Anda di halaman 1dari 10

MAHAR, WALIMAH DAN NAFKAH DALAM PERKAWINAN

Disusun Oleh:

Deri Juliansyah (1910202020)

Dosen Pengampu:

Firdaus K, M.A

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN 2022
A. PENDAHULUAN
Dalam pernikahan mahar merupakan salah satu syarat penting dalam
suatu pernikahan. Pada dasarnya mahal bisa berbentuk uang ataupun barang.
Mahar merupakan hak penuh mempelai wanita yang dilakukan oleh pihak
mempelai laki-laki yang hukumnya wajib.
Terbentuknya sebuah keluarga diawali dari pernikahan antara laki-laki
dan perempuan. Dalam melaksanakan pernikahan itu biasanya dirayakan
dengan acara yang berbagai macam jenisnya. Acara yang dilaksanakan dalam
merayakan pernikahan dalam ilmu fiqih disebut “walimatul urs”. Namun yang
sering kita temui di kalangan masyarakat kita menemui walimah dilaksanakan
dalam bentuk yang mewah, terkadang juga sederhana. Oleh karena, fiqih juga
membahas tentang masalah ini, baik untuk mahar, pengadaan walimah, serta
nafkah yang diberikan setelah perkawinan. agar masyarakat tidak salah dalam
penafsiran ini dan masyarakat bisa lebih memahami tentang mahar maupun
walimah, sertah nafkah dalam perkawinan.

1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Mahar dan Hukumnya
Secara bahasa, kata mahar berasal dari bahasa Arab al-mahru (‫م‬
‫)هر ال‬, yang bermakna pemberian untuk seorang wanita karena suatu akad.
Hanya saja dalam fiqih, istilah mahar memiliki makna dan fungsi yang
lebih luas dari sekedar pemberian yang disebabkan adanya akad nikah. Di
mana, setiap pemberian yang menjadi sebab atau akibat terjadinya
hubungan seksual disebut dengan mahar.
Secara syariat, shadaq (mahar) adalah harta yang wajib ditunaikan
suami kepada istri disebabkan akad nikah. Ia dinamakan shadaq sebagai
bukti atas kejujuran (kebenaran) dari keinginan pemberinya dalam
menikah. Shadaq disebut juga dengan mahar, nihlah (pemberian yang
penuh dengan kerelaan) dan 'uqr (maskawin). Dasar persyaratan mahar
adalah Alquran, as-sunnah dan ijma'.
Sedangkan dalam kamus al-munawwir, kata mahar berarti mas
kawin. Sejalan dengan itu, menurut Hamka kata mas kawin, sadaq atau
saduqatb yang dari rumpun kata sidiq, sadaq, bercabang juga dengan kata
shadaqah yang terkenal yang artinya pemberian. Dalam maknanya
terkandung perasaan jujur, putih hati, jadi artinya ialah harta yang
diberikan dengan putih hati, hati suci, muka jernih kepada calon istri
waktu akad nikah. Arti yang mendalam dari mana mas kawin itu ialah
laksana cap atau stempel, bahwa nikah itu telah di materai kan.2
Ulama sepakat (ijma) bahwa mahar atau mas kawin adalah salah
satu syarat dari pernikahan Hal ini berdasarkan pada firman Allah QS An-
Nisa: 4. Namun demikian, tidak ada batas minimal atau maksimal

1
Isnan Ansory, Fiqih Mahar, (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2020), hlm. 9.
2
Kosim, Fiqh Munakahat, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2019), hlm. 25-27.

