Anda di halaman 1dari 5

PEMBELAJARAN IPS DI SD

TUGAS 2

Disusun oleh :

MISRA NILA
NIM. 856246122

Tutor :

RIZKI ZULIANI, M.Pd

POKJAR : BUKITTINGGI

PROGRAM STUDI S1 PGSD BI 2022.1


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA PADANG
1. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dan tujuan pengajarannya !
Jawab : Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
Adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan
telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin
mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Pengajaran Globalisasi dalam IPS harus mengandung unsur: Mampu menanamkan
pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai manusia mereka mempunyai
kesamaan-kesamaan. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis
terhadap masalah-maslah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya.
Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan, sebagai berikut:
• Mampu menanamkan pngertian bahwa sekali mereka berbeda, tetapi sebagai
manusia memiliki kesamaan-kesamaan;
• Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahwa
bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan lebih banyak
memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya;
• Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang
dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi, pencemaran air dan
udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya;
• Membantu para siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya.

2. Jelaskan hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS !


Jawab : Tujuan pendidikan sosial berkaitan dengan ketertiban dan kesadaran hukum,
membantu individu warga masyarakat untuk mengikuti ketertiban sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Ilmu sosial juga membantu
menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat.
Pendidikan Sosial adalah penyederhanaan atau adaptasi bidang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora dan kegiatan dasar manusia yang secara ilmiah dan pedagogis / psikologis
terorganisir dan disajikan untuk tujuan pendidikan. Definisi ini berlaku untuk pendidikan
dasar dan menengah.
Tujuan pembelajaran IPS (Curriculum Center, 2006: 7) adalah pengembangan
Kemungkinan siswa akan peka terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, Memiliki sikap positif terhadap perbaikan ketimpangan yang timbul.
Ilmu Sosial adalah kajian bidang ilmu yang mengupas hubungan manusia dan
lingkungannya, serta masyarakat dan interaksi didalamnya. Manusia berperan besar
dalam perkembangan ilmu sosial sehingga perlu pemahaman tentang keterkaitan antara
manusia dengan ilmu sosial agaar dapat mencapai taraf kehidupan yang lebih baik.
Tujuan dari ilmu sosial adalah untuk menjelaskan fenomena yang ada dalam masyarakat,
baik itu kerja sama maupun konflik. Penulis melakukan pendekatan struktural dalam
melihat dan mengategorikan berbagai disiplin ilmu untuk dimasukan kedalam ilmu sosial.
Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata socious dan logos.
Socious berarti teman, teman, atau perusahaan. Logo berarti pengetahuan atau bahkan
dapat berbicara tentang sesuatu. Sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu sosial.
Banyak dari kita menganggap ilmu-ilmu sosial lebih sederhana daripada ilmu-ilmu fisika,
tetapi pada kenyataannya, ilmu-ilmu sosial memiliki kompleksitasnya sendiri yang sulit
untuk dipecahkan.
Secara umum, ilmu-ilmu sosial atau ilmu-ilmu sosial adalah kelompok disiplin ilmu yang
mempelajari aspek-aspek yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan sosialnya, dari
individu hingga kelompok. Fungsi ilmu sosial adalah untuk mengenal dasar-dasar ilmu
sosial dalam kehidupan sehari-hari dan secara sistematis menyelidiki aspek-aspek
masyarakat secara subyektif, saling subyektif, obyektif atau struktural.

3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif yang berorentasi proses penelitian !


Jawab : pendekatan kognitif adalah pendekatan yang berorientasi pada proses
konseptualisasi memusatkan perhatian proses pemahaman masalah dan penggunaan
faktor konsep generalisasi dan teori

4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai dan sikap serta perilaku sosial dengan tuntutan
untuk menjadi siswa aktor sosial !
Jawab : Hubungan atau kaitan antara emosi dengan nilai, sikap dan perilaku sosial
adalah emosi menjadi awal dari pemikiran dan tingkah laku yang akan individu lakukan.
Antara emosi, nilai dan sikap serta tingkah laku memiliki keterkaitan dalam hal
penerapan atas pengalaman nilai-nilai tersebut. Dimana emosi yang berlaku dari seorang
siswa harus dikenali terlebih dahulu, baru nantinya dipahami dan didorong oleh nilai
nilai, sehingga akan mewujudkan sikap tertentu terhadap nilai-nilai tersebut hingga
akhirnya tingkah laku tersebut bisa terwujud sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud oleh
siswa. Ketika semua itu sudah berkaitan maka nantinya siswa baru bisa dijadikan aktor
sosial yang dapat mempengaruhi lingkungan yang dia pilih, bisa berpengaruh positif
ataupun berpengaruh negatif.
Menurut ilmu psikologis emosi ialah perpaduan reaksi yang melibatkan pengalaman,
perilaku, dan fisik yang biasanya digunakan untuk menangani peristiwa penting yang
dialami tiap individu. Jadi emosi dapat diartikan sebagai wujud perasaan yang disertai
dengan tingkah laku yang nampak. Menurut seorang psikolog yang bernama Paul Ekman,
manusia dasarnya memiliki 6 macam emosi, yaitu marah, sedih, senang, takut, terkejut,
dan jijik.
Nilai adalah norma norma atau aturan aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat,
seperti nilai kekeluargaan, nilai sosial, nilai agama, dan lain lain. Sedangkan sikap ialah
reaksi individu atas sesuatu hal dan mendasari sebuah tingkah laku, makanya sikap juga
diartikan sebagai kecenderungan tingkah laku.
Siswa aktor sosial merupakan siswa atau individu atau kelompok yang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi lingkungannya baik secara positif atau negatif, atau
bisa juga diartikan sebagai siswa yang membuat usaha dengan sengaja mempengaruhi
lingkungan atau suasana.

5. Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial !


jawab : Pada awalnya pembelajaran inkuiri banyak diterapkan dalam ilmu-ilmu alam
(natural science), kemudian para ahli pendidikan ilmu sosial berusaha mengadopsinya
sehingga muncullah pembelajaran inkuiri sosial. Menurut Bruce Joyce,inkuiri sosial
merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok
konsep masyarakat (concept of society). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa
metode pendidikan bertujuan untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang
dapat hidup dan dapat mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
siswa harus diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan
persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap
individu akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.
Ada tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial: (1) adanya aspek (masalah)
sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas;
(2) adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk inkuiri; dan (3) penggunaan fakta
sebagai pengujian hipotesis.
Menurut Wina Sanjaya (2007) tahapan proses pembelajaran inkuiri sosial dapat
dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tahap Orientasi
Langkah yang pertama ini dimaksudkan untuk membina suasana/iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran inkuiri sosial sangat tergantung pada kamauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah; tanpa
kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapam orientasi ini adalah:
(a) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap
langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini di-
lakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b) Tahap Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang
siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Poses mencarl jawaban itulah yang
sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalul proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagal upaya mengembangkan
mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki yang menjadi masalah
dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus
dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembeIajaran Inkuiri. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: (a) masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi
manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan
demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah pembelajaran, guru
hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan
masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada
siswa; (b) masalah yang dikaji adaIah masaIah yang mengandung teka-teki yang
jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan
masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan
mendapatkan jawabannya secara pasti; dan (c) konsep-konsep dalam masalah adalah
konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum
masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu
bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam
rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat melakukan tahapan inkuiri se-
lanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang terkandung dalam rumusan
masalah.
c) Tahap Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.
Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka Ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru tintuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada
setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan
sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir
yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu
yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
d) Tahap Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan
data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir
mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah
manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu
biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala
guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara terus-
menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan ber-
bagai jenis pertanyaan secara menata kepada seluruh siswa sehingga mereka
terangsang untuk berpikir.
e) Tahap Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji bipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan banya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan
dapat dipertanggungjawabkan.
f) Tahap Merumuskan kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering
terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai