BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
a. Pengertian Belajar
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Kegiatan belajar
tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di
dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami
oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar.
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely (dalam Arsyad, 2012, hlm.
“Belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang
dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati
atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati.”
19
Slameto (2013, hlm. 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
tujuan tertentu”.
pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
b. Pengertian Pembelajaran
mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang
pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa
20
sehingga tingkah laku siswa berubah kearah y ang lebih baik”. Menurut Undang-
“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu
lingkungan belajar.
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah
adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya
bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.
Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi
bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa
menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru
sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut
mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa
melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka
21
2. Pembelajaran IPS
sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan
dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi prilaku dan interaksi
manusia di masa kini dan di masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum,
IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan
memberikan tujuan yang luas terhadap masyarakat. Berkenaan dengan ilmu sosial
ini, Norma Mackenzie (2012, hlm. 35) mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan
sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks
sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari
bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang membuat para
siswa sekolah dasar mengenal fenomena-fenomena sosial, mulai dari yang dekat
pengetahuan, yang diajarkan supaya orang sadar akan dirinya, sosialnya dan
pengalaman budaya serta tingkat perkembangannya”
“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan satu mata pelajaran yang dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi dan Ekonomi Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai”
pengetahuan sosial merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting
untuk diberikan kepada para siswa mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
sosial, sejarah, budaya, ekonomi, dan dunia sehingga mereka mampu menghadapi
segala tangtangan yang akan mereka hadapi pada masa kini dan masa akan
datang.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi
menjadi tiga sub bidang ilmu, yaitu Geografi, Sejarah, dan kependudukan.
ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk Sekolah Dasar, pokok-pokok materi
23
terintegrasi.
Sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar, Ilmu pengetahuan Sosial
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
Semester 1
Tabel 2.1
SK dan KD IPS Kelas IV Semester 1
Semester 2
Tabel 2.2
SK dan KD IPS Kelas IV Semester 2
25
nantinya siswa itu sendiri atau bersama dengan lain mencoba memecahkan
masalah yang diberikan untuk menumbuhkan sikap berfikir kritis dan jiwa
Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013, hlm. 132) berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran di satu kelas atau lain. Model
pembelajaran ini dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
masalah dunia nyata sebagai bahan pemikiran bagi siswa dalam memecahkan
Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang
diungkapkan Rusman (2013, hlm. 238) bahwa tujuan model PBL adalah
pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan karakteristik model PBL yaitu
kolaboratif, dan belajar tim, serta kemampuan berpikir reflektif dan evaluatif.
26
mengemukakan tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a) membantu siswa
nyata dan; (c) menjadi para siswa yang otonom atau mandiri.
kehidupan sehari-hari.
terbentuk secara konsisten dengan masalah lain, dan termasuk dalam dimensi
kemanusiaan.
keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan sebagai penyaji
pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu, guru memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual siswa. Model ini hanya dapat
terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan
Learning
Menurut Arends (2012, hlm. 57), sintaks untuk model Problem Based
Tabel 2.3
Sintaks Model Problem Based Learning (PBL)
Fase Perilaku Guru
a. menemukan masalah.
b. mendefinisikan masalah.
c. mengumpulkan fakta.
d. menyusun hipotesis (dugaan sementara).
e. melakukan penyelidikan.
f. menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.
g. menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.
31
pembelajaran yang dikemukakan Arends sudah jelas dan terinci. Secara umum
sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu
Menurut Warsono dan Hariyanto (2012, hlm. 152) kelebihan PBL antara
lain:
siswa pada pengetahuan yang mereka miliki dan yang mereka pelajari di sekolah,
mendorong siswa untuk lebih berpikir kritis dan termotivasi untuk selalu belajar,
belajar bersosialisasi dengan teman kelompok dengan cara kerja tim, serta
Adapun kelemahan dari model PBL yaitu tidak semua mata pelajaran dapat
diterapkan dengan model ini, dalam proses pembelajaran memerlukan waktu yang
cukup lama dan untuk siswa yang malas tujuan dari PBL tidak akan tercapai,
karena model PBL ini menuntut keaktifan siswa untuk mencari sumber-sumber
belajar yang tidak hanya didapat dari guru dan buku paket saja.
33
hanya dengan tes tertulis namun lebih diarahkan pada hasil penyelidikan
peserta didik. Hasil penyelidikan yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan
berpikir kritis.
4. KERJASAMA
a. Pengertian Kerjasama
pengalaman dan cara pandang yang sempit, jadi akan lebih mungkin
keputusan.
lain secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam memecahkan
suatu permasalahan.
b. Tujuan Kerjasama
1. Tanggungjawab
dengan tugas yang telah diberikan atau tidak untuk mengukur ketercapaian
2. Saling menghargai
3. Toleransi
untuk saling membantu satu sama lain. siswa yang memiliki tingkat
pelajaran yang telah dipaparkan oleh guru, jadi diharapkan semua siswa
dapat memahami materi yang dipelajari saat proses belajar dan hasil belajar
5. HASIL BELAJAR
Menurut Sudjana (2012, hlm. 22), hasil belajar adalah kemampuan yang
Depdiknas, 2012, hlm. 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen
pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu, maka
Wahidmurni, dkk. (2013, hlm. 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan
telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam
Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang dalam
taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah (domain) yaitu domain
kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain
tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat sebagai pengumpul
data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Menurut Wahidmurni,
38
dkk. (2012, hlm. 28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan
non tes.
sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa
dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar
intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar
Setelah kegiatan belajar mengajar maka akan dilakukan evaluasi hasil belajar.
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
prosedur pengukuran hasil belajar yaitu pengukuran secara tertulis, secara lisan,
dan melalui observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar
yang sifatnya kognitif dan afektif, sedangkan prosedur observasi dipakai untuk
mengukur hasil belajar yang bersifat motorik (Nasution, 2012, hlm. 4).
yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data yang diperoleh dari
berikutnya.
Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun
a) Teknik Tes
tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir
tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes
juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes lebih
belajar efektif.
lebih baik dan untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Catharina Tri Ani (2012,
hlm. 7-12) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan ke mampuan intelektual
seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses
berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa
sintesis dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan
sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini
dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks,
yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan
karakterisasi nilai.
c. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut
gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan
refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual,
kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari
keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks
dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
41
hlm. 123) ditentukan oleh faktor tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran,
alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi. Sedangkan menurut Slameto
(2012, hlm. 54) hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor
intern meliputi kesehatan, cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif
a. Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar)
1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat,
sakit kepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat
mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya
jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
2. Intelegensi dan Bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik
(IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung
baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan
belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan
bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan
lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi
tinggi saja atau bakat saja.
3. Minat dan Motivasi
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga
datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa
hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup
senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan
motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan
sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda
dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.
4. Cara belajar
42
4. Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi
hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar,
keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi
kegairahan belajar.
6. Pembelajaran Membaca dan Menggambar Peta Lingkungan Sekitar
tinggalnya.
b. Materi Ajar
a) Membaca Peta
b) Menggambar Peta
Memperbesar peta adalah membuat peta lebih besar dari peta asli
membuat peta menjadi lebih kecil dari peta yang asli dengan
perbandingan tertentu.
c. Bahan Ajar
a) Membaca Peta
sederhana.
peta menggambarkan tempat yang lebih luas. Selain itu peta harus
(b) Legenda
(c) Skala
(d) Simbol
angin. Mata angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang
b) Menggambar Peta
lainnya!
x 1 cm.
(4) Berilah nomor pada setiap garis lintang! Berilah huruf pada
peta aslinya.
asli. Berilah nomor dan huruf pada garis lintang dan garis
bujur!
pensil harus sesuai dengan alur garis atau kotak pada peta!
50
kotak. Hanya saja dalam membuat petak pada kertas dibuat lebih
dua kali juga. Jika ingin diperkecil dua kali, maka kotak juga
d. Metode Pembelajaran
penugasan.
(a) Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan lisan oleh guru
teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
54
reciation).
perpustakaan, di rumah peserta didik atau dimana saja asal tugas itu
kelompok.
55
Setempat
Pertemuan 1 (siklus I)
sama
Eksplorasi
dalam peta
Elaborasi
dalam peta
heterogen
Konfirmasi
di depan kelas
Pertemuan 2 (siklus I)
sama
Eksplorasi
Indonesia
Elaborasi
(PBL)
59
secara aktif
Konfirmasi
di depan kelas
bersama-sama
setempat
pertemuan sebelumnya
Eksplorasi
lingkungan setempat
Elaborasi
peta
Konfirmasi
di depan kelas
selesai
sama
setempat
pertemuan sebelumnya
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
lingkungan setempat
Elaborasi
peta
Konfirmasi
di depan kelas
3. Kagiatan akhir
selesai