Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas (1) hasil belajar, (2) Ilmu Pengetahuan Sosial, (3)
materi jenis-jenis usaha bidang ekonomi, (4) model pembelajaran Problem Based
Learning, (4) kelebihan dan kelemahan model Problem Based Learning.

2.1 HASIL BELAJAR


Proses belajar merupakan tahapan yang hendaknya dialami setiap individu
dalam mengembangkan diri. Menurut Suyono (2014: 9) belajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan berpikir, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan
kepribadian siswa. Dalam belajar terdapat serangkaian kegiatan yang merupakan
sebuah proses untuk memperbaiki sikap maupun kepribadian yang dimiliki
seseorang agar menjadi lebih baik lagi. Kemudian Hilgard (dalam Suyono, 2014:
12) mengemukakan pendapatnya bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu
perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu rangsangan
situasi. Situasi tersebut dapat berupa proses kegiatan pembelajaran didalam kelas
maupun pengalaman yang didapatkan individu dalam kehidupan sehari-hari
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki
arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.” Definisi tersebut berarti bahwa
belajar merupakan sebuah usaha sadar seseorang atau individu untuk mencapai
kepandaian atau ilmu yang sebelumnya belum didapatkan. Kepandaian atau ilmu
yang dimaksudkan adalah ilmu atau keterampilan yang berguna bagi kehidupan
sehari-sehari. Kepandaian tersebut dapat berupa kepandaian berbicara atau
berbahasa, sehingga seseorang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang
lain. Dengan kepandaian yang tinggi maka seseorang akan dapat dengan mudah
melakukan suatu pekerjaan. Kepandaian tidak hanya berkaitan dengan

6
7

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,


sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah usaha perubahan tingkah laku seseorang atau individu menuju
kearah yang positif yang dilakukan secara sadar karena adanya respon terhadap
suatu situasi dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Perubahan tingkah
laku tersebut tidak didasarkan faktor internal, melainkan berdasarkan faktor-faktor
eksternal berupa keadaan lingkungan sekitar individu tersebut.
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
adalah peningkatan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Iswanti
Dkk, 2018). Selain itu, Susanto (2013: 5) mengungkapkan pendapatnya mengenai
hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar. Kemampuan yang diperoleh pun beragam mulai dari
kemampuan untuk memahami suatu konsep, meliputi menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari siswa. Serta keterampilan keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial dalam diri siswa.

2.2 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


2.2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu kajian materi yang membahas
tentang kehidupan manusia dan lingkungannya. Menurut Solihatin dan Raharjo
(2009: 15) IPS adalah mata pelajaran yang diajarkan di jenjang sekolah dasar
hingga menengah. IPS mengkaji tentang manusia dan segala sesuatu disekitarnya.
IPS membantu memecahkan permasalahan antara manusia dan lingkungannya,
sehingga manusia memahami lingkungannya. Selanjutnya Febriani dan Suminah
(2017) mengemukakan IPS adalah mata pelajaran yang membahas berbagai
konsep dasar ilmu sosial yang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi, antropologi,
dan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat, serta membahas hubungan
manusia dengan lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata pelajaran
yang merupakan kombinasi dari disiplin-disiplin ilmu seperti geografi, sejarah,
8

ekonomi, antropologi, dimana pokok bahasannya adalah hubungan manusia dan


fenomena yang terjadi di lingkungannya, baik fisik maupun sosial.
2.2.2 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tujuan dari pembelajaran IPS yang dikemukakan Achmad Fatchan (dalam
Suminah, 2014) adalah untuk mengenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan
aspek kehidupan masyarakat dan lingkungannya, mengasah keterampilan berpikir
logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, keterampilan dalam
kehidupan sosial, mampu berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetensi dalam
masyarakat majemuk serta memiliki kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan untuk mendidik individu agar memahami kehidupan
manusia dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, menurut Solihatin dan Raharjo
(2009: 15) tujuan pendidikan IPS adalah mendidik dan memberi bekal kepada
siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan, lingkungan.
Bekal tersebut akan digunakan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi. Menurut Susanto (2013:145) tujuan pembelajaran IPS adalah
mengasah kepekaan sosial peserta didik terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan memiliki keterampilan dalam mengatasi segala masalah yang
dihadapi baik yang menimpa diri sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan IPS
adalah membantu siswa untuk memahami lingkungannya dalam memecahkan
masalah yang ada, sehingga siswa memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
2.2.3 Keterampilan Dasar dalam Pengajaran IPS
Menurut Febriani dan Suminah (2017) pembelajaran IPS di sekolah dasar
diharapkan dapat mencetak individu yang memiliki pengetahuan dan wawasan
tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial, memiliki kepekaan terhadap masalah
sosial, serta memiliki keterampilan untuk mengkaji dan memecahkan masalah
sosial tersebut. Keterampilan pengajaran IPS dibutuhkan untuk menangani gejala
sosial, mengasah keterampilan berfikir, serta keterampilan psikomotor. Hal yang
perlu diperhatikan guru adalah melatih siswa bagaimana memperoleh informasi
dari gejala yang ada di masyarakat, membentuk ide, membuat penilaian serta
keterampilan pengambilan keputusan dalam partisipasi kehidupan nyata. Hamid
9

