Anda di halaman 1dari 12

PENALARAN DAN LOGIKA MATEMATIKA

Diajukan Kepada:
Meiwati Halawa, S.Pd., M.Pd.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Matematika

Oleh:
Kelompok 5

1. Septriman Putra Akhir Laowo


2. Melvin Krisnayanti Mendrofa
3. Vonce Perlindungan Zendrato
4. Archian Lora Nias Daeli
5. Davit Kristoper Halawa
6. Putri Dwi Panduwanti Zebua

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik yang
berjudul “Penalaran Dan Logika Matematika”.

Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Matematika yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan hasil makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Gunungsitoli, 19 September 2023


Penyusun

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika dan Penalaran....................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Operasi dalam Logika Matematika .................................................. 3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Logika adalah dasar dan alat berpikir yang logis dalam matematika dan pelajaran-pelajaran lainnya,
sehingga dapat membantu dan memberikan bekal tambahan untuk menyampaikan pelajaran di sekolah.
Dalam Logika dipelajari metode-metode dan prinsip-prinsip yang dapat dipakai untuk membedakan cara
berpikir benar (correct) atau tidak benar (incorrect), sehingga dapat membantu menyatakan ide-ide tepat
dan tidak mempunyai arti ganda. Jadi, dalam ilmu logika hanya mempelajari atau memperhatikan
kebenaran dan kesalahan dari penalaran, dan penarikan kesimpulan dari sebuah pernyataan atau lebih.
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu kalimat dan
mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan pernyataan kedua. Misalkan, apakah
pernyataan “Jika sekarang adalah hari Minggu maka sekolah libur.” sama artinya dengan “Jika sekolah
libur maka sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu kita perlu mengetahui
aturan-aturan dalam logika.
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga dapat mengetahui
apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan didapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil kesimpulan dengan benar
atau sah. Logika matematika memberikan dasar bagi sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat
digunakan dalam banyak aspek kehidupan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu penalaran dan logika?
b. Apa saja jenis-jenis operasi dalam logika?

C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui pengertian dari penalaran dan logika.
b. Agar kita mampu memahami jenis-jenis operasi dalam logika matematika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Logika dan Penalaran


Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang
absah/valid. Logika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari prinsip prinsip
penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah yang bersifat deduktif maupun
yang bersifat induktif. Logika matematika merumuskan hukum-hukum yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menilai, apakah hasil suatu pemikiran benar/salah. Hukum-hukum itu akan
digunakan pada proses pemikiran itu sendiri. Kita dapat memperbaiki cara berpikir dengan
cara mempelajari logika dalam rangka menertibkan cara berpikir.
Penalaran adalah cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari premis-premis
(antesedens) yang ada. Melalui kegiatan bernalar dalam matematika, diharapkan siswa dapat melihat
bahwa matematika merupakan kajian yang masuk akal atau logis. Dengan demikian siswa merasa
yakin bahwa matematika dapat dipahami, dipikirkan, dibuktikan, dan dievaluasi. Seperti dinyatakan
oleh Silver et al. (1990) bahwa dalam “doing mathematics” melibatkan kegiatan bernalar. Ada dua
macam penalaran, yaitu: penalaran deduktif dan penalaran induktif.
 Penalaran deduktif
Penalaran deduktif adalah penalaran yang didasarkan pada premis-premis yang
diandaikan benar untuk menarik suatu kesimpulan dengan mengikuti pola penalaran
tertentu.
Contoh:

Premis 1 : Semua mahasiswa baru mengikuti OSPEK.


Premis 2 : Wulandari adalah mahasiswa baru.

Kesimpulan : Wulandari mengikuti OSPEK.

 Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang didasarkan pada premis-premis yang bersifat
faktual untuk menarik kesimpulan yang berlaku umum.
Contoh:
Premis 1 : Ayam-1 berkembang biak dengan bertelur.
Premis 2 : Ayam-2 berkembang biak dengan bertelur.
Premis 3 : Ayam-3 berkembang biak dengan bertelur.
Premis 4 : Ayam-4 berkembang biak dengan bertelur.
Premis 50 : Ayam-50 berkembang biak dengan bertelur.
Kesimpulan : Semua ayam berkembang biak dengan bertelur.

B. Jenis-Jenis Operasi dalam Logika Matematika


1. Negasi/Ingkaran
Negasi/Ingkaran dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan
menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran
dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya

p P
B S
S B

Contoh :
 Jikustik adalah sebuah kelompok band yang berasal dari Yogyakarta. (benar) Tidak benar
bahwa Jikustik adalah sebuah kelompok band yang berasal dari Yogyakarta. ( salah)
Jikustik bukan sebuah kelompok band yang berasal dari Yogyakarta. (salah)
 Manusia mempunyai ekor (salah) Manusia tidak mempunyai ekor ( benar)

Pernyataan Majemuk
Pernyataan Majemuk ialah pernyataan yang terdiri dari beberapa pernyataan tunggal yang
dihubungkan dengan menggunakan kata hubung.
Nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk ditentukan oleh: nilai kebenaran dari
masing-masing pernyataan tunggalnya dan kata hubung apa yang digunakan. Karena masing-
masing pernyataan tunggalnya bisa bernilai benar atau salah, maka ada empat kemungkinan
nilai kebenaran dari suatu pernyataan majemuk.
Dalam Logika Matematika terdapat empat macam kata hubung, yaitu: (1) …..dan…..,
(2) …..atau….., (3) bila ………,maka…… (4) ….. bila dan hanya bila …….
Contoh :
a. Yogyakarta adalah kota pelajar dan (Yogyakarta) memiliki banyak objek wisata.
b. Kurnia pergi ke kampus atau ia nonton film.
c. Bila air dipanaskan, maka ia akan mendidih.
d. Medan ibukota Sumatera Utara bila dan hanya bila Semarang ibukota Jawa Timur.
Pernyataan majemuk diatas berturut-turut disebut: konjungsi (∧), disjungsi (∨), implikasi
(→), dan ekuivalensi/biimplikasi (↔) .

2. Konjungsi
Konjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung ”dan” Kata
hubung “dan” disajikan dengan lambang “∧”. Suatu konjungsi bernilai benar hanya bila ke
dua pernyataan tunggalnya bernilai benar.

p q p∧q
B B B
B S S
S B S
S S S

Contoh :
a. Indonesia adalah negara Republik dan berpenduduk 200 juta jiwa.
b. Kerbau berkaki empat dan dapat terbang.
c. 3 adalah bilangan genap dan habis di bagi lima.

3. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk yang menggunakan kata hubung “atau” Kata
hubung “atau” disajikan dengan lambang “∨”. Dalam Logika Matematika juga dibedakan dua
macam “atau“ Yang pertama disebut Disjungsi Inklusif (dengan lambang ”∨”) dan yang
kedua disebut Disjungsi Eksklusif (dengan lambang ” ”). Definisi: a. Suatu disjungsi inklusif
bernilai benar bila sekurangkurangnya salah satu pernyataan tunggalnya benar. b. Suatu
disjungsi eksklusif bernilai benar bila salah satu (dan tidak kedua-duanya) dari pernyataan
tunggalnya benar.
P q P q
B B B
B S B
S B B
S S S

Contoh :
a. Pak Hartono berlangganan harian Kompas atau Kedaulatan Rakyat.
b. Anisa pergi ke perpustakaan atau ke kantin.
c. 5 ≤ 6 (5 kurang dari atau sama dengan 6)
d. A B adalah himpunan semua elemen yang menjadi anggota himpunan A atau himpunan B.
e.Bila diketahui bahwa x.y = 0, maka dapat disimpulkan bahwa x =0 atau y = 0. Kalau tidak
dikatakan apa-apa, maka dalam Matematika biasanya yang dimaksud adalah disjungsi
inklusif.

4. Implikasi
Implikasi adalah peryataan majemuk yang menggunakan kata hubung ”bila …., maka ….”
 Pernyataan tunggal yang pertama disebut anteseden dan yang kedua disebut konsekuen.
 Kata hubung ”bila …., maka ….” disajikan dengan lambang ” ” ⇒

Dalam bahasa sehari-hari kita memakai implikasi dalam bermacam-macam arti, misalnya:
a) Untuk menyatakan suatu syarat: “Bila kamu tidak membeli karcis, maka kamu tidak akan
diperbolehkan masuk”.
b) Untuk menyatakan suatu hubungan sebab akibat:” Bila kehujanan, maka Tono pasti sakit”.
c) Untuk menyatakan suatu tanda:”Bila bel berbunyi, maka mahasiswa masuk ke dalam ruang
kuliah.

Suatu implikasi bernilai benar bila antesedennya salah atau konsekuennya benar (jadi suatu
Implikasi bernilai salah hanya apabila anteseden benar dan konsekuennya salah).
p q p
B B B
B S S
S B B
S S B

Contoh :
a) Bila Anindita adalah seorang pria, maka ia akan mempunyai kumis.
b) Bila bumi berputar dari timur ke barat maka matahari akan terbit disebelah barat.
c) Bila berat jenis besi lebih dari satu, maka ia akan terapung dalam air.
d) Bila berat jenis besi lebih besat dari satu, maka ia akan terapung dalam air.
e) Bila 3 > 2, maka 6 > 4 f) Bila 3 < 2, maka – 3 > – 2 g) Bila x > 10, maka x > 5

Untuk mengucapkan (menyatakan ) suatu implikasi sebagai suatu pernyataan yang benar ada
3 cara .
Misalnya : mengucapkan “A B” dengan cara:
1. “Bila A, maka B”
2. “B bila A”
3. “A hanya bila B” (karena bila tidak B atau B salah, maka juga tidak A atau A salah; lihat
baris keempat tabel kebenaran implikasi ). A B juga disebut syarat perlu untuk A. (Suatu
syarat disebut syarat perlu bila tidak terpenuhinya (salahnya ) syarat tersebut mengakibatkan
tidak terjadinya apa yang disyaratkan ). A diatas disebut syarat cukup untuk B, karena bila A
terjadi ( benar) maka B juga berjadi (benar). Lihat baris pertama tabel kebenaran implikasi.
(Suatu syarat disebut syarat cukup bila terpenuhinya syarat tersebut mengakibatkan terjadinya
apa yang disyaratkannya).
5. Ekuivalensi ( Biimplikasi)
Peryataan majemuk yang menggunakan kata hubung “Bila dan hanya bila” disebut
ekuivalensi atau biimplikasi. Kata hubung tersebut disajikan dengan lambing “ ”

Suatu ekuivalensi bernilai benar bila kedua pernyataan tunggalnya mempunyai nilai
kebenaran yang sama.

p q p⇔q
B B B
B S S
S B S
S S B

Contoh: Suatu segitiga disebut sama kaki bila dan bila segitiga itu mempunyai dua sisi yang
sama panjang (maksudnya suatu ekuivalensi:”bila dan hanya bila”)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Logika adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis kaidah-kaidah penalaran yang
absah/valid. Logika merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari prinsip prinsip
penalaran yang benar dan penarikan kesimpulan yang absah yang bersifat deduktif maupun
yang bersifat induktif. Logika matematika merumuskan hukum-hukum yang dapat digunakan
sebagai alat untuk menilai, apakah hasil suatu pemikiran benar/salah.
Penalaran adalah cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari premis-premis
(antesedens) yang ada. Melalui kegiatan bernalar dalam matematika, diharapkan siswa dapat melihat
bahwa matematika merupakan kajian yang masuk akal atau logis.

B. Saran
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini sungguh banyak kesalahn dan kekurangan baik
dalam penulisan maupun penyampaian materi. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
perlukan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Logika dan Penalaran Matematika. File upi edu. Di akses Tahun 2023.

http://file.upi.edu/rektori/FPMIPA/JUR.

Anda mungkin juga menyukai