DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehinga kami dari kelompok 11 dapat menyelesaikan tugas kelompok pada mata
kuliah Ilmu Logika dan Manthiq tentang “Istidlal Ghairu Mubasyir”. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik
bagi umat yang membawa cahaya islam.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kulilah Ilmu Logika
dan Manthiq. Tujuan pembuatan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih
menambah dan memperdalam pengetahuan kita tentang Istidlal Ghairu Mubasyir yang
merupakan salah satu dari materi pada mata kuliah Ilmu Logika dan Manthiq
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyumbangkan
fikiran dan tenaga serta membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan tugas makalah yang
diberikan tepat pada waktunya.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Untuk itu, kritikan dan saran sangat kami harapkan agar kedepannya kami bisa memperbaiki
kesalahan kami demi tercapainya makalah yang sesuai dengan kaidahnya.
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan.................................................................................................................... 2
A.Kesimpulan. ........................................................................................................... 11
B.Saran. ...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemikiran yang logis atau logika sangat berkaitan dengan ilmu manthiq atau
logika yang menjelaskan bagaimana caranya manusia berfikir dengan logika, berfikir
dengan baik dan benar untuk mencegah dari kesalahan dan kekliruan dalam berfikir.
Istidlal merupakan bagian pembahasan terpenting dalam ilmu manthiq karena fungsi
utamanya yaitu mengambil kesimpulan yang benar. Seseroang baru dikatakan
memahami ilmu manthiq ketika ia sudah bisa mengambil kesimpulan yang benar
Oleh karena pentingnya materi Istidlal Ghairu Mubasyir ini didalam ilmu
manthiq, maka di dalam makalah yang kami buat ini akan memaparkan dan
menjelaskan secara rinci hal-hal yang berkaitan dengan Istidlal Ghairu Mubasyir.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Istidlal
2. Untuk mengetahui definisi Istidlal Ghairu Mubasyir
3. Untuk mengetahui apa saja pembagian Qiyas
4. Untuk mengetahui bagaimana metode pengambilan kesimpulan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istidlal berasal dari bahasa Arab, akar dari kata istidlal adalah “daal” yang
berarti mengambil dalil atau kesimpulan yang diambil dari petunjuk yang ada untuk
mengambil suatu kesimpulan1. Istidlal secara umum berarti pengambilan dalil Al-
Qur’an, As-Sunnah maupun Al-Maslahah dengan menggunakan metode yang
muttafaq yaitu Al-Qur’an, As-Sunna, Ijma’ dan Qiyas2. Istidlal Ghairu Mubasyir
adalah penyimpulan tidak langsung atau membuktikan sesuatu secara tidak langsung.
Penyimpulan tidak langsung merupakan suatu bentuk penarikan kesimpulan atas
dasar hubungan dua proposisi atau lebih yang didalamnya terkandung adanya unsur
pembanding yang mewujudkan proposisi lain sebagai kesimpulan.
2. Tiga buah term : Subjek (s). term predikat (P) dan term antara (M)
Premis mayor adalah permis yang didalam nya terdapat term predikat (P) yang
akan diperbandingkan dengan term antara (M). sedangkan premis minor didalam
nya terdapat term subjek (S) yang akan diperbandingkan dengan term antara (M)
dan kesimpulan adalah kebenaran baru yang diperoleh melalui proses penalaran
yang berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara term mayor (P) dan term
minor (S).
1
Basiq Djalil, Logika Ilmu Mantiq,(Jakarta: Kencana, 2010). hlm. 67
2
Umar Muhaimin, Metode Istidlal Dan Istishab”, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 8,
No. 2, Desember 2017, Yudisia, hlm. 4
3
Contohnya :
1. Premis mayor : semua kendaraan umum (M) harus memiliki izin trayek (P)
2. Term Minor : semua bis kota (S) adalah kendaraan umum (M)
3. Kesimpulan : Jadi semua bis kota (S) harus memiliki izin trayek (P)
Hubungan antara ketiga term tersebut yaitu (S-M-P) di dalam silogisme dapat
disederhanakan sebagai berikut :
M=P
S=M
S=P
B. Pembagian Qiyas
Qiyas dalam ilmu manthiq adalah ucapan atau kata yang tersusun dari dua atau
beberapa qadhiyah manakala qadhiyah-qadhiyah tersebut benar, maka akan muncul
dari padanya dengan sendirinya benar yang lain yang dinamakan natijah. Namun, bila
qadhiyah nya tidak benar bisa saja natijah nya benar. Akan tetapi benarnya itu hanya
kebetulan4.
3
Darul Azka dan Nailul Huda, Kajian dan Penjelasan Ilmu Mantiq, (Lirboyo: Santri Salaf Press, 2012),
hlm. 87
4
Ibid, hlm. 69
4
Contoh qadhiyah salah tapi natijah nya benar :
1. Qiyas Iqtirani
a. Hamiliy.
Contoh :
Contoh syarthiyah :
5
- Syarat 1
a. Jangan ada salah satu had dari had qiyas memakai lafadz yang
musytarab yang digunakan dalam salah satu qadhiyah yang satu
dengan makna yang lain lagi
c. Jangan sampai ada salah satu hududul qiyas memberi faidah istighrak
dalam natijah, melainkan bila mana memberi isitghrak dalam
mukodimah qiyas
d. Tidak ada bernatijah suatu qiyas yang tersusun dari dua mukodimah
yang kedua duanya salibah
e. Jika salah satu dari dua mukodimah tersebut salibah maka natijahnya
salibah dan sebaliknya
6
benar maka natijah juga tidak diyakini benar artinya mungkin benar
dan mungkin salah5.
2. Qiyas Istisna’i
Qiyas istisna’i adalah qiyas yang natijah nya telah disebutkan atau naqid
nya dengan nyata (bil fi’li). Qiyas istisna’i tersusun dari dua qadhiyah syharthiyah
serta mempunyai ciri pada kedua qadhiyah nya yaitu terdapat nya adat istisna’i
yakni “lakin” yang artinya akan tetapi istisna’i ada yang ittishal yaitu terikat, ada
yang insfishal (tidak terikat).
Contoh ittishal :
Contoh infishail :
Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam pengambilan kesimpulan yaitu:
5
Al-Akhdar dan Muhammad, Pengantar Ilmu Mantiq, (Surabaya: Al-Hidayah, 2005), hlm. 28
7
Penalaran deduktif adalah suatu kerangka atau cara berfikir yang
bertolak dari sebuah asumsi atau pertanyaan yang bersifat umum untuk
mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna lebih khusus. Pola penarikan
kesimpulan penalaran deduktif ini merujuk pada pola berfikir silogisme
yang bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan .
Kelebihan metode ini adalah pada faktor kebutuhan fokus yang intens
dalam menganalisa suatu pengertian dari segi materinya, sehingga
penggunaan waktu lebih efesien. Sehingga pada penalaran yang baik,
kesimpulan dapat menjadi benar makala premis-premisnya benar.
Sedangkan kekurangan nya yaitu terletak pada aktifitas penarikan
kesimpulan yang dibatasi oleh ruang lingkup tertentu. Selain itu,
kelemahan metode ini yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan logika
deduktif tidak mungkin lebih luas karena lebih spesifik atau terkhusus
sehingga sulit diperoleh kemajuan ilmu pengetahuan jika hanya
mengandalkan logika deduktif.
8
pengamatan6. Contoh penarikan kesimpulan dengan metode induktif
jika kita ingin mengetahui berapa rata-rata tinggi badan anak umur 10
tahun di Indonesia maka cara paling logis yang bisa digunakan yaitu
dengan mengukur tinggi badan anak umur 10 tahun yang ada di
indoensia. Proses tersebut tentu akan memberikan kesimpulan yang
dapat dipertanggung jawabkan namun perlu pelaksanaan yang tidak
mungkin dan tidak mudah untuk dilakukan sendiri
6
Imron Mustofa, “Jendela Logika Dalam Berfikir : Deduksi dan Induksi Sebagai Dasar Penalaran
Ilmiah”, Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, Vol. 6, No.2 Juli-Desember 2016, Surabaya: STAI YPBWI,
IHLM. 133
7
Rahmat Ar-Razy,“Metode Pengambilan Kesimpulan Dalam Ilmu Mantiq” dikutip dari
http://fauz992525.blogspot.com pada hari Kamis tanggal 07 April 2022 jam 20.31 WIB
9
1. Mangga a : Orange, besar, matang, manis
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Istidlal berasal dari bahasa Arab, akar dari kata istidlal adalah “daal” yang berarti
mengambil dalil atau kesimpulan. Istidlal ghairu mubasyir adalah penyimpulan
tidak langsung
a. Premis mayor : semua kendaraan umum (M) harus memiliki izin trayek (P)
b. Term Minor : semua bis kota (S) adalah kendaraan umum (M)
c. Kesimpulan : Jadi semua bis kota (S) harus memiliki izin trayek (P)
a. Qiyas Iqtirani
b. Qiyas Istisna’i
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritikan
dan saran dari para pembaca dan pendengar agar kedepannya kami bisa memperbaiki
kesalahan tersebut serta bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Azka, Darul dan Nailul Huda. 2012. Kajian dan Penjelasan Ilmu Mantiq. Lirboyo: Santri
Salaf Press
Muhaimin, Umar. ”Metode Istidlal Dan Istishab”. Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum
Islam. Vol. 8, No. 2, Desember 2017. Yudisia
Mustofa, Imron. “Jendela Logika Dalam Berfikir : Deduksi dan Induksi Sebagai Dasar
Penalaran Ilmiah”. Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam. Vol. 6, No.2 Juli-
Desember 2016. Surabaya: STAI YPBWI
12