Hasan dalam Susanto (2013:147) membagi tujuan pendidikan IPS dalam tiga
kategori yaitu: (a) mengembang keterampilan berpikir dan memahami ilmu sosial;
(b) mengembangkan sikap positif terhadap nilai, norma, moral yang ada di
masyarakat; (c) mengembangkan rasa tanggung jawab sebagai bagian dari
anggota masyarakat.
2.2.4 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Menurut Suharjo (2010: 32) pembelajaran adalah kegiatan yang menuntut
profesionalitas guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran pada peserta didik
menggunakan keterampilan mengajar terpadu guru serta menciptakan lingkungan
belajar yang memungkinkan peserta didik belajar secara efektif dan efisien. Selain
itu, Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Pasal 1 menyebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi yang terjadi antara siswa, guru, dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Febriani dan Suminah
(2017) adalah mata pelajaran yang membahas berbagai konsep dasar ilmu sosial
yang terdiri dari sejarah, geografi, ekonomi, antropologi dan masalah-masalah
sosial yang ada di masyarakat, serta membahas interaksi antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya. Susanto (2013:145) mengemukakan tujuan pembelajaran
IPS adalah mengasah kepekaan sosial peserta didik terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki mental yang positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan memiliki keterampilan dalam mengatasi segala
masalah yang dihadapi baik yang menimpa diri sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPS di
sekolah dasar adalah proses interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar untuk
mempelajari konsep-konsep dasar ilmu sosial yang terdiri dari sejarah, geografi,
ekonomi, antropologi dan masalah-masalah sosial di masyarakat, serta membahas
interaksi antara manusia dengan lingkungan sekitarnya pada jenjang sekolah
dasar.
10

2.3 MATERI JENIS-JENIS USAHA BIDANG EKONOMI


Penelitian tindakan kelas ini akan difokuskan pada K.D 3.3 Menganalisis
peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang
sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
serta hubungannya dengan karakteristik ruang dan K.D 4.3 Menyajikan hasil
analisis tentang peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa. Dengan fokus materi Jenis-jenis Usaha Bidang Ekonomi di
kelas V semester 2. Materi yang akan dipaparkan berikut ini merupakan
rangkuman dari buku yang digunakan subjek penelitian yaitu karangan Siti
Syamsiyah dkk yang berjudul Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas 5.
Untuk memenuhi segala kebutuhan, manusia harus bekerja. Manusia
bekerja sesuai dengan kondisi wilayah tempat tinggalnya, pendidikan maupun
sesuai dengan bakat keterampilannya. Kegiatan bekerja tersebut yang disebut
dengan usaha bidang ekonomi. Jenis-jenis usaha bidang ekonomi yang ada di
masyarakat Indonesia beraneka ragam, di antaranya adalah pertanian,
perdagangan, perikanan, peternakan, industri kerajinan, dan jasa.
2.3.1 Pertanian
Pertanian adalah kegiatan mengelola tanah yag dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Hasil
usaha pertanian adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan. Di antaranya
padi, jagung, kacang, kedelai, sagu, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayur-
sayuran.
Usaha pertanian banyak terdapat di daerah pedesaan dan pegunungan. Hasil
pertanian di pedesaan antara lain, padi, palawija, buah-buahan, dan sayur mayur.
Sedangkan hasil pertanian didaerah pegunungan antara lain tanaman tembakau,
coklat, kopi, teh, dan cengkeh. Orang yang bekerja dalam bidang pertanian atau
orang yang mengolah tanah dan bercocok tanam disebut petani. Petani dibedakan
menurut jenis usahanya yang meliputi sebagai berikut.
a) Petani sawah
11

Petani disawah umumnya menanam padi, mereka mengolah tanah,


menanam padi, memelihara padi hingga dewasa, menuai padi jika tiba
waktunya, dan mengolah hasil panennya.
b) Petani ladang
Petani ladang biasanya menanami ladang dengan tanaman yang tidak
terlalu membutuhkan air. Di antaranya umbi-umbian, jagung, kacang
panjang, dan tebu.
c) Petani kebun
Ada dua jenis kebun, yaitu kebun rakyat dan kebun perusahaan. Kebun
rakyat umumnya ditanami pohon musiman misalnya sayur-sayuran,
palawija, dan buah-buahan. Kebun perusahaan ditanami dengan pohon
berumur panjang seperti teh, kopi, cengkeh, kelapa sawit, dan karet.
2.3.2 Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan usaha yang menyalurkan barang produksi
dari produsen ke konsumen. Pedagang menjual barang ke konsumen. Pedagang
disebut sebagai perantara. Jenis-jenis usaha perdagangan, di antaranya pedagang
bahan makanan, pedagang sandang, pedagang perhiasan, pedagang hewan, dan
lain-lain.
Ada beberapa jenis pedagang, antara lain sebagai berikut:
a) Pedagang besar
Pedagang besar adalah pedagang dengan modal besar. Barang yang dijual
juga dalam jumlah yang besar. Dua contoh pedagang besar adalah
eksportir dan importir. Eksportir adalah pedagang yang menjual barang ke
luar negeri. Sementara itu, importir adalah pedagang yang membeli barang
dari luar negeri.
b) Agen tunggal
Agen tunggal adalah pedagang yang ditunjuk khusus oleh sebuah
perusahaan. Pedagang itu dipercaya untuk menjadi satu-satunya pedagang
barang tersebut di suatu daerah.
c) Pedagang grosir
12

Pedagang grosir adalah pedagang yang menyalurkan barang dari agen


tunggal ke pedagang eceran. Barang dagangan di grosir biasanya
berjumlah banyak dan beraneka jenis.
d) Pedagang eceran
Pedagang eceran adalah pedagang yang menjual barang dagangan dalam
satuan. Pedagang eceran juga disebut pedagang kecil. Contoh pedagang
kecil yaitu warung, kios, pedagang kaki lima, dan pedagang keliling
2.3.3 Perikanan
Perikanan adalah salah satu bidang usaha yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Bidang usaha
perikanan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Penangkapan ikan
Orang yang menangkap ikan dilaut biasa disebut nelayan.
Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas daripada daratannya.
Penduduk yang tinggal di sekitar pantai lebih banyak yang menjadi
nelayan. Oleh karena itu, ikan merupakan sumber kekayaan alam
Indonesia yang dapat dipergunakan untuk kegiatan ekonomi.
Beberapa contoh ikan hasil penangkapan laut antara lain: ikan
sarden, ikan tuna, ikan bawal, dan ikan salmon.
2. Pembudidayaan ikan
Budidaya ikan adalah kegiatan usaha dengan tujuan
mengembangbiakkan ikan untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias,
dan rekreasi.
Contoh usaha menurut usaha budidaya ikan antara lain budidaya
ikan lele, budidaya ikan nila, budidaya ikan gurami, budidaya ikan patin,
dan budidaya ikan cupang.
2.3.4 Peternakan
Peternakan adalah jenis usaha dengan cara memelihara hewan dan
mengambil hasilnya dengan cara dijual ke konsumen. Hasil dari usaha peternakan
diantaranya daging, susu, telur, dan kulit. Peternak adalah orang-orang yang
pekerjaannya memelihara hewan. Macam-macam hewan ternak antara lain sapi,
kerbau, kuda, babi, puyuh, ayam, bebek, dan burung.
13

2.3.5 Perindustrian
Industri adalah jenis usaha yang mengolah bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi, dan juga bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Industri dibagi
menjadi dua yaitu industri kecil dan industri besar. Jenis usaha industri kecil
antara lain pengrajin sepatu, mebel, alat-alat rumah tangga, emping melinjo, dan
tahu tempe. Jenis usaha industri besar, misalnya perusahaan tekstil, mobil, semen,
elektronik, dan mesin-mesin.
2.3.6 Jasa
Jasa adalah jenis usaha yang mengutamakan keahlian atau keterampilan.
Ada juga yang mengutamakan tenaga. Jenis usaha jasa menitikberatkan pada
pelayanan terhadap konsumen dan tidak membuat barang.
Contoh usaha jasa adalah guru, perusahaan angkutan, perusahaan
asuransi, pengacara, dokter, bank, bengkel, tukang becak, ojek online.

2.4 MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian dalam pembelajaran yang
disajikan oleh guru serta digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan belajar. Rusman (dalam
Fathurrohman, 2015:112) menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah
pembelajaran yang menggunakan problematika nyata dalam kehidupan yang
bersifat terbuka sebagai konteks pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah serta melatih keterampilan beripikir kritis
sistematis sekaligus membangun pengetahuan baru. Selain itu, Finkle dan Torp
(dalam Shoimin, 2014:130) menyatakan bahwa PBL merupakan pengembangan
kurikulum pendidikan dan sistem pengajaran yang mengembangkan kemampuan
untuk menggunakan strategi guna memecahkan masalah dan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan dengan memposisikan siswa sebagai subjek
pemecah masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari dua definisi yang telah
dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
memecahkan masalah sehari hari.
14

Berdasarkan paparan, Problem Based Learning berfungsi untuk: (1)


mengembangkan pengetahuan siswa melalui pendekatan konstruktivisme,
sehingga siswa secara mandiri dapat membangun pengetahuannya, (2)
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sistematis melalui proses
mengumpulkan informasi guna memecahkan masalah (3) mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah melalui suatu kerangka kerja yang
menekankan bagaimana siswa melakukan penyelidikan guna menjawab sederet
pertanyaan.
Menurut Iskander (dalam Fathurrohman, 2015:116) sintak dalam model
Problem Based Learning yaitu sebagai berikut: (1) mengorientasikan siswa
terhadap masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membimbing
proses penyelidikan kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan laporan hasil
penyelidikan, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pelaksanaan tindakan penelitian akan menggunakan model pembelajaran
pada tabel 2.1 langkah-langkah penerapan model Problem Based Learning.

Tabel 2.1 Langkah-langkah Penerapan Model Problem Based Learning

No. Langkah-langkah Aktivitas


Guru Siswa
1. Mengorientasikan 1.a. Guru menjelaskan 1.a. Siswa memperhatikan
siswa terhadap kegiatan yang akan penjelasan guru
masalah dilakukan tentang kegiatan yang
akan dilakukan

1.b. Guru memotivasi siswa 1.b.Siswa termotivasi


untuk terlibat dalam untuk terlibat dalam
memahami masalah memahami masalah
2. Mengorganisasikan 2.a. Guru membimbing siswa 2.a. Siswa membentuk
siswa untuk belajar membentuk 6 kelompok kelompok menjadi 6
kelompok

2.b. Guru membagikan 2.b.Tiap kelompok


gambar permasalahan menerima gambar
yang akan didiskusikan permasalahan beserta
beserta lembar kerja lembar kerja
kelompok kelompok

3. Membimbing 3.a. Guru menginstruksikan 3.a. Tiap kelompok


15

penyelidikan siswa untuk mengamati mengamati gambar


kelompok gambar yang telah yang telah diberikan
diberikan

3.b. Guru menginstruksikan 3.b.Tiap kelompok


siswa untuk berdiskusi berdiskusi menyusun
menyusun laporan laporan
4. Mengembangkan 4.a. Guru menginstruksikan 4.a. Tiap kelompok maju
dan menyajikan tiap kelompok untuk secara bergantian
hasil karya maju mempresentasikan untuk
hasil diskusi mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok

4.b. Guru memberi 4.b.Kelompok lain yang


kesempatan kelompok tidak maju
lain yang tidak maju menanggapi hasil
untuk menanggapi kerja kelompok yang
maju
5. Menganalisis dan 5.a. Guru membimbing siswa 5.a. Siswa dengan
mengevaluasi untuk merefleksi proses bimbingan guru
proses pemecahan penyelidikan yang melakukan refleksi
masalah mereka lakukan proses penyelidikan

5.b. Guru membimbing siswa 5.b.Siswa dengan


untuk membuat bimbingan guru
kesimpulan membuat kesimpulan

2.5 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PROBLEM BASED


LEARNING
Menurut Shoimin (2014: 132) Problem Based Learning memiliki kelebihan
sebagai berikut : (1) siswa dilatih guna memiliki keterampilan memecahkan
masalah, (2) siswa dilatih guna memiliki keterampilan membangun pengetahuan
sendiri melalui aktivitas belajar, (3) pembelajaran mengarah pada masalah dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa tidak perlu mempelajari materi yang tidak
berhubungan, (4) muncul aktivitas ilmiah dalam kerja kelompok, (5) siswa
terdorong untuk mengumpulkan informasi baik dari perpustakaan, internet,
wawancara, dan observasi, (6) siswa dapat menilai kemajuan belajarnya, (7) siswa
dilatih guna memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam kegiatan diskusi
kelompok maupun unjuk kerja, (8) kesulitan belajar siswa secara individual dapat
diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
16

Selain adanya kelebihan-kelebihan tersebut, model Problem Based Learning


juga mempunyai kelemahan. Menurut Shoimin (2014: 132) kelemahan dari model
tersebut yaitu: (1) PBL tidak dapat diterapkan pada setiap materi pembelajaran,
PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang
berkaitan dengan pemecahan masalah, (2) dalam suatu kelas yang memiliki
tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian
tugas.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan kelebihan dari model
Problem Based Learning lebih banyak daripada kelemahannya. Penerapan model
harus memperhatikan kelebihan dan kelemahannya agar tidak menjadi
permasalahan dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai