Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MATA KULIAH:
PENGANTAR PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :
Bpk. APRILANUS TELAUMBANUA, S. Pd., M. Pd.

DIBUAT OLEH:

FIRDAYANTI ZALUKHU

NIM : 232109083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
TAHUN 2023
Tugas Rutin ke-1

1. Buatlah analisis tentang dimensi-dimensi hakikat manusia disertai dengan contoh.

2. Beri komentar, ulasan, dan tanggapan terkait materi.

3. Tuliskan sumber rujukan /buku yang saudara rangkum.

Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia

1. Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu

Setiap manusia bersifat unik dan berbeda setiap individu sehingga kecenderungan dan
berhatian terhadap sesuatu akan berbeda. Karena adanya individualitas itu, setiap orang
memiliki aspek kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang
berbeda (Tirtarahardja dan Sulo,2005:17). Aspek-aspek tersebut melekat kuat pada setiap
manusia dan sifatnya cenderung internal. Artinya, keterlibatan unsu-unsur luar dalam proses
pembentukannya menjadi elemen yang memperkuat aspek-aspek yang sebenarnya sudah ada.
Tinggi atau rendahnya atau kuatnya dan lemahnya aspek-aspek individualitas tersebut
berbeda pada setiap manusia. Aspek-aspek tersebut dapat menjadikan manusia itu unik atau
berbeda satu sama lain.

Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas manusia.


Kesadaran terhadap diri sendiri mencangkup pengertian yang sangat luas, diantaranya
kesadaran akan adanya diri di antara realitas, self respect, self narcisme, egoisme, martabat
kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan orang lain, dan kesadaran terhadap potensi-
potensi pribadi yang menjadi dasar dari self realisasi. Manusia sebagai makhluk individu
berperan menjaga dan mempertahankan harkat martabat yang dimilikinya. Kemudian sebagai
makhluk individu, manusia terus berupaya memenuhi hak-hak dasarnya. Merealisasikan
segenap potensi diri, baik dari segi jasmani dan rohani menjadi salah satu peran manusia
sebagai makhluk individu.

Pemahaman pendidik yang tepat terhadap karakteristik peserta didiknya secara individual
sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Sebab setiap individu memiliki latar belakang
dan kebutuhan yang berbeda yang menuntut pelayanan pendidikan yang berbeda juga.
Suasana pendidikan yang kondusif yang menyenangkan, yang merangsang rasa ingin tahu
yang lebih kuat, memungkinkan peseerta didik merasa bergairah, memiliki percaya diri yang
positif, dan dapat mengembangkan kreativitasnya secara optimal. Oleh sebab itu, seorang
pendidik harus mampu menciptakan dan memelihara suasana tersebut dengan memilih dan
memvariasikan pendekatan pengajarannya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pelayanan pendidikan yang tepat tentu akan melahirkan individu-individu yang memiliki
kepribadian yang mantap.

2. Dimensi Kesosialan

Seseorang akan menemukan “akunya”, manakala berada di tengah aku yang lain. Artinya
manusia tidak akan mengenali dirinya dan dapat mewujudkan potensinya sebelum dia
berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia adalah makhluk sosial sekaligus adalah
makhluk individual.

Perwujudan manusia sebagai mahkluk sosial terutama tampak dalam kenyataan bahwa
tidak ada manusia yang mampu hidup sebagai manusia tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Realita ini menunjukkan bahwa manusia hidup dalam suasana interdependensi, dalam
antarhubungan dan antar-aksi. Pada mulanya seorang manusia sangat bergantung pada
ibu/pengasuhnya, semakin lama ia akan memerlukan lingkungan sosial yang lebih luas untuk
mewujudkan aksistensi dirinya. Dalam kehidupan manusia selanjutnya, manusia berada dalam
satu kesatuan hidup, misalnya warga kampus, warga suatu kelompok kebudayaan dan lainnya.

Untuk mengembangkan potensi sosialitas pada peserta didik, idealnya pendidik


menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan terjalinnya interaksi dan
interdependensi siswanya. Komunikasi yang interaktif antara guru dengan siswa, siswa
dengan siswa, membuka peluang bagi siswa untuk lebih banyak belajar dalam peristiwa sosial
tersebut. Penggunaan teknik diskusi misalnya, dapat mendorong terciptanya suasana
kebersamaan antarsiswa, bersifat terbuka, dan menghargai perbedaan pendapat sesame
anggota kelompoknya.

3. Dimensi Kesusilaan

Dalam pergaulan sosial, manusia diikat oleh nilai-nilai tertentu yang menjadi
patokan/ukuran bahwa suatu perilaku dianggap baik/buruk. Istilah susila berasal dari dua kata,
yaitu su berarti baik dan sila berarti dasar. Jadi, kesusilaan merupakan ukuran baik dan buruk.

Persoalan kesusilaan berhubungan dengan nilai-nilai. Driyarkara memandang bahwa


manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan
nilai-nilai tersebut dalam perbuatannya. Nilai-nilai merupakan suatu yang dijunjung tinggi
oleh manusia karena mengandung makna keluhuran,, kebaikan, dan kemuliaan. Nilai-nilai
dapat dibedakan atas nilai otonom, yaitu yang dimiliki/dianut oleh orang perorangan, nilai
theonom, yaitu nilai keagamaan yang berasal dari pencipta alam semesta ini.

Peserta didik harus memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai dalam kehidupan dan
menginternalisasikannya. Pendidik tertentu perlu memberikan contoh dan dengan kesabaran
mengarahkan perilaku peserta didiknya pada nilai-nilai yang dianut. Menanamkan kesadaran
bagi peserta didik terhadap kewjibannya sebagai anggota masyarakat disamping mengetahui
juga haknya secara individual.

4. Dimensi Keberagamaan

Manusia dalah mahkluk yang religious, yang mengakui bahwa ada suatu Dzat yang
menguasai alam semesta beserta isinya, yang dipuja, dan disembahnya yang disebut Ilahi,
yaitu Tuhan. Manusia pada dasarnya tunduk dan patuh kepada Tuhan, kepada ajaran-ajaran
yang disampaikan melalui kitab suci-Nya.

Manusia memerlukan agama untuk keselamatan hidupnya kini dan untuk masa yang akan
datang. Agama merupakan sandaran vertikal dalam kehidupan manusia. Agar manusia
menjadi mahkluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhannya, maka perlu diberikan pendidikan
agama sejak dini. Pendidikan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab guru agama, tetapi
merupakan tanggung jawab semua guru di sekolah dan tanggung jawab semua orang untuk
saling menasehati pada kebenaran terhadap semuanya.

2. Beri komentar, ulasan, dan tanggapan terkait materi.

Sangat penting bagi seorang pendidik dalam mengetahui berbagai dimensi-dimensi


hakikat manusia. Hakikat manusia mengacu pada esensi atau sifat yang mendasari dari
keberadaan manusia. Dimensi-dimensi hakikat manusia merupakan hal mendasar dari
kehidupan suatu individu yang mencangkup banyak aspek. Dimensi hakikat manusia
memiliki keterkaitan yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya. Dimensi-dimensi
hakikat manusia merujuk pada berbagai aspek integral yang membentuk eksistensi manusia
secara keseluruhan. Pemahaman dan pemberdayaan diri manusia melibatkan semua dimensi
ini untuk mencapai keseimbangan dan kesejahteraan seorang individu.
3. Tuliskan sumber rujukan /buku yang saudara rangkum.

Buku yang saya rangkum : Buku Pengantar Pendidikan Oleh Teguh Triwiyanto
Tugas Rutin ke-2

1. Berikut adalah beberapa komponen yang dapat menjadi bagian dari batasan pendidikan
yang komprehensif:
 Dimensi Akademis:

o Mata Pelajaran: Menyeluruh mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu


pengetahuan alam, matematika, bahasa, seni, ilmu sosial, dan humaniora.
o Tingkat Pendidikan: Merangkum pendidikan dari tingkat prasekolah hingga
tingkat perguruan tinggi dan pendidikan lanjutan.
o Keterampilan Akademis: Melibatkan pengembangan keterampilan berpikir
kritis, analitis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.

 Dimensi Karakter dan Etika:


o Pembentukan Karakter: Mendorong pengembangan sifat-sifat positif seperti
integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan empati.
o Etika dan Moral: Memasukkan aspek moral dan etika dalam kurikulum untuk
membentuk warga yang bertanggung jawab.

