A. Pengertian Ikhtilaf
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka
Senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang- orang
yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah
Allah menciptakan mereka (Q.S Huud :118- 119).
1) Ahlu Hadits
Golongan ini berkembang di Hijaz. Dalam
menetapkan hukum, madzhab ini terikat pada teks-
teks Al Quran dan Sunnah. Bila dalam menetapkan
hukum suatu masalah tidak ditemukan hukumnya
dalam nash Al Quran dan Sunnah, mereka berpaling
kepada praktek dan pendapat sahabat. Mereka
menggunakan Rayu dalam keadaan sangat terpeksa.
Tokoh- tokoh dalam aliran ini yang termasyhur adalah
Said Ibn al Musayyab al Mahzumy. Ia dikuti oleh al
Zuhry, al Tsaury, Malik, Syafii, Ahmad Ibn Hanbal dan
Dawud az Zhahiry.6
Said ibn al Musayyab dan kelompoknya
berpendapat, bahwa penduduk negeri haramain
(Makkah dan Madinah) telah mengukuhkan orang-
orang hanya untuk menggunakan hadits dan fiqih
9 Ibid, 167
kemashlahatan, didasarkan atas pokok- pokok yang
muhkam (telah dikukuhkan dan tidak dapat ditafsiri)
dan mengandung alasan- alasan yang tepat bagi
hukum.
Dalam menetapkan hukum, madzhab ahli rayi
ini berdasakan pada beberapa asumsi dasar, antara
lain:
1) Nash- Nash syariah sifatnya terbatas, sedangkan
peristiwa- peristiwa hukum selalu baru dan
senantiasa berkembang. Oleh sebab itu, terhadap
peristiwa- peristiwa yang tidak ada nashnya, ijtihad
didasarkan pada rayu.
2) Setiap hukum syara dikaitkan dengan illat
tertentu dan ditunjukan untuk tujuan tertentu.
Tugas utama seorang fakih ialah menemukan illat
ini.10
1. Tabiat Agama
2. Tabiat Bahasa
3. Tabiat Manusia