Anda di halaman 1dari 9

IPS

1. Jelaskan manfaat dan tujuan pendidikan IPS di SD!


Tujuan kurikuler yang dimaksud adalah pendidikan IPS secara keseluruhan tujuan
pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut. 27 1. Membekali anak didik dengan
pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat. 2. Membekali
anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative
pemecahan sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 3. Membekali anak didik
dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang
keilmuan serta bidang keahlian. 4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental
yang positif dan keterampilam terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut. 5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam kurikulum IPS tahun 2006 bertujuan agar peserta didik
memilki kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, siswa dapat di bawa langsung ke dalam lingkungan alam dan
masyarakat. Dengan lingkungan alam sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi setempat
sehingga mengetahui makna serta manfaat pelajaran ilmu pengetahuan sosial secara nyata.
Disamping itu dengan mempelajari ilmu sosialmasyarakat, siswa secara langsung dapat
mengamati dan mempelajari norma-norma peraturan serta kebiasaan-kebiasaan baik yang
berlaku dalam masyarakat tersebut sehingga siswa 28 mendapat pengalaman langsung
adanya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara kehidupan pribadi dan
masyarakat. Dengan kata lain manfaat yang diperoleh setelah mempelajari ilmu
pengetahuan sosial disamping mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, juga
membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang
berlaku dan turut pula mengembangkannya serta bermanfaat pula dalam mengembangkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih baik. 
Secara keseluruhan, tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut :
1)   Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di
masyarakat.
2)  Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun
alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat
dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap
pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS
sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Dapat mengetahui cara dalam berinteraksi dengan sesama manusia lainnya, baik interaksi dalam
kelompok kecil ataupun kelompok besar.
2. Memudahkan manusia untuk hidup dalam suatu kelompok dengan mengetahui tradisi yang ada pada
kelompok tersebut.
3. Membantu untuk memperkuat nilai-nilai agama dalam aspek sosial beragama.
4. Membantu dalam mengenali, mempelajari, dan menyusun suatu alternatif untuk memecahkan
permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Dapat membantu manusia dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas dan membagikan ilmu yang
didapatkan.
6. Memberikan kesadaran dan mental positif serta keahlian dalam memanfaatkan lingkungan hidup.
7. Memberikan kesadaran kepada kita sebagai manusia bahwasanya kita semua merupakan makhluk
sosial yang saling membutuhkan dan tidak bisa menjalani kehidupan ini sendiri.
8. Mensyukuri kehidupan yang dimiliki saat ini, karena semua yang dijalani saat ini dan yang akan
datang terjadi karena adanya proses-proses sosial.
9. Membantu dalam mengatur kebutuhan pokok masyarakat.
10. Melatih manusia untuk memiliki jiwa sosial dan memiliki sifat teliti serta ekonomis.

2. Bagaimana kaitan antara nilai, sikap dan keterampilan intelektual dalam kurikulum IPS
SD 2006/2013?
Nilai dan Sikap serta Keterampilan Intelektual Personal dan Sosial dalam Kurikulum
IPS SD

Nilai berbeda dengan sikap. Nilai itu bersifat umum, mempengaruhi seseorang
terhadap sejumlah objek dan terhadap orang. Nilai (value) berkenaan dengan
sesuatu yang khusus. Inilah yang membedakan sikap. Sikap biasanya berkenaan
dengan yang khusus. Suatu nilai kan ukuran untuk menentukan apakah itu baik atau
buruk, nilai juga melakuan seseorang. Orang mendapatkan nilai dari orang lain
dalam lingkungannya

Nilai yang dianut seseorang tercermin dari sikapnya. Nilai bersifat utuh, sistem di
mana semua jenis nilai terpadu saling mempengaruhi kuat sebagai satu kesatuan
yang utuh. Nilai. iuga bersifat abstrak oleh karena itu yang dapat dikaji hanya r-
indikatornya saja yang meliputi: cita-cita, tujuan yang dianut aspirasi yang
dinyatakan, sikap yang ditampilkan atau nampak, yang diutarakan perbuatan yang
dilakukan serta kekuatiran yang (Kosasih Djahri, 1985: 18).
Dalam pendidikan kita meyakini bahwa nilai yang menyangkut ranaB afektif ini perlu
diajarkan kepada siswa. Agar siswa mampu menerima nila dengan sadar, mantap
dan’dengan nalar yang sehat. Diharapkan agar para siswa dalam mengembangkan
kepribadiannya menuju jenjang kedewasaaJ memiliki kemampuan untuk memilih
(dengan bebas) dan menentukan rula yang menjadi anutannya.
Mengajarkan nilai (value) lebih memerlukan “Skill” dibanding dengaJ mengajarkan
kepercayaan (belief) dan sikap. Kita tidak bisa menentukaJ bagaimana nilai itu
beroperasi dalam diri anak sementara ia berbuat, atau bersikap terhadap sesuatu,
padahal kita beranggapan bahwa “nilai” ini tercermin dalam sikap dan perilaku
seseorang. Oleh karena itu dalam pendidikan nilai, guru tidak bisa segera
mengambil kesimpulan mengena hasil kegiatan belajar-mengajar yang
dilakukannya. Artinya masih memerlukan waktu untuk menentukan apakah kegiatan
belajar-mengajar itu berhasil? Kurang berhasil? Atau tidak berhasil? Bagaimanakah
nilai itu sendiri?
Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa pendidikan nilai harus kesesuaiannya
dengan kehidupan di luar kelas. Kemudian perlu diingat pula bahwa dalam
pengajaran pendidikan nilai guru harus kreatif. Oleh karena itu penyampaiannya
tidak selalu harus mengacu kepada isi kurikulum yang tidak tertera dalam
rancangan formal, misalnya dari pengalaman, dala kehidupan sehari-hari. Nilai yang
disampaikan adalah nilai yang esensia sangat penting, yang sangat berharga bagi
kehidupan masyarakat. Dan tidak kalah pentingnya pula adalah
pengajaran/pendidikan nilai harus bermula: dari potensi anak menuju kepada target
pendidikan nilai yang diharapkan Tugas guru yang utama adalah meningkatkan
tingkat kesadaran nilai pa anak, sadar bahwa ada sistem nilai yang mengatur
kehidupan, sadar bahv sistem nilai itu penting sekali bagi kehidupan manusia,
sehingga keinginan untuk memilikinya, bahkan merasa wajib untuk membina
meningkatkannya dan pada akhirnya yang bersangkutan berupaya ui
membakukannya dalam perbuatan sehari-hari.
Apakah Sikap itu ?
Sikap memiliki pengertian yang rumit. Karena itu terdapat berbagai rumusan tentang
sikap yang dikemukakan para ahli, disebabkan adanya latar belakang pemikiran dan
konsep yang berbeda, Menurut Thursone sikap keseluruhan dari kecenderungan
dan perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, perasaan terancam dan
keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal. iirut Rochman Natawidjaya (1984: 20)
sikap adalah kesiapan seseorang K memperlakukan sesuatu objek, di dalam
kesiapan itu ada aspekkognitif, ta, dan kecenderungan bertindak. Kesiapan sendiri
merupakan penilaian dan negatif dengan intensitas yang berbeda-beda unruk waktu
tertentu, itu sendiri bisa berubah-ubah.
Bagaimanakah kaitan nilai dengan sikap?
seperti juga halnya dengan sikap, nilai juga dirumuskan secara beragam, landasan
berbeda-beda serta tujuan dan disiplin yang berbeda-beda Nilai merupakan konsep
dalam ekonomi, filosofi, pendidikan dan -bimbingan juga dalam sosiologi dan
antropologi.
Untuk Iebih menegaskan pemahaman kita seperti dikemukakan di atas dapat
dinyatakan bahwa nilai itu merupakan konsep tentang kelayakan yang dimiliki
seseorang atau kelompok, yang mempengaruhi bagaimana seseorang atau
kelompok memilih cara, tujuan dan perbuatan yang dikehendakinya sesuai dengan
anggapannya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Nilai yang dimiliki seseorang
dapat mengekspresikan mana yang Iebih disukai mana yang tidak, demikianlah,
dapat disimpulkan bahwa nilai menyebabkan sikap. Nilai merupakan determinan
bagi pembentukan sikap. Tetapi harus mad an bahwa tidak ada hubungan “one to
one” antara nilai dengan sikap. isng selalu terjadi adalah satu sikap. Yang selalu
terjadi adalah satu sikap jiBebabkan oleh banyak nilai (values).
Mari kita ambil contoh yang lebih konkrit, sebagai berikut:
Jika Anda membeli sebuah mobil, sistem nilai yang manakah yang menentukannya?
Jika kita renungkan lebih jauh tentu kita menyadari bahv»-sistem nilai yang
menentukan pilihan Anda berkenaan dengan berbagai pertimbangan seperti nilai,
kekuatan, keamanan, kesukaan, nilai ekonomi dan sebagainya.

Bagaimanakah kaitan sikap dengan. kognitif, afektif dan kecenderunga bertindak?


Seperti sudah dikemukakan di atas bahwa di dalam sikap telah terkandung aspek-
aspek kognitif, afektif dan kecenderungan bertindak. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat kaitan yang erat antara nilai dengan aspek-aspek kognitrj aspek afektif dan
kecenderungan bertindak. Dari kajian para ahli dapat ditegaskan bahwa:
Ada hubungan timbal-balik antar nilai dengan kognitif.
Ada hubungan timbal balik antara afektif dengan kognitif.
Nilai mempengaruhi kesiapan seseorang yang pada akhirnya akan menunJ
kepada terwujudnya perilaku yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan
penghayatan terhadap “belief (keyakinannya).

Aspek nilai dan sikap dari bahan pelajaran yang diberikan guru sangr ditentukan
oleh isi materi sebagai hasil pengembangan kurikulum dari topik-topik/sub topik-
topik yang mengacu kepada tuntutan kurikulum. Oleh sebar itu ungkapah nilai dan
sikap dari topik-topik/sub topik tertentu yang disampaikan guru yang satu mungkin
berbeda dari guru lainnya. Hal in membutuhkan kreatifitas guru yang bersangkutan.
Uraian nilai dan sikap yang mengacu kepada tuntutan kurikulum berikut ini hanya
disinggung secara garis besar.

Butir-butir nilai dan sikap yang dapat dikembangkan dari materi IPS kelas 3 dan 4
banyak sekali, dan hal iru sesungguhnya merupakan tanggung jawab guru IPS
sebagai pengembang kurikulum di kelas

Berikut ini dikemukakan beberapa contoh saja.

Dari topik Lingkungan Sekitar Sub topik: Keluarga Kelas III


Dari hubungan orang tua dan anak-ariak dapat diungkapkan:
a. nilai-nilai kasih sayang, sabar, sopan-santun, patuh, dan sebagainya.
b. sikap, misalriya: sikap bertanggung jawab terhadap keluarga, sikap
simpatik, berdisiplin, mentaati peraturan, menyenangi keindahan dan
kebersihan dan sebagainya.

Desa/Kelurahan
Dari hubungan masyarakat tatanan kehidupan di desa terungkap:
Nilai-nilai, taat, solidaritas, rukun, damai, demokratis, rajin dan sebagainya Sikap,
misalnya: menghormati peraturan, semangat persatuan, semangat bergotong-
royorig, suka bermusyawarah, mendukung swadaya masyarakat, mendukung upaya
pembangunan, semangat berwiraswasta, tolong-menolong dan sebagainya.
Ketrampilan Intelektual, Personal dan Sosial dalam kurikulum IPS SD keias III dan
IV
kita pahami bahwa kurikulum IPS di disain untuk membantu iaiam memperolah
pengetahuan, pen\ahaman/pengertian, nilai dan nta keterampilan yang diperlukan
siswa untuk mempersiapkan dirinya “jenghadapi kehidupan di masyarakat kelak.
Pada pembahasan terdahulu telah dikemukakan pencapaian huan/pemahaman dan
pengertian (aspek kognitif), serta sikap dan setaijutnya kita akan bicarakan tentang
pencapaian aspek keterampilan yang perlu mendapat perhatian guru dalam
kegiatan belajar-mengajar yang dikelolanya. Pencapaian aspek keterampilan ini
lebih banyak ditentukan siswa dalam aktivitas belajar secara langsung dan
terprogram. Aspek ini tidak mungkin tercapai hanya dengan membaca buku teks
atau mendengarkan guru semata-mata. Pencapaian aspek keterampilan ini hanya :
dicapai dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada siswa itu sendiri
Keterampilan ini bertalian dengan kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan dan
pengertiannya ke dalam perbuatan. Meliputi penggunaan dan aplikasi pendekatan
yang rasional, sehingga dapat diperkenalkan kepada masyarakat Kemampuan ini
memerlukan perkembangan pemikiran yang Kritis pada subjek didik. Keterampilan
ini antara lain meliputi:

a. Keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui


pengumpulan fakta, bacaan, mendengarkan penjelasan dari nara sumber (guru dan
Iain-lain) melalui antisipasi aktif dalam diskusi, kunjungan ke lapangan dan
sebagainya.
b. Keterampilan berpikir, menafsirkan dan mengorganisasikan informasi yang dipilih
dari berbagai sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali dan membentuk
generalisasi sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir siswa.
c. Kemampuan mengkritik informasi dan membedakan mana fakta yang opirii.
Dengan keterampilan ini siswa dapat berpikir kritis, dapat menunjukkan mana
informasi yang fakrual dan mana yang tidak.
d. Keterampilan membuat keputusan berdasarkan mereka mampu mengambil
keputusan dengan profesional, tidak asal menyamaratakan saja.
e. Keterampilan memecahkan masalah, menerapkan hasil temuan dalam sistem
baru. Termasuk di dalamnya kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal
yang bisa/akan terjadi di masa depan.

f. Keterampilan menggunakan media: globe, peta, grafik, label, dan sebagainya


sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam
rangka penafsiran atas fakta-fakta dalam memperoleh pengetahuan tentang
sesuatu.
g. Keterampilan menyusun laporan, menggunakan peta, mengadakan observasi,
melakukan wawancara dan mengadakan penelitian sederhana.

Keterampilan ini mengantarkan. siswa kepada penyelesaian tugas-tugas kegiatan


belajar dan kesiapan dalam menghadapi masalah-masalah (termasuk masalah
sosial) yang ada dihadapannya.
Untuk memperoleh keterampilan intelektual tersebut di atas siswa perlu dilatih
dalam berbagai kegiatan belajar-mengajar. Disinilah pentingnya pendekatan CBSA
dilakukan guru dan diterapkan secara sungguh-sungguh dalam strategi dan metode
belajar yang dikembangkan. Guru perlu mengembangkan metode mengajar yang
dapat menunjang pengembangan potensi intelektual siswa (di samping potensi
lainnya).

Dengan mengembangkan belajar-mengajar yang fungsional seperti dikemukakan di


muka misalnya dengan metode memecahkan masalah (Prob-fm Solving) atau
melalui model-model program lainnya misalnya Program leipadu (multidiciplinary
model) yang mengacu kepada topik-topik yang ditentukan dalam kurikulum sasaran
pencapaian keterampilan itu dapat dicapai.

2. Keterampilan Personal
Keterampilan personal ini sebetulnya tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
intelektual. Namun dalam pemahamannya ditekankan kepada keterampilan yang
sifatnya mandiri.

a. Keterampilan ini ada yang bersifat praktis disebut juga keterampilan psikomotor,
seperti keterampilan berbuat, berlatih serta mengkordinasi indera dengan anggota
badan. Keterampilan praktis ini nampak dalam hal kemampuan siswa menggambar,
membuat peta, membuat model dan
sebagainya.
b. Keterampilan studi dan kebiasaan kerja
Misalnya keterampilan menentukan lokasi kerja, mengumpulkan data,
menggunakan reference material, membuat kesimpulan dan Iain-lain. Dengan-
latihan yang benar siswa diberi peluang untuk memiliki percakapan belajar mandiri
dan bekerja mandiri
c. Keterampilan bekerja dalam kelompok. Keterampilan ini berkenaan dengan
kemampuan seseorang di dalam kelompok seperti: menyusun rencana, memimpin
diskusi, menilai pekerjaan secara bersama. Keterampilan ini sangat penting dimiliki
seseorang dalam mengembangkan pengalamannya. Qleh sebab itu keterampilan ini
hanya dapat diraih melalui serangkaian pengalaman dan berkembang secara
bertahap
d. Keterampilan akademik atau Keterampilan belajar (Continuing Learning Skills),
Keterampilan ini memungkinkan seseorang terampil belaja.-sepanjang hayat.
Keterampilan ini sangat esensial dimiliki oleh seha: orang dalam konsep belajar
seumur hidup. Sesungguhnya dalam Keterampilan belajar inilah terletak sendi-sendi
kemampuan belajar mandiri. Tentu saja untuk tingkat pendidikan dasar sasarannya
adalah baru dalam tahapan mengembangkan segenap potensi diriny a di kemudian
hari, siswa memiliki semangat, kemampuan dan kepercayaan diri yang sehat.
Yang terpenting adalah bahwa dalam diri siswa tertanam semanga: untuk belajar
terus sepanjang hayatnya.
e. Keterampilan lainnya, antara lain: Keterampilan fisik
Keterampilan politik agar melek politik sesuai dengan perkembangar usia dan
kemampuan berpikirnya). Keterampilan pengembangan emosional (emotional
growth) sebaga. saran utama dalam rangka kemampuan untuk mengendalikan diri
3. Keterampilan Sosial
Keterampilan ini meliputi kehidupan dan kerjasama, belajar memberi dan menerima
tanggung jawab, menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial.
Dengan dimilikinya keterampilan ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan
sesama manusia, lingkungannya di masayarakat secara baik, hal ini merupakan
realisasi dari penerapan IPS dalam kehidupan bermasyarakaL Latihan dan
pembihaan yang tampak dalam proses belajar-mengajar antara lain: mampu
melaksanakan dengan baik:
• berdiskusi dengan teman –
• bertanya kepada siapapun
• menjawab pertanyaan orang lain
• menjelaskan kepada orang lain
• membuat laporan
• memerankan sesuatu
• dan seterusnya. (Belen dan kawan-kawan, 1990:348).
Oleh karena materi studi sosial sangat luas bahan kupasannya, maka upaya guru
untuk membantu siswa-siswa mengembangkan keterampilan/ kemampuan
memahami masalah-masalah yang terkandung di dalamnya lurus diintegrasikan
sebagai bagian dari bahan pengajaran IPS.
Di samping dilatih kemampuannya dalam berbagai kemampuan tersebut, da satu
hal lagi yang perlu dipertimbangkan guru adalah bagaimana guru nu-ndorong siswa
untuk lebih gemar membaca, mencari dan mengolah informasi sesuai dengan
kemampuannya. Siswa agar memiliki kebiasaan untuk memahami latar belakang
informasi memahami struktur bahan prngajaran, mengerti peristilahan-peristilahan
yang sulit/baru, mengikuti porkembangan zaman dan sebagainya.
Diharapkan akan tumbuh kesadaran dari mereka tujuan mereka
inembaca/mempelajari materi kajian. Bersikap kritis terhadap bahan kajian dan
mampu mengevaluasi terhadap apa yang sudah dipelajarinya sehingga di merasa
memiliki kemampuan untuk memberikan kesimpulan dan keputusan.