2
mengenai nilai mahar. Dalam QS Al-Baqarah : 236, Allah hanya memberi
kisi-kisi bahwa mahar sebaiknya menurut kemampuan suami.3
Ulama fiqh sepakat bahwa mahar itu ada dua macam, yaitu mahar
musamma dan mahar mitsil (sepadan).
a. Mahar musamma
Mahar musamma yaitu mahar yang sudah disebut atau
dijanjikan kadar dan besarnya ketika akad nikah, atau mahar yang
dinyatakan kadernya pada waktu akad nikah. Ulama fiqih sepakat
bahwa dalam pelaksanaannya, mahar musamma harus diberikan secara
penuh apabila: telah bercampur (bersenggama); dan salah satu dari
suami istri meninggal.
b. Mahar mitsil (sepadan)
Mahar mitsil yaitu tidak disebut besar kadarnya pada saat
sebelum ataupun sesudah ketika terjadi pernikahan. Atau mahar yang
diukur dengan mahar yang pernah diterima oleh keluarga terdekat,
agak jauh dari tetangga sekitarnya, dengan mengikat status sosial,
kecantikan dan sebagainya.4
Syarat-syarat mahar, apa yang bisa menjadi mahar dan apa yang
tidak bisa menjadi mahar:5
a. Hendaklah hal tersebut adalah harta yang bernilai, mubah, boleh
dimiliki, diperjualbelikan, dan dimanfaatkan, sehingga mahar tidak sah
dengan khamar, babi dan harta curian yang mereka berdua ketahui.
b. Hendaklah mahar tersebut bebas dari gharar (pencurian), dimana ia
diketahui dan ditentukan, sehingga mahar tidak sah dengan sesuatu
yang tidak diketahui, seperti rumah tanpa ditentukan tipenya, atau
hewan ternak yang lepas, atau buah pada pohon yang tidak ditentukan
kadarnya, dan yang sepertinya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahar adalah suatu pemberian
sejumlah harta dari pihak mempelai laki-laki yang ditujukan kepada pihak

3
A Fatih Syuhud, Jihad Keluarga: Membina Rumah Tangga Sukses Dunia Akhirat,
(Malang: Pustaka Alkhoirot, 2021), hlm. 99.
4
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 92-93.
5
Abdul Aziz Mabruk Al-Ahmadi, Fiqh Muyassar, Terj. Izuddin Karimi, (Jakarta: Darul
Haq, 2022), hlm. 483.
mempelai perempuan saat pernikahan dan mahal merupakan salah satu
syarat pernikahan yang sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan
Hadits.

2. Pengertian dan Hukum Walimah


Walimah ‫ل‬ ‫يمة‬p ‫ ال‬artinya Al-Ja'mu: kumpul, sebab antara
suami dan istri berkumpul. Walimah berasal dari kata Arab: ‫م ل‬p ‫ال‬
artinya makanan pengantin. Maksudnya adalah penyajian makanan untuk
acara pesta. bisa juga diartikan sebagai segala makanan yang dihidangkan
untuk acara pesta atau lainnya. Walimah diadakan ketika acara akad nikah
berlangsung, atau sesudahnya, atau ketika hari perkawinan atau
sesudahnya.6
Walimah adalah penyajian makanan dan minuman pada acara pesta
pernikahan dan acara pesta pesta lainnya dengan mengundang sahabat dan
handai taulan agar menghadirinya. Berasal dari kata Al-Walam yang
bermakna Al-Ja'mu (berkumpul), Karena setelah acara tersebut dibolehkan
berkumpul suami istri. Menurut Ibnu arabi, istilah walimah mengandung
makna sempurna dan bersatunya sesuatu. istilah walimah biasanya
dipergunakan untuk istilah perayaan syukuran karena terjadinya peristiwa
yang menggembirakan.7
Walimatul urs atau resepsi pernikahan itu hukumnya Sunnah. Hal
ini berdasar hadits muttafaq alaih (riwayat Bukhari & Muslim) bahwa nabi
bersabda kepada Abdurrahman bin 'Auf yang baru saja menikah, “Adakan
resepsi walau hanya dengan seekor kambing”.8
“Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi SAW melihat ada bekas
kuning-kuning pada „Abdur Rahman bin „Auf. Maka beliau bertanya,
“Apa ini ?”. Ia menjawab, “Ya Rasulullah, saya baru saja menikahi

6
Sudarto, Buku Fikih Munakahat, (Yogyakarta: Deepublish, 2021), hlm. 62.
7
Gus Arifin, Menikah untuk Bahagia Fikih Pernikahan dan Kamasutra Islami, (Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2021), hlm. 142-143.
8
A Fatih Syuhud, Jihad Keluarga: Membina Rumah Tangga Sukses Dunia Akhirat...,
hlm. 104.

