KAJIAN PUSTAKA
7
8
perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil.
2) Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah
laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tetentu akan tetap atau tidak
berubah-ubah.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah kegiatan seseorang yang dilakukan secara
aktif dan terfokus untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Misalnya dalam
perubahan tingkah laku baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak
dan perubahan perilaku yang bersifat permanen.
fakta, generalisasi dan peristiwa yang berkaitan dengan isu sosial. Materi IPS memuat
sejarah, antropologi, geografi, ekonomi,dan sosiologi”. Pendapat yang serupa juga
dikemukakan oleh Trianto (2012), bahwa IPS merupakan “integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, ekonomi, politik, budaya dan hukum”.
Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa IPS
merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial seperti
sejarah, antropologi, geografi, ekonomi, sosiologi yang mengkaji seperangkat konsep,
fakta, generalisasi dan peristiwa.
Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh peserta didik yang dinamakan
dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
Kompetensi dasar ini merupakan standar yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Ada beberapa tujuan pendidikan IPS yang menggambarkan bahwa pendidikan
IPS merupakan bentuk pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang
memungkinkan anak berpartisipasi dalam kelompoknya, baik itu keluarga, teman
bermain, sekolah, masyarakat yang lebih luas, bangsa, dan Negara. Menurut Susanto
(2013), tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri
maupun yang menimpa masyarakat dan memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi. Lain halnya dengan Sapriya (2009), mata
pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal ide-ide yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat serta
lingkungan.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir secara logis dan kritis, dapa
menemukan sebuah masalah dan dapat memecahkan suatu masalah,
10
mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis. Ada beberapa model
pembelajaran yang digunakan saat proses pembelajaran salah satunya adalah
model picture and picture. Ngalimun (2016) menegaskan bahwa model picture
and picture adalah sajian informasi kompetensi, sajian materi, menunjukkan
gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi, dan mengurutkan
gambar secara logis. Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Shoimin (2014), model picture and picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan gambar yang saling
berhubungan. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar yang menjadi
faktor utama dalam proses pembelajaran. Lain halnya dengan Hamid (2011),
yang menyatakan bahwa picture and picture merupakan sebuah strategi untuk
membantu guru yang menggunakan media gambar untuk menerangkan sebuah
materi yang akan diajarkan dan menanamkan pesan yang ada dalam materi
tersebut.
Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat di simpulkan bahwa
model pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-
gambar menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, sehingga guru harus
menyiapkan gambar dalam berbagai bentuk, baik bentuk kartu maupun bentuk
cetakan gambar yang berukuran besar, kemudian siswa diminta untuk
mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis Dalam model pembelajaran
picture and picture ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. Penggunaan
model/metode pada saat proses pembelajaran juga mempengaruhi hasil belajar
siswa karena ketika guru menggunakan model/metode yang dapat menarik
aktifitas siswa dalam belajar, maka siswa akan lebih mudah memahami materi
yang disampaikan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
13
2.5 Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture dengan
hasil belajar IPS
Adapun hubungan yang terjadi pada kedua variabel adalah hubungan sebab-
akibat, dimana model yang dipakai dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, baik
menurunkan atau meningkatkan hasil belajar. Melalui model pembelajaran kooperatif
16
tipe Picture and Picture, siswa akan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dan
kekurangan dalam memahami suatu materi. Siswa belajar bersama, saling membantu
dan berdiskusi dalam menyelesaikan soal-soal pada satu kegiatan pembelajaran, yang
akan mempererat hubungan antar sesama siswa.
Penelitian juga telah dilakukan oleh Pema Hendri : 2014 dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Picture and
Picture Siswa Kelas V SD Negeri Sembaturagung 01 Pati Semester I 2013/2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan melalui pembelajaran kooperatif
picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri
Sembaturagung 01 Pati Semester 1/2013-2014. Hal ini Nampak pada hasil
perbandingan skor hasil belajar IPS antar siklus yakni skor rata-rata hasil belajar IPS
pada siklus 1 sebesar 89,85. Pada siklus 2 meningkat menjadi 92,00. Skor maksimal
pada siklus 1 sebesar 94, pada siklus 2 meningkat menjadi 97, sedangkan skor
minimal pada siklus 1 sebesar 76, dan pada siklus 2 menjadi 81. Adapun pada siklus
1 siswa yang menduduki hasil belajar tinggi yaitu 20 siswa (94%). Pada siklus 2
meningkat menjadi 25 siswa (100%). Kenaikan skor hasil belajar IPS siswa yang
menduduki hasil belajar tinggi dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 12%, mendasarkan
pada hasil penelitin maka disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS SD
untuk KD 1.3 siswa dapat menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia guru mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
picture and picture untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.
Ada juga penelitian dari Achmad Zainal Amri: 2014 dengan judul Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture untuk meningkatkan Hasil
belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswakelas IV SDN
Tamansari 01 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor Semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015. Dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata mata
pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial pada siklus pertama kualitas pelaksanaan
pembelajaran emperoleh nilai sebesar 78,61 dan pada siklus kedua meningkat
menjadi 91,1 sedangkan hasil observasi perilaku siswa menunjukkan adanya
peningkatan pada aktivitas siswa dengan dengan memperoleh nilai rata- rata pada
siklus pertama yaitu 67,75 dan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar
86,75. Begitu pula dengan ketuntasan hasil belajar siklus pertama memperoleh nilai
18
sebesar 48,65%. Dan hasil belajar pada siklus kedua memperoleh ketuntasan hasil
belajar sebesar 86,5%.
Dari penelitian terdahulu bahwa dengan menggunakan model kooperatif tipe
picture and picture bisa diterapkan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dengan
menggunakan model ini yaitu mengurutkan/menempelkan gambar berdasarkan urutan
gambar yang logis, kemudian menanyakan alasan dasar pemikiran dari gambar
tersebut. Model picture and picture ini bisa menjadi masukan untuk mengembangkan
pengetahuan belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar agar dapat mencapai
nilai baik dan penambah tindakan dalam menerapkan model kooperatif tipe picture
and picture pada mata pelajaran IPS.
2.7 Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa.
Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa
agar mampu menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Kenyataannya
komunikasi dalam proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung seperti yang
diharapkan. Guru menggunakan metode pembelajaran yang monoton yaitu ceramah.
Siswa hanya menerima informasi saja tanpa adanya kegiatan praktek, sehingga
membuat siswa menjadi cepat bosan dan mengantuk. Siswa tidak memiliki
kreatifitas, tidak mempunyai kesempatan berpartisipasi aktif dalam KBM sehingga
prestasi belajar yang dihasilkan rendah.Pada kondisi ini jika siswa diberi pertanyaan
atau tes, hasil belajar yang diperoleh siswa masih dibawah KKM <75 karena siswa
tidak dapat mengerjakan tes secara optimal. Berikut ini adalah kerangka berfikir
untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture:
19
Siklus 1
OBSERVASI Menggunakan model
pembelajaran
Menggunakan kooperatif tipe PP
Model dengan anggota
Kooperatif Tipe kelompok 5 orang
TINDAKAN Picture And siswa.
Picture
Siklus 2
Menggunakan model
pembelajaran
kooperatif tipe PP
dengan anggota
kelompok 3 orang
siswa
Dari gambar 2.1 dapat dilihat bagaimana alur penelitian yang dilakukan.
Digambarkan peneliti melakukan observasi terlebih dahulu, kemudian terlihat kondisi
awal pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
picture and picture ternyata hasil belajar siswa masih rendah, karena guru hanya
menggunakan model pembelajaran yang monoton seperti ceramah, tanya jawab, dan
20
diskusi tanpa ada variasi pembelajaran sehingga membuat siswa merasa bosan dan
jenuh untuk menerima materi yang disampaikan guru. Kemudian dilakukan tindakan
perbaikan pembelajaran dalam 2 siklus.
Pada siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan
mengelompokkan siswa 5 orang setiap kelompoknya dan diharapkan hasil belajar
siswa ada peningkatan. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa maka dilakukan
perbaikan pada siklus II dengan mengoptimalkan penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe picture and picture dan mengelompokkan siswa menjadi 3 orang
setiap kelompoknya. Pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa lebih mengalami
peningkatan, selain itu siswa lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.