mengajar, baik itu metode
ceramah, diskusi, kerja kelompok atau metode belajar yang lainnya, pertanyaan boleh
jadi berasal dari siswa ataupun berasal dari guru. Secara logis setiap pertanyaan yang
muncul tentu membutuhkan jawaban jang berasal orang yang bertanya itu sendiri atau
orang lain. Kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan, merupakan kegiatan dalam
pemakaian metode tanya jawab.
Untuk mengerti tentang metode Tanya-jawab, ada tiga istilah yang perlu dimengerti
terlebih dulu. Tiga istilah ini adalah pertanyaan, respon, dan reaksi. Secara ringkas
ketiga istilah tersebut dapat dijelaskan seperti berikut pertnyaan dapat ditandai sebagai
kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal. Sedangkan
respons dapat menunjuk kepada pemenuhan dari yang diharapkan sebuah jawaban. Sisi
yang lain, reaksi dapat menunjuk kepada perubahan dan penilaian terhadap pertanyaan
dan respons (Hyman, 1974 : 289 -290).
Agar lebih jelas tentang pertanyaan, respons, dan reakasi seperti diuraikan dalam
alinea sebelumnya

c. Metode Diskusi atau Metode Musyawarah


Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi
sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi
betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Gilstrap dan Martin (1975
: 15) mengutarakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan di mana sejumlah
orang membicarakan secara bersama-sama melaui tukar pendapat tentang suatu topik
atau masalah, atau utnu mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkansemua fakta
yang memungkinkan untuk itu.
Metode diskusi dalam pengajaran IPS dimaksudkan adalah suatu cara penyajian
materi pelajaran dimana siswa dibedakan kepada suatu masalah, baik berupa
pernyataan maupun berupa pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas atau
dipecahkan oleh siswa secara bersama-sama.

Anda mungkin juga menyukai