Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENALARAN ILMIAH

DOSEN PEMBIMBING
REFRIANSYAH H. RAMBE,S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH
Rizka Aulia Putri

POLIMEDIA PSDKU MEDAN


2020/2021
1
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmannirahim.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“Bahasa Indonesia”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar
Muhammad SAW. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi
Pendidikan . Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama proses perkuliahan mata kuliah ini. Akhirnya saya menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran demi perbaikan-perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Medan , 20 November 2020

RIZKA AULIA PUTRI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang Masalah …….


…………………………………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah
………………………………………………………………………………………………………………………….
C. Tujuan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………….
D. Manfaat
………………………………………………………………………………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………………………..

1. PENGERTIAN PENALARAN ………………………………………………………………………………………………………….


2. METODE DALAM PENALARAN ……………………………………………………………………………………………………
a) Metode Induktif …………………………….
……………………………………………………………………………………………..
b) Metode Deduktif …………………………….
…………………………………………………………………………………………….
3. KONSEP SILOGISME, ENTINEM, GENERALISASI DAN ANALOGI ……………………………………………………
a) Silogisme …….
………………………………………………………………………………………………………………………………..
b) Entinem …….
………………………………………………………………………………………………………………………………….
c) Generalisasi ……….
………………………………………………………………………………………………………………………….
d) Analogi ………………………………………….
………………………………………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………………….
B. Saran
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………………………………………..

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pencarian pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum, yaitu
berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah. Untuk
memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan yang bersifat lebih lebih khusus.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil
pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran dedukatif.

Dengan demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama, saling mengisi dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika. Penalaran menyatakan, menjelaskan
dan mempergunakan prinsip – prinsip logika yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu
pengetahuan sehingga dapat membantu orang untuk dapat berfikir tepat dan teratur.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang ditekankan adalah :

1. Apa pengertian penalaran ?

2. Apa yang dimaksud dengan metode penalaran deduktif dan induktif ?

3. Apa yang dimaksud dengan silogisme, entinem, generalisasi dan analogi ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian penalaran.

2. Memaparkan metode penalaran deduktif dan induktif.

3. Memaparkan konsep tentang silogisme, entinem, generalisasi dan analogi.

D. Manfaat

Adapun manfaat disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa Pendidikan Akuntansi

4
a. Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

b. Menjadi sumber rujukan apabila mahasiswa membutuhkan bahan pembelajaran Pendidikan


Bahasa Indonesia tentang penalaran.

c. Sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan tentang penalaran dalam proses pembelajaran.

2. Bagi dosen pembimbing

a. Sebagai bahan penilaian bagi mahasiswa yang menyusun makalah.

b. Sebagai bahan pembelajaran apabila diperlukan.

BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PENALARAN
a. Pengertian Penalaran Menurut Para Ahli:

1) Bakry menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum
menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan
baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.

2) Suria Sumantri mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir
dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.

3) Keraf berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan
bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

b. Berdasarkan Wikipedia

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.

c. Berdasarkan Kamus Besar Indonesia

1) Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh
: kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis

2) Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman

3) Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan
berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai

5
suatu kesimpulan yang logis. Sebuah penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan. Premis (antesedens)
adalah proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan, dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).

Ciri – ciri penalaran adalah :

a. Dilakukan dengan sadar

b. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui

c. Sistematis

d. Terarah, bertujuan

e. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru

f. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh

g. Pola pemikiran tertentu

h. Sifat empiris rasional

2. METODE DALAM PENALARAN


Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif.

a. Metode Induktif
Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.

Menurut Smart, Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk
hal-hal yang bersifat umum. Dan menurut Suriasumantri, penalaran induktif adalah proses penarikan
kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian
diambil kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah
sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini
bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah,
kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.

Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistic. Penalaran ini lebih
banyak berpijak pada observasi inderawi atau empirik.

Contoh 1 :

v Premis 1 : Ani bersekolah dengan memakai seragam merah putih karena masih SD

Premis 2 :Anton Bersekolah dengan memaki seragam merah putih karena dia masih SD.

6
Kesimpulan: Semua siswa yang masih SD memakai seragam merah putih saat bersekolah.

Contoh 2 :

v Premis 1 : Kerbau punya mata

Premis 2 : Anjing punya mata

Premis 3 : Kucing punya mata

Kesimpulan : Setiap hewan punya mata

Contoh 3 :

v Premis 1 : Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Premis 2 : Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

Kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

b. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.

Penalaran deduktif menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis benar dan
cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. Jika penalaran
induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya
matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.

Menurut Aristoteles penalaran deduktif merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus.

Contoh 1 :

Premis 1 : Semua hewan punya mata

Premis 2: Kucing termasuk hewan

Kesimpulan : Kucing punya mata

Contoh 2 :

Premis 1 : Barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

Premis 2 : Laptop adalah barang elektronik

Kesimpulan : Laptop membutuhkan daya listrik untuk beroperasi

3. KONSEP SILOGISME, ENTINEM, GENERALISASI DAN ANALOGI

7
a. Silogisme
Silogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif .
Silogisme adalah jenis penalaran deduktif secara tidak langsung. Silogisme merupakan penemuan
terbesar dari ahli filsafat terkenal,Aristoteles.

Penalaran dalam bentuk ini jarang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti
polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Silogisme terdiri atas dua premis dan satu
kesimpulan. Kedua premis tersebuta dalah premis umum (PU) atau premis mayor dan premis khusus
(PK) atau premis minor.

Premis umum (PU) berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan
sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu. Premis Khusus (PK) menyatakan seseorang / suatu anggota
kelompok itu.

Contoh :

Premis Umum : Semua siswa kelas X sangat rajin.

Premis Khusus : Ara adalah siswa kelas X.

Kesimpulan : Ara sangat rajin.

Premis Umum : Semua unggas berkembangbiak dengan cara bertelur.

Premis Khusus : Ayam adalah binatang jenis unggas.

Kesimpulan : Ayam berkembang biak dengan cara bertelur.

Premis Umum : Semua siswa SMA Harapan Bangsa mengikuti outclass study.

Premis Khusus : Adi belajar di SMA Harapan Bangsa.

Kesimpulan : Adi mengikuti outclass study.

Premis Umum : Saya akan membeli mobil baru jika punya uang yang banyak.

Premis Khusus : Saya memiliki uang yang banyak.

Kesimpulan : Saya membeli mobil baru.

Premis Umum : Bayu bersekolah di SMA atau SMK.

Premis Khusus : Bayu bersekolah di SMK.

Kesimpulan : Bayu tidak bersekolah di SMA.

8
Secara singkat silogisme dapat dituliskan

Jika A = B dan B = C maka A = C.

Jenis-jenis silogisme :

1) Silogisme katagorial

Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian
proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi
subjek).

Silogisme kategoris adalah silogisme yang terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme
kategoris:

Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis mayor)

Afdan adalah manusia (premis minor)

Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi (kesimpulan)

2) Silogisme hipotesis

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis
minornya merupakan pernyataan kategoris. Contoh :

Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)

Hari ini tidak hujan (premis minor)

Maka, saya akan kerumah paman (kesimpulan).

3) Silogisme alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh :

Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)

Kakek berada di Bantaeng (premis minor)

Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)

4) Silogisme disjungtif

Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan
premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut
oleh premis mayor.

Contoh :

– Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)

9
– Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)

– Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).

b. Entinem
Entinem adalah silogisme yang diperpendek. Entinem tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi
langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Entinem ini
biasanya berkaitan dengan silogisme. Entinem sendiri merupakan kesimpulan dari silogisme.

Rumus entinem : C = B, Karena C = A

Contoh :

Premis Umum : Anak yang rajin pasti menjadi bintang kelas.

Premis Khusus : Andi adalah anak yang rajin.

Kesimpulan : Andi menjadi bintang kelas.

Entinem : Ari menjadi bintang kelas, karena ia anak yang rajin.

Premis Umum : Semua orang yang membuat banyak penelitian adalah sarjana besar.

Premis Khusus : Prof. Budi Handoko membuat banyak penelitian.

Kesimpulan : Prof. Budi Handoko adalah sarjana besar.

Entinem : Prof. Budi Handoko melakukan banyak penelitian, karena ia adalah sarjana besar.

Silogisme :

PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.

PK : Ali pegawai yang baik.

S : Ali tidak mau menerima suap.

Entinem

Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.

Penjelasan:

C = Ali ;ia

B = tidak mau menerima suap

A = pegawai yang baik

C = B, karena C = A

10
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entinem. Jika entinem dapat dikembalikan menjadi silogisme

Contoh

Entinem :

Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.

C : Badu

B : harus bekerja keras

A : orang yang ingin sukses

Silogisme :

PU : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.

PK : Badu orang yang ingin sukses.

S : Maka, Badu harus bekerja keras

c. Generalisasi
Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum
yang mencakup semua fenomena tadi.

Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena
individual menuju kesimpulan umum.

Contoh::

Aluminium jika dipanaskan akan memuai

Besi jika dipanaskan akan memuai

Tembaga jika dipanaskan akan memuai

Nikel jika dipanaskan akan memuai

Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.

Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.

Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.

Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan”
hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.

11
Macam-macam generalisasi :

Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi dua
yaitu :

1) Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki.

Contoh: sensus penduduk

2) Generalisasi tidak sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.

Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat
menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

d. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. cara ini berdasarkan pada
sebuah asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka nada persamaan pula dalam
bidang yang lain. Jenis-jenis analogi yaitu :

1) Analogi induktif

Analogi induktif analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.

Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan
yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan. Contoh :

Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

2) Analogi deklaratif :

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru
menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau
kita percayai. Contoh :

Untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga
negaranya.

Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan
hati.

12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang
sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua jenis metode penalaran yaitu
penalaran deduktif dan induktif.

Metode induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi
pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.

Metode deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum yang
kesimpulannya berupa pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Bentuk bentuk penalaran antara lain silogisme, entinem, generalisasi dan analogi. Silogisme merupakan
suatu cara penalaran yang formal, entinem merupakan kesimpulan dari silogisme, generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum dan analogi adalah
membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama.

Pada intinya penalaran berguna untuk menambah daya berpikir logika sehingga menimbulkan
disiplin intelektual untuk memperoleh kebenaran dan menghindari kesesatan.

B. Saran
Adapun saran untuk perbaikan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Diharapkan pendidik dapat memahami perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan.

2. Diharapkan pembaca dapat memanfaatkan makalah ini sebaik- baiknya.

3. Perlunya pemahaman mengenai ilmu psikologi pendidikan secara luas agar memahami kepribadian
peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Prayoga, bachtiar. (2016).“Makalah Pemikiran dan Penalaran”.[onLine]

Tersedia : http://venusmerah.blogspot.co.id/2016/01/makalah-pemikiran-dan-penalaran.html (10


Oktober 2016)

Saumaiyah, fauzia. (2014).“ Pengertian Silogisme, Generalisasi, dan Analogi”.[online]

Tersedia : https://fauziauzhe.wordpress.com/2014/11/03/pengertian-silogisme-generalisasi-dan-
analogi/ (12 Oktober 2016)

Mutiara, suci.(2013).”Pengertian dan macam – macam penalaran” .[online]

Tersedia : http://sucimutiara10.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-penalaran- dan-macam-macam.html


(12 Oktober 2016)

Gagan, acep.(2013).”Silogisme dan Entimen”.[online]

13
Tersedia : http://acepgagan.blogspot.co.id/2013/01/silogisme-entimem.html

(12 Oktober 2016)

Eko, ras.(2011).”Macam – macam generalisasi”.[online]

Tersedia : http://www.ras-eko.com/2011/03/generalisasi-macam-macam-generalisasi.html?m=0 (12


Oktober 2016)

Goregrind, apik. (2014).”Penalaran induktif”.[online]

Tersedia : http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html (12 Oktober


2016)

http://ragambahasakita.blogspot.com/2016/05/pengertian-silogisme-dan-entimen.html

http://aikoyyimahberbagiilmu.blogspot.com/2016/12/makalah-tentang-penalaran.html

14

Anda mungkin juga menyukai