PENALARAN ILMIAH
DOSEN PEMBIMBING
REFRIANSYAH H. RAMBE,S.Pd,M.Pd
DISUSUN OLEH
Rizka Aulia Putri
Bissmillahirrahmannirahim.
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“Bahasa Indonesia”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar
Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi
Pendidikan . Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama proses perkuliahan mata kuliah ini. Akhirnya saya menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………….
B. Saran
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu
berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat lebih lebih khusus.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran dedukatif.
Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama, saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Penalaran menyatakan, menjelaskan
dan mempergunakan prinsip – prinsip logika yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu
pengetahuan sehingga dapat membantu orang untuk dapat berfikir tepat dan teratur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditekankan adalah :
C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
D. Manfaat
4
a. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.
c. Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang penalaran dalam proses pembelajaran.
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PENALARAN
a. Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:
1) Bakry menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum
menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan
baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
2) Suria Sumantri mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir
dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
3) Keraf berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
b. Berdasarkan Wikipedia
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
1) Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh
: kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis
2) Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman
3) Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan
berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai
5
suatu kesimpulan yang logis. Sebuah penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan. Premis (antesedens)
adalah proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan, dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
c. Sistematis
d. Terarah, bertujuan
f. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
a. Metode Induktif
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Menurut Smart, Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum. Dan menurut Suriasumantri, penalaran induktif adalah proses penarikan
kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian
diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah
sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini
bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah,
kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistic. Penalaran ini lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau empirik.
Contoh 1 :
v Premis 1 : Ani bersekolah dengan memakai seragam merah putih karena masih SD
Premis 2 :Anton Bersekolah dengan memaki seragam merah putih karena dia masih SD.
6
Kesimpulan: Semua siswa yang masih SD memakai seragam merah putih saat bersekolah.
Contoh 2 :
Contoh 3 :
Kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
b. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.
Penalaran deduktif menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis benar dan
cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. Jika penalaran
induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya
matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.
Menurut Aristoteles penalaran deduktif merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus.
Contoh 1 :
Contoh 2 :
7
a. Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif .
Silogisme adalah jenis penalaran deduktif secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan
terbesar dari ahli filsafat terkenal,Aristoteles.
Penalaran dalam bentuk ini jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti
polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Silogisme terdiri atas dua premis dan satu
kesimpulan. Kedua premis tersebuta dalah premis umum (PU) atau premis mayor dan premis khusus
(PK) atau premis minor.
Premis umum (PU) berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan
sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu. Premis Khusus (PK) menyatakan seseorang / suatu anggota
kelompok itu.
Contoh :
Premis Umum : Semua siswa SMA Harapan Bangsa mengikuti outclass study.
Premis Umum : Saya akan membeli mobil baru jika punya uang yang banyak.
8
Secara singkat silogisme dapat dituliskan
Jenis-jenis silogisme :
1) Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian
proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi
subjek).
Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme
kategoris:
2) Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis
minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh :
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
3) Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh :
4) Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan
premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis mayor.
Contoh :
9
– Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
b. Entinem
Entinem adalah silogisme yang diperpendek. Entinem tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi
langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Entinem ini
biasanya berkaitan dengan silogisme. Entinem sendiri merupakan kesimpulan dari silogisme.
Contoh :
Premis Umum : Semua orang yang membuat banyak penelitian adalah sarjana besar.
Entinem : Prof. Budi Handoko melakukan banyak penelitian, karena ia adalah sarjana besar.
Silogisme :
Entinem
Penjelasan:
C = Ali ;ia
C = B, karena C = A
10
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entinem. Jika entinem dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh
Entinem :
C : Badu
Silogisme :
c. Generalisasi
Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum
yang mencakup semua fenomena tadi.
Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena
individual menuju kesimpulan umum.
Contoh::
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
11
Macam-macam generalisasi :
Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi dua
yaitu :
1) Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.
2) Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
d. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. cara ini berdasarkan pada
sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka nada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Jenis-jenis analogi yaitu :
1) Analogi induktif
Analogi induktif analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan
yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan. Contoh :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2) Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau
kita percayai. Contoh :
Untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga
negaranya.
Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.
12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu
penalaran deduktif dan induktif.
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang
kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Bentuk bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan analogi. Silogisme merupakan
suatu cara penalaran yang formal, entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum dan analogi adalah
membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama.
Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir logika sehingga menimbulkan
disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.
B. Saran
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Diharapkan pendidik dapat memahami perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.
3. Perlunya pemahaman mengenai ilmu psikologi pendidikan secara luas agar memahami kepribadian
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Prayoga, bachtiar. (2016).“Makalah Pemikiran dan Penalaran”.[onLine]
Tersedia : https://fauziauzhe.wordpress.com/2014/11/03/pengertian-silogisme-generalisasi-dan-
analogi/ (12 Oktober 2016)
13
Tersedia : http://acepgagan.blogspot.co.id/2013/01/silogisme-entimem.html
http://ragambahasakita.blogspot.com/2016/05/pengertian-silogisme-dan-entimen.html
http://aikoyyimahberbagiilmu.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-penalaran.html
14