3. Sebutkan contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta konsep, sikap dan kemampuan
analisis personal dalam konteks pendidikan IPS SD?
Contoh keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi, nilai, sikap, dan keterampilan
intelektual/kemampuan analisis, personal, sosial, dalam
konteks pendidikan ips sd kelas 5 dan 6
                Pada bagian akhir modul ini telah dikemukakan bahwa antara peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi itu ada keterkaitan         hubungan yang tidak mungkin
dipisahkan. Keempatnya terpadu didalam struktur ips. Oleh karena itu pengembangan
pemahaman danpengertian tentang peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi hanya
mungkin di dalam konteks bahan pengajaran yang disampaikan guru melalui proses
belajar mengajar yang terencana dan terprogram.melalui proses belajar mengajar ips
yang demikian itu, juga dikembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, efektif
dan psikomotorik (keterampilan)
                Kemampuan guru sebagai pengembang kurikulum di lapangan direalisasikan
dan diamati secara faktual. Ada berbagai cara penyampaian konsep dapatdilakukan
guru, misalnya dengan menghafalkan label sesuatu,dengan melalui ceramah
penuh/ceramah mumi, seperti bisa dilakukan guru pada umumnya dewasa ini.cara ini
memang benar memberitahukan konsep/mengajarkan konsep, tetapibersifatverblistis,
menghafal tanpa memahami maknanya, tanpa mampumenganalisis ciri-ciri dari suatu
konsep yang membedakan konsepsatu dengan yang lainya. KBM yang dapat
menunjukan adanya keterkaitan antara peristiwa,fakta, konsep dangeneralisasi, nilai,
sikap dan keterampilan siswa.
Contoh ;
Topik 1. Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan belanda dan jepang
( materi pelajaran, yaitu zaman pergerakan nasional)
Kompetensi dasar ;
                Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang
Indikator ;
                Siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa indonesia
A.      Ranah kognitif, setelah mempelajari topik ini siswa diharapkan dapat;
1.       Menceritakan latar belakang timbulnya pergerakan nasional, serta tooh-tokohnya;
2.       Menerangkan peristiwa sumpah pemuda;
3.       Menceritakan tokoh-tokoh yang berperan dalam sumpah pemuda;
4.       Menunjukan arti pergerakannasional dan sumpah pemuda bagi persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia.
B.      Ranah efektif;
1.       Menghayati jasa para pelopor pergerakan nasional
2.       Mengapresiasi jiwa sumpah pemuda

C.      Ranah psikomotor
1.       Mencoba melakukan wawancara untuk memahami makna zaman pergerakan
nasional dengan tokoh-tokoh tertentu.
2.       Memahami makna sumpah pemuda melalui prooses diskusi kelas.
Peristiwa sebagai bahan kajian;
                Peringatan hari kebangkitan nasional
Fakta-fakta sebagai bahan kajian;
1.       Gambar-gambar dari tokoh bersejarah
2.       Naskah sumpah pemuda
3.       Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakan nasional
4.       Gambar suasana kota jakarta pada zaman penjajahan
Konsep;
1.       Nasionalisme, imperalisme, dan kolonialisme
2.       Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing, patriotisme,
organisasi politik, hak asasi manusia, dan seterusnya
Generalisasi;
1.       Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2.       Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan
3.       Perwujudan nasionalisme disesuaikan dengan tantangan zamanya.
Nilai ;
Nilai material;
                Siswa merasa telah menikmatii hasil kemerdekaan
Nilai vital;
1.       Cermat, dalam meneliti ulasan sejarah
2.       Objektif, dalam menilai informasi
3.       Kreatif dalam memprediksi
Nilai kerohanian;
1.       Bersyukur kepada tuhan yang maha esa atas rahmatnya dan seterusnya
2.       Rasional dalam berargumentasi
3.       Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4.       Rasa bertanggung jawab atas nikmat kemerdekaandan seterusnya

Sikap;
1.       Bersyukur kepada tuhan yang maha esa disertai rasa tanggung jawab
2.       Tanggap terhadap perkembangan zaman
3.       Bersikap terbuka  dan toleran terhadap pendapat lain
4.       Bangga sebagai bangsa indonesia dan mencitai bangsa dan tanah airnya dan
seterusnya
Keterampilan intelektual/kemampuan analisis;
1.       Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi, generalisasi
dan membuat keputusan.
2.       Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi, mengorhanisasikan
informasi, mengkritik informasi,mengambil keputusan, menafsirkan fakta, menyusun
laporan.
Keterampilan personal;
1.       Membaca peta, membuat denah,membuat peta , mengenal waktu dan kronologis,
menerjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok.
2.       Keterampilan praktis(membuat peta dan lain-lain ), belajar mandiri, memimpin dan
diskusi, mengendalikanemosi dan lain-lain.
Keterampilan sosial;
Berkontribusi memberikab gagasan, menjadi pendengar yang baik,  mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik, mampu
bertanya dengan baik, dan alain-lain.

Anda mungkin juga menyukai