 Dimensi Keterampilan Hidup (Life Skills):


o Keterampilan Komunikasi: Pengembangan kemampuan berbicara, menulis,
dan mendengarkan.
o Keterampilan Sosial dan Kolaboratif: Mempersiapkan siswa untuk berinteraksi
secara positif dengan orang lain dan bekerja sama dalam tim.
 Dimensi Kesehatan dan Kesejahteraan:
o Pendidikan Kesehatan: Memasukkan pengetahuan tentang pola makan sehat,
aktivitas fisik, kesehatan mental, dan pencegahan penyakit.
o Kesejahteraan Emosional: Memberikan dukungan untuk pengelolaan stres,
kecemasan, dan kesehatan mental secara keseluruhan.
 Dimensi Kebudayaan dan Multikultural:
o Pemahaman Kebudayaan: Mengajarkan tentang keanekaragaman budaya dan
menghargai perbedaan antarindividu.
o Bahasa Asing: Menyertakan pembelajaran bahasa asing untuk memperluas
pemahaman lintas budaya.
 Dimensi Teknologi:
o Literasi Digital: Memasukkan pendidikan tentang penggunaan teknologi,
literasi digital, dan pemahaman etika dalam dunia digital.
 Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa:
o Diferensiasi Instruksional: Memberikan pendekatan pembelajaran yang
mempertimbangkan gaya belajar dan kebutuhan individu siswa.
o Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif: Mendorong partisipasi aktif dan
kolaborasi antar siswa.
 Evaluasi Komprehensif:
o Pemantauan Kemajuan: Melibatkan berbagai metode evaluasi, termasuk ujian
tertulis, proyek, dan penilaian berbasis kinerja.
 Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat:
o Partisipasi Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran dan
perkembangan anak.
o Kemitraan dengan Masyarakat: Memanfaatkan sumber daya lokal untuk
meningkatkan pendidikan.

2. Pendidikan formal, non-formal, dan informal merupakan komponen yang saling terkait
dan dapat dilihat sebagai bagian dari satu sistem pendidikan yang lebih luas. Meskipun
masing-masing memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, integrasi mereka dapat
membentuk pendekatan pendidikan yang holistik. Berikut adalah penjelasan mengenai
bagaimana ketiga bentuk pendidikan ini dapat dilihat sebagai bagian dari sistem yang
utuh:

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah sistem pendidikan yang terstruktur dan diatur oleh lembaga-
lembaga resmi, seperti sekolah dan perguruan tinggi. Proses pembelajaran dalam pendidikan
formal biasanya bersifat sistematis dan memiliki kurikulum yang ditetapkan.

Pendidikan formal merupakan fondasi utama dari sistem pendidikan. Lembaga-lembaga


formal menyediakan struktur dan norma-norma yang menjadi dasar bagi perkembangan
pengetahuan dan keterampilan.

b. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal adalah bentuk pendidikan yang tidak terikat oleh lembaga-
lembaga formal. Ini dapat terjadi di luar sekolah dan memiliki tujuan khusus, seperti pelatihan
keterampilan atau pendidikan dewasa.

Pendidikan non-formal memperkaya sistem dengan memberikan alternatif untuk


pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Program-program ini dapat bersifat lebih
fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu dan komunitas.

c. Pendidikan Informal:

Pendidikan informal terjadi secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari, melalui interaksi
sosial, pengalaman langsung, dan observasi. Tidak ada kurikulum formal atau struktur yang
diatur.

Pendidikan informal memberikan konteks kehidupan sehari-hari di mana individu belajar


tanpa disengaja. Ini melibatkan pembelajaran dari pengalaman, observasi, dan interaksi
dengan lingkungan sekitar. Pendidikan informal dapat memberikan kontribusi penting pada
pengembangan keterampilan sosial, nilai-nilai, dan pengetahuan praktis.

3. Kemandirian dalam belajar tidak secara langsung mengurangi peran guru, tetapi dapat
mengubah dinamika hubungan antar guru dan siswa. Guru tetap memiliki peran penting
sebagai fasilitator, pembimbing, dan sumber inspirasi. Kemandirian belajar memberikan
siswa tanggung jawab yang lebih besar terhadap proses pembelajaran mereka sendiri,
sementara guru dapat membimbing, memberikan arahan, dan memberikan dukungan
sesuai kebutuhan. Dalam konteks ini, peran guru lebih mengarah pada membantu siswa
menjadi pembelajar yang mandiri.
Tugas Rutin ke-3

No Aliran Jenis Aliran Definisi Implementasi Dalam Dunia


. Pendidikan Pendidikan

1. Aliran Klasik  Aliran Empirisme adalah Implementasi aliran empirisme


Empirisme suatu bentuk aliran dalam dunia pendidikan
dalam ilmu filsafat melibatkan pendekatan yang
yang menyatakan menekankan pada
bahwa semua pengamatan, pengalaman
pengetahuan berasal langsung, dan bukti-bukti
dari pengalaman yang konkret sebagai dasar
dilakukan oleh pembelajaran. Guru dapat
manusia. Aliran menggunakan metode-metode
empiris adalah aliran seperti eksperimen, observasi,
yang menekankan dan penelitian empiris dalam
bahwa segala sesuatu pengajaran mereka.
dipelajari lewat
pengalaman dengan
melibatkan indra diri.

 Aliran Teori nativisme adalah Implementasi aliran nativisme


Nativisme salah satu aliran dalam dalam dunia pendidikan dapat
pendidikan yang dilakukan dengan
berpandangan bahwa mengembangkan kurikulum
setiap anak yang lahir dan metode pengajaran yang
telah membawa bakat mengakui adanya “bakat
tersendiri dan akan bawaan” pada individu dan
berkembang masing- pentingnya menciptakan
masing menurut bakat lingkungan yang merangsang
yang dibawanya sejak pertumbuhan alami anak,
ia lahir. Dan teori ini memberikan mereka ruang
berpandangan bahwa eksplorasi, dan mendukung
pendidikan dan perkembangan bakat
pembelajaran tidak ada individual.
pengaruhnya dalam
perkembangannya.
Aliran Aliran naturalisme Implementasi aliran
Naturalisme adalah salah satu naturalisme dalam dunia
aliran pendidikan yang pendidikan melibatkan
berpandangan bahwa pendekatan yang menekan
semua anak yang baru pengaruh lingkungan dan
dilahirkan mempunyai faktor alamiah pada
pembawaan yang baik, perkembangan siswa,
dan tidak satupun kurikulum dapat dirancang
dengan pembawaan untuk mencangkup
buruk. Aliran ini pengalaman langsung dengan
berpandangan bahwa lingkungan alam,
bagaimana hasil menggabungkan pembelajaran
perkembangannya praktis dan observasional.
sangat ditentukan oleh Guru dapat memotivasi siswa
pendidikan yang untuk memahami proses alam,
diterimanya atau seperti siklus ekologi atau
memengaruhinya. fenomena geologis, agar
pembelajaran lebih
konstektual dan relevan.
Aliran Aliran konvergensi Implementasi aliran
Konvegensi adalah salah satu konvergensi dalam dunia
aliran pendidikan yang pendidikan mencangkup
merupakan kombinasi integrasi teknologi, media, dan
antara aliran nativisme sumber daya yang berbeda
dan empirisme. Aliran untuk menciptakan
ini. Aliran ini pengalaman pembelajaran
berpendapat bahwa yang holistic. Pendidikan
faktor pembawaan berbasis konvergensi dapat
atau bakat dari orang melibatkan penggunaan
tua dan faktor teknologi informasi dan
lingkungan memiliki komunikasi. Guru dapat
pengaruh yang sama mengintegrasikan konten dari
terhadap berbagai sumber, termasuk
perkembangan anak. teks tradisional, video, dan
sumber daya digital lainnya.
Selain itu, konsep
pembelajaran berbasis proyek
dapat diterapkan dengan
memanfaatkan berbagai media
untuk menciptakan
pengalaman pembelajaran
yang lebih mendalam dan
beragam.
2. Aliran  Aliran Filsafat progresivisme Implementasi aliran
Modern Progesivisme merupakan aliran progresivisme dalam dunia
filsafat pendidikan pendidikan melibatkan
yang menekankan pendekatan yang menekankan
kepada peningkatan pengalaman langsung,
peserta didik melalui pemecahan masalah, dan
pengalaman perkembangan individu. Guru
kemampuan diri berperan sebagai fasilitator
peserta didik atau dapat melakukan pembelajaran
kemandirian dan selalu berbasis proyek, pembelajaran
menunjukan kolaboratif, pembelajaran
perubahan dari konstektual, dan menciptakan
masing-masing peserta lingkungan pembelajaran yang
didik. mendukung kebebasan,
kreativitas, dan eksplorasi,
untuk memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan gaya dan
kecepatannya masing-masing.

 Aliran Aliran esensialisme Implementasi aliran


Esensialisme merupakan aliran esensialisme dalam pendidikan
pendidikan yang menekankan pembelajaran inti
didasari pada nilai- dan penguasaan materi dasar.
nilai kebudayaan yang Implementasinya mekekankan
ada sejak awal pada mata pelajaran
peradaban umat fundamental seperti
manusia. Aliran matematika, sains, dan bahasa.
filsafat ini Kurikulum didesain untuk
menginginkan agar fokus pada pengetahuan pokok
manusia kembali dan keterampilan dasar,
kepada kebudaan mempersiapkan siswa dengan
lama, karena landasan kuat. Guru berperan
kebudayaan lama telah sebagai otoritas yang
banyak membawa membimbing dan memberikan
kebaikan untuk pengetahuan esensial.
manusia.

 Aliaran Aliran Implementasi aliran


Rekonstruksialis rekonstruksialisme rekonstruksialisme dalam
me merupakan aliran pendidikan menekankan dan
pendidikan yang melibatkan pengembangan
berupaya merombak kurikulum yang
tata susunan lama dan mempertimbangkan perubahan
juga tata susunan sosial, ekonomi, dan politik.
hidup kebudayaan Guru juga diharapkan
yang mempunyai mendorong siswa untuk
corak modern serta berpikir kritis, mengeksplorasi
menjadi kesepakatan perspektif berbeda dan terlibat
antara manusia. dalam pembelajaran yang
berpusat pada masalah-
masalah dunia nyata serta
praktik pembelajaran yang
bersifat kolaboratof, dialogis,
dan relevan dengan konteks
sosial.

 Aliran Aliran perenialisme Implementasi aliran


Perenialisme merupakan aliran perenialisme dalam
dalam filsafat pendidikan menciptakan
pendidikan yang sistem pendidikan yang
mendasari dirinya mendasar seperti karya-karya
pada keyakinan bahwa sastra klasik dan prinsip-
pengetahuan sejatinya prinsip moral, harus menjadi
yang didapat melalui inti dari kurikulum dan
ruang dan waktu mengedepankan warisan
mestilah berbentuk budaya yang telah terbukti
dasar-dasar pendidikan nilainya selama bertahun-
seseorang. tahun dan menekankan pada
keterampilan intelektual yang
abadi, seperti pemahaman,
logika, dan kemampuan
berpikir kritis. Guru juga
diharapkan myampaikan
pengetahuan esensial kepada
siswa dan menganggap
pendidikan sebagai upaya
untuk mentransmisikan
warisan budaya kepada
generasi penerus.

Aliran Idealisme Aliran idealisme Implementasi aliran idealism


dalam dunia dalam pendidikan dengan
pendidikan adalah menciptakan sistem
aliran yang berpaham pembelajaran yang
bahwa ilmu menekankan pada pemahaman
pengetahuan dan dan pengembangan ide-ide
kebenaran adalah ide abstrak serta nilai-nilai
yang paling tertinggi universal sebagai inti dari
dari diri sendiri bukan kurikulum pendidikan. Guru
tergantung pada orang juga berperan tidak hanya
lain. Idealisme menyampaikan fakta, tetapi
merupakan aliran yang juga untuk menjadi pemimpin
mengedepankan akal intelektual yang membimbing
pikiran manusia. siswa dalam mencari
kebenaran, keindahan, dan
keadilan.
3. Aliran Pokok Perguruan Perguruan kebangsaan Implementasi perguruan
Kebangsaan taman siswa di dirikan kebangsaan taman siswa yaitu
Taman siswa di Yogyakarta pada 3 dengan menerapkan tripusat
juli 1922 sebagai pendidikan yang dimana
instrument mobilisasi lingkungan pendidikan
kesadaran berbangsa meliputi lingkungan keluarga,
sekaligus ikhtiar pendidikan di lingkungan
membangun perguruan atau sekolah dan
kehidupan bangsa yang terakhir pendidikan
yang berpendidikan. dilingkungan masyarakat.
Lembaga ini bertujuan
memberikan
kesempatan dan hak
pendidikan yang sama
bagi para pribumi
jelata Indonesia seperti
yang di miliki para
priyayi atau orang-
orang belanda.

Anda mungkin juga menyukai