4
wanita dengan mahar seberat biji dari emas”. Maka beliau bersabda,
“Semoga Allah memberkahimu. Selenggarakan walimah meskipun
(hanya) dengan (menyembelih) seekor kambing”. [HR. Muslim]
Diadakannya walimah dalam pesta perkawinan mempunyai
beberapa keuntungan (hikmah) antara lain sebagai berikut:9
a. Merupakan rasa syukur kepada Allah
b. Tanda penyerahan anak gadis kepada suami dari kedua orangtuanya
c. Sebagai tanda resmi adanya akad nikah
d. Sebagai tanda memulai hidup baru bagi suami istri
e. Sebagai realisasi arti sosiologis dari akad nikah
f. Sebagai pengumuman bagi masyarakat terhadap resminya pernikahan.

Jadi, walimah adalah jamuan makanan yang dipersembahkan


karena mendapatkan kebahagiaan seperti pernikahan. Walimah adalah
berkumpulnya orang-orang untuk makanan yang dihidangkan dalam
suasana kegembiraan, misalnya pesta pernikahan dan syukuran kelahiran
anak.

3. Nafkah dalam Perkawinan


Secara etimologi kata “nafkah” berasal dari bahasa Arab artinya
yaitu biaya, belanja, pengeluaran uang. Bila seseorang dikatakan
memberikan Nafaqah membuat harta yang dimilikinya menjadi sedikit
berkurang karena telah dilemahkan untuk kepentingan orang lain. Namun
apabila kata Nafaqah ini dihubungkan dengan perkawinan mengandung
arti: “Sesuatu yang dikeluarkannya dari hartanya untuk kepentingan
istrinya sehingga menyebabkan hartanya menjadi berkurang”.
Yang dimaksud dengan nafkah istri yakni termasuk kewajiban
suami terhadap istrinya memberi nafkah, maksudnya ialah menyediakan
segala keperluan istri seperti makanan, pakaian, tempat tinggal,
mencarikan pembantu dan obat-obatan, apabila suaminya kaya. Dengan

9
Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat, (Serang: Rajawali Pers, 2008), hlm. 151.

5
demikian nafkah istri berarti pemberian yang wajib dilakukan oleh suami
terhadap istrinya dalam masa perkawinannya.10
Dengan demikian makna nafaqah berarti lebih cenderung
digunakan pada hal-hal yang bersifat materi. Termasuk dalam nafkah,
adalah : Belanja untuk memenuhi beberapa kebutuhan pokok bagi istri,
seperti: makanan (pangan), pakaian (sandang), dan rumah (papan) beserta
perabotannya, yang disesuaikan dengan kemampuan suami. Hal ini
berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud, yang artinya:
Ahmad bin Yusuf Al-Muhalli An-Naisaburi telah menceritakan kepada
kami: Umar bin Abdullah bin Razin telah menceritakan kepada kami:
Sufyan bin Husain telah menceritakan kepada kami: Dari Daud al-
Warraq, dari Sa'id dari Bahz bin Hakim bin Mu'awiyah, dari bapaknya,
dari kakenya yaitu Mu'awiyah Al-Qusyairi, dia berkata: Aku menemui
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mu'awiyah berkata: Maka aku
bertanya: Bagaimana pendapat anda mengenai istri-istri kami? Beliau
bersabda: Berilah mereka maka sesuai dengan yang kalian makan, dan
berilah mereka pakaian sesuai dengan yang kalian pakai, dan janganlah
kalian memukul mereka serta menjelek-jelekkan mereka. [HR. Abu
Dawud, no. 2144]11.
Selain nafkah materiil, seorang suami juga berkewajiban untuk
memberikan nafkah batin terhadap istrinya dalam bentuk interaksi dengan
istrinya dengan baik, sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah Al-
Qur’an surat an-Nisa ayat 19.

Yang Artinya: ... dan bergaullah dengan mereka secara patut...12

10
Sofiandi, Abdul Rouf, dan Sudirman Anwar, Nafkah dalam Pandangan Islam, (Riau:
PT Indragiri Dot Com, 2019), hlm. 6-7.
11
Ali Manshur, Hukum dan Etika Pernikahan dalam Islam, (Malang: UB Press, 2017),
hlm. 175.
12
Sudarto, Ilmu Fikih (Refleksi Tentang: Ibadah, Muamalah, Munakahat dan Mawaris),
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 166-167.

6
Jenis nafkah suami menurut Islam:13
a. Nafkah Keluarga
Sebagai seorang kepala rumah tangga, suami wajib mencukupi
setiap kebutuhan keluarga, mulai dari tempat tinggal, makanan,
pakaian, obat-obatan, kebutuhan hidup sehari-hari hingga pendidikan
untuk anak-anak.
Selaras dengan perintah Alquran dalam surah al-Baqarah ayat
233:
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya.
b. Nafkah barang pribadi untuk istri
Jika uang belanja digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari, maka nafkah untuk istri adalah uang untuk
kebutuhan pribadi istri. Apakah itu untuk merawat dirinya, menjaga
penampilan, atau untuk ditabung, semua itu menjadi kewenangan istri.
c. Nafkah batin
Tak hanya nafkah berupa materi, karena ada kebutuhan lain
yang dibutuhkan demi mendapatkan keluarga yang harmonis. Nafkah
selanjutnya yang wajib dipenuhi suami adalah nafkah batin. Bukan
hanya kebutuhan seksual saja, karena batin ini artinya suami harus
membuat istri merasa aman dan bahagia.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan nafkah adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan
seseorang dengan tujuan mempertahankan hidupnya yang dapat berupa
uang, makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

13
Kosim, Fiqh Munakahat..., hlm. 55.
C. PENUTUP
Mahar adalah harta yang merupakan hak istri atas suaminya. mahar
adalah suatu pemberian sejumlah harta dari pihak mempelai laki-laki yang
ditujukan kepada pihak mempelai perempuan saat pernikahan dan mahal
merupakan salah satu syarat pernikahan yang sebagaimana telah dijelaskan
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Walimah pada dasarnya adalah jamuan makanan
yang dipersembahkan karena mendapatkan kebahagiaan seperti pernikahan
atau yang lain seperti dalam rangka berduka. Hanya saja diksi walimah jika
diucapkan secara umum mengarah ke walimah pernikahan.
Adapun nafkah adalah segala yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Nafkah adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan
seseorang dengan tujuan mempertahankan hidupnya yang dapat berupa uang,
makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ahmadi, Abdul Aziz Mabruk. 2022. Fiqh Muyassar, Terj. Izuddin Karimi.
Jakarta: Darul Haq.

Ansory, Isnan. 2020. Fiqih Mahar. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.

Arifin, Gus. 2021. Menikah untuk Bahagia Fikih Pernikahan dan Kamasutra
Islami. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ghozali, Abdul Rahman. 2010. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Kosim. 2019. Fiqh Munakahat. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

Manshur, Ali. 2017. Hukum dan Etika Pernikahan dalam Islam. Malang: UB
Press.

Sofiandi, Abdul Rouf, dan Sudirman Anwar. 2019. Nafkah dalam Pandangan
Islam. Riau: PT Indragiri Dot Com.

Sudarto. 2018. Ilmu Fikih (Refleksi Tentang: Ibadah, Muamalah, Munakahat dan
Mawaris). Yogyakarta: Deepublish.

Sudarto. 2021. Buku Fikih Munakahat. Yogyakarta: Deepublish.

Syuhud, A Fatih. 2021. Jihad Keluarga: Membina Rumah Tangga Sukses Dunia
Akhirat. Malang: Pustaka Alkhoirot.

Tihami dan Sohari. 2008. Fikih Munakahat. Serang: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai