Anda di halaman 1dari 16

PENARIKAN KESIMPULAN DALAM KEHIDUPAN

NYATA

“MAKALAH”
Ditulis untuk memenuhi tugas
Mata kuliah: Landasan Matematika
Dosen Pengampu: Rachmadania Akbarita,S.Si.,M.Pd

Oleh:

Fatimatun Nursholihah (2244201010)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
Oktober 2022
KATA PENGANTAR

Syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan taufiq serta inayahNya.

Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Landasan Matematika

dengan judul " PENARIKAN KESIMPULAN DALAM KEHIDUPAN NYATA "

Beribu terima kasih saya ucapkan kepada;

1. Ibu Rachmadania Akbarita,S.Si.,M.Pd selaku guru pengampu matakuliah Landasan


Matematika

2. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil

3. Teman-teman seperjuangan pada prodi Matematika

4. Pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam meyusun makalah ini.

Maka, saya mengharap sudi kiranya memberikan kritik dan saran. Akhirnya, saya tetap

berharap makalah ini mampu memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan.

Blitar, 17 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................................. I
KATA PENGANTAR .........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHA SAN ....................................................................................................................5
2.1 Penarikan Kesimpulan .......................................................................................................... 5
2.2 Aturan Penarikan Kesimpulan .............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
3.2 Saran ....................................................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi logika adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang berpikir secara

logis. Mengambil kesimpulan dalam suatu pertanyaan yang ada. Bahkan, dari

beberapa pernyataan yang disajikan. Berpikir secara logis diperuntukkan agar dalam

memahami suatu pernyataan tidak mengalami kebuntuan. Sehingga,mampu

mengambil kesimpulan yang baik dan benar dari bebapa pernyataan tersebut.

Materi Inferensi atau pengambilan kesimpulan menjadi jembatan yang

menghubungkan antara berpikir logis dan mengambil kesimpulan dalam sebuah

pernyataan. Beberapa metode yang ada didalamnya diharapkan mampu menjadi

jembatan untuk mempermudah memahami ilmu logika.

Maka,disinilah makalah yang berupa catatan mungil ini tercipta. Yang dilatar

belakangi dari luasnya cara berpikir logis. Lalu,merangkumnya dalam beberapa

metode/kaidah inferensi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu penarikan kesimpulan?

2. Berapa macam-macam aturan dalam penarikan kesimpulan?

1.3 Tujuan

1. Mendefinisikan penarikan kesimpulan.

2. Menjelaskan macam-macam aturan dalam penarikan kesimpulan.

4
BAB II

PEMBAHA SAN

2.1 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah mengambil kesimpulan dari bukti-bukti yang

ada. Penarikan kesimpulan dimaksudkan untuk manjelaskan apakah hipotesis

yang diajukan dapat diterima atau ditolak.

Sedangkan menurut beberapa ahli pengertian penarikan kesimpulan adalah;

Penarikan kesimpulan dilakukan dari beberapa pernyataan yang diketahui

nilai kebenarannya yang disebut premis. Kemudian, dengan menggunakan

prinsip-prinsip logika diperoleh pernyataan baru yang disebut

kesimpulan/konklusi yang diturunkan dari premis yang ada. Penarikan

kesimpulan seperti ini disebut juga argumentasi. (Tarsuddin,2013i;3)

Proses penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi disebut

Inferensi/inference (Munir, 2016)

2.2 Aturan Penarikan Kesimpulan

Secara garis besar ada tiga metode atau cara dalam melakukan penarikan

kesimpulan, yaitu :

1. Modus Ponens atau law detachment (Munir, 2016)

Jenis dari silogisme kondisional yang pertama adalah modus

ponens. Sesuai yang dilansir oleh Encyclopedia Britannica (2007), modus

ponens adalah salah satu cara untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat

berdasarkan rumus modus ponens atau bentuk logis di bawah ini. (Lintang,

2022)

5
Contoh Modus Ponens

Sedangkan, kita tidak bisa membuat kesimpulan, apabila yang

terjadi adalah pernyataan Q. Kenapa? Karena, ibu senang belum tentu

karena saya menyapu, bisa karena alasan lain. Tapi, kalau saya menyapu,

sudah pasti ibu akan senang. (Lintang, 2022)

6
Dari analisis tabel di atas, yang perlu diingat adalah bahwa

implikasi P → Q akan bernilai salah jika dan hanya jika sebabnya (P)

bernilai benar, sedangkan akibatnya (Q) bernilai salah.

Contohnya dalam sebuah perjanjian. Jika Mira menang, maka

Siska akan memberinya hadiah. Nah, jika Mira menang, tetapi Siska tidak

memberinya hadiah, berarti Siska sudah melakukan hal yang salah karena

mengingkari janji, maka nilai implikasinya salah.

Selanjutnya ketika ada lambang Λ, maka itu artinya “dan”. Kalau

memakai dan, nilainya akan benar hanya jika P dan Q sama-sama benar..

Pada kolom terakhir, kita bisa lihat bahwa semua hasilnya

menunjukkan nilai yang benar. Itu kenapa kita bisa katakan bahwa

pernyataan PQPQ bersifat tautologi, atau selalu benar. (Lintang, 2022)

2. Modus Tollens

Jenis silogisme kondisional yang kedua adalah modus tollens.

Menurut New World Encyclopedia (2018), modus tollens adalah prosedur

pengambilan kesimpulan dari dua premis, seperti pada modus ponens.

Yang membedakan modus tollens dari modus ponens adalah jenis

premis yang digunakan. Apa premis yang digunakan? Satu premis masih

berupa proposisi kondisional yang menyampaikan hubungan sebab dan

akibat, hanya saja satu premis lainnya berupa negasi dari konsekuensi di

premis 1. (Lintang, 2022)

Apa itu negasi? Negasi adalah bentuk pernyataan yang diawali

dengan lambang (~), dengan arti “bukan” atau “tidak”.

7
Rumus modus tollens.

Rumus tollens dan keterangan simbolnya.

Namun, gimana kalau premis 2-diganti dengan “dia bukan orang

Jakarta.” Apakah bisa simpulkan kalau dia bukan orang Indonesia?

Tentu saja tidak bisa. Karena, secara logika, walaupun seseorang

bukan orang Jakarta, belum tentu juga dia bukan orang Indonesia. Bisa

jadi dia berasal dari kota lainnya yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,

kalau premis 2 diganti dengan ~P, hasilnya tidak akan valid.

8
Bisa dicek kebenaran dari modus tollens ini menggunakan tabel kebenaran.

Simak tabel di bawah ini;

Cara membaca tabelnya, kita menerapkan konsep yang sama

dengan pengisian nilai tabel pada modus ponens tadi. Pada hasil akhirnya

bisa kita lihat , dalam setiap variasinya rumus modus tollens bernilai benar.

Maka rumus ini bisa dinyatakan benar atau valid.

Contoh soal modus tollens itu seperti ini;

Premis 1: Jika gajah itu melompat, aku akan membeli permen.

Premis 2: Aku tidak membeli permen.

Maka, kesimpulan yang tepat adalah ….

Aku tidak membeli permen karena tidak berhubungan dengan

gajah yang melompat.

Premis 1: Gajah itu tidak melompat.

Premis 2: Aku tidak ingin membeli permen.

9
Dengan menerapkan rumus modus tollens tadi, maka kesimpulan yang tepat

adalah “gajah itu tidak melompat”

Tapi tidak ada hubungannya gajah dengan keinginan membeli

permen. Perlu diingat, dalam penggunaan silogisme ini, kita tidak menarik

kesimpulan secara empiris atau didasarkan dengan data-data, melainkan

hanya secara logika saja. Maka, kita hanya perlu memikirkan bagaimana

setiap premis mengikuti aturan logika matematika yang ada saja

3. Silogisme atau Silogisme Hipotesis

Seperti yang dilansir oleh ThoughtCo. (2019), kata “silogisme” itu

berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya “untuk menyimpulkan,

menghitung, memperhitungkan”. dalam berpikir logis, silogisme

digunakan dalam penarikan kesimpulan dari premis atau asumsi-asumsi

tertentu.

Silogisme dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu silogisme hipotesis

murni dan tidak murni. Dalam silogisme hipotesis murni, premis yang

digunakan biasanya berbentuk proposisi kondisional. (Mundiri, 2014)

Proposisi kondisional adalah bentuk kalimat asumsi yang

mengikuti bentuk sebab-akibat, seperti “jika … maka …”, “kalau …

maka …”, atau “bila … maka …” (Budi & Mormin, 2014).

Contoh Silogisme Hipotesis Murni

10
Rumus Silogisme Hipotesis Murni

Karakteristik silogisme, yaitu terbentuknya sebuah mata rantai

dalam hubungan sebab dan akibat antar premis. Mata rantai itu

11
ditunjukkan dari akibat premis 1 yang menjadi sebab dalam premis 2,

akibat premis 2 menjadi sebab dalam premis 3, dan seterusnya.

Sebenarnya, jenis ini terbagi menjadi tiga, silogisme kondisional

atau implikasi, silogisme disjungsi, dan silogisme konjungsi. Di artikel ini

ini kita akan membahas silogisme kondisional.

Silogisme kondisional terbagi menjadi dua, modus ponens dan

modus tollens. Untuk mengenal apa itu modus ponens dan modus tollens,

saya sudah menjelaskannya dimuka.

Namun,dalam kalkulus proposisi terdapat 7 kaidah penarikan

kesimpulan atau proposisi. Selain dari ketiga diatas ada 4;

1. Silogisme Disjungtif (Munir, 2016)

Silogisme disjungtif merupakan silogisme di mana premis

mayornya terdiri dari keputusan disjungtif. Keputusan disjungtif

mengandung dua atau lebih pilihan kemungkinan.

Sementara itu premis minornya bersifat kategorik dengan

menyetujui atau tidak menyetujui pernyataan pada premis mayor.

Contohnya:

12
Bu Gina sedang menjelaskan materi IPS atau PPKn.

Ternyata Bu Gina sedang menjelaskan materi PPKn.

Bu Gina menjelaskan materi PPKn bukan materi IPS.

Contoh lainnya yaitu:

Hasan berada di rumah atau di pasar.

Ternyata Hasan tidak ada di rumah.

Jadi, Hasan ada di pasar.

Tujuan dari logika seperti ini adalah menyediakan kerangka

berpikir untuk membedakan argumen yang sahih dan yang tidak

sahih, sesuatu yang sangat diperlukan dalam ilmu pengetahuan.

Silogisme mengajarkan kita untuk berpikir dengan tertib dan jelas.

(Era,2020)

2. Simplifikasi (Munir, 2016)

13
3. Penjumlahan (Munir, 2016)

4. Konjungsi (Munir, 2016)

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penarikan Kesimpulan adalah mengambilan kesimpulan dari

beberapa pernyatan yang ada. Dalam penarikan kesimpulan ada beberapa

kaidah yang dibuat guna mempermudah mengambil kesimpulan. Metode

itu antara lain modus ponens,modus tollens,silogisme hipotesis, silogisme

disjungtif,simplifikasi,penjumlahann dan konjungsi

3.2 Saran

Dalam pengambilan sebuah kesimpulan,janganlah serta merta asal

cepat. Hal itu dapat menimbulkan kecacatan pemahaman. Bahkan dapat

menyebabkan rusaknya hubungan. Pengambilan kesimpulan harus didasari

oleh kelogisan berpikir.

Maka,sudah sepatutnya memahami sebuah pernyataan sangatlah

diperlukan. Dimulai dari membaca seksama atau mendengarkan dengan

seksama. Lalu, berusaha mengambil kesimpulan secara logis.

15
DAFTAR RUJUKAN

Lintang, H. (2022, April 11). Berkenalan dengan Modus Ponens, Tollens, dan
Silogisme. 2022, p. 1.

Mundiri, D. H. (2014). Logika. Jakarta: Rajawali Pres.

Munir, R. (2016). Matematika Diskrit. Bandung : Informatika Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai